HEMATOLOGI
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN ANEMIA
Nama Kelompok :
1) Dewi Kurniawati ( 130012053)
2) M. Ainur Halim R ( 130012069)
3) Silvianita Fitri Anggraini ( 130012073)
4) Susi Indriani ( 130012080)
5) Untung Neal Saputra ( 130012083)
6) Vita Erlita Sari ( 130012085)
PRODI S1 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2013
ANATOMI dan
FISIOLOGI DARAH
Definisi
Eritrosit
L
E
U
K
O
S
I
T
Trombosit
DEFINISI
“ANEMIA”
in is i “ Anemi a“
Def
ah a s a Y u n an i :
A n e m i a d a l am b
a n
ra r t ik e k u r a n g
a , y a n g b e
anaimi t j u m l a h sel
h k e adaa n s a a
dara h , ad a l a o b in
um l ah h e m o g l
m e ra h a t a u j
darah ) d a l a m s e l
b a w a o k s ig e n
(protei n p e m
a h be r a da d i bawah
darah mer
normal. l
5 g r am / 1 0 0 m
pr ia y a i t u < 13 ,
Hb 0 g r am / 1 0 0m l.
a n i t a y a i t u <12,
Hb w
KLASIFIKASI
“ANEMIA”
Anemia
K. Morfologi K. Etiologi
la sif ik a si Anemia
K
Ada 3 jenis
uta
sel darah m ma anemia diklasifika
erah: sikan menu
1) Jika se rut ukuran
l darah mer
ah lebih ke
anemia mi cil dari bia
2) Jika uk krositik. sanya ini d
isebut
uran sel da
r ah m er ah
rendah dala normal dal
m jumlah) am ukuran
normositik jenis ini dis (tetapi
. ebut anem
3) Jika se ia
l darah mer
ah lebih be
disebut an sar dari nor
emia makr mal, maka
ositik.
Klasifi
kasi A n
emia
120 hari
PATOFISIOLOGI
“ANEMIA”
oke
MANIFESTASI KLINIS
“ANEMIA”
Manifestasi Klinis
Gejala-gejala apabila diklafikasikan menurut organ
yang terkena sebagai berikut :
1) Sistem kardiovaskuler : lesu, cepat lelah,
palpitasi, takikardi, sesak nafas saat beraktifitas,
agina pektoris dan gagal jantung.
2) Sistem syaraf : sakit kepala, pusing, telinga
mendengung, mata berkunang-kunang, kelemahan
otot, iritabilitas, lesu, serta perasaan dingin
pada bagian ekstremitas.
Gejala-gejala apabila
diklafikasikan menurut
organ yang terkena
sebagai berikut :
3) Sistem uragenital :
gangguan sirkulasi
menstruasi dan libido
menurun.
4) Epitel : warna pucat pada
kulit dan mukosa,
elastisitas kulit menurun,
serta rambut tipis dan
halus
PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK
“ANEMIA”
Pemeriksaan Laboraturium
Pemeriksaan laboratorium
hematologi
Tes penyaring
Pemeriksaan rutin
Pemeriksaan sumsum tulang
Pemeriksaan laboratorium
nonhematologi:
Tes hemoglobin pada feses
Pemeriksaan darah tepi
Kadar Besi
Tes fungsi hati
Pemeriksaan penunjang lain
Radiologi : torak, bone
survey, USG, atau
limfangioggrafi.
PENGOBATAN
“ANEMIA”
Pengobatan harus ditunjukan
pada penyebab anemia sebagai
berikut :
1) Tranfusi darah
2) Kortikosteroid atau obat-
obatan lainnya yang
menkan sistem kekebaalan
tubuh
3) Erythropoirtin, obat yang
membantu sumsum tulang
membuat sel-sel darah
merah.
Suplemen zat 4) Suplemen zat besi,
besi
vitamin B12, asam folat,
atau vitamin dan mineral
lainnya
PENCEGAHAN
“ANEMIA”
Pencegahan
anemia
1) Makan makanan yang
bergizi (berprotein
tinggi dan
mengandung zat
besi)
2) Membatasi
penggunaan alkohol
3) Periksa ke dokter jika
gejala timbul
PELAYANAN KESEHATAN
“ANEMIA”
Penyakit anemia bisa
di tangani pada
hampir semua rumah
sakit, seperti rumah
sakit yang berada di
daerah Surabaya :
1. R.S Adi Husada
2. R.S Dr. Soetomo
3. R.S RSAL
4. R.S RSI, dll
Alur Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat yang
Menggunakan JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan
Masyarakat)
Kartu Pelayanan
Kesehatan
KLASIFIKASI
ANEMIA
Definisi
“Anemia Aplastik”
(Anemia
Normositik)
Anemia
aplastik
suatu k adalah
ondisi d
sumsum i mana
ik tulang g
a p l as t membua ag al
e m i a ia t sel-se
An n a n e m secara n
ormal.
l darah
r u p a k a si t er tulang a sum-sum
m e n o r m o dalah ja
k r o m i k le h lembut, ringan
mon o b k a n o mengan
d i se b a lemak d dung
ya n g u m s u m i pusat
n g s i s tulang.
disf u m ik a n
, s ed e g
t u la n g ah y a n
e l d a r
n g g a s n t i.
s e h i k d ig a
t id a
mati
Etiologi
1. Faktor Genetik
2. Obat-obatan dan
Bahan Kimia
3. Infeksi
4. Iradiasi
5. Kelainan Imunologis
6. Idiopatik
“Patofisiologi”
Anemia Aplastik
Anemia Aplastik
Manifestasi,
Hsl Pem Diagnostik,
dan Komplikasi
“Anemia Aplastik”
Hasil Pemeriksaan
Manifestasi Klinis Diagnostik
Pognosis
Anemia aplastik yang tidak diobati dapat
mengakibatkan kematian cepat, transplatasi sumsum
tulang yang telah berhasil pada orang muda, dengan
tingkat kelangsungan hidup jangka panjang sekitar
80%, orang tua memiliki tingkat kelangsungan hidup
40-70 %.
Definisi dan Etiologi
Anemia Defisiensi Besi
(Anemia Mikrositik)
Definisi
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul
akibat kosongnya cadangan besi tubuh, sehingga
penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang yang
pada akhirnya pembentukan hemoglobin berkurang.
Etiologi
1. Pendarahan
2. Kurangnya asupan makanan
3. Gangguan penyerapan
Patofisiologi
Anemia Defisiensi Besi
Pendarahan Menahun
Kemungkinan komplikasi
Biasanya tidak ada komplikasi. Namun,
anemia difesiensi besi mungkin dapat kembali
terjadi lakukan kontrol rutin tindak lanjut
dengan penyedia layanan kesehatan. Anak-
anak dengan gangguan ini mungkin lebih
berisiko untuk terserang infeksi
ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA KLIEN ANEMIA
PENGKAJIAN
1. Anamnesis
a) Keluhan Utama : Pada klien anemia
biasanya mengeluhkan cepat lelah dengan
adanya kelemahan fisik, pusing dan sakit
kepala, gelisa, diaphoresis (keringat
dingin), takikardia, sesak nafas, serta
kolaps sirkulasi yang progresif cepat atau
syok
b) Riwayat Penyakit Dahulu
c) Riwayat Psikososial
2. Pemeriksaan Fisik
B1 (Breathing), B2 (Bleeding), B3
(Brain), B4 (Bladder), B5 (Bowel)
dan B6 (Bone)
DIAGNOSIS
dan
INTERVIENSI
Diagnosis :
Aktual / resiko tinggi gangguan perfusi perifer yang
berhubungan dengan menurunnya pengangkutan oksigen ke
jaringan sekunder dari penurunan jumlah sel-sel darah merah di
sirkulasi.
Tujuan: dalam waktu 3 x 24 jam perfusi perifer meningkat
Kriteria: klien tidak mengeluh pusing, tanda-tanda vital dalam
batas normal, konjungtiva merah (tidak pucat), CRT < 3
detik, urine > 600 ml/hari.
Intervensi
1. Kaji status mental klien secara teratur.
2. Kaji faktor-faktor yang menyebabkan penurunan sel darah
merah.
Rasiolnal
3. Mengetahui derajat hipoksia pada otak.
4. Berkurangnya sel darah merah dapat disebabkan oleh
kekurangan kofaktor untuk eritropoesis, seperti: asam folat,
vitamin B12, dan besi.
Diagnosis :
Aktual/risiko tinggi nyeri yang berhubungan dengan
ketidakseimbangan suplai darah dan oksigen dengan kebutuhan
miokardium sekunder dari penurunan suplai darah ke miokardium,
peningkatan produksi asam laktat.
Tujuan: dalam waktu 3 x 24 jam tidak ada keluhan dan terdapat
penurunan respons nyeri dada.
Kriteria: secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri
dada, secara objektif didapatkan tanda-tanda vital dalam batas
normal, wajah rileks, tidak terjadi penurunan perfusi perifer, urine
> 600 ml/hari.
Intervensi
1. Catat krekteristik nyeri, lokasi, intensitas, serta lama dan
penyebarannya (P, Q, R, S, T).
2. Anjurkan kepada klien untuk melaporkan nyeri dengan segera.
Rasional
3. Variasi penampilan dan perilaku klien karena nyeri terjadi
sebagai temuan pengkajian.
4. Nyeri berat dapat menyebabkan syok kardiogenik yang
berdampak pada kematian mendadak.
?
ANY
??