Anda di halaman 1dari 11

Agus Purnama

Muslim
Universitas Muhammadiyah Fenty
Deny Alfiansyah
Jakarta Neng Illah
Sri Sulamsih
Sri Agung Lestari
Teti
Desi Luanda
Dyah Rima

Case Study
Etichal Dillemas
 Ada pasien Ny I (35 Tahun) seorang ibu rumah tangga terkonfirmasi covid 19 dan
dirawat diruang icu RS X dengan diagnosa medis Confirm Covid-19, dengan
Comorbidity CHF + DM . Sebelumnya pasien masuk melalui IGD rujukan dari RS lain.
CT Thorax dengan gambaran GGO, Saturasi 90 %. Keluarga diberikan penjelasan/
informed consent terkait kondisi pasien terkini, tindakan serta informasi bahwa tidak
bisa ditunggu dan jika terjadi perburukan akan dihubungi. Kemudian keluarga jg
diberikan penjelasan telah menandatangani form informed consent mengenai ruang
ICU
 RS X , pada masa pandemi , melihat kebutuhan pasien Covid saat ini, menambah
kapasitas Bed ICU yang pada awalnya hanya 7 Bed dengan dengan 3 ventilator ,
dengan jumlah perawat 18 ( 4 perawat Certified ICU ) menjadi 14 Bed dengan 7
Ventilator dan 3 mesin Optiflow dengan jumlah perawat 20 namun perawat yang
certified masih 4 orang. dengan BOR pasien 80%

KASUS
 Keesokan harinya keluarga selalu menghubungi call center rs untuk mengetahui
kondisi Ny. I, petugas yang mengangkat telepon sudah menjelaskan bahwa jika ada
kondisi perburukan akan dihubungi. Tetapi keluarga tidak puas terus menghubungi.
 Setelah Ny. I dirawat selama 4 hari ternyata Ny. I mengalami perburukan dan Dokter
menghubungi keluarga bahwa pasien dalam kondisi perburukan. Keluarga bertanya ,
mengapa saat kondisi pasien sudah kritis keluarga hanya diinformasilan lewat telfon
dan meminta persetujuan tindakan melalui telfon.Keluarga merasa tidak ada informasi
yang diberikan bila keluarga ingin tahu maka keluarga yang harus menghubungi rumah
sakit.
 Dpjp sudah menjelaskan kondisi pasien sampai pada kondisi terburuk, dan keluarga
memutuskan untuk melepaskan semua alat- alat invasif dan bersedia mengambil
segala resiko . Padahal sebelumnya keluarga pasien sudah dijelaskan di dalam inform
consent. Perawat ikut menjelaskan akan tetapi keluarga tetap ingin mendampingi
pasien sampai pasien meninggal ( keluarga meminta kebijakan manajemen untuk
memperbolehkan 1 anak pasien mendampingi pasien dengan menggunakan APD
lengkap dan bersedia membayar dengan segala resiko ).
PEMBAHASAN

Laurie Zoloth is an American ethicist,


currently Margaret E. Burton Professor at
the University of Chicago Divinity School.
She was also dean of the Divinity School
from 2017 to 2018, whereupon she stepped
into an advisory administrative position.
Dilema etik :
1.Perawat memberikan asuhan tidak sesuai kompetensi , dengan penambahan
kapasitas tidak disertai penambahan perawat yang certified
2.Keluarga kurang mendapat informasi kondisi pasien , karena keluarga tidak Step 1
diizinkan menunggu pasien .pada saat kondisi perburukan keluarga di via telfon Apakah ini dilema etik?
3.Pendampingan pasien untuk didampingi saat kondisi end of life pada kondisi
pandemi
1. Adanya modifikasi dan perubahan regulasi pasien yang di rawat dengan Step 2
COnfirm Covid -19 tidak dapat di tunggu oleh keluarga Bawa semua informasi yg
2. Belum adanya ketentuan PPA ( dokter ) menghubungi keluarga untuk berhubungan dg kasus utk
update kondisi pasien secara regular memastikan bahwa hal
3. Adanya pernyataan keluarga ingin mendampingi pasien dengan berbagai tersebut adalah betul dilema.
resiko, Dlm poin ini klien, keluarga
4. Rasio perawat dengan jumlah pasien dan kompetensi perawat tidak institusi adalah sumber
sesuai namun penambahan jumlah kasus tidak bisa dihindari, perawat penting pd informasi yg
harus tetap merawa pasien dengan under supervisi, ada kondisi potensi relevan.
cidera dalam pelayanan pasien
Melakukan family meeting dengan Online yang dihadiri DPJP-Dokter ICU-perawat ICu-
dengan melakukan dokumentasi penjelasan yang tertulis pada lembar penjelasan kondisi
pasien Step 3
Pihak keluarga Memeriksa dan menetapkan
Mendengarkan pemahaman dan harapan keluarga terhadap pasien Ny. I dan
menyampaikan nilai nilai yang di anut keluarga
value yg dimiliki dlm issue,
Keluarga ingin pengobatan maksimal klarifikasi value utk memberi
Keluarga ingin dapat mendampingi saat end of life kepercayaan selama diskusi
keluarga ingin selalu mendapat infomasi kondisi pasien
bahwa penting utk menerima
Pihak RS
Menjelaskan kondisi pasien , dilema.
Menjelaskan regimen pengobatan yang sudah dijalani
Menjelaskan potensi keberhasilan pengobatan dengan comorbid yang ada
Menjelaskan regulasi terkait covid dan tujuannya buat mencegah penularan
Berfokus pada pasien
Keluarga ingin pengobatan maksimal
Penjelasan tentang kondisi pengobatan, respon pengobatan dan harapan , maka
keluarga harus memilih melepaskan pasien dalam kondisi yang baik dan nyaman
Keluarga ingin dapat mendampingi saat end of life
Pertimbangan karena regulasi, keluarga tetap tidak diperbolehkan mendampingi pasien, Step 4
tidak cukup dengan memakai APD , tetap ada potensi kontaminasi dengan cara pakai dan Mengutarakan problem yang
lepas APD dan tidak ada orang khusus yang memantau jelas, pernyataan dilema yg
Keluarga ingin selalu mendapat infomasi kondisi pasien simpel.
Dengan kondisi pasien dan rasio perawat , hak hak pasien tetap harus terpenuhi terkait Kemungkinan tidak selalu
informasi kondisi pasien, maka harus dibuatkan SPO “Tatalaksana memberikan informasi mudah tetapi hal itu penting
kondisi pasien secara rutin utk step selanjutnya
Problem rasio perawat dengan penambahan kapasitas
Pada kondisi ini, Kepala keperawatan-Kepala unit ICu-Komite keperawatan harus
membuatkan strategi supervisi-delegasi agar perawat dapat memberikan asuhan dan
kondisi potensi cidera dapat dihindari
Perawat harus
Dokter dan perawat akan melakukan tindakan yang bersifat urgent tanpa memberikan
informasi terlebih dahulu kepada keluarga Ny. I, tetapi perawat memilih untuk memberikan
tindakan yang bersifat urgent terlebih dahulu sehingga perawat dan tim medis lainnya Step 5
akan memberikan informasi kepada keluarga Ny. I setelah pemberian tindakan medis Identifikasi kemungkinan
tersebut. mengatur tindakan utk semua
Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan yang tepat disituasi mendesak untuk sisi issue. Hal tersebut
meningkatkan kualitas kesehatan pasien. Keluarga diberikan informasi setelah melakukan sepenuhnya membantu
tindakan tersebut guna menghindari rasa panik yang berlebihan terhadap pasien dan
petugas mampu memaksimalkan waktu atas pelayanan tersebut. aktifitas yg potesial khususnya
Keluarga Bisa menghubungi Unit keperawatan untuk mendapatkan penjelasan dengan ketika menjelaskan, reflek,
mambuat janji untuk diatur waktu dokter untuk menjelaskan kondisi pasien secara reguler pendapat dan konflik.
Memfasilitasi keluarga pasien dengan Video Call untuk memperlihatkan kondisi pasien
Memantau pelaksanaan penugasan di unit ICU dan melakukan Briefing rutin terkait
asuhan keperawatan di ICu
 Memfasilitasi SPO “Tatalaksana memberikan informasi kondisi pasien secara
Step 6
rutin Perencanaan negosiasi
 Memberikan informasi terkini terkait kondisi pasien
Menghargai permintaan
 Memberikan informasi regulasi penangananCovid yang diperlakukan sama
negosiasi dan menghargai
 Memberikan penguatan terhadap keluarga terkait kepercayaan bila
permintaan yang lain
meninggal pada saat pandemi merupakan kondisi khusus
 Melakukan koordinasi dengan PPA lain
Evaluasi Action
Memfasilitasi SPO “Tatalaksana Menghubungi keluarga pasien
memberikan informasi kondisi secara reguler sesuai dengan waktu
pasien secara rutin yang telah dis epakati
Memberikan informasi terkini
terkait kondisi pasien

Memberikan informasi regulasi Memberikan edukasi kepada Step 7


Evaluasi dari action
penangananCovid-19 yang keluarga dan membuat
diperlakukan sama kesepakatan dan persetujuan agar
kuarga memahami tujuan dan
alasan regulasi ini
Pengaturan SDM terkait jumlah Melakukan supervisi dan briefing
pasien kepada staf
Melakukan modifikasi penugasan
FINISH

Anda mungkin juga menyukai