Anda di halaman 1dari 23

Pendahuluan

 Pada proses pengendapan (sedimentasi)


gravitasi, partikel-partikel yang lebih berat dari
fluida tempat partikel tersuspensi dapat
dikeluarkan di dalam kotak pengendap atau
tangki pengendap (Settling Tank), dimana
kecepatan fluida itu cukup kecil dan partikel itu
mendapat waktu yang cukup untuk mengendap
keluar dari suspensi itu.
Tujuan :

 Untuk mengeluarkan partikel dari arus fluida.

 Untuk mengeluarkan partikel yang terdapat di dalam


fluida, sebagaimana dalam pembersihan udara atau gas
buang terhadap debu atau racun, atau untuk membuang
zat padat dari limbah.

 Untuk memulihkan partikel, seperti partikel sengaja


disuspensikan di dalam fluida supaya dapat dipisahkan
menjadi fraksi-fraksi yang berbeda ukuran atau
densitasnya.
Separator :

1. Peralatan Pengendap yang dapat memisahkan


hampir seluruh partikel dari zat cair disebut
klarifikator (clarifier)

2. Peralatan Pemisah zat padat menjadi dua


fraksi atau lebih disebut klasifikator
(classifier).
Metode Pengendapan :

1. Metode karam dan kambang (sink and float)


menggunakan medium pemilah zat cair yang
densitasnya terletak diantara bahan ringan dan
berat.
2. Metode pengendapan diifferensial (Settling Method)
dengan memanfaatkan perbedaan kecepatan
terminal yang terdapat antara dua bahan yang
densitasnya berbeda. Densitas medium lebih rendah
dari kedua bahan.
Metode karam dan kambang disebut juga
separasi fluida berat (Heavy Fluid Separation)

Proses-proses fluida berat digunakan untuk


menangani partikel yang relatif kasar (> 10 #)

Masalah penggunaan metode karam dan


kambang ialah pemilihan medium cairan yang
gravitasnya tepat untuk membuat bahan
ringan mengambang dan bahan berat
tenggelam.
Contoh bahan-bahan kimia yang digunakan
sebagai cairan pemisah :

 Wasbensin, densitas 0,89 gr/ml


 Perchloroethylene, densitas 1,6 gr/ml
 Trichloroethylene, densitas 1,45 gr/ml
 Bromofrom, densitas 2,89 gr/ml
 Tentukan densitas larutan yang diinginkan,
misalnya 1,3 gr/ml
 Untuk densitas 1,3 gr/ml, cairan yang digunakan
adalah TCE (1,45 gr/ml) dan WB (0,89 gr/ml)
 Volume TCE dan WB yang digunakan :

(d1 x V1)  (d 2 x V 2)
D
(V1  V 2)
Dimana :
D = densitas campuran, d1 = densitas larutan 1,
d2 = densitas larutan 2, V1 = volume larutan 1
dan V2 = volume larutan 2.
 Campurkan dan aduk menggunakan spatula
 Ukur densitas campuran menggunakan
Hydrometer,
Pilihan yang lebih lazim mengenal medium
larut adalah zat cair semu (pseudo liquid)

Contoh : magnetit (gravitas spesifik = 5,17)


Ferrosilikon (gravitas spesifik = 6,3 – 7,0),
Galena (gravitas spesifik = 7,5)
Metode Pengendapan Sink n Float
ρA < ρ B
Bahan A, ρA

Bahan B, ρB
Densitas cairan, ρ
Pengendapan differensial

Pada pengendapan differensial, baik partikel ringan maupun


berat akan mengendap melalui medium yang sama.

Kelemahan metode ini ialah bahwa karena campuran bahan


yang akan dipisahkan itu meliputi berbagai ukuran
partikel, partikel besar tetapi ringan akan mengendap
dengan laju yang sama dengan partikel kecil yang berat,
sehingga akan didapat fraksi campuran.
Metode Pengendapan Diferensial
ρA < ρ B
Bahan A, ρA

Bahan B, ρB

Titik potong/cut poit

Densitas cairan, ρ
Kecepatan terminal, Vt

gD P ( P  ) 2
Vt 
18
Dimana : Vt = kecepatan terminal bahan, cm/det (cgs)
g = gravitasi, cm/det2
Dp = diameter partikel, cm
ρp = densitas partikel, gr/cm3
ρ = densitas larutan, gr/cm3
μ = Viskositas cairan, gram/cm,det ( 1 cp = 10-2 gr/cm.det)
Diameter partikel yang mempunyai kecepatan
pengendapan sama.

(DpA/DpB) = ((ρpA-ρ)/(ρpB-ρ))

Dimana : DpA = diameter partikel A


DpB = diameter partikel B
pA = densitas partikel A
pB = densitas partikel B
p = densitas cairan
Flokulasi

Suspensi yang terdiri dari partikel yang mempunyai


muatan listrik yang mungkin positif atau negatif,
karena adanya saling tolak oleh muatan yang sama,
cendrung selalu terdispersi.

Penambahan elektrolik seperti alum sulfat (Al2(SO4)3)


akan menetralkan muatan-muatan partikel sehingga
dapat diaglomerasikan menjadi flok-flok yang masing-
masing terdiri banyak partikel.
Sedimentasi
a) Suspensi yang terdistribusi secara seragam di dalam zat
cair dalam keadaan siap mengendap, kedalaman total
suspensi adalah z0
b) Berupa flok yang terletak longgar di atas satu sama lain
membentuk suatu lapisan (zona D), di atas zona D
terbentuk lapisan lain (zona C) yang merupakan lapisan
transisi, dimana kandungan zat padatnya bervariasi,
diatas zona C terdapat zona B yang terdiri dari suspensi
homogen yang konsentrasinya sama dengan pulpa asal.
Diatas zona B terdapat zona A, jika partikel itu telah
terflokulasi penuh merupakan air jernih.
c) Setelah pengendapan, zona B dan C hilang dan semua
zat padat itu terdapat pada zona D.
d) Pemampatan (compression), sebagaian zat
cair yang terikut bersama flok ke dalam zone
kompresi D akan terperas keluar.

e) Lumpur sudah mencapai tinggi akhir.


Pengendapan Sentrifugal
Untuk meningkatkan laju
pengendapan, gaya gravitasi yang
bekerja pada partikel itu dapat
digantikan dengan gaya sentrifugal
yang jauh lebih kuat.
Peralatan :
a. Kolam Pengendap
Liberasi partikel
Dekanter-sentrifugal piring
Mesin sentrifugal buangan-nosel

Anda mungkin juga menyukai