TERSUMBAT
TUJUAN PEMBELAJARAN:
Silia
Enzym lysozime
3. INDERA PENGHIDU
RUTE SAAT MENINGGALKAN BULBUS
OLFAKTORI
1. Rute Subkorteks terutama daerah sistem limbik, khususnya sisi medial
bawah lobus temporalis. Rute ini yang mencakup hipotalamus
mengkoordinasikan erat antara bau dan perilaku
Rinitis
Non-Allergic Allergic
• Rinitis Simpleks
• Rinitis Vasomotor
• Rinitis medikamentosa
RINITIS VASOMOTOR
Rinitis vasomotor adalah suatu keadaan ideopatik yang didiagnosis tanpa adanya infeksi, alergi,
eosinophilia, perubahan hormonal (kehamilan dan hipertiroid) dan pajanan obat (kontrasepsi
oral, antihipertensi, β-bloker, aspirin, klorpromazin dan obat topikal hidung dekongestan)
Rinitis Alergi adalah penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi
pada pasien atopi yang sebelumnya sudah tersensitasi dengan allergen yang
sama.
Rinitis Alergi adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rasa
gatal dan hidung tersumbat setelah mukosa hidung terpapar allergen yang
diperantai oleh IgE.
Menurut WHO ARIA (Allergic Rinitis and Its Impact on Asthma) tahun 2011
RINITIS ALERGI
• Klasifikasi Rinitis Alergi
B E R D A S A R K A N S IFAT B E R DA S A R K A N D E R A J AT B E R AT
B E R L A N G S U N G N YA : R I NG A N N YA
Interminten Persistent Mild Moderate-Severe
Tidak terdapat Bila terdapat satu
Gejala < 4 hari/ Gejala > 4 hari/ gangguan tidur atau lebih dari
minggu minggu Tidak terdapat gangguan tersebut
gangguan aktivitas
Atau < 4 Atau > 4 minggu harian
minggu Tidak ditemukan
gangguan belajar atau
bekerja
ETIOLOGI DAN
FAKTOR RESIKO
RINITHIS ALERGI
RINITHIS ALERGIKA
• Faktor genetik dan herediter sangat berperan pada ekspresi rinitis alergi (Adams, Boies, Higler,
1997).
• Penyebab rinitis alergi tersering adalah alergen inhalan pada dewasa dan ingestan pada anak-
anak.
• Penyebab rinitis alergi dapat berbeda tergantung dari klasifikasi
• Beberapa pasien sensitif terhadap beberapa alergen.
• Alergen yang menyebabkan rinitis alergi musiman biasanya berupa serbuk sari atau jamur.
• Rinitis alergi perenial (sepanjang tahun) diantaranya debu tungau, terdapat dua spesies utama
tungau yaitu Dermatophagoides farinae dan Dermatophagoides pteronyssinus, jamur, binatang
seperti kecoa dan binatang pengerat.
• Faktor resiko untuk terpaparnya debu tungau biasanya karpet serta sprai tempat tidur, suhu
yang tinggi, dan faktor kelembaban udara.
• Kelembaban yang tinggi merupakan faktor resiko untuk untuk tumbuhnya jamur
• Berbagai pemicu yang bisa berperan dan memperberat adalah beberapa faktor nonspesifik
diantaranya asap rokok, polusi udara, bau aroma yang kuat atau merangsang dan perubahan
cuaca (Becker, 1994).
FAKTOR KETURUNAN
POLUSI DAN ASAP ROKOK
Iritan sistem pernapasan seperti sulfur, dioksida, nitrogen dan partikel dari sisa
pembakaran menyebabkan meningkatnya kadar IgE
PEKERJAAN
PEKERJAAN
JENIS KELAMIN
PEREMPUAN 52%
LAKI – LAKI 48 %
PATOFISIOLOGI
RINITIS ALERGI
TUJUAN PEMBELAJARAN 3
HIPERSENSITIVITAS
Sinusitis
Rhinitis Medikamentosa
RHINITIS VASSOMOTOR
Merupakan gangguan mukosa hidung yang ditandai dengan edema persisten dan hipersekresi
kelenjar pada mukosa hidung apabila terpapar oleh iritan (keadaan non-infektif dan non-alergi).
Gejala :
- Hidung tersumbat
- Rinore
SINUSITIS
Marupakan peradangan pada salah satu atau lebih sinus paranasal (Rhinosinusitis), EPOS 2007
Gejala:
- edema
RHINITIS MEDIKAMENTOSA
Merupakan rhinitis kimia/rhinitis rebound karena menggambarkan kongesti mukosa hidung yang
diakibatkan penggunaan vasokontriksi topikal yang berlebihan.
Contoh obat lain yang mengakibatkan gangguan vasomotor adalah antagonis-adenoreseptor
oral,inhibitor fosfodiester, kontrasepsi pil dan antihipertensi.
Gejala :
- Hidung tersumbat
DIAGNOSIS RHINITIS ALERGIK:
ANAMNESIS, PEMERIKSAAN
FISIK, PEMERIKSAAN
PENUNJANG
TUJUAN PEMBELAJARAN 4
ANAMNESIS
Kualitas :
Keluhan Utama Onset Frekuensi/Kuantitas Mild/Moderate-
Severe
Apakah sampai
Hidung Sudah berapa Seberapa sering
mengganggu
tersumbat lama? terjadi?
aktivitas?
Rinore (mucous
serous)
Intermitten/Persistent
ANAMNESIS
Gejala lainnya :
• Hidung gatal, mata gatal, mata berair dan kemerahan, batuk kronik,
post nasal drip
ANAMNESIS
Pemeriksaan
secara umum :
• Allergic salute, gerakan
pasien menggosok
hidung karena gatal
• Inspeksi
• Allergic Shiners
• Nasal Crease
• Facies Adenoid
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Rhinoskopi
Anterior :
• Alat : spekulum hidung
• Cara pemeriksaan :
• Meminta pasien untuk mengadah
keatas
• Memasukkan sekitar 2/3 panjang
dari kepala speculum, lalu
melebarkan secara perlahan
• Lakukan penilaian
• Dinilai :
• Nasal vestibulum
• Septum nasi
• Konka inferior
• Konka media
• Nasal mukosa
• Dasar rongga hidung
PEMERIKSAAN FISIK
Hasil :
15-20 menit
o Tes intradermal :
Indikasi : tes cukit/tusuk negatif
Alergen disuntikkan hingga
membentuk bentol 3 mm
Hasil setelah 15-20 menit, dengan
sistem skoring 0 - +4
Sensitifitas > Prick test
Reaksi anafilaksis > sering
o SET (Skin End-Point Titration)
Untuk alergen inhalan
Untuk penetapan dosis awal
imunoterapi
EOSINOFIL SEKRET HIDUNG
Untuk mencapai tujuan pengobatan rinitis alergi, dapat diberikan obat-obatan sebagai
berikut :
• Antihistamin
Antagonis histamin H-1 Lini Pertama (Kombinasi atau tanpa kombinasi dengan
dekongestan secara oral)
• Dekongestan Hidung
Preparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik alfa (dekongestan hidung oral)
• Kortikosteroid topical
Beklometason, budesonid, flunisolid, flutikason, mometason furoat, triamsinolon
• Antikolinergik topikal : Ipatropium bromida
• Anti leukotrien
Alogaritma Penatalaksanaan
Rinitis Alergi menurut WHO
Initiative ARIA 2001
(Dewasa)
IMUNOTERAPI
• Cara pengobatan ini dilakukan pada alergi inhalan dengan gejala yang berat
dan sudah berlangsung lama, serta dengan pengobatan cara lain tidak
memberikan hasil yang memuaskan.
• Tujuan:
Pembentukan IgG blocking antibody dan penurunan IgE
• Ada 2 metode:
1. Intradermal
2. Sub-lingual
OPERATIF