DAFTAR ISI
HALAMAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………… 3
B. Tujuan Pedoman ………………………………………………………. 3
C. Ruang Lingkup ………………………………………………………… 4
D. Batasan Operasional ………………………………………….………. 5
E. Landasan Hukum ……………………………………………………. . 5
A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Daerah Kelet sebagai salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan merupakan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat
diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan.
Penyelenggaraan pelayanan kesehatan di rumah sakit mempunyai karakteristik
dan organisasi yan sangat komplek,berbagai jenis tenaga kesehatan dengan
perangkat keilmuanya masing-masing berinteraksi satu sama lain, ilmu
pengetahuan,tehnologi kedokteran yang berkembang sangat pesat yang harus
diikuti oleh tenaga kesehatan dalam rangka pemberian pelayanan yang bermutu
membuat semakin kompleknya permasalahan dalam rumah sakit.
Pada hakekatnya rumah sakit harus memberikan pelayanan kepada
masyarakat secara paripurna yaitu pelayanan yang meliputi
promotif,preventif,kuratif dan rehabilatif. Berdasarkan Undang-undang Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit bahwa RS diselenggarakan berdasarkan
Pancasila dan didasarkan kepada nilai kemanusiaan,etika dan profesionalitas,
manfaat, keadilan, persamaan hak dan antidiskriminasi, pemerataan,
perlindungan dan keselamatan pasien serta mempunyai fungsi sosial.
Untuk mencapai pelayanan kesehatan yang bermutu dan menjaga
keselamatan pasien maka Rumah Sakit harus mempunyai standar pelayanan
yang sesuai dengan standar Akreditasi Nasional maupun Internasional, baik
sumber daya manusia, fasilitas, sarana dan prasarana serta Standar Prosedur
Operasional, maupun Pedoman / Panduan Pelayanan dimasing-masing unit .
Coronavirus merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan
tidak bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga
Coronaviridae. Coronaviridae dibagi dua sub keluarga dibedakan berdasarkan
serotipe dan karakteristik genom. Terdapat empat genus yaitu alpha coronavirus,
betacoronavirus, deltacoronavirus dan gamma coronavirus.
Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa ditemukan
untuk Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar merupakan sumber utama untuk
kejadian severe acute respiratory syndrome (SARS) dan Middle East respiratory
syndrome (MERS).
Secara umum, alur Coronavirus dari hewan ke manusia dan dari manusia
ke manusia melalui transmisi kontak, transmisi droplet, rute feses dan oral.
Berdasarkan penemuan, terdapat tujuh tipe Coronavirus yang dapat menginfeksi
manusia saat ini yaitu dua alphacoronavirus (229E dan NL63) dan empat
betacoronavirus, yakni OC43, HKU1, Middle East respiratory syndrome-
Ruang Dahlia merupakan bagian dari unit pelayanan rawat inap di Rumah
Sakit Umum Daerah Kelet, merawat pasien dengan penyakit Covid-19 Dewasa
dan pasien Anak, laki-laki dan perempuan, sehingga diperlukan pedoman
penyelenggaraan pelayanan sebagai pedoman/ketentuan dasar yang memberi
arah kepada pegawai/pelaksana asuhan baik Dokter, Perawat, petugas
penunjang, dan Petugas Administrasi serta fasilitas sarana dan prasarana yang
harus ada di ruang Dahlia.
B. Tujuan Pedoman
Tujuan Umum:
Sebagai panduan/acuan yang jelas dalam melaksanakan kegiatan
pelayanan di Ruang Dahlia sehingga keselamatan pasien dan peningkatan mutu
di Rumah Sakit Umum Daerah Kelet dapat tercapai.
Tujuan Khusus:
1. Sebagai pedoman pelayanan yang baku yang dapat dipakai dalam
melaksanakan kegiatan Asuhan pasien covid-19 di Ruang Dahlia
2. Mempermudah admistrasi pelayanan di Ruang Dahlia
3. Tercapainya indikator mutu dan keselamatan pasien covid-19 di Ruang Dahlia
4. Tersedianya Sumber Daya Manusia/ petugas baik Medis, Tenaga
Keperawatan, Penunjang sesuai standar
5. Tersedianya sarana prasarana baik medis maupun non medis untuk
menunjang kelancaran pelayanan
6. Meningkatkan kepuasan pasien terhadap pelayanan
7. Meningkatkan mutu pelayanan sesuai standar yang berlaku di rumah sakit:
Pedoman Praktik Klinik (PPK), Standard Pelayanan Minimal (SPM), Indikator
Mutu Klinik, Indikator Pelayanan, Standard Prosedur Operasional ( SPO ),
Standard Asuhan Keperawatan ( SAK), Clinical Pathway (CP)
8. Menurunkan angka kematian
9. Mencegah dan menurunkan Healthcare associated Infections (HAI’s)
10. Meningkatkan keselamatan pasien
11. Meningkatkan keselamatan kerja
12. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
D. Batasan Operasional
Bidang kerja ruang Dahlia meliputi pengelolaan pasien.
E. Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan pedoman pelayanan Ruang Dahlia RSUD Kelet
adalah sebagai berikut:
STANDAR KETENAGAAN
1. Kepala Ruang
a. Pendidikan : SI Keperawatan + Ners, dan menduduki
jenjang karir PK III Medikal
b. Pelatihan : 1. Manajemen Kepala Ruang
2. Pelatihan dasar: BHD, Pasient safety,
K3,BTCLS
3. Pelatihan fungsional perawatan
penyakit airborn dieseses dan droplet.
c. Pengalaman Kerja dan : Menjadi Pelaksana perawatan medical /
jenjang karir Critical minimal 3 tahun
d. Syarat lain : 1. Memiliki kemampuan dalam
kepemimpinan
2. Berdedikasi tinggi
3. Dapat bekerja sama dengan bagian
lain
4. Cepat dan tanggap
5. Bertanggung jawab
6. Usia 25-56 tahun
7. Sehat jasmani dan rohani
2. Perawat Katim
Pendidikan : SI Keperawatan + Ners (diutamakan)
minimal D3 dan menduduki jenjang karir
PK II Medikal
Pelatihan : 1. Pelatihan CI
2. Pelatihan dasar: BHD, Pasient safety,
K3,BTCLS
3. Pelatihan fungsional perawatan
Medikal
Pengalaman Kerja : Menjadi Perawat pelaksana minimal 3
tahun
Syarat lain : 1. Memiliki kemampuan dalam
kepemimpinan
2. Berdedikasi tinggi
= 52 + 12 + 14 = 78 hari
286
B. Distribusi Ketenagaan
Jumlah tenaga perawat ruang Dahlia adalah 13 perawat dan 1 Administrasi yang
meliputi
A. Denah Ruang
Lokasi
Lokasi ruang Dahlia terletak di gedung Dahlia yang berdekatan dengan gedung
Edelweis ( ruang anak ) dan gedung Anyelir ( ruang penyakit dalam dewasa kelas 3 ).
Desain
Ruang Dahlia merupakan ruangan rawat inap kelas 2 yang merawat pasien
dengan kasus penyakit dalam dewasa.
➢ Ruangan Dahlia dibagi menjadi beberapa area yang terdiri dari :
1. Ruang pasien :
a) Luas kamar 4 x 3 m2
b) Terdapat 8 kamar, untuk 8 TT
c) Kamar dibatasi oleh tirai /korden
d) Masing – masing kamar terdapat kamar mandi di dalam, AC, TV
2. Lingkungan
Lingkungan yang nyaman dengan ventiasi udara bertekanan negativ, untuk
merawat pasien covid 19 ruang kelas 2
3. Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih
Untuk menyimpan monitor, pompa infus dan pompa syringe, alat-alat sekali
pakai, cairan, penggantung infus, trolly, penghangat darah, alat isap, linen dan
tempat penyimpanan barang dan alat bersih.
4. Ruang tempat pembuangan alat / bahan kotor
Ruang untuk membersihkan alat-alat suction , pemeriksaan urine ada tempat
tersendiri, pengosongan dan pembersihan pispot dan botol terdapat ruang
tersendiri di masing masing ruang rawat . Desain unit menjamin tidak
ada kontaminasi.
5. Ruang perawat
Terdapat ruang terpisah yang dapat digunakan oleh perawat yang bertugas
B. Ruangan Dahlia terdiri dari:
a. Kamar 101 – 108
Untuk perawatan pasien covid-19
b. Ruang perawat/ ruang rapat
Berfungsi sebagai ruang ganti perawat yang terdapat 2 loker tempat barang bawaan
/ tas pegawai, 1 meja kursi untuk makan ,dispenser, westafel untuk cuci tangan
D. Pasien –pasien yang dirawat di Instalasi Ruang Dahlia bisa masuk melalui:
• IGD (Instalasi Gawat Darurat )
• Poliklinik
• Ruang Perawatan Intenshift
• Ruang Perawatan Penyakit Dalam Kelas I,II dan Kelas III
• Pindahan dari Rumah Sakit lain /rujukan dari RS lain
E. Adapun system pembayaranya memakai:
• Memakai Pendanaan Kemenkes
F. Pasien setiap hari divisite oleh DPJP, setiap hari libur divisite oleh dokter jaga yang
sudah diatur jadwalnya.
G. Alur kegiatan pelayanan di rawat inap adalah sbb: Pasien yang memerlukan rawat
inap di Ruang Dahlia dapat masuk dari dari IGD, Poliklinik, ICU, ruang rawat inap
lain (Ruang Perawatan Penyakit Dalam ,Kelas I, II dan Kelas III).
H. Pasien dari IGD akan diperiksa oleh dokter jaga untuk kemudian dilaporkan ke
dokter konsulen (DPJP) Pasien dari poliklinik diperiksa oleh dokter jaga sesuai
penyakitnya selanjutnya mendaftar ke Admision, setelah administrasi komplit maka
pasien diantar oleh petugas ke ruang dahlia.
I. Pasien diterima oleh perawat dengan memakai APD lengkap level 3 yang sudah
membawa Rekam Medis, Perawat selanjutnya melakukan serah terima pasien dari
petugas yang mengantar Pasien, selanjutnya dilakukan pemeriksaan Vital Sign dan
pengkajian awal oleh perawat, dan keluarga /pasien diorientasikan.
J. Pasien dewasa tidak diperbolehkan untuk penunggu pasien, sedang pasien anak
diperbolehkan dengan satu penunggu pasien, penunggu diberikan gaun/ baju kerja,
penunggu ddiberikan surat pernyataan menunggu pasien
K. Perawat melengkapi rekam medis dan melaporkan ke dokter tentang keadaan
pasien beserta hasil pemeriksaan penunjang lainya, selanjutnya perawat mencatat
advis dokter ke lembar dokumen terintegrasi dan melaksanakan program terapi.
L. Penerimaan pasien dari Poly, IGD, ICU, Ruang lain menggunakan lembar
pemindahan pasien yang sudah ditanda tangani oleh dokter dan perawat yang
mengirim dan menerima. Keluarga pasien di orientasikan tentang ruang serta di
edukasi termasuk cara cuci tangan menggunakan hand scrub sesuai SPO dan
dijelaskan identifikasi pasien penggunaan gelang pasien.
M. Dilakukan anamnesa dan pemeriksaan oleh dokter jaga dan perawat. Dokter dan
perawat mengisi assesmen awal maksimal 24 jam.
C. Ruang lingkup
1. Perencanaan logistik
a. Tujuannya agar barang yang diterima sesuai dengan standar kebutuhan
ruangan rawat inap baik kualitas maupun kuantitasnya
b. Perencanaan barang di ruang rawat adalah Kepala Ruang Rawat.
c. Cara:
1. Rencana kebutuhan disusun berdasarkan jenis, prioritas, standart, jumlah
dan kualitas
2. Permintaan ditulis pada formulir yang tersedia
3. Waktu: barang rutin direncanakan tiap akhir bulan dan barang non rutin
direncanakan setiap akhir tahun anggaran
d. Alur Perencanaan
Bidang Pelayanan
Direktur
2. Pengadaan Barang
Pengadaan barang dilaksanakan oleh Panitia yang ditunjuk dengan Surat
Keputusan Direktur
3. Pendistribusian
a. Dilaksanakan oleh gudang farmasi dan atau gudang umum/ laundry
b. Pelaksanaan pendistribusian dilakukan setelah barang ada.
c. Cara :
1) Barang datang diterima oleh:
- Gudang farmasi: berupa alat kesehatan
- Gudang umum: alat rumah tangga/ kantor
- Instalasi Laoundry: alat tenun/ linen
2) Setelah barang diterima oleh ketiga tempat tersebut maka barang
didistribusikan ke seluruh rawat inap.
3) Prosedur permintaan dari Instalasi – instalasi diketahui oleh kepala ruang
masing – masing.
