Anda di halaman 1dari 12

PENGHANTAR HUKUM INVESTASI

SYARI’AH
• Diajukan untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah
• “HUKUM INVESTASTI DAN PASAR MODAL SYARI’AH”
• Makalah ini disusun oleh:
• Salsabila Syahrima (02014184001)
• DOSEN PENGAMPU: Cahaya Permata, M.H
A. Pengertian Hukum Investasi Syari’ah
Investasi merupakan salah satu ajaran dari konsep Islam yang memenuhi proses
tadrij dan trichotomy pengetahuan. Konsep investasi selain sebagai pengetahuan juga
bernuansa spiritual karena menggunakan norma syariah, sekaligus merupakan hakikat
dari sebuah ilmu dan amal. Oleh karenanya investasi sangat dianjurkan bagi setiap
muslim.
Dalam hukum islam, investasi merupakan mudharabah yang artinya menyerahkan
sejumlah dana kepada orang atau lembaga usaha untuk mendapatkan keuntungan.
Namun tidak semua investasi yang ada saat ini berjalan sesuai hukum islam, itulah yang
menjadikan alasan beberapa instrumen investasi menggunakan sistem investasi syariah.
Saat ini sangat menjamur berbagai macam lembaga keuangan yang
berjalan di bidang perbankan maupun non perbankan yang menggunakan
prinsip syariah. Selain pemintanya yang semakin meningkat, mayoritas
penduduk Indonesia adalah umat muslim.
Ada banyak pertimbangan seorang investor memilih sistem keuangan
dengan prinsip syariah. Salah satunya untuk menghindari riba yang semakin
tak terkendali dalam sistem keuangan saat ini. Ada banyak contoh investasi
syariah yang bisa anda temukan saat ini antara lain Deposito syariah,
Reksadana syariah, dan masih banyak lagi jenisnya. Tentu saja dalam
pelaksanaannya sangat berbeda dengan sitem keuangan konvensional yang
tidak menganut prinsip syariah.
Bagi seorang muslim, menjalankan setiap hal sesuai dengan aturan
agama adalah penting hukumnya. Salah satu hal tersebut hadir dalam bentuk
investasi. Berdasarkan jenis transaksinya, investasi dibagi menjadi dua yaitu
investasi Syariah dan investasi non-syariah atau konvensional.
Investasi syari’ah dapat di artikan sebagai kegiatan menanam modal
untuk mendapatkan keuntungan di masa mendatang, sesuai dengan tuntunan
dan hukum Islam.
Dalam hukum Islam, kegiatan berinvestasi di kategorikan sebagai
kegiatan ekonomi yang termasuk dalam kegiatan muamalah yaitu suatu
kegiatan yang mengaatur hubungan antar manusia.
Dasar hukum islam dari investasi syariah adalah ijma’, artinya
kesepakatan para ulama dalam menetapkan suatu hukum dalam agama
berdasarkan Alqur’an dan hadits.
Investor yang berinvestasi menggunakan prinsip syariah tidak dikenakan
pajak dari dana yang diinvestasikan, melainkan dikenakan pajak dari hasil
investasinya saja.
Hal ini berdasarkan hukum dalam perekonomian islam bahwa aset yang
tidak termanfaatkan akan dikenakan pajak, sedangkan aset yang
termanfaatkan dikenakan pajak.
Namun ada beberapa hal yang menjadi kelebihan dari investasi Syariah, seperti:
• Bebas Riba
Menurut Syaikh Yusuf Qaradhawi, riba adalah semua yang ditambahkan atas
pokok harta. Maksudnya, apa yang ditambahkan kepada seseorang tanpa melalui
perdagangan atau tanpa usaha bersusah payah sebagai tambahan hartanya. Dalam
prinsip islam, riba dilihat sebagai hal yang merugikan salah satu pihak, terutama
peminjam.
• Menggunakan Akad
Ciri khas yang menjadi kelebihan dari investasi Syariah ialah adanya akad.
Beberapa akad yang terdapat di investasi Syariah berupa akad kerja sama
(musyarakah), sewa-menyewa (ijarah), dan akad bagi hasil (mudharabah).
 
