Anda di halaman 1dari 24

Laporan Kasus - 2

INFARK MIOKARD AKUT PADA USIA


MUDA DENGAN KEBERHASILAN TERAPI
TROMBOLITIK

HERIANI
Divisi Kardiologi/ Bagian Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ RSUD Zainoel
Abidin Banda Aceh
PENDAHULUAN
Sindrom Koroner Akut

Indonesia : 2005 –
• Laki-laki, 45-50 tahun
2010 → 2.941 Infark Miokard • Usia muda : 2%-6%
penyakit jantung → Akut (IMA)
414 (14%) IMA

Diagnosis (WHO) • Suplai darah jantung terhenti →


1.Nyeri dada khas kematian
infark • Oklusi total arteri koroner →
2.Perubahan EKG fibrinolitik dan PCI ( <12 jam)
3.Pe↑ enzim jantung

1.Idrus Alwi IBuku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi V Jilid II. Balai penerbit FKUI, Jakarta, 2010:
2.Thomas A. Gaziano, J Michael ,Harrison’s principle of International Medicine, 2011
3. Elliott M.Antman, Joseph Loscalzo : Harrison’s principle of International Medicine, 2011
PENDAHULUAN
WHO : 2004 → IMA penyebab kematian utama di
dunia → 7.200.000 (12,2%), 80 % negara
berpendapatan rendah dan menengah
2015 : 20 juta orang meninggal → PJK
IMA
Amerika Serikat : 1.000.000 orang/tahun IMA →
300.000 meninggal karena IMA

Faktor risiko:
IMA usia • Tidak dapat dikendalikan : Keturunan,umur,
jenis kelamin,
muda •Dapat dikendalikan : Dislipidemia, merokok, DM,
stress, kelebihan berat badan

1.Gabriel Steg , Stefan K. James, Dan Atar, Luigi P. Badano, Carina Blo¨mstrom-Lundqvist, Michael A. Borger, et al : European Heart
Journal, 2012 ; 2569–2619
2.Emily E hass, Eric H.yang, Bernard J.Gersh, Robert A. O’Rourke ; the heart manual of cardiology, 13 th edition, Mc Graw hill, Newyork,
2013 : 258-69
3.S Osula, G M Bell, R S Hornung ; Post gradual Medical journal, Liverpool 2001 : 27-30
LAPORAN KASUS
Identitas
Nama : Tn. Z
Umur : 32 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : penjual sayur
Alamat : Banda Aceh
Tanggal masuk : 08-02-2014
No CM : 991671
Subjektif Objektif

• Nyeri dada sejak 2 jam


SMRS Kesadaran : Komposmentis
• Nyeri dada seperti Tekanan darah : 100/60
ditimpa benda berat, rasa mmHg
terbakar, yang menjalar Nadi : 100 x/menit
ke rahang, lengan kiri , Respiratori rate : 22 x/menit,
punggung belakang. Tinggi badan : 165 cm
• Keringat dingin Berat badan : 85 kg
• Riwayat hipertensi sejak 1 IMT : 31,2
tahun terakhir (tidak Pemeriksaan fisik tidak
kontrol teratur) dijumpai kelainan
• Merokok selama 10
tahun, 2-3 bungkus / hari.
5
Hasil laboratorium

Hb 13,6 g/dl, leukosit 22.400/ul,


Trombosit 233.000 /ul, Hematokrit 36 %,
Ureum 43 mg/dl, Kreatinin 0,8 mg/dl , Gula
darah sewaktu 134 mg/dl, Bilirubin total
0,98 mg/dl, Bilirubin Direct 0,49 mg/dl,
SGOT 35 mg/dl, SGPT 51 mg/dl, Alkalin
fosfatase 144 mg/dl, Albumin 3,8 mg/dl,
Globulin 3,8 mg/dl, Total kolesterol 206
mg/dl, HDL 16 mg/dl, LDL 219 mg/dl,
Trigliserida 424 mg/dl, CKMB 79 U/L

6
Elektrokardiografi (EKG)

Gambaran ST elevasi pada sadapan : I, II, III, AVF, AVL,


V2 – V6

Foto Thorak

Tidak dijumpai kelainan


EKG Tn.Z ( STEMI Anterior
ekstensif dan inferior )
EKG 5 hari rawatan
Hasil Angiographi and PCI

LM : Baik,
LAD : Stenosis 80% pada proximal, slow flow (+),
LCX : baik,
RCA : baik, slow flow.
Kesimpulan : CAD 1VD, telah dilakukan PCI di LAD
dengan 1 BMS, hasil baik.

