Anda di halaman 1dari 15

Merry

sundari

1604015360
– DEFINISI

Stroke adalah terputusnya aliran darah ke otak,umunya akibat pecahnya pembuluh


darah ke otak sehingga patokan nutrisi dan oksigen ke otak berkurang menyebabkan
gangguan fisik atau distabilitas (who 2014)

– EPIDEMIOLOGI

Penyakit serebrovaskuler (cvd) atau stroke adalah penyakit ke 3 penyebab terbesar di


dunia
1. Stroke dapat bersifat iskemik 88% dari semua stroke atau 12% hemorgit
2. Penyebab utama kecacatan jangka panjang pada orang dewasa 90% memiliki
defisist residu ,70% korban cacat sedang hingga berat
3. Kejadian stroke meningkat setelah usia 55t th akibat penuaan
Menurut lapopran reskides 2007,stroke merupakan penyebab kematian tertinggi
15,4% prevalensi stroke di indonesia 8,3% pada tahun 2007 meningkat 12,1% pada
tahun 2013 (dipiro 2008 hlm 162)
– PATOFISIOLOGI

1. Stroke iskemik (kronik) -> perkembangan tiba tiba dari neurologi fokus defisit
akibat pasokan darah yang tidak memadai di otak ,paling sering disebabkan oleh
arteri tombolitik atau embolileukosit mengarah ke infark selebral ,oblusi trombosit
terjadi ketika trombus terbentuk dalam arteri di otak ,emboli mengacu pada
gumpalan yang berasal dari luar otak dimana sepotong gumpalan terlepas dan
terbawa ke otak.
2. Stroke hemorogit -> akibat pendarahan ke otak dan ruang lain dalam sistensi saraf
pusat dan termasuk pendarahan subaroknoid,intraselebral dan hmatoma dural.
Intraselebral hemorrhage(ich) adalah pendarahan langsung ke parenkim otak
,akibat hipertensi yang tidak terkontrol,hematuria subdural hasil dari pendarahan
di bawah darah yang menutupi otak dan paling sering terjadi akibat trauma kepala
(Dipiro 2008 hlm162)
– TANDA DAN GEJALA

1. Pasien mengeluh kelemahan di satu sisi tubuh ,ketidakmampuan untuk berbicara


,kehilangan penglihatan ,vertigo atau jatuh
2. Mengeluh sakit kepala
3. Memiliki tanda dineurologi fungsi dan defisit spesifik ditentukn oleh area otak yang
terlibat
4. Hemiperesis/monoparesis
5. Disartria di bidang visual cacat hingga mengubah kesadaran (Dipiro 2008 hlm 165)

– DIAGNOSIS

1. Tes untuk kondisi hiperkoagulabel seperti difesiensi protein c antibodi dan


antiphospolipid
2. Pemeriksaan fisik
3. Riwayat penyakit -> jantung ,td tinggi riwayat keluarga,rokok(Dipiro 2008 hlm 165)
– PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Ct scan kepala tomografi komputer yang di komputasi akan menunjukan area


hipertensitas (putih) yang mengidentifikasi rhage telah terjadi ct scan akan menajdi
normal/hypointase(gelap) di area dimana infark terjadi
2. Magnetik resonance imaging (MRI) dari kepala akan menunjukan area iskemia
sbelumnya dengan resolusi yang lebih baik dari ct scan ,beberapa jenis pencitraan
dapat mengungkapkan suatu infark berkembang beberapa menit
3. Studi dopller karotias akan menentukan apakah pasien meiliki stenosis derajat
tinggi pada arteri kerotis yaitu memasuk darah ke otak (penyakit ekstranial)
4. Elektrodiogam akan menentukan apakah pasien memiliki fibrilasi atrium yang
merupakan faktor risiko utama
5. Ekokardiogam transsorasik akan mengindentifikasikan apakah ada kelainan katup
jantung /masalah dengan dinding gerak menghasilkan embroli ke otak
6. (Dipiro 2008 hlm 165-166)
Dipiro ed 6th 2005, hal 416
KARAKTERISTIK S O TERAPI OBAT DRP

 Natrium 140 R/ Citicolin 500


mEq/L mg injeksi
 K 4,2 mEq/L
 Cl 103 mEq/L s. 2 d.d 1 amp
 CO2 28 mEq/L R/ Neurosanbe
 BUN10 mg/dL injeksi
 Scr 0,6 mg/dL
 GDP 98 mg/dL s. 1 d.d 1 amp
 WBC 5,9 x R/ Ranitidin
103/mm3 injeksi
 Hgb 16,4 d/dL
 Hct 49,6% s. 2 d.d 1 amp
 Plt310 x
103/mm3
 aPTT 25,3 s
 Kol. Total200
mg/dL
 LDL118 mg/dL
 TG160 mg/dL
 HDL50 mg/dL
– Assesment
Terdapat interaksi mayor antara amlodipin dengan
antiplatelet

– PLANING
PERTANYAAN

1. Apakah tanda, gejala dan hasil test yang mengindikasikan stroke


iskemik pada pasien?
2. Apakah tujuan terapi jangka pendek dan jangka panjang pada pasien?
3. Apakah terapi non farmakologi yang bermanfaat untuk pasien?
4. Apakah terapi antihipertensi akut yang anda rekomendasikan untuk
pasien?
5. Untuk mencegah stroke berulang, apakah regimen antiplatelet yang
direkomendasikan?
6. apakah penggunaan citicolin dan B compleks pada pasien stroke
direkomendasikan? Jelaskan alasannya berdasarkan jurnal terbaru
dengan EBM yang kuat!
JAWABAN

1. . Tujuan terapi
– Menurunkan cedera neurologic yang sedang berlangsung, dan
mengurangi tingkat mortalitas dan kecacatan jangka panjang
– Mencegah terjadinya komplikasi kedua yaitu ketidak mampuan
dalam bergerak dan terjadinya disfungsi neurologi
2. Terapi non farmakologi
- Mengatur pola makan yang sehat
- Mengentikan rokok
- Menghindari minum alkohol dan penyalahgunaan obat
- Melakukan olahraga yang teratur
- Menghindari stress dan beristirahat yang cukup
(guideline stroke 2004, hal 35-36)
3. Rekomendasi terapi antihipertansi akut
Diberikan Nikardipin 5-15 mg/ jam infus kontinyu
(guideline stroke 2004, hal 43)

5. Antiplatelet
Aspirin 75-150 mg per hari, atau dipiridamol SR 200 mg + aspirin 25 mg 2x
sehari
(guideline stroke 2004, hal 40)

Anda mungkin juga menyukai