Anda di halaman 1dari 33

TIU: setelah mempelajari materi ini, mahasiswa diharapkan mampu

memahami keterkaitan hubungan dan interaksi kemagnetan dan


kelistrikan terutama pada aplikasi beberapa instrumen listrik yang
banyak terdapat di sekitar kita
TIK: mahasiswa diharapkan mampu
 Mendemontrasikan dengan definisi, menggambarkan gaya magnet,
medan magnet, dan teori modern kemagnetan
 Mengaplikasikan aturan tangan kanan untuk menentukan arah gaya
magnet dan medan magnet pada konduktor yang mengangkut arus
 Menjelaskan operasi ammeter dc dan menghitung resistansi shunt
yang diperlurkan untuk memperbesar batas ukur ammeter
 Menjelaskan operasi voltmeter dc dan menghitung resistansi pengali
yang diperlukan untuk memperbesar batas ukur
 Memahami prinsip kerja motor dc dan menjelaskan fungsi-fungsi setiap
bagian motor
1. Kemagnetan (magnetism)
Efek kemagnetan pertama kali diamati terhadap potongan
batu kecil (besi oksida) yang ditemukan dekat kota kecil
Magnesia sekitar 20 tahun sebelum Masehi.
Interaksi (magnetism) berupa gaya yang menarik potongan
besi, dan potongan batu kecil ini dinamakan magnet
Efek kemagnetan ini sangat kuat pada bagian yang sempit
terutama di ujung magnet
Daerah dimana kemagnetan sangat kuat dan terkonsentrasi
dinamakan kutub magnet (pole)
Magnet meluruskan dirinya pada arah utara-selatan. Bagian
magnet yang mengarah ke utara dinamakan kutub utara, dan
yang mengarah ke selatan dinamakan kutub selatan.
Pelurusan ini dipengaruhi kemagnetan bumi.
Interaksi gaya antara kutub-kutub magnet mirip halnya dengan
interaksi antara muatan listrik, yaitu:
kutub-kutub yang berbeda jika didekatkan akan tarik-menarik,
dan jika kutub yang sama didekatkan akan tolak-menolak
Pada magnet selalu hadir kutub utara – selatan (dipole).Tidak
terdapat kutub yang terisolasi (monopole) seperti halnya muatan
listrik.
Setiap magnet dikelilingi oleh daerah/ruang (region) dimana efek-
efek kemagnetan terasa. Daerah ini dinamakan medan magnet.
Garis-garis medan magnet (imajiner) yang dinamakan garis-garis
fluks magnet digunakan untuk memvisualisasikan medan magnet,
seperti halnya garis-garis medan listrik
Gambar 4.1 Efek kemagnetan pada batang magnet
Kemagnetan dalam bahan dipercaya merupakan hasil gerakan
elektron-elektron dalam atom bahan, artinya merupakan sifat
gerakan muatan (charge in motion) dan berhubungan erat
dengan fenomena kelistrikan
Atom secara individual memberikan efek yang kecil terhadap
kemagnetan. Polaritas magnet berasal terutama dari spin
elektron dan sebagian kecil disebabkan dari gerakan orbital
elektron mengelilingi inti

elektron

inti

Gambar 4.2 Dua macam gerakan elektron yg berperan dlm sifat kemagnetan
Atom-atom dalam magnet dikelompokkan dlm microscopic
magnetic regions yang dinamakan domain yang dipercaya
menjadi secara magnetik terpolarisasi dalam satu arah
Dalam bahan bukan magnet, domain-domain berorientasi
secara acak (random)
X o
X o
X o
o

X o

X o X X
o

(a)
(b)
Gambar 4.3 Pada bagian (a) domain magnetik berorientasi acak dlm bahan
bukan magnet, sedangkan pd (b) menunjukkan orientasi dlm bahan magnet yg
lebih banyak ke satu arah. Tanda silang berarti panah ke dlm bidang gambar,
sedangkan tanda titik berarti panah keluar bidang gambar.
 Jika sejumlah besar domain berorientasi dlm arah yg sama bahan akan
menjadi atau memperlihatkan sifat kemagnetan yang kuat
 Teori tentang kemagnetan di atas sangat masuk akal karena mampu
memberikan penjelasan beberapa pengamatan efek kemagnetan
bahan
 Misalnya batang besi bukan magnet dapat menjadi magnet dengan
mendekatkan batang magnet atau menempelkannya ke batang besi
tersebut, dinamakan induksi magnetik. Kemagnetan induksi
seringkali bersifat sementara dan saat magnet dijauhkan/dilepaskan
domain menjadi random kembali
 Jika domain mempertahankan pelurusannya beberapa bagian setelah
medan magnet dijauhkan, bahan dikatakan menjadi kemagnetan
permanen. Kemampuan mempertahankan kemagnetan ini dikenal
sebagai retentivity
 Walaupun teori modern kemagnetan mempertahankan bahwa medan
magnet hasil dr gerakan elektron, ilmu pengetahuan tdk selalu
menerima dalil tsb. Menurut teori modern kemagnetan ini bhw
kemagnetan yg kuat tdk mengerahkan gaya pd muatan listrik
 Hans Christian Oersted (1820) membuat eksperimen di depan
siswanya utk menunjukkan bhw muatan yang bergerak dan
kemagnetan tidak berinteraksi. Oersted menempatkan magnet jarum
kompas dekat kawat lurus yang dihubungkan ke baterai (seperti
gambar 4.4)
 Hasil pengamatan adalah berlawanan dengan prediksi semula. Ketika
arus dikirim melalui kawat, gaya yg memutar dikerahkan pada jarum
kompas sampai jarum berarah tegak lurus kawat
 Gaya memutar maksimum terjadi ketika kawat dan kompas dipasang
sejajar/paralel sebelum arus dialirkan
 Merupakan bukti bahwa gaya magnet dikerahkan oleh jarum kompas
pd eksperimen ini menunjukkan adanya medan magnet mengelilingi
konduktor yang mengangkut arus
i
kawat

Jarum kompas

o o

i
Sel kering

Gambar 4.4 Susunan peralatan eksperimen yang dilakukan Oersted pada


tahun 1820
Jika butiran besi ditaburkan di atas kertas yg
mengelilingi kawat berarus, butiran-butiran tersebut
akan berkumpul dalam lingkaran konsentrik
mengelilingi kawat.
Metode yg tepat dianjurkan Ampere utk menentukan
arah garis-garis fluks magnet yg melingkupi kawat, yg
dinamakan aturan ibu jari tangan kanan (right-hand
thumb rule) yg berbunyi:
jika kawat digenggam dengan tangan kanan sedemikian hingga
ibu jari sebagai arah arus konvensional, jari-jari yg
menggenggam kawat merupakan arah medan magnet.
Gambar 4.5 Medan magnet mengelilingi konduktor lurus yang membawa arus
Jika kawat berarus dibentuk menjadi sebuah lilitan (loop), garis-garis
fluks yg mengelilingi kawat bertambah pula yang memberikan medan
magnet seperti irisan tipis batang magnet dan mempunyai kutub utara-
selatan yg ditentukan oleh aturan ibu jari tangan kanan.

Gambar 4.6 medan magnet loop arus dan medan magnet untuk solenoida
 Ketika arus mengalir melewati koil, medan magnet yg
dihasilkan mirip sebagaimana sebuah batang magnet. Kuat
medan magnet bertambah dengan bertambahnya arus atau
bertambahnya jumlah lilitan.Diameter kurang berpengaruh
dibanding panjang solenoida.
 Medan magnet dapat diperbesar dengan menyisipkan bahan
ke dalam koil seperti besi, cobalt, dan nikel yg merupakan
bahan highly permeable. Kemudahan bahan membuat garis-
garis fluks dikenal sbg permeability.
Gambar 4.7. Medan magnet dari lilitan
 Jika kawat berarus solenoida ditempatkan di antara dua
magnet statis, medan magnet solenoida akan berinteraksi
dengan medan magnet statis. Torka (gerak memutar)
akan dihasilkan pada solenoida sebagaimana
sebagaimana interaksi kutub-kutub magnet.
 Efek gerak memutar seperti ini, yang merupakan hasil
arus yang dialirkan, merupakan prinsip dasar operasi
instrumen listrik dan motor listrik.
Gambar 4.8. Torka yang dihasilkan pada solenoida
2. Instrumen Listrik
a. Galvanometer
 Peralatan yang digunakan mendeteksi arus listrik yang
sangat kecil dinamakan galvanometer. Prinsip operasi
sebagian besar instrumen listrik didasarkan pada torka
yang dikerahkan pada koil dalam medan magnet.
 Koil yang membungkus inti besi lunak dipasak pada
penahan antara kutub-kutub magnet permanen,
sementara gerakan rotasi koil ditahan oleh sepasang
pegas spiral yang juga mengimbangi arus menuju koil.
Tergantung pada arah arus, koil dan pointer berotasi
searah atau berlawanan jarum jam.
(a) (b)

Gambar 4.9. Komponen dasar sebuah galvanometer.