Hasil Ekhokardiographi
fungsi sistolik LV baik EF 61%, fungsi sistolik RV baik (TAPSE 1,6 cm),
hipokinetik ringan inferior wall, fungsi diastolik LV baik ( 9 mm ), katup-
katup normal. 14
DISKUSI
iTeori Kasus

• Pasien laki-laki, 32 tahun.


• AMI jarang terjadi pada usia
muda

• AMI umumnya terjadi usia


diatas 45 tahun

• Beberapa penelitian : AMI


umur 40-45 tahun (usia muda
dengan PJK)

1.David Rubenstein, David Wayne, John Bradley : Penyakit kardiovaskular in Kedokteran klinis, sixth edition, Erlangga, 2007 ; 308-11
2.Firdaus. Pharmacoinvasive Strategy in Acute STEMI, Jurnal Kardiologi Indonesia, 2011;32; 266-71.
3.Gabriel, james. AMI-STEMI. Guidelines for the management of acute myocardial infarction in patients presenting with persistent st-
segment elevation,2012, Diakses dari www.escardio.org/guidelines.
4.Samsu N, Sargowo D. Sensitivitas dan Spesifisitas Troponin T dan I pada Diagnosis Infar Miokard Akut. Maj Kedokt Indon, Volum : 57,
oktober 2007.
17
Diskusi
Teori Kasus

• Kasus merupakan seorang laki-


• Nyeri dada tipikal infark miokard → nyeri
laki, , datang ke RSUZA dengan
dada substernal, retrosternal, dan
prekordial. Nyeri dada seperti rasa sakit
keluhan nyeri dada seperti rasa
seperti ditekan, ditindih benda berat, rasa sakit sperti ditekan benda berat,
terbakar, seperti ditusuk, rasa diperas dan rasa terbakar, menjalar ke rahang,
dipelintir. Nyeri menjalar ke leher, lengan lengan kiri, punggung belakang,
kiri, mandibula, gigi, punggung / disertai keringat dingin
interskapula, dan dapat juga ke lengan
kanan. Nyeri membaik atau hilang dengan
istirahat atau obat nitrat, atau tidak. Nyeri
dicetuskan oleh latihan fisik, stres emosi,
udara dingin, dan sesudah makan. Dapat
juga disertai mual dan muntah, sulit
bernafas, keringat dingin dan lemas

1.Budiarso LR, putrali JM, Comm H, Muhtaruddin. Survey Kesehatan Rumah Tangga Litbangkes Departemen Kesehatan RI; 1980.
2. Anand S, Islam S, Roengren A, Franzosi MG. Risk factors for myocardial infarction in women and men: insights from the INTERHEART
atudy, Eur Heart J.2008;29(7):932-40
3. Stangl V, Baumann G, Stangl K. Coronary atherogenic risk factors in women. Eur Heart J.2002;23:1738-52
18
Diskusi
iTeori Kasus
•Menurut American Collage of Cardiology
(ACC) kriteria diagnosis untuk infark miokard • Pada kasus pasien mengalami
akut adalah terdapat peningkatan nilai nyeri dada tipikal infark, adanya
enzim jantung (CK-MB) atau troponin I atau
perubahan elektrokardiogram
troponin T dengan gejala dan adanya
perubahan EKG yang diduga iskemia. ( ST elevasi pada sadapan
• Kriteria World Health Organization (WHO) I,II,III,AVF,AVL,V2-V6 ) dan
diagnosis infark miokard akut dapat disertai peningkatan enzim
ditentukan antara lain dengan: 2 dari 3
kriteria yang harus dipenuhi, yaitu riwayat
(CKMB 97 U/I)
nyeri dada dan penjalarannya yang
berkepanjangan (lebih dari 30 menit),
perubahan EKG, serta peningkatan aktivitas
enzim jantung

