PENGERTIAN HIDROLIKA
Hidrolika : ilmu yang menyangkut berbagai gerak dan keadaan kesetimbangan zat cair dan pemanfaatannya untuk
melakukan suatu kerja. Hidrostatika memiliki prinsip bahwa dalam suatu fluida yang berada dalam keadaan tidak
bergerak, tekanan pada titik manapun akan sama besar. Tekanan hanya tergantung pada kerapatan fluida tersebut
dan ketinggian.
Keuntungan sistem hidrolik :
1. mampu memindahkan gaya-gaya yang besar, karena dapat melipatgandakan gaya dengan sangat besar.
2. Komponen relatif sederhana, kompak hanya menggunakan ruang yang relatif kecil.
3. Relatif tidak membutuhkan pemeliharaan (maintenance free).
4. Dapat bereaksi dengan cepat terhadap perubahan arah gerakan.
5. Pengaturan sistem hidrolik untuk gerak lurus atau rotasi dapat dilakukan tanpa tahap (stepless) walau dalam
keadaan berbeban.
6. Kemudahan kontrol oleh sirkuit listrik dan elektronika.
7. Tidak menghasilkan goncangan atau getaran yang besar sehingga relatif lebih stabil untuk pekerjaan-pekerjaan
presisi (ketelitian tinggi) karena menggunakan fluida yang elastis.
8. Pemindahan tenaga lebih mudah karena hose/pipa dapat dibentuk atau ditekuk dengan bentuk apapun untuk
melintasi jalur-jalur sulit yang tidak mungkin ditempuh oleh sistem mekanik.
9. Memiliki pengaman beban berlebih yang responsif yang dapat digunakan berulang (reusable).
10. Bekerja pada suhu yang relatif rendah dan tidak menimbulkan panas, sehingga aman.
Oli hidrolik harus mampu melumasi Oli hidrolik harus tahan terhadap
komponen hidrolik dimana ia temperatur rendah tanpa harus
bekerja membeku.
Oli hidrolik harus tahan temperatur Oli hidrolik harus dapat bertahan
tinggi tanpa mengalami perubahan tanpa mengalami perubahan
kekentalannya. kualitas akibat gangguan
kontaminant seperti oksigen (anti
oksidasi)
Pada gambar 1, beban yang harus diangkat oleh piston hanya 1 kgf.
Bila luas penampang piston 1 cm2, maka terbangkit tekanan dalam oli
sebesar 1kgf/cm2. Tekanan ini terbaca rendah pada pressure gauge.
Pada gambar 2, beban ditambah menjadi 2 kgf. Maka tekanan yang
terbangkit di dalam oli adalah 2 kgf/cm2. pembacaan pressure gauge
meningkat.
Pada gambar 3, beban ditambah lagi hingga 3 kgf. Tekanan yang
terbangkit dalam oli meningkat hingga 3 kgf/cm 2
Pada contoh di samping, gaya yang
harus diangkat oleh piston sebesar
360.000 kgf. Tekanan oli di dalam
sistem terbaca 20 kgf/cm2. berapa luas
penampang piston yang dibutuhkan
agar beban terangkat ?
A = F : p = 360.000 kgf : 20 kgf/cm2 =
18.000 cm2.
HYDROSTATIC PARADOX
PERBEDAAN PRESSURE
PERBEDAAN PRESSURE
PRESSURE YANG SAMA AKAN MENGHASILKAN GAYA YANG BERBEDA
PADA PENAMPANG YANG BERBEDA
Pada percobaan di atas, dua buah piston diberi beban yang sama yaitu 10 kgf. Luas penampang piston sebelah kiri dan
kanan adalah sama, yaitu 10 cm 2. tekanan oli yang terbangkit di kedua silinder adalah sama, yaitu p = F : A = 10 kgf : 10 cm 2
= 1 kgf/cm2.
Oli dari masing-masing silinder akan menekan dua buah piston yang dipasang mendatar yang dipasang dengan rod yang
sama namun berbeda luas penampang, pada sisi kiri luasnya 20 cm 2 dan pada sisi kiri 5 cm2.
Tekanan oli dari sisi kiri menghasilkan gaya dorong ke kanan pada piston kiri sebesar : F = p x A = 1 kgf/cm 2 x 20 cm2 = 20
kgf. Sedangkan tekanan oli dari sisi kanan menghasilkan gaya dorong ke kiri pada piston kanan sebesar : F = p x A = 1
kgf/cm2 x 5 cm2 = 5 kgf.
Karena gaya dorong ke kanan lebih besar dari gaya dorong ke kiri, maka piston mendatar akan bergerak ke kanan.
LOAD SENSING
Pada gambar 1, beban hanya 1 kgf di kedua sisi. Dengan luas penampang A1 dihasilkan tekanan sebesar 1kgf/cm 2 di
dalam oli dan terlihat dari pembacaan pressure gauge sebelah kiri. Pressure sebesar ini diubah kembali menjadi gaya
pada piston A3 sebesar : F = 1 kgf/cm 2 x 10 cm2 = 10 kgf, dan gaya ini ditambah gaya spring sebesar 2kgf, hingga
menjadi 12 kgf, ke arah kanan.
Di sisi kanan, piston mendapat beban yang sama yaitu 1 kgf dan menghasilkan pressure yang sama pula. Pressure
tersebut diubah kembali menjadi gaya pada piston A4 sebesar F= 1 kgf/cm 2 x 11 cm2 = 11 kgf, ke arah kiri.
Karena gaya ke kanan lebih besar, maka piston tidak bergerak dan tetap diam.
Pada gambar di atas, beban ditambah menjadi 2 kgf, menghasilkan pressure di sisi kiri sistem 2 kgf/cm 2. Pressure ini
kemudian diubah kembali menjadi gaya pada piston A3 sebesar : F = 2 kgf/cm 2 x 10 cm2 = 20 kgf, ditambah dengan gaya
spring 2 kgf, menjadi 22 kgf, ke arah kanan.
Di sisi kanan, beban yang sama menghasilkan pressure yang sama pula ( 2 kgf/cm 2) dan diubah kembali menjadi gaya
pada piston A4 sebesar: F = 2 kgf/cm 2 x 11 cm2 = 22 kgf, ke arah kiri. Karena gaya ke arah kanan dan gaya ke arah kiri
sama besar, piston horizontal akan tetap diam. Posisi kedua piston vertikal-pun masih tetap.
LOAD SENSING (2)
Pada gambar di samping, beban ditambah
menjadi 3 kgf, dan menghasilkan pressure
sebesar 3 kgf/cm2. pressure tersebut
kemudian diubah kembali menjadi gaya
pada piston A3 sebesar 30 kgf, ditambah
dengan gaya spring 2 kgf, menjadi 32 kgf,
ke arah kanan.
Pada sisi kanan, dengan beban yang sama
menghaslkan pressure yang sama, namun
pressure tersebut diubah menjadi gaya
pada piston A4 menghasilkan : F= 3
kgf/cm2 x 11 cm2 = 33 kgf, ke arah kiri.
Saat ini gaya ke kiri lebih besar dari gaya
ke kanan pada piston horizontal,
menyebabkan piston horizontal kemudian
bergerak ke kiri dan membuka jalur kembali
ke tangki bagi oli di silinder sebelah kanan,
hingga piston kanan turun.
GANGGUAN PADA ALIRAN/FLOW OLI
HOSE DAN SAMBUNGAN (FITTING)
3
/6 “ 2250 psi ( 150 Bar ) 4000 psi ( 275 Bar ) 5000 psi ( 345 Bar )
½“ 2000 psi ( 140 Bar ) 3500 psi ( 240 Bar ) 4000 psi ( 275 Bar )
5
/8” 1750 psi ( 120 Bar ) 2750 psi ( 190 Bar ) -
¾“ 1500 psi ( 100 Bar ) 2250 psi ( 150 Bar ) 3000 psi ( 200 Bar )
1” 800 psi ( 55 Bar ) 1875 psi ( 130 Bar ) 3000 psi ( 200 Bar )
1¼“ 600 psi ( 40 Bar ) 1625 psi ( 112 Bar ) 3000 psi ( 200 Bar )
1½“ 500 psi ( 35 Bar ) 1250 psi ( 85 Bar ) 3000 psi ( 200 Bar )
2” 350 psi ( 25 Bar ) 1125 psi ( 77 Bar ) 2500 psi ( 170 Bar )
LAMBANG-LAMBANG DALAM SIRKUIT HIDROLIK