Anda di halaman 1dari 27

Sistem

Persamaan Linear
dan Matriks
1.1 Pengantar sistem persamaan
Linear
1.2 Eliminasi Gauss
Pengantar Sistem Persamaan Linear
Sebuah
   garis dalam bidang xy bisa disajikan secara
aljabar dengan sebuah persamaan berbentuk :

Persamaan jenis ini disebut sebuah persamaan linear


dalam peubah x dan y.
 
Definisi persamaan linear dalam peubah sebagai suatu persamaan yang bisa disajikan dalam
bentuk

dengan , ,…, dan konstanta real.

Contoh-contoh Persamaan Linear

Contoh bukan persamaan linear:

.
Sistem Persamaan Linear (SPL)
Pengertian
  
Persamaan linear yang jumlahnya lebih dari satu dan
membentuk suatu sistem disebut dengan sistem
persamaan linear. Adapun bentuk umum dari sistem
persamaan linear adalah sebagai berikut.
Di
   mana adalah koefisien-koefisien dari yang merupakan bilangan-
bilangan yang tak diketahui nilainya (variabel),dan adalah konstanta-
konstanta.

Contoh :
a.2x + y+ z = 5
x + y + 2z = 3
3x + 2y + z = 5

b. 2x + y + z = 10
x + y + 3z = 3

c. 2x + 2y = 6
x+ y =3

 
Solusi SPL

TUNGGAL
Mempunyai penyelesaian
disebut KONSISTEN BANYAK
SPL
Tidak mempunyai penyelesaian
disebut TIDAK KONSISTEN
Ilustrasi Grafik
 SPL 2 persamaan 2 variabel:

 Masing-masing persaman berupa garis lurus.


Penyelesaiannya adalah titik potong kedua garis
ini.

kedua garis sejajar kedua garis berpotongan kedua garis berhimpitan


PENYAJIAN SPL DALAM MATRIKS
SPL Bentuk Matriks

STRATEGI MENYELESAIKAN SPL:


mengganti SPL lama menjadi SPL baru yang mempunyai
penyelesaian sama (ekuivalen) tetapi dalam bentuk yang
lebih sederhana.
TIGA OPERASI YANG
MEMPERTAHANKAN PENYELESAIAN SPL
SPL MATRIKS
1. Mengalikan suatu persamaan 1. Mengalikan suatu baris
dengan konstanta tak nol. dengan konstanta tak nol.

2. Menukar posisi dua 2. Menukar posisi dua baris


persamaan sebarang. sebarang.

3. Menambahkan kelipatan suatu 3. Menambahkan kelipatan suatu


persamaan ke persamaan baris ke baris lainnya.
lainnya.

Ketiga operasi ini disebut OPERASI BARIS ELEMENTER (OBE)


Contoh
…………(i)
DIKETAHUI …………(ii)
…………(iii)

kalikan pers (i) kalikan baris (i)


dengan (-2), kemu- dengan (-2), lalu
dian tambahkan ke tambahkan ke
pers (ii). baris (ii).

kalikan pers (i) kalikan baris (i)


dengan (-3), kemu- dengan (-3), lalu
dian tambahkan ke tambahkan ke
pers (iii). baris (iii).

kalikan pers (ii) kalikan baris (ii)


dengan (1/2). dengan (1/2).
Lanjutan

kalikan pers (ii) kalikan baris (ii)


dengan (1/2). dengan (1/2).

kalikan pers (ii) kalikan brs (ii)


dengan (-3), lalu dengan (-3),
tambahkan ke pers lalu tambahkan
(iii). ke brs (iii).

kalikan pers (iii) kalikan brs (iii)


dengan (-2). dengan (-2).

kalikan pers (ii) kalikan brs (ii)


dengan (-1), lalu dengan (-1), lalu
tambahkan ke pers tambahkan ke brs
(i). (i).
kalikan pers (ii) kalikan brs (ii)
dengan (-1), lalu dengan (-1), lalu
tambahkan ke pers tambahkan ke brs
(i). (i).

kalikan pers (iii) kalikan brs (iii)


dengan (-11/2), lalu dengan (-11/2), lalu
tambahkan ke pers (i) tambahkan ke brs (i)
dan kalikan pers (ii) dg dan kalikan brs (ii) dg
(7/2), lalu tambahkan (7/2), lalu tambahkan
ke pers (ii) ke brs (ii)

Diperoleh penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3. Terdapat kaitan menarik


antara bentuk SPL dan representasi matriksnya. Metoda ini berikutnya
disebut dengan METODA ELIMINASI GAUSS.
BENTUK ECHELON-BARIS
Misalkan SPL disajikan dalam bentuk matriks berikut:

maka SPL ini mempunyai penyelesaian x = 1, y = 2, z = 3.


Matriks ini disebut bentuk echelon-baris tereduksi.

Untuk dapat mencapai bentuk ini maka syaratnya adalah sbb:


1. Jika suatu baris matriks tidak nol semua maka elemen tak nol pertama adalah
1. Brs ini disebut mempunyai leading 1.
2. Baris yang elemennya nol semua diletakkan di bagian bawah.
3. Leading 1 pada baris lebih atas posisinya lebih kiri daripada leading 1 pada
baris berikutnya.
4. Setiap kolom yang memiliki leading 1, maka elemen lainnya 0
Bentuk echelon-baris dan echelon-baris tereduksi
Matriks yang memenuhi kondisi (1), (2), (3) disebut
bentuk echelon-baris.
CONTOH bentuk echelon-baris tereduksi:

CONTOH bentuk echelon-baris:


Bentuk umum echelon-baris

dimana lambang ∗ dapat diisi bilangan real sebarang.


Bentuk umum echelon-baris tereduksi

dimana lambang ∗ dapat diisi bilangan real sebarang.


Penyelesaian SPL melalui bentuk echelon-baris
Misal diberikan bentuk matriks SPL sbb:

Tentukan penyelesaian masing-masing SPL di atas.


METODA GAUSS-JORDAN
Ide pada metoda eliminasi Gauss adalah mengubah
matriks ke dalam bentuk echelon-baris tereduksi.
CONTOH: Diberikan SPL berikut.

Bentuk matrik SPLnya


-2B1 + B2B2

5B2+B3  B3

1 3 - 2 0 2 0 0
B4 B4+4B2 0 0 - 1 - 2 0 - 3 - 1

0 0 0 0 0 0 0
 
0 0 4 8 0 18 6 
B3 ⇄ B4 B3 B3/3

-3B3+B2B2

2B2+B1B1
Akhirnya diperoleh:

 Akhirnya, dengan mengambil maka


diperoleh penyelesaian:

dimana r, s dan t bilangan real sebarang. Jadi SPL ini mempunyai tak
berhingga banyak penyelesaian.
METODE SUBSTITUSI MUNDUR
Misalkan kita mempunyai SPL dalam matriks berikut:
Bentuk ini ekuivalen dengan:

LANGKAH 1: selesaikan variabel leading, yaitu x6. Diperoleh:

LANGKAH 2: mulai dari baris paling bawah subtitusi ke atas, diperoleh


LANGKAH 3: subtitusi baris 2 ke dalam baris 1, diperoleh:

LANGKAH 4: Karena semua persamaan sudah tersubstitusi maka pekerjaan


substitusi selesai. Akhirnya dengan mengikuti langkah pada metoda Gauss-
Jordan sebelumnya diperoleh:
Eliminasi Gaussian
Mengubah menjadi bentuk echelon-baris (tidak perlu direduksi), kemudian
menggunakan substitusi mundur.

CONTOH: Selesaikan dengan metoda eliminasi Gaussian


PENYELESAIAN: Diperhatikan bentuk matriks SPL berikut:

Dengan menggunakan OBE diperoleh bentuk echelon-baris berikut:


SPL HOMOGEN
 Bentuk umum:

 Penyelesaian trivial (sederhana):

 Bila ada penyelesaian lain yang tidak semuanya nol maka


disebut penyelesaian taktrivial.
pasti ada penyelesaian trivial

SPL HOMOGEN atau


penyelesaian trivial +
takberhingga banyaknya
penyelesaian taktrivial

ILUSTRASI:
Syarat cukup SPL homogen mempunyai penyelesaian taktrivial
 Bila banyak variabel n lebih dari banyak persamaan m maka
SPL homogen mempaunyai penyelesaian taktrivial.
 CONTOH:

# variabel = 5
# persamaan = 4.
 Bentuk matriks:
Bentuk akhir echelon-baris tereduksi:

PENYELESAIAN UMUMNYA :

x1   s  t , x2  s, x3  t , x4  0, x5  t.
 dimana penyelesaian trivialnya terjadi pada saat .

• Proses OBE dalam untuk menghasilkan bentuk echeleon-


baris tereduksi tidak mempengaruhi kolom akhir matrik.
• Bila banyak persamaan awal n maka banyak pers. akhir
r tidak melebihi n, yaitu r ≤ n.

Anda mungkin juga menyukai