Anda di halaman 1dari 16

TUGAS FARMAKOTERAPI SISTEM IMUN

KELAINAN PEMBEKUAN DARAH


DIC (Disseminated Intravaskuler Coagulation)

KELOMPOK 3

AQILA FADYA (2002025)


ECHE ARDIKA (1802005)
ELSA NURJANNAH (1802006)
HELIN ANGGELIA (1802008)
ULYA AZKIA (1802020)
Pengertian
DIC (Disseminated Intravaskuler Coagulation)
adalah suatu sindrom yg ditandai dengan adanya
perdarahan akibat trombin bersirkulasi dalam darah
pada daerah tertentu. Dasarnya adalah pembentukan
bekuan darah dalam pembuluh-pembuluh darah kapiler
diduga karena masuknya tromboplastin jaringan ke
dalam darah. Akibat pembekuan ini terjadi
trombositopenia, fibrinolisis.
Etiologi
Ada dua penyebab utama terjadinya DIC yaitu:
1. Respon inflamasi sistemik, menyebabkan aktivasi
cytokine menimbulkan aktivasi koagulasi (sepsis,
trauma mayor).
2. Pelepasan atau penyebaran material (fat,
phospolipid)vprokoagulan kedalam pembuluh darah
(kanker, kasus kehamilan).
Patofisiologi
 Trombin memecahkan fibrinogen hingga terbentuk
fibrinopeptida A dan B fibrin monomer.
 Fibrin monomer mengalami polimerasi membentuk
fibrin yg beredar dalam sirkulasi membentuk
trombus dalam mikrovaskuler, sehingga mengganggu
aliran darah dan menyebabkan terjadi iskemia perifer
dan berakhir dengan kerusakan organ.
 Karena fibrin dideposit di dalam mikro sirkulasi,
trombosit terperangkap dan diikuti trombositopenia.
Plasmin beredar dalam sirkulasi dan memecahkan
akhir terminal karboksi fibrinogen menjadi
Fibrinogen Degradation Product (FDP/hasil
degradasi fibrinogen), membentuk fragmen yg
dikenal dengan fragmen X, Y, D dan E. Hasil
degradasi fibrinogen (FDP) dapat bergabung dengan
fibrin monomer. Kompleks FDP dan fibrin
monomer ini disebut fibrinogen monomer larut yg
merupakan dasar reaksi parakoagulasi untuk uji
galasi etanol, dan uji protamin sulfat.
 FDP dalam sirkulasi sistemis akan mengganggu
polimerasi monomer, yg selanjutnya mengganggu
pembekuan dan menyebabkan perdarahan. Fragmen D
dan E mempunyai afinitas terhadap membran trombosit
dan menyebabkan fungsi trombosit terganggu seehingga
menyebabkan atau memperberat perdarahan yg sudah
ada pada DIC.
 Plasmin adalah suatu enzim proteolitik global dan
mempunyai afinitas yg sama terhadap fibrinogen
dan trombin. Plasmin juga efektif menghancurkan
(biodegradasi) F V, VIII, IX dan X dan protein
plasma lain, termasuk hormon pertumbuhan,
kortikotropin dan inslin. Plasmin menghancurkan
fibrin ikat silang (cross-linked fobrin) dan
menghasilkan D-Dimer. Fibrin ikat silang
merupakan hasil akhir sistem koagulasi yaitu fibrin
yg tidak larut karena diaktifkan oleh F XIIIa. Bila D-
Dimer positif berarti terjadi fibrinolisis sekunder yg
secara klinis menunjukkan ada trombosis atau DIC.
 F XIIIa mengubah preklarikrein menjadi klarikrein dan klarikrein
mengubah kininogen berat molekul tinggi menjadi kinin. Kinin
beredar dalam sirkulasi akan meningkatkan permeabilitas
vaskular sehingga dapat menyebabkan hipotensi da renjatan.
Plasmin menyebabkan lisis faktor pembekuan F V, VII dan X
sehingga terjadi defisiensi faktor pembekuan yg menyebabkan
perdarahan.
Manifestasi Klinis
a. Gejala DIC sering berhubungan langsung dengan kondisi
penyebabnya, adanya riwayat perdarahan dan hipovolume seperti
perdarahan gastrointestine dan gejala dan tanda trombosis pada
pembuluh darah yg besar seperti DVT dan trombosis mikrovaskuler
seperti gagal ginjal, perdarahan dari setidaknya tiga daerah yg tidak
berhubungan langsung dengan DIC seperti :
 Epistaksis
 Perdarahan gusi
 Perdarahan mukosal
b. Batuk
c. Dyspnea
d. Bingung, disorientasi
e. Demam
Penatalaksanaan
 Mengatasi keadaan yg khusus dan yg mengancam nyawa.
 Mengobati atau menghilangkan proses pencetus.
 Menghentikan proses patologis pembekuan intravaskuler.
 Terapi komponen atau substitusi.
 Menghentikan sisa fibrinolisis.
 Pemberian heparin
Heparin adalah obat untuk mengatasi dan mencegah penggumpalan
darah yg disebabkan oleh kondisi atau tindakan medis terentu.

Indikasi :
Mencegah dan mengobati penggumpalan darah.

Bentuk sediaan :
Injeksi
Dosis dan aturan pakai :
Besarnya dosis heparin yg diberikan dokter akan disesuaikan dengan
kondisi medis, berat badan, serta respons tubuh pasien terhadap
pengobatan, yg dilihat dari pemeriksaan waktu pembekuan yg
dinamakan activated patial thromboplastin time (Aptt).
Dewasa :
Melalui intra vena (iv)
 Dosis awal : 75-80 U/kgBB. Dosis lanjutan dengan infus
18U/kgBB per jam
Anak-anak :
→ Dosis awal : 50U/kgBB. Dosis lanjutan dengan infus 15-
25U/kgBB per jam
Lama pemberian :
Diberikan setiap 12 jam atau setiap 8 jam
Efek samping :
 Reaksi hipersensitifitas misalnya kedinginan, demam,
gatal, asma, rinitis
 Anggota badan nyeri
 Osteoporosis jika digunakn dalam jangka waktu panjang
 penekanan sintesis aldosteron yang mengarah ke
hiperkalemia
 Peningkatan konsentrasi serum AST dan ALT
 Waktu protrombin yang lama
 Iritasi lokal
 Nyeri ringan
Interaksi obat :
 Efek anti koagulan yg ditingkatkan bersama obat lain yang
mempengaruhi fungsi trombosit atau sistem koagulasi
 Peningkatan resiko hiperkalemia dengan penghambat ACE
atau antagonis aniotensin II
 Terapi pengganti , darah atau packed red cell
diberikan untuk mengganti darah yg keluar. Bila
dengan pengobatan yg baik, jumlah trombosit tetap
rendah dalam waktu sampai seminggu,berarti tetap
mungkin terjadi perdarahan terus atau ulangan,
sehingga dalam keadaan ini perlu diberikan platelet
concentrate.
Thank You 

Anda mungkin juga menyukai