Koil yg membungkus inti besi lunak dipasak pada
penahan antara kutub-kutub magnet permanen
sedangkan gerakan rotasi koil ditahan oleh sepasang
pegas spiral yg juga mengimbangi arus menuju koil. Koil
dan pointer berotasi searah atau berlawanan jarus jam
tergantung pada arah arus yang diukur.
Jika arus yg lewat koil masuk dari sebelah kanan pada
gambar (b) dan keluar pada bagian kiri, gaya magnet
dalam medan radial akan menghasilkan torka searah
jarum jam, dan sebaliknya.
Pointer dan koil bergerak searah (atau berlawanan) jarum
jam sampai torka pegas yg bergerak berlawanan sama
dengan torka magnet yg dihasilkan. Jadi posisi pointer
pada skala merupakan ukuran besar arus.
Contoh soal. Galvanometer pada gambar 4.9 mempunyai kepekaan 50 µA
perdivisi skala. Berapa arus yg diperlukan untuk menyimpangkan pointer pada
skala penuh untuk 25 skala ke bagian kanan atau kiri dari posisi
kesetimbangan?

Arus yg diperlukan sama dengan hasil kali kepekaan dan jumlah


divisi,
i = (50 µA/div) (25 div) = 1250 µA

Galvanometer tipe ini bolehjadi dirancang untuk membaca arus


sekecil 1 µA. Kepekaan yg lebih baik memerlukan modifikasi
rancangan. Pada contoh ini, koil ditempatkan dalam medan
magnet menggunakan benang (kawat) halus, gerakan koil
diamati dengan memasang cermin pada benang menggunakan
prinsip optik.
b. Voltmeter dc
 Beda potensial yang melewati galvanometer sangat
kecil walau pada defleksi skala penuh (defleksi
maksimum pointer). Jika galvanometer digunakan
untuk mengukur voltage maka harus diubah menjadi
instrumen resistansi tinggi, yaitu dgn menyisipkan
sebuah resistansi pengali yg besar Rm yg dipasang seri
dgn galvanometer yg merupakan bagian integral
galvanometer (gambar 4.10).
 Kepekaan galvanometer ditentukan oleh arus ig yg
diperlukan untuk defleksi skala penuh.
Gambar 4.10. Konstruksi sederhana voltmeter dc
Alat didisain menghasilkan defleksi skala penuh utk arus ig;
Rg: resistansi galvanometer;
Jika bekerja sendirian, galvanometer dapat mencatat voltage
dari nol hingga maksimum diberikan dengan

(4.1)Vg  ig R g
Jika menginginkan defleksi skala penuh voltmeter untuk V B
resistansi Rm harus dipilih sedemikian hingga hanya arus kecil
ig yg melewati galvanometer. Untuk kondisi ini,
VB
resistansi pengali: R m  (4.2)
 Rg
ig
Voltmeter harus dihubungkan sejajar dgn bagian rangkaian
dimana beda potensialnya diukur agar resistansi yg besar pada
voltmeter ini tidak cukup berarti mengubah rangkaian.
c. Ammeter dc
Galvanometer juga ammeter, tetapi jangkauan
ukurnya terbatasi oleh kepekaan ekstrim koil yg
bergerak (moving coil)
Jangkauan (range) galvanometer dpt diperluas dgn
menambahkan resistansi yg sangat kecil yg
dinamakan shunt yg dipasang paralel dgn koil
galvanometer. Dgn menempatkan shunt secara
paralel menjamin bahwa ammeter secara
keseluruhan mempunyai resistansi yg sangat kecil
yg diperlukan jika arus pd dasarnya tidak berubah,
sebagian besar arus akan mengaliri resistensi shunt
ini.
Gambar 4.11. Konstruksi sederhana ammeter dc
Jangkauan galvanometer akan dikembangkan untuk mengukur
maksimum arus i. Resistansi Rs harus dipilih sehingga arus ig yg
diperlukan utk defleksi skala penuh melewati koil. Sisa arus harus
melewati shunt.
Karena Rs dan Rg paralel, penurunan (drop) i.RL yg melewati setiap
resistansi adalah sama, yaitu is Rs = ig Rg.
Arus shunt is sama dengan i – ig, maka (i - ig) Rs = ig Rg, yg mana akan
diperoleh
ig R g
Rs 
resistansi shunt: i  ig
(4.3)

Ammeter harus dipasang seri dgn bagian rangkaian dimana arusnya


akan diukur. Jika keliru menempatkan ammeter, rangkaian akan
terputus saat melintasi ammeter karena sangat kecilnya resistansi
ammeter.
d. Motor DC
• Motor dc adalah peralatan yg
mengubah energi listrik
menjadi energi mekanik
• Motor dc yg sangat sederhana
terdiri atas sebuah loop kawat
berarus yg digantungkan
diantara dua kutub magnet
seperti gambar di samping.
• Torka yg dikerahkan pd loop
berarus akan membalik
arahnya setiap setengah
putaran.
• Arus pd loop secara otomatis Gambar 4.12. Komponen dasar
sebuah motor listrik sederhana
dibalik setiap berputar 180o.
• Pembalikan arus dikerjakan split-ring commutator yg terdiri atas
dua keping logam setengah lingkaran yg dipadukan pd kedua
ujung loop penghantar dan disekat satu sama lain.
• Ketika loop berotasi, setiap sikat menyentuh setengah ring yg
pertama dan seterusnya.
• Sambungan kelistrikan dibalik setiap setengah putaran pd saat
loop tegak lurus dgn medan magnet, torka yg beraksi pd loop
selalu dlm arah yg sama dan loop akan berotasi secara kontinyu.
• Model utk memperbesar torka yg ada dan membuat torka lebih
uniform, antara lain
o memperbesar medan magnet dgn mengganti magnet
permanen dg elektromagnetik;
o menambah jumlah koil yg berbeda, setiap koil mempunyai
sejumlah lilitan yg mengelilingi inti besi yg dilobangi
(dinamakan armature).
Rangkuman
1. Arus yang mengalir melalui kawat menyebabkan formasi
medan magnet. Jika kawat dibentuk dalam lingkaran atau
lilitan kekuatan medan magnet bertambah. Interaksi medan
seperti ini dengan medan magnet lain merupakan bentuk
dasar beberapa instrumen elektrikal saat ini.
Hukum gaya-gaya magnetik menyatakan bahwa kutub-
kutub yang sama tolak-menolak dan kutub yang
berbeda akan tarik-menarik.
Medan magnet ditunjukkan dengan garis-garis fluks
yang berarah keluar dari kutub utara dan masuk pada
kutub selatan.
Teori modern kemagnetan menyatakan sifat-sifat
magnetik muncul dari gerakan muatan dan dari atom-
atom bahan magnetik yang terkumpul dalam region
magnetik mikroskopik yang disebut domain.
Arah medan magnet yang mengelilingi konduktor yang
mengangkut arus ditunjukkan dengan aturan ibu jari
tangan kanan.
Untuk slonoida, medan-medan magnet dapat
ditentukan dengan menggenggam koil dengan tangan
kanan dan membelitkan jemari lainnya melingkupi
koil dalam arah arus konvensional. Ibu jari
menujukkan kutub utara solenoida.
Torka pada solenoida atau arus loop yang ditempatkan
antara dua magnet permanen akan maksimum ketika
sumbu solenoida atau loop tegak lurus dengan
medan.Torka ini sebanding dengan arus dan jumlah
lilitan.
2. Interaksi medan dgn medan magnet lainnya
merupakan bentuk dasar beberapa instrumen
elektrikal saat ini, seperti galvanometer,
voltmeter, ammeter, dan motor listrik. Beberapa
konsep yd telah disampaikan antara lain:
kepekaan galvanometer merupakan arus yg
diperlukan untuk menyimpangkan jarum penunjuk
(pointer) satu bagian skala;
Resistansi pengali Rm harus ditempatkan seri dgn
galvanometer utk memberikan defleksi skala penuh;
• Resistansi shunt harus ditempatkan paralel dengan
ammeter untuk memberikan defleksi skala penuh
untuk arus i yg diinginkan;
• Motor dc yg sederhana memuat dua nedan magnet
diam, armature yg berotasi, komutator cincin belah,
dan dua sikat yg memindahkan arus ke armature
secara bergantian.

Anda mungkin juga menyukai