Anda di halaman 1dari 31

Konsep Dasar

Pelacakan Kontak

Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Strategi Penanggulangan COVID-19
Penanganan Pandemi COVID-19
Dibutuhkan strategi yang tepat untuk melandaikan kurva epidemi

Target Penanganan Pandemi


Penularan

mulai gejala
Orang yg terinfeksi bisa sebagai
Inkubasi sumber penularan terutama 2 hari
5-6 hari (bisa mencapai 14 hari) sebelum sakit (presimptomatis)
Cara Penularan

Utamanya ditularkan dari orang yang BERGEJALA (simptomatik) melalui


TANPA GEJALA (Asimptomatis)
• melalui droplet saluran napas (batuk, bersin, bicara) Berpotensi menularkan
• kontak dengan benda atau permukaan yang terkontaminasi lalu
menyentuh mulut, hidung atau mata
Apakah Pelacakan Kontak?
Kunci Utama dalam Memutus Rantai Transmisi

Pelacakan Kontak adalah kegiatan yang dilakukan untuk mencari dan memantau kontak erat dari kasus konfirmasi .

Penting karena kasus konfirmasi dapat menularkan ke orang lain sejak 2 hari sebelum kasus timbul gejala hingga 14 hari sejak
timbul gejala

Gambaran jika tidak dilakukan pelacakan kontak


Siapa yang Melakukan Pelacakan?
Pelacakan kontak dikoordinasikan oleh Puskesmas
(koordinator tracer)
TRACER adalah petugas yang melakukan pelacakan kontak.

• Tracer dapat berasal dari petugas kesehatan maupun masyarakat seperti Babinsa dan Bhabinkamtibmas, kader, karang
taruna, PKK dan relawan lainnya yang kemudian mendapatkan pelatihan

• Tracer diutamakan yang sehat dan tidak memiliki kondisi penyerta


PERAN TRACER
1. Mencari dan memantau kontak erat selama karantina dan Isolasi.
2. Memberikan informasi yang benar terkait COVID-19 termasuk pentingnya karantina dan isolasi
yang benar.
3. Memantau kondisi kesehatan orang yang melakukan Karantina dan Isolasi dengan menanyakan
bagaimana keadaan kesehatannya selama masa karantina dan Isolasi.
4. Melaporkan hasil pemantauan kepada Petugas Puskesmas (koordinator tracer).
Apa Saja Alat yang Dibutuhkan?
1. Formulir pelacakan kontak
2. Formulir pemantauan harian (Karantina dan
Isolasi)
3. Alat tulis
4. Alat Pelindung Diri/APD (masker bedah, dan
Hand sanitizer)
5. Media Komunikasi, Informasi, dan Edukasi
(KIE) tentang COVID-19
6. Daftar nomor-nomor penting
7. Identitas diri dan surat tugas
8. Alat komunikasi
Formulir Pelacakan Kontak

Poin Penting
1. Sudah
disederhanakan dari
formulir
Penyelidikan
Epidemiologi
2. Hanya mencakup
informasi penting
yang dibutuhkan
untuk pelacakan
kontak
3. Formulir pelacakan
diiisi saat
wawancara kasus
konfirmasi
Alur Hasil All record, laporan masyarakat
dsb

Pelacakan 1
Kontak < 72
2. jam

3.
KASUS KONFIRMASI

KONTAK ERAT
DIWAWANCARA
Tahap Pelacakan Kontak

ELEMEN UTAMA 1. IDENTIFIKASI KONTAK


1. dukungan masyarakat; (CONTACT IDENTIFICATION)

TAHAPAN
2. perencanaan yang matang 2.PENCATATAN DETIL KONTAK (CONTACT
dengan mempertimbangkan LISTING)
situasi wilayah;
3.TINDAK LANJUT KONTAK
3. dukungan logistik;
(CONTACT FOLLOW UP)
4. pelatihan dan supervisi;
5. sistem manajemen data
pelacakan kontak
KASUS KONFIRMASI
Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19,
TAHAP I : baik memiliki gejala atau tidak bergejala, dibuktikan dengan
pemeriksaan laboratorium RT-PCR/RDT-Antigen.
Wawancara kasus
konfirmasi dan Identifikasi 1. wawancara kepada kasus konfirmasi (menggunakan telepon/WA, atau kunjungan
Kontak Erat langsung)
2. Sampaikan maksud dan tujuan.
3. Catat data dan informasi sesuai dengan formulir pelacakan kontak dan formular
pemantauan harian
4. Berikan informasi bahwa semua kasus konfirmasi dilakukan isolasi dan
pemantauan
5. Laporkan semua informasi baik melalui aplikasi maupun secara manual.
Jika kasus konfirmasi sudah meninggal, wawancara dapat dilakukan pada keluarga/kerabat
dekat.
TAHAP I : KONTAK ERAT
yaitu orang yang memiliki riwayat:
Wawancara kasus  Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus konfirmasi
konfirmasi dan Identifikasi
Kontak Erat dalam jarak 1 meter selama 15 menit atau lebih; atau
 Bersentuhan fisik langsung dengan kasus konfirmasi seperti
berjabat tangan, berpegangan tangan, berpelukan, dan lain-
lain; atau
 Merawat langsung kasus konfirmasi tanpa menggunakan
alat pelindung diri (APD) sesuai standar; atau
 Situasi lainnya yang dianggap berisiko terjadinya kontak,
sebagai berikut:
KONTAK ERAT ..Situasi lainnya yang dianggap berisiko (Lanjutan)

RUMAH TANGGA  Anggota Keluarga,


 Kunjungan Kerabat
TAHAP I :  Pembantu rumah tangga
MASYARAKAT
 Tetangga, Teman sekolah,
Wawancara kasus konfirmasi Teman Kerja/ Kolega
 Pedagang keliling
dan Identifikasi Kontak Erat  Warung kopi/makan, restoran
…..lanjutan  Kerumunan masyarakat
PERJALANAN Rekan seperjalanan di dalam
penerbangan/ kereta api / bis / taksi
/ angkutan umum, dan lain-lain.
PERTEMUAN SOSIAL Pernikahan, pesta perayaan
lainnya, melayat, pemakaman,
pertemuan keagamaan,
Rata-rata 15 kontak erat
rapat/pertemuan di masyarakat

Identifikasi diprioritaskan untuk orang yang tinggal serumah, sekolah, dan tempat
kerja. Namun perlu diidentifikasi lebih lanjut sumber paparan lain seperti restoran,
pusat perbelanjaan, tempat ibadah, tempat berkumpul dan tempat umum lainnnya.
Bagaimana Menentukan Kontak Erat? (1/1)
A. KASUS KONFIRMASI BERGEJALA, maka tanyakan bertemu siapa saja dalam 2 hari sebelum bergejala hingga
kasus melakukan isolasi.

B. KASUS KONFIRMASI TIDAK BERGEJALA, maka tanyakan bertemu siapa saja dalam 2 hari sebelum pemeriksaan
dengan hasil positif hingga kasus melakukan isolasi.
Bagaimana Menentukan Kontak Erat? (2/2)
1. Wawancara kepada kontak erat (menggunakan telepon/WA,
atau kunjungan langsung)
2. Sampaikan maksud dan tujuan.
3. Catat data dan informasi sesuai dengan formulir
TAHAP II : pemantauan harian.
4. Berikan informasi bahwa semua kontak erat dilakukan
karantina dan pemantauan harian
Wawancara Kontak Erat
5. Memastikan bahwa kontak erat akan pemeriksaan swab
sesuai alur pelacakan
6. Laporkan semua informasi baik melalui aplikasi (silacak)
maupun secara manual.
PERHATIAN KHUSUS: kontak erat orang lanjut usia (berumur diatas 60 tahun), ibu
hamil, dan orang dengan penyakit penyerta seperti penyakit jantung, penyakit
darah tinggi, penyakit paru, penyakit kencing manis, dan lain-lain segera laporkan
ke puskesmas.
• Utamakan wawancara melalui telepon untuk memperkecil risiko penularan.
• Jika harus bertemu langsung (kunjungan), lakukan di luar ruangan/tempat
dengan ventilasi baik/terbuka, jaga jarak minimal 1 meter, gunakan APD yang
sesuai, dan pastikan orang yang diwawancara juga menggunakan
Bagaimana masker/masker medis.
Wawancara • Cuci tangan dengan sabun atau gunakan hand sanitizer sebelum dan sesudah
Dilakukan ? wawancara.
• Pastikan tidak menyentuh barang-barang

Pencegahan Dan Pengendalian


APD yang dibutuhkan saat wawancara langsung:
Infeksi
- Masker medis untuk petugas dan responden
- Termometer suhu tanpa sentuh jika tersedia
- Hand sanitizer berbasis alkohol
APD disediakan oleh
puskesmas/dinas kesehatan Catatan: hindari menggunakan telepon secara bergantian dengan
orang lain saat di Posko tanpa dilakukan disinfeksi.
• Dilakukan wawancara setiap hari selama masa karantina/Isolasi
(menggunakan telepon/WA, atau kunjungan langsung)
TAHAP III :
• Bila melakukan kunjungan, gunakan APD yang sesuai dan
dilakukan di ruangan terbuka
Pemantauan Harian
• Saat kunjungan , tracer memastikan bahwa karantina /Isolasi
(Karantina/Isolasi) (1/2)
dilakukan sesuai dengan ketentuan
• Tim pelacakan berkoordinasi dengan pemerintah dan
masyarakat setempat (RT/RW) untuk memantau kebutuhan
sehari-hari kontak erat dan keluarganya
• Tracer memantau dan mencatat (isi form pemantauan harian):
TAHAP III : 1. Gejala yang muncul, seperti demam, batuk, kelelahan, sakit kepala, nyeri pada
otot, nyeri tenggorokan, pilek/hidung tersumbat, sesak nafas, mual/muntah,
diare, penurunan kesadaran, gejala akut hilangnya kemampuan indra
Pemantauan Harian penciuman atau hilangnya kemampuan indra perasa.

(Karantina/Isolasi) (2/2) 2. Keluhan-keluhan lain seperti kebutuhan dukungan kesehatan jiwa dan
psikososial, dsb
• Jika muncul gejala atau keluhan lain segera laporkan ke Petugas puskesmas
• Saat pergi untuk mencari perawatan, kontak erat menggunakan masker medis
dan hindari menggunakan transportasi umum. Ambulans dapat dipanggil, atau
kontak yang sakit dapat diangkut dalam kendaraan pribadi dengan semua
jendela terbuka

Tracer memantau diri lapor bila timbul gejala COVID-19


Susunan Tim COVID-19 DAGRI

(Testing/Tracing) SATGAS
SATGAS COVID
COVID
•• KEMENKES
TNI • LO KEMENDAGRI POLRI
• DIRJEN P2P/KESMAS
•• LO
LO TNI
PUSAT • DIRJEN BANGDA ••
TNI
LO POLRI
• ASOP TNI/POLRI
• ASTER TNI/POLRI
• KAPUSKES TNI
• KAPUSDOKES
SATGAS
SATGAS COVID
COVID
KODAM PROVINSI POLDA
• KADINKES / KABID P2P / KASIE SURVEILANS
PROVINSI • KABID SDK
• ANALIS DATA
• HELP DESK NAR, SILACAK
• ASOP PANGDAM /KAPOLDA
• KAKESDAM SATGAS
SATGAS COVID
COVID
• KADISDOKES/ RUMKIT KODIM KAB/KOTA POLRES

• KADINKES / KABID P2P / KASIE SURVEILANS


KAB/KOTA • KABID SDK
• ANALIS DATA
• KEPALA
• HELP DESK NAR, SILACAK
PUSKESMAS
• ASOP KOREM / POLRES
KORAMIL • PJ SURVEILANS POLSEK
• PJ KESEHATAN TNI /POLRI • PJ LAB
• TENAG MEDIS
• KEPALA PUSKESMAS
PUSKESMAS • TENAGA SURVEILANS (KOORDINATOR TRACER)
• ANALIS DATA
• TRACER POSKO • BIDAN DESA
• SWABBER • KADES • KADER
• BABINSA
• BABINKAMTIBMAS
Koordinasi Bidang Kesehatan KOORDINASI PUSKESMAS
tingkat Kecamatan dan Desa DENGAN DESA/KELURAHAN

CAMAT KONDISI KESEHATAN DI DESA


• Posyandu, Posbindu, Pos UKK
POLSEK DANRAMIL • Kader Desa
• Imunisasi
PUSKESMAS • Ibu Hamil, Balita, Lansia
• Pasiek TBC, HIV,
• Desa STBM, Jamban, dll

DESA

SATGAS/POSKO:
DESA
KELURAHAN

KELURAHAN
SATGAS/POSKO:
• LURAH
+
• KADES DESA KELURAHAN •• BABINSA
BABINSA • Kasus Konfirmasi Covid (+)/
• BABINSA SATGAS/POSKO: • BHABINKAM
SATGAS/POSKO :
• BHABINKAM • KADES • LURAH TIBMAS
Suspek
TIBMAS • BABINSA SATGAS/POSKO: SATGAS/POSKO: • BABINSA • KADER • Jumlah dan data Kontak erat
•• KADER •• BHABINKAM • KADES • BIDES
• BHABINKAM
• BIDES
• LURAH kasus konfirmasi/Suspek
TIBMAS • BABINSA • BABINSA TIBMAS• DESA
TIBMAS
• DESA • KADER • BHABINKAM • BHABINKAM • KADER • Jumlah kontak erat, kasus
• BIDES • BIDES
• DESA
TIBMAS
• KADER
TIBMAS
• KADER • DESA
konfirmasi, suspek yang
• BIDES • BIDES harus karantina/isolasi
•• DESA •• DESA

PPKM MIKRO PPKM MIKRO


Pembagian Peran di Tingkat Desa/Kelurahan
PERAN PUSKESMAS: PERAN TRACER : PEMERINTAHAN
• Mengkoordinakan kegiatan • Melakukan pelacakan dan DESA/KELURAHAN DAN
pelacakan kontak pemantauan kontak erat MASYARAKAT SETEMPAT
• Mengumpulkan dan menganalisa • Meminta kontak erat untuk • Menyiapkan tempat untuk
data pelacakan dan pemantauan melakukan pemeriksaan di puskesmas karantina/isolasi jika tidak
yang dilakukan oelh tracer • Melaporkan hasil Pelacakan, Karantina dimungkinkan
• Melakukan pemeriksaan dan Isolasi melalui aplikasi SILACAK • Mendukung desa siaga termasuk
menggunakan RDT-Ag • Berkoordinasi dengan Puskesmas membantu kegiatan pelacakan
• Mengunjungi rumah kontak erat dalam pelaksanaan pelacakan dan pemantauan kontak erat
untuk melakukan pemeriksaan karantina dan isolasi • Memantau kebutuhan sehari-hari
RDT-Ag jika tidak memungkinkan kontak erat selama menjalankan
datang ke puskesmas karantina mandiri
• Menyediakan keperluan • Berperan aktif dalam deteksi dini
perawatan dan pengobatan dan mencegah stigma
kontak erat dan konfirmasi
Buku Saku
KRITERIA PENGGUNAAN RDT ANTIGEN
Kriteria Penggunaan RDT-Ag
Kecepatan pemeriksaan
(Dihitung sejak sampel diterima laboratorium sampai hasil keluar)

Waktu tunggu <24 jam Waktu tunggu 24-48 jam Waktu tunggu >48 jam

Kriteria A Kriteria B Kriteria B

Akses terhadap Pelacakan kontak dan


Waktu pengiriman Pelacakan kontak, penegakan Pelacakan kontak, penegakan
penegakan diagnosis: NAAT.
NAAT <24 jam diagnosis, dan skrining: RDT-Ag diagnosis, dan skrining: RDT-Ag
Skrining: RDT-Ag konfirmasi
konfirmasi dengan NAAT. konfirmasi dengan NAAT.
(Dihitung sejak dengan NAAT.

pengambilan sampel
sampai sampel diterima Kriteria B Kriteria B Kriteria C
laboratorium)
Waktu pengiriman Pelacakan kontak, penegakan Pelacakan kontak, penegakan
Pelacakan kontak, penegakan
>24 jam diagnosis, dan skrining: RDT-Ag diagnosis, dan skrining: RDT-Ag
diagnosis, dan skrining: RDT-Ag.
konfirmasi dengan NAAT. konfirmasi dengan NAAT.
Prioritas pemeriksaan NAAT: probable, suspek, kontak erat, tenaga kesehatan, masyarakat yang tinggal di fasilitas tertutup yang
memiliki risiko penularan tinggi.
 Prioritas pemeriksaan NAAT: probable, suspek, kontak erat, tenaga kesehatan, masyarakat yang tinggal di fasilitas tertutup yang
memiliki risiko penularan tinggi.
 Pertimbangan DPJP diberikan untuk melakukan pemeriksaan selanjutnya setelah pemeriksaan kedua
Prioritas pemeriksaan NAAT: probable, suspek, kontak erat, tenaga kesehatan, masyarakat yang tinggal di fasilitas tertutup yang
memiliki risiko penularan tinggi.
Terima Kasih!

Anda mungkin juga menyukai