Anda di halaman 1dari 31

ADMINISTRASI

PAJAK
C3
Untuk
SMK/ MAK
Kelas XII
Bab
2 A. PENYEBAB
PERBEDAAN
LAPORAN KEUANGAN
Membuat
Rekonsiliasi B. TEKNIK
Fiskal REKONSILIASI
FISKAL
C. MEMBUAT
KOREKSI FISKAL
1. Pengertian Rekonsiliasi Fiskal

2. Perbedaan
Prinsip Akuntansi
A. PENYEBAB
PERBEDAAN 3. Perbedaan Metode dan
LAPORAN Prosedur Akuntansi
KEUANGAN
4. Perbedaan Tetap dan
Perbedaan Sementara

5. Perbedaan yang berasal dari penghasilan


1. Pengertian Rekonsiliasi Fiskal
Rekonsiliasi (koreksi) fiskal adalah proses penye
suaian atas laba akuntansi yang berbeda dengan
ketentuan fiskal untuk menghasilkan penghasilan
neto atau laba yang sesuai dengan ketentuan
perpajakan.
Rekonsiliasi fiskal dilakukan oleh wajib pajak
badan dan wajib pajak orang pribadi dan wajib
menyelenggarakan pembukan dengan
menggunakan pendekatan akuntansi (komersial)
Untuk mengatasi masalah tersebut digunakan
beberapa alternatif dalam penyusunan laporan
keuangan fiskal, sebagai berikut:
a. Laporan Keuangan fiskal disusun seiring de-
ngan laporan keuangan komersial , tetapi keten-
tuan perpajakan sangat dominan mendasari pro-
ses penyusunan laporan keuangan.

b. Laporan Keuangan fiskal disusun secara terpi-


sah (ekstrakomtabel) dengan laporan keuangan
bisnis. Laporan keuangan fiskal merupakan pro
duk tambahan, diluar laporan keuangan komer
sial. Perusahaan bebas menyelenggarakan pem-
bukuan berdasarkan prinsip akuntansi. Laporan
keuangan fiskal disusun secara terpisah diluar
pembukuan (ekstrakomtabel) proses rekonsiliasi.
c. Laporan Keuangan fiskal disusun dengan
menyisipkan ketentuan ketentuan pajak dalam
laporan keuangan komersial.
Pembukuan yang diselenggarakan perusahaan
didasarkan pada prinsip akuntansi komersial,
tetapi jika da ketentuan perpajakan yang tidak
sesuai dengan prinsip akuntansi komersial, yang
diprioritaskan adalah ketentuan perpajakan.

2. Perbedaan Prinsip Akuntansi


Prinsip akuntansi berdasaarkan standar akun
tansi keuangan disingkat SAK yang telah diakui
secara umum tetapi tidak diakui secara fiskal,
adalah sebagai berikut
a. Prinsip konservatisme
Penilaian persediaan akhir berdasarkan metode
terendah antara harga pokok dan nilai realisasi
bersih serta antara penilaian piutang dan nilai
taksiran realisasi bersih, diakui dalam akuntansi
komersial, tetapi tidak diakui dalam akuntansi
fisksal.
b. Prinsip harga perolehan
Menurut prinsip harga perolehan, penentuan har-
ga perolehan untuk barang yang diproduksi sen-
diri menurut akutansi komersial boleh memasuk-
kan unsur biaya tenaga kerja yang berupa natura.
Sementara itu dalam akuntansi fiskal, pengeluar-
an bentuk natura tidak diakui sebagai beban.
c. Prinsip penandingan biaya manfaat
Menurut prinsip penandingan biaya man-
faat, akun tansi komersial mengakui biaya
penyusutan padasaat aset tersebut meng-
hasilkan. Sementara dalam akuntansi fis-
kal,penyusut andapat dimulai walaupun be
lum menghasilkan.

3. Perbedaan metode dan prosedur akuntansi


Berikut adalah beberapa perbedaan penggunaan
metode dan prosedur akuntansi antara akuntansi
komersial dan akuntansi fiskal
a. Metode Penilaian Persediaan
Akuntansi komersial memperbolehkan memilih
beberapa metode penentuan harga perolehan
persediaan, contohnya.
* rata rata (average),
* masuk pertama keluar pertama (first in first out)
* masuk terakhir keluar pertama (last in first out)
* pendekatan laba bruto
* pendekatan harga jual eceran dan lain lain.

Sementara itu, akuntansi fiskal hanya memperbo-


lehkan memilih dua metode yaitu rata rat
(average) atau masuk pertama keluar pertama
(FIFO)
b. Metode penyusutan dan amortisasi.
Akuntansi komersial boleh memilih metode
penyusutan aset tetap anatara lain
metode garis lurus (straight line method),
metode saldo menurun (declining banaced method)
metode saldo menurun gana (doble declining
balanace method)
metode jumlah jam kerja
metode jumlah unit diproduksi
metode berdasarkan jenis dan kelompok
metode anuitas, persediaan dan lain lain.
Sementara itu, pemilihan metode penyusutan asu
ransi fiskal lebih terbatas yaitu metode garis
lurus (straight line method) dan saldo menurun
(declining balance methoid) untuk kelompok aset
berwujud jenis non bangunan, dan untuk aset
berwujud bangunan dibatasi pada metode garis
lurus saja.

Disamping metode, hal yang membedakan be-


sarnya penyusutan untuk akuntansi komersial
dan fiskal adalah bahwa dalam akuntansi ko-
mersial manajemen membuat tafsiran umur eko-
nomis suatu aset, sedangkan dalam fiskal umur
ekonomis ditetapkan berdasarkan keputusan
Menteri Keuangan.
Akuntansi komersial memperbolehkan mengakui
nilai residu, sedangkan akuntansi fiskal tidak
memperbolehkan mengakui nilai residu dalam
menghitung penyusutan.
c. Metode penghapusan piutang.
Penghapusan piutang akuntansi komersial
ditentukan berdasarkan metode cadangan.
Sementara itu penghapusan piutang pada asuransi
fiskal dilakukan pada saat piutang tidak ditagih
dengan syarat tertentu yang diatur dalam peraturan
perpajakan. Pembentukan cadangan dalam fiskal
hanya diperbolehkan untuk industri tertentu,
misalnya bank, sewa guna usaha dengan hak opsi,
usaha asuransi dan usaha pertambangan dengan
jumlah yang dibatasi dengan peraturan perpajakan.
4. Perbedaan tetap dan perbedaan sementara
Perbedaan penghasilan dan beban/ pengeluaran
menurut akuntansi dan menurut fiskal dapat dike-
lompokkan menjadi perbedaan tetap atau perbeda
an permanen (permanrn differences) dan perbeda-
an sementara atau perbedaan waktu (timing def-
ferences)
a. Perbedaan tetap terjadi karena transaksi penda
patan dan beban diakui menurut akuntansi komer
sial tetapi tidak diakui menurut fiskal yang meng-
akibatkan laba/rugi bersih menurut akuntansi
Berbeda (secara tetap) dengan penghasilan (lab)
kena pajak menurut fiskal. Perbedan tetap meliputi
hal hal sebagai berikut:
1). Penghasilan yang pajaknya bersifat final.
Contohnya bunga bank, deviden, sewa tanah
dan bangunan serta penghasilan lain.

2). Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak.


Contohnya dividen yang diterima oleh PT,
koperasi, BUMN/ BUMD, bunga yang diterima
oleh perusahaan rreksa dana, dan penghasilan
lain.
3). Beban/ pengeluaran yang tidak diperbolehkan
sebagai pengurangan penghasilan
bruto.Contohnya pembayaran imbalan dalam
bentuk natura, sumbangan, biaya/ pengeluaran
untuk kepentingan pribadi pemilik, dana
cadangan, pajak penghasilan, dan biaya atau
pengurangan lain yang tidak diperbolehkan
(non deductible expenses menurut fiskal.
b. Perbedaan waktu terjadi karena perbedaan wak
tu pengurangan sementara pendapatan dan beban
dalam menghitung laba.
Contohnya suatu biaya atu penghasilan telah di-
akui menurut akuntansi komersial tetapi belum
diakui menurut akuntansi fiskal atau sebaliknya.
Perbedaan ini bersifat sementara karena akan
tertutup pada periode berikutnya. Perbedaan se-
mentara meliputi pengakuan piutang tidak terta
gih, penyusutan aset berwujud, amortisasi aset
tidak berwujud atau hak penilaian perseduaan dan
laiun lain
5. Perbedaan yang berasal dari penghasilan
diiantaranya:
a. Kerugian suatu usaha diluar negeri.
Dalam akuntansi komersial kerugian terse-
sebut mengurangi laba bersih, sedangkan
dalam fiskal, kerugian tersebut tidak boleh
dikurangkan dari total penghasilan kena
pajak
b. Kerugian usaha dalam negeri tahun sebelum

nya. Dalam akuntansi komersial kerugian ter


sebut tidak berpengatruh dalam perhitungan
laba bersih tahun sekarang, sedangkan
daalam fiskal, kerugian tahun sebelumnya
dapat dikurangkan dari penghasilan kena
pajak tahun sekarang selama belum lewat
waktu 5 tahun
c. Imbalan dengan jumlah yang melebihi kewa-
jiban. Imbalan yang diterima atas pekerjaan
yang dilakukan oleh pemegang saham atau
pihak yang mempunyai hubungan istimewa
dengan jumlah yang melebihi kewajaran
B. TEKNIK REKONSILIASI FISKAL
1. Koreksi Fiskal Positif
Koreksi yang bersifat menambah laba komersial
Contohnya menambahkan pendapatan atau me-
ngurangi beban beban yang tidak diakui oleh pa-
jak.

a. Beban yang tidak diakui oleh pajak


Dalam rekonsiliasi fiskal positif pengeluaran
atau biaya yang ditambahkan dalam pengha-
silan neto menurut akuntansi, pengeluaran ter
tentu diakui dalam akuntansi komersial se-
bagai beban, tetapi dalam fiskal, pengeluaran
tersebut tidak boleh dikurangkan dari peng-
hasilan bruto.
Beban yang tidak boleh dikurangkan dari peng-
hasilan bruto untuk menentukan besarnya peng-
Hasilan kena pajak bagi wajib pajak adalah
sebagai berikut

1). Pembagian laba dengan nama dan dalam ben


tuk apapun. Contohnya dividen termasuk divi-
den yang dibayarkan oleh perusahaan asuran
si pemegang polis dan pembagian hasil usaha
koperasi.

2). Pengeluaran (badan) yang dikerluarkan untuk


kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu
atau anggota.
3). Penggantian sehubungan pekerja yang dibe-
rikan dalam bentuk natura dan kenikmatan di
daerah tertentu yang berkaitan dengan pelak-
sanaan pekerjaan yang diatur dengan peratur-
an menteri keuangan

4). Jumlah yang melebihi kewajaran yang diba-


yarkan kepada pemegng saham atau kepada
pihak yang mempunyai hubungan istimewa se
bagai imbalan sehubungan dengan pekerjaan
yang dilakukan.

5). Gaji yang dibayarkan kepada anggota perseku


tuan, firma atau perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham
6). Sanksi administrasi berupa bunga, denda
kenaikan serta sanksi pidana berupa denda
yang berkenaan dengan pelaksanaan per un-
dang undangan dibidang perpajakan.

7). Angsuran pajak penghasilan pasal 25

8). Penyusutan komersial lebih besar dari pada


Penyusutan fiskal.

b. Cadangan yang dibentuk oleh perusahaan.


selain usaha bank dan sewa guna usaha dan
hak opsi, usaha asuransi dan pertambangan, ti
dak diperkenankan kecuali cadangan cadangan
berikut:
1). Cadangan piutang tidak tertagih untuk usaha
bank dan badan usaha lain yang menyalurkan
krdit, sewa guna usaha dan hak opsi, peru-
sahaan pembiayaan konsumen dan perusa
haan anjak piutang.

2). Cadangan untuk usaha asuransi, termasuk ca

dangan bantuan sosial yang dibentuk oleh


badan penyelenggara jaminan sosial.
3). Cadangan penjaminan untuk lembaga penja-
min simpanan.
4). Cadangan biaya reklamasin untuk usaha
pertambangan.

5). Cadangan biaya penanaman kembali untuk


usaha kehutanan.

6). Cadangan biaya penutupan dan pemelihara-


an tempat pembuangan industri untuk pe-
ngusaha pengolahan limbah industri yang ke
tentuan dan syarat syaratnya diatur dengan
atau berdasarkan peraturan menteri keuang-
an.
2. Koreksi Fiskal Negatif
Dalam rekonsiliasi fiskal, penghasilan tertentu ha
rus dikeluarkan dari total penghasilan kena pajak
(PKP) atau dikurangkan dari laba menurut akun-
tansi komersial.
Penghasilan tertentu yang tidak diakui fiskal
sebagai berikut:
a. Penghasilan pengenaan pajak bersifat final.
Jumlah PPh yang telah dibayar sendiri atau di
potong oleh pihak lain tidak dapat dikreditkan
atau digabungkan dengan penghasilan lain
yang bersifat tidak final daslam penghitungan
PPh pada akhir tahun dalam SPT.
b. Penghasilan bunga deposito dan tabungan
lainnya.
Penghasilan atas bunga deposito dengan na-
ma dan dalam bentuk apapun, meliputi depo-
sito berjangka, sertifikat deposito dan deposit
on call baik dalam rupiah maupun dalam valu
ta asing yang ditempatkan pada atau diter-
bitkan oleh bank termasuk bunga yang diteri-
ma atau diperoleh dari deposito dan tabung-
an yang ditempatkan diluar negeri melalui
bank yang didirikan atau bertempat keduduk-
an di Indonesia atau cabang bank luar negeri
di Indonesia.
c. Penghasilan bunga obligasi.
Bunga obligasi adalah imbalan yang diterima
dari/ atau diperoleh pemegang obligasi dalam
bentuk bunga dan/ atau diskonto.

d. Penghasilan dari transaksi saham dan


transaksi derivatif.
Transaksi derivatif adalah transaksi yang dida
sari pada kontrak/ perjanjian pembayaran yang
nilainya merupakan turunan dan nilai instru-
men yang mendasari seperti suku bunga, nilai
tukar , komditas, ekuitas dan indeks, baik yang
diikuti pergerakan maupun tanpa pergerakan
dana/ instrumen
Sementara itu kontrak berjangka suatu perjan
jian termasuk kontrak standar untuk membeli
atau menjual sejumlah efek atau komoditas
yang jumlah mutu, jenis, tempat dan waktu
penyerahan dikemudian hari telah ditetapkan.

e. Penghasilan dari pengalihan hak serta penye-


waan tanah dan/ atau bangunan.
Penghasilan yang diterima atau diperoleh
orang pribadi atau badan dari penyewaan ta-
nah dan/ atau bangunan berupa tanah, ru-
mah, rumah susun, apartemen, kondominium,
gedung perkantoran, rumah kantor, toko, ru-
mah toko, gudang dan industri, wajib dikena-
kan PPh final.
f. Penyusutan komersial lebih kecil dari pada
penyusutan fiskal dan koreksi fiskal negatif
lainnya.
Perbedaan metode penyusutan dan penen
tuan masa manfaat dapat berakibat pada
perbedaan beban penyusutan akuntansi
komersial dan akuntansi fiskal.
3. Teknik rekonsiliasi fiskal
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Jika suatu penghasilan diakui mnurut akun-
tansi tetapi tidak diakui menurut fiskal, re-
konsiliasi dilakukan dengan mengurangkan
sejumlah penghasilan tersebut dari pengha
silan menurut akuntansi sehingga mengu-
rangi laba menurut fiskal.
b. Jika suatu penghasilan tidak diakui menurut
akuntansi tetapi diakui menurut fiskal, rekon
siliasi dilakukan dengan menambahkan se-
jumlah penghasilan tersebut menurut fiskal.

c. Jika suatu beban/ pengeluaran diakui menu-


rut akuntansi tetapi tidak diakui sebagai pengu
rangan penghasilan bruto menurut fiskal, re-
konsiliasi dilakukan dengan mengurangkan se
jumlah beban/ pengeluaran tersebut dari be-
ban menurut akuntansi, yang berarti menam-
bah laba menurut fiskal.
d. Jika suatu biaya/ pengeluaran tidak diakui
menurut akuntansi, tetapi diakui sbagai pe-
ngurang penghasilan bruto menurut fiskal,
rekonsiliasi dilakukan dengan menambah se
jumlah biaya/ pengeluaran tersebut pada bi-
aya menurut akuntansi yang berarti mengu-
rangi laba menurut fiskal.

C. MEMBUAT KOREKSI FISKAL

Anda mungkin juga menyukai