• Tidak Ada Grahar dan Maysir
Dalam Bahasa Arab, Grahar artinya pertaruhan. Syaikh As’sadi
menjelaskan bahwa grahar adalah al-mukhatharah atau pertaruhan dan al-
jahalah atau ketidakjelasan. Artinya, grahar adalah hal yang mengandung
ketidakjelasan baik dari segi akad, barang maupun kegiatannya.
Sementara maysir artinya memperoleh sesuatu tanpa dengan susah payah
bekerja keras. Contoh dari maysir adalah judi karena dilakukan secara
untung-untungan dan tidak ada unsur kegiatan ekonomi yang saling
menguntungkan.
B. Ruang Lingkup Investasi Syariah
Deposito Syariah
Deposito syariah adalah produk simpanan berjangka yang dikelola berdasarkan prinsip syariah
yang ditujukan bagi nasabah perorangan dan perusahaan, dengan menggunakan prinsip mudharabah.
Perbedaan antara deposito konvensional dan syariah terletak pada cara pengelolaannya yang
menggunakan akad syariah. Anda akan diberikan nisbah (porsi) bagi hasil, yaitu persentase yang akan
Anda dapatkan sebagai keuntungan.
Dalam deposito syariah, nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik dana, dan bank
bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib, bank dapat
melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertentangan dengan prinsip syari’ah dan
mengembangkannya, termasuk di dalamnya mudharabah dengan pihak lain.
Produk investasi Deposito Syariah adalah salah satu instrument yang dimiliki oleh bank Syariah di
mana kamu menaruh sejumlah uang di bank Syariah dalam bentuk deposito yang tidak bisa diambil
dalam beberapa waktu tertentu. Landasan hukum produk deposito Syariah dikeluarkan oleh DSN MUI
pada fatwa No: 03/DSN-MUI/XII/2000 tentang Deposito.
Saham Syariah
Saham syariah adalah sertifikat atau surat berharga yang menunjukkan bukti
kepemilikan suatu perusahaan yang diterbitkan oleh emitmen yang kegiatan usaha
maupun cara pengelolaannya tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
prinsip syariah, penyertaan modal dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang
tidak melanggar prinsip-prinsip syariah, seperti bidang perjudian, riba, memprodksi
barang yang diharamkan seperti minuman berakohol, penyertaan modal dalam bentuk
saham yang dilakukan pada suatu perusahaan yang kegiatan usahanya tidak
bertentangan dengan prinsip syariah dapat dilakukan berdasarkan akad musyarakah
dan mudharabah
Produk saham Syariah ini didasarkan pada fatwa DSN MUI No:40/DSN-
MUI/X/2003 tentang Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.
Reksadana Syariah
Reksadana Syariah adalah relsadana yang beroperasi menurut ketentuan
dan prinsip suariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai
pemilik harta(shahib al-mal/rabb al-mal) dengan manajer investasi, begitu
pula pengelolaan dana investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara
manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi.
Penyertaan modal yang dikelola oleh manajer investasi untuk kemudian
disalurkan kepada perusahaan yang dalam prosesnya sesuai dengan
ketentuan Syariah. Produk reksadana Syariah ini dilandasi pada fatwa
Dewan Syariah Nasional(DSN) MUI No:20/DSN-MUI/IV/2001 tentang
Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah.
Sukuk (Obligasi syariah)
Obligasi syariah sesuai Fatwa Dewan Syariah Nasional No.32/DSN-MUI/IX/2002
adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang
dikeluarkan Emitmen kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emitmen
untuk membayar pendapat kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi
hasil/margin/fee, serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo. Dengan
demikian, pemegang obligasi syariah akan mendapatkan keuntungan bukan dalam
bentuk bunga melainkan dalam bentuk bagi hasil/marjin/fee
Obligasi syariah lebih dikenal dengan nama sukuk yang merupakan efek syariah
berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian
penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas kepemilikan asset berwujud
tertentu, nilai manfaat dan jasa asset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu
setya kepemilikan atas asset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu

Anda mungkin juga menyukai