1. Verdy. Inferior Myocardial Infarction dengan Complete Heart Block.CDK-189/ vol 39,2012.
2. Budiarso LR, putrali JM, Comm H, Muhtaruddin. Survey Kesehatan Rumah Tangga Litbangkes Departemen Kesehatan RI; 1980.
3. Anand S, Islam S, Roengren A, Franzosi MG. Risk factors for myocardial infarction in women and men: insights from the INTERHEART
study, Eur Heart J.2008;29(7):932-40

19
Diskusi
iTeori Kasus

• American College of •Pada kasus terapi yang diberikan adalah


bedrest , oksigen nasal kannul 2-4 L / menit ,
Cardiology/American Heart
4 tablet Clopidogrel 75 mg , 4 tablet Aspilet
Association dan European 80 mg dan 40 mg sinvastatin. Diberikan drip
Society of Cardiology intravena isosorbid dinitrat mulai dari 5 meq
merekomendasikan tatalaksana / jam dan terapi trombolitik dengan
streptokinase 1.500.000 UI selama 1 jam.
STEMI selain diberikan terapi Terapi lanjutan setelah trombolitik yaitu
reperfusi, juga diberikan terapi injeksi sub cutan dari Enoxaparin 0,6 cc dua
lain seperti : kali sehari , aspilet 1x 80 mg , Clopidogrel
1. Anti platelet 1x75 mg, Carvadilol 1 x 6,25 mg , Ramipril 1x
5 mg, ISDN 3 x 5 mg , Simvastatin 1 x 40 mg ,
2. Anti koagulan dan Laxadin sirup 1x C II .
3. Beta blockers
4. Inhibitor ACE

.1. Anand S, Islam S, Roengren A, Franzosi MG. Risk factors for myocardial infarction in women and men: insights from the INTERHEART
study, Eur Heart J.2008;29(7):932-40
20
Diskusi

iTeori Kasus
•penelitian Framingham, Multiple Risk Factors
Interventions Trial dan Minister Heart Study
(PROCAM), diketahui bahwa faktor risiko • Pada kasus :
seseorang untuk menderita PJK (<45 tahun) 1. Hipertensi selama 1 tahun
ditentukan melalui interaksi dua atau lebih faktor
risiko :
2. Merokok 10 tahun (2-3
1. Faktor yang tidak dapat dikendalikan bungkus/hari)
(nonmodifiable risk factors): 3. Berat badan yang obesitas
a. Keturunan
b. Umur, makin tua risiko makin besar. 4. dislipidemia
c. Jenis kelamin, pria mempunyai risiko lebih tinggi ( faktor yang dapat dikendalikan).
dari pada wanita (wanita risiko meningkat
sesudah menopouse)
2. Faktor yang dapat dikendalikan (modifiable risk
factors):
a. Dyslipidaemia.
b. Tekanan darah tinggi (hipertensi).
c. Merokok
d. Penyakit Diabates Mellitus
e. Stres
f. Kelebihan berat badan dan obesitas

1.David Rubenstein, David Wayne, John Bradley : Penyakit kardiovaskular in Kedokteran klinis, sixth edition, Erlangga, 2007 ; 308-11

21
Kesimpulan

• Dilaporkan satu kasus jarang, laki-laki muda, 32 tahun,


• Nyeri dada seperti ditekan benda berat, rasa terbakar, menjalar ke
rahang, lengan kiri, punggung belakang disertai keringat dingin.
• Pasien didiagnosis STEMI anterior ekstensif dan inferior, KILLIP I,
TIMI 3/14.
• Terapi : 4 tablet Clopidogrel 75 mg , 4 tablet Aspilet 80 mg dan 40
mg simvastatin , intravena isosorbid dinitrat 5 meq/jam, dan
dilakukan trombolitik dengan streptokinase 1.500.000 UI .
• Hasil angiografi koroner : penyakit arteri koroner dengan satu
penyakit pembuluh LAD stenosis 80 % pada proximal dengan slow
flow, dilakukan PCI pada LAD dengan satu BMS, hasilnya baik.
• pasien perbaikan secara klinis dan elektrokardiografi

22
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai