Anda di halaman 1dari 18

SERTIFIKASI DAN LABELISASI HALAL

PRODUK PANGAN

SAUDI RAHMAN (201410220311079)


ANNISA FAIRUS SALMA (201510220311082)
AGHNIYA FIRDA ARDINESIA (201510220311085)
NURUL HIDAYATI (201510220311086)
SHANDRA BERLIANA (201510220311087)
MATERI PRESENTASI
• Pangan halal
• Pengawasan pangan halal sebelum beredar
• Pengawasan pangan halal setelah beredar
• Prosedur Sertifikasi dan Labelisasi Halal
ABSTRAK

Masyarakat saat ini mengonsumsi suatu produk tidak lagi terlalu memperhatikan
kehalalan suatu produk. Mereka kebanyakan hanya berpikiran bahwa produk yang secara
langsung diproduksi dari bahan baku yang tidak halal (alkohol atau babi misalnya ) adalah
haram. Label halal bagi konsumen muslim dapat memastikan produk mana saja yang boleh
mereka konsumsi, yaitu produk yang memiliki dan mecanumkan label halal pada
kemasannya. Konsumen Muslim berhati-hati dalam memutuskan untuk mengkosumsi atau
tidak produk-produk tanpa label halal tersebut dan membeli produk-produk yang berlabel
halal ataupun tidak merupakan hak konsumen itu sendiri.
PENDAHULUAN

Indonesia dengan jumah penduduk sekitar 220 juta jiwa merupakan pasar konsumen yang paling
besar didunia. Disisi lain dengan populasi kaum muslimin yang mencapai 90% dari jumlah total
warga negara Indonesia, membanjirnya produk dan jasa tersebut merupakan suatu dilema di mana
satu hal memberikan banyak pilihan bagi masyarakat tapi juga dilain hal membuat masyarakat
menjadi tidak sadar lagi masalah kehalalan produk tersebut terutama produk pangan.
Dengan adanya label halal ini konsumen muslim dapat memastikan produk mana saja yang boleh
mereka konsumsi, yaitu produk yang memiliki dan mencantumkan label halal pada kemasannya.
Konsumen Muslim berhati-hati dalam memutuskan untuk mengonsumsi atau tidak produk-produk
tanpa label halal tersebut dan membeli produk-produk yang berlabel halal atau tidak merupakan
hak konsumen itu sendiri. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pentingnya labelisasi
halal pada produk pangan dan untuk mengetahui sistem atau prosedur labelisasi halal di MUI dan
BPOM.
METODOLOGI

Dalam peyusunan paper ini penulis menggunakan metode studi literatur


dengan mencari referensi yang relevan sesuai dengan materi yang
ditemukan. Referensi yang digunakan bersumber dari jurnal penelitian,
artikel, dan buku yang terkait dengan materi. Referensi teori yang diperoleh
dengan jalan peneltian studi literatur dijadikan sebuah fondasi dasar dan alat
utama bagi praktek penelitian ditengah lapangan.
PANGAN HALAL

Pangan halal adalah pangan yang tidak mengandung


unsur atau bahan yang haram atau dilarang untuk
dikonsumsi umat Islam serta diproses sesuai dengan
ketentuan hukum agama Islam dengan cara-cara yang
baik (Toyyib)
PRODUK PANGAN

HALAL DAN THAYIB

SERTIFIKASI
SERTIFIKASI HALAL
HALAL MUTU
MUTU DAN
DAN KEAMANAN
KEAMANAN
DILAKUKAN
DILAKUKAN OLEH
OLEH LEMBAGA
LEMBAGA PANGAN
PANGAN TUGAS
TUGAS UTAMA
UTAMA
YANG
YANG MEMPUNYAI
MEMPUNYAI OTORITAS
OTORITAS BADAN
BADAN POM
POM
MEMBERIKAN
MEMBERIKAN FATWA
FATWA HALAL
HALAL

DIATUR
DIATUR DENGAN
DENGAN SEPERANGKAT
SEPERANGKAT PERATURAN
PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
PERUNDANG-UNDANGAN YANG
YANG BERLAKU
BERLAKU
PENGAWASAN PANGAN BERLABEL HALAL

sebelum beredar
Pengawasan
kehalalan pangan Penilaian produk pangan

sesudah beredar

MD/ML
Sampling
Produk pangan Sertifikat
Halal
PENGAWASAN KEHALALAN PANGAN
SEBELUM BEREDAR
PENILAIAN PRODUK PANGAN

Sebelum diizinkan beredar, perlu dilakukan penilaian produk


pangan

Penilaian keamanan, mutu dan gizi pangan

Dilakukan Penelusuran Sumber Bahan Baku dan Bahan Penolong

Nomor Persetujuan Pendaftaran oleh Kepala BPOM (MD/ML)


PENGAWASAN ASAL BAHAN

• KHUSUS UNTUK PRODUK PANGAN OLAHAN YANG MENGGUNAKAN GELATIN,


EMULSIFIER, SORTENING DAN STABILISER, MAKA PRODUSEN HARUS
MELAMPIRKAN DOKUMEN – DOKUMEN YANG MENYATAKAN ASAL BAHAN : NABATI
ATAU HEWANI
• BILA BERASAL DARI HEWAN HARUS MENYEBUTKAN ASAL HEWAN
• BILA ASAL HEWAN BUKAN BABI, MAKA HARUS DISERTAI DENGAN SERTIFIKAT
HALAL DARI MUI
• JIKA BERASAL DARI BABI HARUS MENCATUMKAN LOGO/KETERANGAN
“MENGANDUNG BABI”
PENGAWASAN KEHALALAN PANGAN
SETELAH BEREDAR
SKEMA Tindak Lanjut
PENGAWASAN PANGAN BERLABEL HALAL
PENGAWASAN

MK TMK
(Memenuhi Ketentuan) (Tidak Memenuhi Ketentuan)

Produk SP/PIRT Produk MD/ML

Pembinaan; Surat Teguran untuk


Balai POM berkoordinasi dengan Produsen/Importir dan Distributor
Dinas Kesehatan setempat.
PROSEDUR SERTIFIKASI DAN LABELISASI HALAL

PROSES LABELISASI HALAL DAERAH


• Persetujuan pencantuman tulisan halal pada label diberikan melalui serangkaian
pemeriksaan oleh Tim gabungan yg terdiri dari :
Badan POM, Departemen Agama, MUI
• Dasar Hukum :
1. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 82/Menkes/SK/I/1996 dan No.
924/Menkes/SK/VII/1996 tentang Pencantuman Tulisan “Halal” pada Label
Makanan dan Perubahannya.
2. Piagam Kerjasama Departemen Kesehatan (dalam hal ini Dirjen POM sekarang
Badan POM), Departemen Agama dan MUI, tentang Pelaksanaan Pencantuman
Tulisan “halal’ pada Makanan, th. 1996.
PRODUK PANGAN OLAHAN YANG DAPAT DIAJUKAN
UNTUK
SERTIFIKASI DAN LABELISASI HALAL

• Produk yang terdaftar di Badan POM (mempunyai nomor pendaftaran


MD) diajukan ke Badan POM.
• Produk yang mempunyai nomor pendaftaran SP/P-IRT diajukan ke Balai
POM setempat
• Restoran diajukan ke Majelis Ulama Indonesia.
TATA CARA PERMOHONAN

Pemohon mengisi permohonan (tiga rangkap) yang dilengkapi dengan :

• Daftar Nomor Persetujuan Pendaftaran (MD/ML, SP/P-IRT)…. Nama produk yg didaftar harus sama dengan
yang tercantum dipersetujuan pendaftaran, beserta fotocopy label yang disetujui oleh Badan POM

• SOP (Standard Operasional Prosedure) di Pabrik

• Flow Chart (Diagram Alir Proses Produksi)

• Lay Out Sarana Produksi/Pabrik

• Sertifikat Halal dari bahan-bahan yang digunakan dan atau spesifikasi sumber/asal bahan baku yang digunakan

(dikeluarkan oleh pabrik/produsen yang membuat bahan tersebut)

• Bahan yang berasal dari hewan harus ada Surat Keterangan dari Rumah Potong Hewan, bahwa pemotongan
dilakukan sesuai Syariah Islam
PELAKSANAAN AUDIT

• Waktu Audit disepakati bersama


• Dalam keadaan berproduksi
• Mempresentasikan proses produksi
• Diizinkan untuk difoto
• Menyiapkan dokumen pembelian/pemesanan
(Purchase Order (PO)/Delivery Order (DO))
bahan-bahan ( 2 bulan terakhir)
• Ketua Tim Audit : BADAN POM, LPPOM MUI, DEPARTEMEN AGAMA
HASIL AUDIT

 Memenuhi Syarat
Jika memenuhi syarat maka Sertifikat Halal dapat dikeluarkan oleh MUI berdasarkan
hasil pertimbangan kedua hal yaitu Kehalalan Produk (Sesuai hasil pemeriksaan dan
Rapat Komisi Fatwa) dan CPPB memenuhi syarat CPPB, minimal Nilai B. Labelisasi
dikeluarkan oleh Badan POM berdasarkan Sertifikat Halal dan Hasil Perbaikan CPPB.

 Tidak Memenuhi Syarat


Jika tidak memenuhi syarat maka perusahaan harus melengkapi dalam waktu 3 (tiga) bulan
sejak dilakukan audit, apabila belum bisa dipenuhi, maka akan dilakukan audit ulang.
MASA BERLAKU SERTIFIKAT DAN LABEL HALAL

• Dua tahun
• Tiga bulan sebelum habis harus memperbaharui
• Tidak memperpanjang, harus menghilangkan tulisan
halal
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai