Anda di halaman 1dari 37

KEBUTUHAN

SEKSUALITAS

NURUL IKLIMA, M.KEP


ASPEK SEKSUAL PASIEN
DI INDONESIA
 Membicarakan seksual masih
tabu
 Tidak terbuka
 Pengekspresiannya masih
secara tertutup
PERILAKU SEKSUAL SESUAI
DENGAN NORMA-NORMA
SEKSUAL
 Phenomena yang kompleks yg
melibatkan aspek biologis,
psikologis, interpersonal, dan
behavioral.
Seksual yang sehat
 Menurut WHO : terintegrasinya
aspek-aspek somatic,
emosional, intelektual, dan
sosial.
SEKSUAL YANG SEHAT
Meliputi :
 Bebas dari gangguan fisik
maupun psikologis.
 Bersikap positif terhadap
seksual.
 Mempunyai pengetahuan yang
akurat tentang seksualitas.
 Kesesuaian antara jenis
kelamin, identitas, dan peran
SEXUALITY
 Melibatkan sikap, nilai-nilai,
perasaan, dan kepercayaan
tentang feminin dan maskulin,
dan fisik tubuh.
 Meliputi :
-. Biologic sex
-. Gender identity
-. Role behavior
-. Sexual preference
 TERMASUK
-. Sexual self concept
-. Dipengaruhi dan
mempengaruhi hubungan
interpersonal, peran keluarga,
gaya hidup, dan status
kesehatan.
HUBUNGAN SEKSUAL
 Merupakan hubungan biologis
yang paling intim antara dua
individu yang mempunyai tujuan
 Mendapatkan keturunan
(reproduksi)
 Memenuhi kebutuhan biologis
(rekreasi)
PERILAKU SEKS BEBAS
 Dapat terjadi kehamilan
 Dapat terjadi kanker
 Terjangkit penyakit menular
seksual (PMS)
 Syphilis
 Gonorrhoe

 Non gonorrhoe

 Kondiloma akuminata

 HIV / AIDS
ORGAN SEKSUAL WANITA
 Alat kelamin luar  Alat kelamin dalam
 Labia majora  Vagina
 Labia minora  Cervik
 Clitoris  Uterus : 3 lapisan
 Hymen -. Perimetrium
 Pubis -. Myometrium
-. Endometrium
 Breast  Ovarium
 Tuba Falofi
ORGAN SEKSUAL LAKI-LAKI
 Penis
 Testis (2 bh): yg memproduksi
-. sperma, untuk laki-laki yg
fertile mengeluarkan ± 120 –
160 jt / ejakulasi.
-. Testosteron yg bertanggung jawab
untuk suara yg berat, rambut pd
tubuh, pertumbuhan janggut.
 Scrotum
TUBUH MANUSIA MEMILIKI
ZONA EROTIC
 Alat genital
 Kulit
 Paha
 Bibir
 Telinga
 Buah dada

Bila dirangsang menyebabkan


sexual arousal & desire
(keinginan)
EKPRESI SEKSUAL

 Masturbasi  Masochism
 Seksual  Sadomasochism
intercourse  Fetishism
 Cunnilingus  Transvestism
 Fellatio
 Sodomi
 Sadism
EKPRESI SEKSUAL
 Dipengaruhi oleh :
 Sentuhan
 Bau

 Penglihatan

 Suara

 Perasaan

 Fikiran

 Fantasy
PERKEMBANGAN SEKSUALITAS
 Infant : 0 – 18 bulan
 Ciri-cirinya ;
 Butuh kasih sayang dan stimulasi
 Anak laki-laki ; ereksi
 Anak perempuan : potensi orgasmic
 Secara perlahan dapat membeda-
kan dirinya dengan orang lain
 Mendapat kepuasan dari sentuhan
genital
 Berpakaian sesuai gender
 Permainan sesuai gender
 Todler : 1 – 3 tahun
 Ciri-cirinya :
 Mulai dapat mengontrol b.a.b dan
b.a.k
 Senang dengan genitalianya

 Mampu mengidentifikasi jenis


kelamin
 Mengembangkan kata-kata
sehubungan dengan anatomi
 Pra sekolah : 4 – 6 tahun
 Ciri-cirinya :
 Seksualitas mulai di internalisasi
dan memilih teman
 Bermain dan berpakaian sesuai
gender
 Memperhatikan bagian-bagian
tubuhnya dan teman bermain
 Usia sekolah : 6 – 10 tahun
 Ciri-cirinya
 Dekat dengan orang tua yang
beda jenis kelamin
 Cenderung mempunyai teman
sama gender
 Keingintahuan tentang sex dan
sharing tentang ketakutan-
ketakutannya
 Meningkatkan kesadaran dirinya
 Pre adolescence : 10 – 13
tahun
 Ciri-cirinya :
 Timbul ciri-ciri pubertas
 Menstruasi

 Pembatasan-pembatasan perilaku
 Adolescence : 13 – 19 tahun
 Ciri-cirinya :
 Mulai berhubungan dengan yang
beda jenis kelamin
 Berfantasi seksual
 Masturbasi
 Melakukan aktifitas seksual
 Wanita mulai concern dengan
penampilan
 Laki-laki : kompetisi
 Meningkat insiden kehamilan
 Dewasa muda : 20 -35 tahun
 Ciri-cirinya :
 Sex premarital sering terjadi
 Melaksanakan perkawinan
 Pengetahuan tentang seksual
diperlukan untuk meningkatkan
kesenangan
 Mencoba bermacam teknik dan
posisi
 Menghargai pendapat dan nilai-
nilai orang lain
 Dewasa : 35 - 55 tahun
 Ciri-cirinya :
 Terjadi perubahan tubuh karena
menopause
 Pengalaman sex lebih difokuskan
pada kualitas dari pada kuantitas
 Sering terjadi perceraian
 Anak-anak sudah besar sehingga
lebih terfokus kepada kehidupan
sexnya.
 Tidak takut hamil, sehingga dapat
menikmati kehidupan sexnya.
 Elderly / usila : > 55 tahun
 Ciri-cirinya :
 Orgasme menjadi pendek,
intensitas berkurang
 Sekresi vagina berkurang
 Priode resolusi pada wanita lebih
panjang
 Takut kehilangan kemampuan
seksualitasnya
 Merasakan apakah aktifitas
seksual harus berhenti karena
proses penuaan.
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI SEKSUALITAS
 Perkembangan manusia
berpengaruh terhadap psiko-sosial,
emosional, dan biologis
 Kultur / budaya
 Agama
 Etika
 Gaya hidup
 Orientasi seksual
 Status kesehatan
ORIENTASI SEKSUAL
 Merujuk kepada pasangan sex
seseorang
 Heteroseksual
 Homoseksual, laki-laki disebut
gay, untuk perempuan disebut
lesbian.
 Transeksual, seseorang yang
merasa terperangkap dalam tubuh
yang salah (beda sex)
 Biseksual
Dysfungsi seksual
 Laki-laki
 Impoten
 Ejakulasi prematur
 Retarded ejakulasi /ejakulasi
incompetence
 Wanita
 Terhalangnya keinginan seksual
 Orgasmic dysfuntion
 Dyspareunia
 Vaginismus
Dysfungsi seksual
 Dapat terjadi pada
 Interest
 Excitement

 Orgasme

 Kanker
 Menurunkan libido
 Penurunan aktifitas seksual

 Berkurang kepuasan seksual


PENYAKIT/STRESS AKAN
MEMPENGARUHI KEMAMPUAN
SEKSUAL SESEORANG
 Nyeri kronis
 Diabetes melitus
 Penyakit kardio vaskular
 Hypertensi
 Infark miocardial
 Penyakit-penyakit sendi
 Pembedahan/ body image
 Spinal cord injuries
 Gangguan mental
 Penyakit menular seksual (STD)
 Obat-obatan
FAKTOR PSIKOSOSIAL YANG
MEMPENGARUHI FUNGSI SEKSUAL

 Perubahan body image


 Menurunnya harga diri
 Perubahan peran
 Sikap
 Kepercayaan-kepercayaan dan
miskonsepsi
 Cemas dan depresi
PERAWAT SBG ROLE MODEL
 Sikap, prasangka thd seksual
akan dapat dibaca oleh klien,
melalui cara perawat bertindak,
berbicara, menghindar, dan
pada waktu berbicara.
 Tingkat pengetahuan perawat
ttg seksualitas, menghambat /
meningkatkan diskusi
 Pengetahuan tentang anatomi
dan fisiologi organ reproduksi,
respon seksual, ekspresi
seksual dapat membantu
pengkajian yang efektif
 Perawat harus merasa nyaman
dengan dirinya
PENGKAJIAN
 Riwayat seksual
 Klien yang menerima perawatan
kehamilan, STD, infertility,
kontrasepsi.
 Klien yang mengalami disfungsi
seksual / problem
 Klien yang mempunyai penyakit-
penyakit yang akan
mempengaruhi fungsi seksual
FOKUS PENGKAJIAN
 Riwayat reproduksi
 Riwayat penyakit seksual
 Sexual self care behaviors : PAP
Smear, mamogram
 Sexual self concept
 Sexual identity
 Sexual body image
 Sexual self esteem
 Sexual role performance
 Fungsi sexual
 Pemeriksaan fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN
 Dysfungsi seksual : impotence
sehubungan dengan penggunaan
obat anti hypertensi
 Dysfungsi seksual : dyspareunia
sehubungan dengan efek proses
menopause
 Perubahan pola seksual
sehubungan dengan kehilangan
privacy karena hospitalilasi
 Perubahan pola seksual hilang
keinginan sehubungan dengan
perubahan body image karena
pembedahan
 Gangguan rasa nyaman: nyeri
sehubungan dengan abduksi
pinggul pada posisi seksual
 Kurangnya pengetahuan
metoda kontrasepsi.
IMPLEMENTASI
 Menciptakan hubungan saling
percaya antara perawat-klien
 Pendidikan / pengajaran
 Mitos-mitos tentang sex
 Pemeriksaan sendiri (sadari) buah
dada
 Kontrasepsi : sistem kalender,
coitus interuptus, barrier methods
(kondom, diaphragm, cervical cap,
vaginal sponge)
 I.U.D
 Pil
 Sterilisasi : MOP, MOW
 Ekpresi seksual yang bertanggung
jawab
 Konseling untuk klien dgn masalah
seksual (PLISSIT)
 P = Permission giving
 LI = Limited information
 SS = Specific Suggestion
 IT = Intensive Therapy
 .

Anda mungkin juga menyukai