4) Barang didistribusikan ke ruang rawat kemudian dicatat dalam buku
inventaris ruangan, selanjutnya dapat digunakan untuk pelayanan sesuai
kebutuhan.
d. Untuk barang- barang non rutin/ tertentu.
Pengalokasian barang dibuat bersama yaitu oleh Pengurus Barang (asset) /
Bidang Perencanaan bersama Bidang Pelayanan.
4. logistik keperawatan
a. Barang yang telah diterima disimpan dan dicatat dengan baik menurut kelompok
dan jenisnya.
b. Barang ditempatkan sedemikian rupa sehingga memudahkan pengecekan
setiap waktu dan pengeluaran jika dibutuhkan.
Keselamatan dan kesehatan kerja bagi pekerja di rumah sakit dan fasilitas medis
lainnya perlu di perhatikan. Demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada
di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja
disana perlu dilaksanakan, seperti misalnya perlindungan baik terhadap penyakit infeksi
maupun non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain
sebagainya. Selain terhadap pekerja di fasilitas medis/klinik maupun rumah sakit,
Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit juga “concern” keselamatan dan hak-
hak pasien, yang masuk kedalam program patient safety.
1. Keselamatan dan keamanan
a. Menyusun rencana perbaikan fasilitas di ruangan
b. Pemasangan kamera pada daerah yang dianggap rawan
c. Semua staf, pengunjung, vendor diiedntifikasi dan diberi tanda pengenal sementara
atau permanen.
2. Bahan-bahan berbahaya
a. Melakukan inventarisasi bahan-bahan dan limbah berbahaya
b. Penanganan, penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya
c. Pelaporan dan penyelidikan tumpahan, paparan terhadap bahan/limbah berbahaya
d. Peralatan pelindung dan prosedur yang benar dalam penanganan tumpahan bahan
berbahaya
e. Pemberian label bahan dan limbah berbahaya secara tepat
3. Kesiapan menghadapi bencana
a. Menentukan jenis, kemungkinan terjadi, konsekuensi bahaya, ancaman dan
kejadian
b. Mengidentifikasi dan penugasan terhadap staf bila terjadi bencana
c. Mengelola kegiatan selama kejadian bencana
4. Penanganan kebakaran
a. Mencegah kebakaran melalui pengurangan risiko, penyimpanan dan penanganan
bahan-berbahaya
b. Menyediakan jalan keluar yang aman dan tidak terhalang apabila terjadi
kebakaran
c. Menyediakan system peringatan dini, deteksi dini, alarm kebakaran
5. Peralatan medis
a. Melakukan inventarisasi peralatan medis di ruangan
1. Pengendalian mutu harus berlandaskan falsafah dan strategi usaha bersama untuk
memberikan pelayanan yang berkualitas tinggi oleh tim yang terdiri dari berbagai
disiplin ilmu.
2. Kita harus menganggap masalah sebagai peluang kemajuan, karena itu sikap kita
terhadap masalah adalah:
a. Peka
b. Menyambut baik
c. Menanggapi
d. Mendelegasikan
e. Menunjang (analisa pareto)
3. Prinsip Kendali Mutu keperawatan
a. Mengutamakan kualitas/ mutu
b. Setiap karyawan mengarahkan perhatian terhadap pelanggan/ pasien
c. Dilakukan bersama oleh seluruh tim pelayanan
d. Koordinasi dilakukan dengan baik
e. Ekonomis tidak terlalu banyak biaya
f. Fokus terhadap factor kinerja yang kritikal misalnya asuhan yang diberikan
g. Menganut sistem prioritas
h. Melakukan pekerjaan sejak awal dengan benar
i. Pengendalian dengan data, menganalisa data oleh pembuat keputusan
j. Menggerakan terus menerus siklus PDCA
k. Melakukan pengendalian kualitas dalam proses kerja
l. Menerakan proses keperawatan dan hasil kerja tertulis jelas
m. Dalam menghadapi persoalan, kurangi akibat dan tanggulangi penyebabnya
n. Jangan menyalahkan orang lain
o. Hargailah karyawan secara manusiawi
4. Jenis kegiatan pengendalian mutu
a. Internal keperawatan
1) Pemantauan laporan kejadian perawatan:Pasien jatuh, salah obat,tingginya
angka infeksi nosokomial.
2) Gugus kendali mutu keperawatan
3) Presentasi kasus(rutin dan khusus)
4) Audit nursing
5) Membentuk tim budaya kerja untuk membangun budaya kerja organisasi