Anda di halaman 1dari 17

Assalammuailkum

Perkenalkan Saya,
SUMINAH,SE,.MM.,CRMO
(Inspektorat Provinsi Bengkulu)

suminah.rere @yahoo.com

081368419576

4
PertanggungjawabanKeuangan Daerah
Dalam Aspek Audit Operasional

Nala Sea Side


Selasa, 16 Juli 2019
DASAR HUKUM :
• PP NOMOR 12 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH (a.l. Pasal 11 dan Pasal 24)
• PERMENDAGRI NOMOR 110 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN 2018
• PERMENDAGRI NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
• PERPRES 16 TAHUN 2018 TENTANG PENGADAAN BARANG DAN JASA PEMERINTAH
• PP NOMOR 12 TAHUN 2019 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Pertanggungjawaban Keuangan Daerah
• Pertanggungjawaban keuangan daerah sebagai upaya konkrit
mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan daerah.
• Pertanggungjawaban disampaikan secara tepat waktu dan
disusun mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah
diterima secara umum.
JENIS AUDIT
Berdasar Tujuan Utamanya:
Financial Memberi opini keandalan LK
Operational (Ekonomis, Efisien, efektif )+ Ketaatan
Compliance Ketaatan thd peraturan ekstern dan prosedur intern

Investigative Kecurangan/penyimpangan benar terjadi

Berdasar pihak yg melakukan / merujuk lingkup


organisasi:
 Audit Intern
 Audit Ekstern

Menurut  Audit Keuangan


UU 15/2004  Audit Kinerja
& SA-AIPI:  Audit tujuan tertentu
Pengertian Audit Operasional

Ekonomi  Organisasi
 Fungsi
Efisien  Program
Audit Operasional
 Kegiatan
Efektif

Ketaatan terhadap peraturan


perundang-undangan dan kebijakan

Adalah pemeriksaan yang sistematis terhadap kegiatan, program organisasi dan seluruh atau sebagian dari
aktifitas dengan tujuan menilai dan melaporkan apakah sumberdaya dan dana digunakan secara
ekonomis,dan efisien dan apakah tujuan program, kegiatan,aktifitas yang telah direncanakan dapat dicapai
dengan tidak bertentangan dengan peraturan, ketentuan dan undang-undang yang berlaku
Tujuan Audit Operasional
:
Audit Operasional dimaksudkan terutama
untuk mengidentifikasi kegiatan, program,
aktifitas yang memerlukan perbaikan atau
penyempurnaan dengan tujuan
memeberikan rekomendasi agar
pengelolaan kegiatan, program, aktifitas
dilaksanakan secara ekonomis, efisien dan
efektif
Ruang Lingkup Audit Operasional
Meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang
lingkup tersebut dapat mencakup seluruh kegiatan/
program atau hanya mencakup bagian/
element/dimensi tertentu dari suatu kegiatan atau
program
Syarat Bukti Audit :

1. Relevan
Bukti harus mempunyai hubungan dengan permasalahan yang sedang diperiksa

2. Kompeten
Bukti diperoleh dari sumber yang independen yang dapat dipercaya

3. Cukup
Bukti yang dikumpulkan dinilai cukup memadai berdasarkan pertimbangan profesional untuk
4. Material
mendukung kesimpulanBukti
pemeriksa.
harus mempunyai nilai yang cukup berarti dalam mempengaruhi
tingkat pertimbangan informasi yang bersangkutan
Bukti-Bukti Audit

Bukti
BuktiBuktiBukti
Pengujian
Dokemen Keterangan
Analisis
fisik
Bukti Dokumen
1. Buku Kas Umum (BKU)
2. Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
3. Buku Bank
4. Buku Panjar
5. Buku Bantu
6. Buku Pajak
7. Kartu Persediaan
8. Kartu Inventaris
9. Buku Iventaris
Tindak Lanjutan Dari Pengawasan
Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah
 100% RAB sesuai harga pasar
 0% mark up termasuk honorarium, pembayaran ATK
 100% asset yang dibeli tercatat dan digunakan untuk keperluan masyarakat
 0% pungutan,pemotongan,pemangkasan oleh pihak yang tidak berkepentingan
 100% pungutan pajak dan retribusi masuk ke kas kantor pajak
 0% proyek dan perjalanan fiktif
 0% Pertanggungjawaban kegiatan yang bersumber dari sumber lain
 100% Kegiatan sesuai dengan perencanaan
MoU BERSAMA
Nota Kesepahaman antara Kementerian Dalam Negeri Republik
Indonesia dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia Nomor :
700/8929/SJ;Nomor : KEP-694/A/JA/11/2017;Nomor :
B/108/XI/2017 tanggal30 November 2017 tentang Koordinasi
Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dengan Aparat
Penegak Hukum (APH) terkait Penanganan Laporan atau
Pengaduan masyarakat
MAKSUD DAN TUJUAN

• Maksud dari Perjanjian Kerja Sama ini, adalah sebagai pedoman operasional
bagi PARA PIHAK dalam melakukan koordinasi penanganan laporan atau
pengaduan masyarakat yang berindikasi tindak pidana korupsi pada
penyelenggaraan pemerintahan daerah.

• Tujuan dari Perjanjian Kerja Sama ini adalah untuk memperkuat sinergitas
kerjasama diantara PARA PIHAK dalam melakukan koordinasi penanganan
laporan atau pengaduan masyarakat yang berindikasi tindak pidana korupsi pada
penyelenggaraan pemerintahan daerah guna terwujudnya penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang efektif, efisien dan akuntabel dalam rangka
mewujudkan tujuan otonomi daerah.
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup Perjanjian Kerja Sama ini meliputi:


• Tukar menukar data dan/atau informasi;
• Mekanisme penanganan laporan atau pengaduan; dan
• Peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Mekanisme Penanganan
Laporan atau Pengaduan

Penerimaan laporan atau pengaduan


 
PARA PIHAK melakukan penerimaan laporan atau pengaduan masyarakat berindikasi tindak
pidana korupsi pada penyelenggaraan pemerintahan daerah, apabila memenuhi syarat sebuah
laporan atau pengaduan, yaitu memuat secara jelas paling sedikit :
Data identitas nama dan alamat pelapor atau pengadu disertai fotokopi KTP atau
identitas lainnya; dan
Keterangan mengenai dugaan pelaku tindak pidana korupsi dilengkapi dengan
bukti-bukti permulaan/pendukung antara lain berupa benda/barang dan
dokumen.
TERIMA KASIH
WASALAMMUALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai