Anda di halaman 1dari 29

Analisa Peluang Usaha

dan Resiko
ANALISIS PELUANG USAHA
Agar usaha yang dirintis berhasil baik dan dapat
memberikan keuntungan maka dibutuhkan analisis
peluang usaha yang tepat. Beberapa tahapan yang
harus dilalui, yaitu:
1.Memilih bisnis yang sesuai
2.Menetapkan visi dan misi
3.Melakukan analisis situasi

bamalnug@yahoo.com 2
1. Memilih Bisnis Yang Sesuai
Memulai bisnis baru dengan menjadi entrepreneur bukanlah
hal yang mudah, calon wirausaha terlebih dahulu harus:
1.Mampu menumbuhkan rasa cinta pada kegiatan usaha
yang akan dijalankannya serta
2.Pengetahuan yang memadai mengenai jenis usaha yang
menguntungkan.

bamalnug@yahoo.com 3
Rasa cinta atas kegiatan usaha yang akan dimulai
tidak akan tumbuh bila tidak didukung oleh
pengetahuan yang memadai mengenai jenis usaha
tersebut, untuk itu salah satu langkah awal dalam
menentukan jenis bisnis yang akan ditekuni wirausaha
adalah mengetahui kepribadian calon wirausaha dan
informasi alternatif usaha yang prospektif.

bamalnug@yahoo.com 4
Beberapa faktor diri calon wirausaha yang
harus dipahami sebelum memulai bisnis :
1.Karakter pribadi, di dalamnya termasuk
kesabaran, ketekunan, percaya diri, keberanian
mengambil resiko dan motivasi diri. Contoh
seseorang yang memiliki sifat ingin cepat
memperoleh hasil besar lebih cocok bergerak dalam
bisnis yang “high profit” dengan frekuensi penjualan
tidak terlalu sering, dibandingkan bergerak dalam
bisnis yang mengandalkan jumlah penjualan yang
terus menerus dengan margin penjualan kecil.

bamalnug@yahoo.com 5
2. Bakat, potensi dan kemampuan. Sebuah usaha
akan mencapai kesuksesan apabila usaha
tersebut dijalankan sesuai dengan bakat, potensi
dan kemampuan diri. Sebaliknya calon
wirausaha tidak memilih jenis usaha yang tidak
dikuasai karena akan banyak waktu dan biaya
yang terbuang bahkan usaha yang dirintis
mungkin tidak akan berjalan lancar.
3. Pengalaman. Calon wirausaha yang memiliki
pengalaman di bidang usaha yang akan digeluti
akan lebih memahami peluang dan kendala dari
usahanya.

bamalnug@yahoo.com 6
Pemilihan Usaha Dilakukan
Dengan Memperhatikan
Beberapa Aspek, yaitu:

a. Pemasaran, tingginya permintaan konsumen akan produk


dan kurangnya pesaing.
b. Teknis dan operasi, usaha dapat dilaksanakan dengan baik
dan lancar
c. Hukum, tidak bertentangan dengan peraturan dan norma
yang berlaku
d. Sosial ekonomi, memberi manfaat terhadap masyarakat
e. Finansial, menghasilkan arus kas positif yang dapat
menutup semua kewajiban dan memberikan keuntungan.
f. Manajemen, dapat dikelola dengan baik.

bamalnug@yahoo.com 7
Prinsip-prinsipnya
1. Jangan memilih bidang usaha yang sudah ramai
dikerjakan orang
2. Pilih usaha yang belum terlalu banyak digeluti
orang
3. Sebelum memilih bidang usaha harus diteliti
bagaimana kesempatan dan kemungkinannya
4. Cari alternatif-alternatif jenis usaha, jangan
terpukau pada salah satu usaha.
5. Gunakan rasio dalam memilih bidang usaha
6. Jangan menggunakan perasaan
Syarat Memilih Bidang Usaha
1. Pilih bidang usaha dengan indikator
1. pekerjaan tersebut tidak membosankan
2. mudah menemukan masalah dalam operasional
3. mudah menemukan ide
4. bekerja antusias dan gembira

2. Pilih yang ada pasarnya dengan indikator


1. banyak permintaan
2. yang bergerak di bidang yang sama masih sedikit
3. perputaran barang cepat
4. produk yang ada mutunya jelek, yakin bisa lebih baik
3. Memiliki keahlian dengan indikator
1. menguasai secara detail
2. mampu mengerjakan dengan baik, dengan kesalahan
yang minimal
3. pekerjaan berhasil secara kuantitatif dan kualitatif
2. Menetapkan Visi dan Misi
usaha yang baik dibangun dengan visi dan
misi yang jelas, terukur, dapat dijangkau. Penetapan
visi dan misi sangat penting karena misi dan visi
yang dibangun dapat memotivasi dan memberikan
arah yang jelas kepada calon wirausaha dalam
menjalankan bisnisnya.

bamalnug@yahoo.com 11
Pernyataan Visi Harus
Mencerminkan Jawaban Dari:
1. Masa depan seperti apa yang diharapkan dari
bisnis yang dikelola saat ini.
2. Ketetapan fokus dan sasaran usaha
3. Menggambarkan keinginan – keinginan
pengelola
Sedangkan misi menjelaskan usaha yang dilakukan,
berupa konsep yang terfokus dalam mencapai
tujuan yang melandasi usaha untuk jangka
pendek dan jangka panjang
bamalnug@yahoo.com 12
3. Melakukan Analisis Situasi
Dengan melakukan analisis situasi maka usaha
pengidentifikasian dan penganalisisan berbagai faktor
strategis yaitu faktor eksternal (peluang dan ancaman) dan
faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang dapat
mempengaruhi bisnis dapat dilakukan dengan lebih tepat.
Melalui analisa situasi kita dapat mengetahui posisi
kita saat ini dari setiap kegiatan dan persoalan yang
dihadapi perusahaan. Informasi yang diperoleh sangat
bermanfaat sebagai sumber gagasan perencanaan, perbaikan
yang diperlukan atau merumuskan strategi dalam mencapai
sasaran yang ditetapkan.

bamalnug@yahoo.com 13
Penggunaan Analisis Situasi:

1.Mengidentifikasi faktor – faktor strategis internal


untuk membuat matrik faktor strategi internal.
a)Kekuatan internal yang dimiliki sehingga mampu
mencapai posisi saat ini dan mendukung
pencapaian sasaran.
b)Kelemahan internal yang dipunyai pada saat ini
atau yang menghambat upaya pencapaian sasaran.

bamalnug@yahoo.com 14
2. Mengidentifikasi faktor-faktor strategis eksternal
untuk membuat matrik strategi eksternal
a) Peluang eksternal atau kesempatan yang dapat
dimanfaatkan untuk mendukung pencapaian
sasaran atau perbaikan.
b) Kendala eksternal atau hambatan yang akan
dihadapi dalam usaha pencapaian sasaran.

3. Membuat matrik profil kompetitif, dipergunakan


untuk menegtahui posisi relatif perusahaan yang
dianalisis, dibandingkan dengan perusahaan
pesaing.

bamalnug@yahoo.com 15
Analisis Resiko
Resiko dikaitkan dg kemungkinan kejadian atau
keadaan yg dapat mengancam pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi
Resiko  tidak dapat dihindari  dapat dikurangi
dan bahkan dihilangkan melalui manajemen resiko
Resiko yg terjadi dapat disebabkan oleh berbagai
faktor  kejadian alam, operasional,
manusia/pegawai, politik, teknologi, keuangan,
hukum, dan manajemen dari organisasi
Pengertian Resiko
Resiko adalah kans kerugian
Resiko adalah kemungkinan kerugian
Resiko adalah ketidakpastian
- ketidakpastian bersifat subyektif
 penilaian individu terhadap situasi
resiko yg didasarkan pd pengetahuan
dan sikap individu yg bersangkutan
- obyektif
 Resiko merupakan penyebaran hasil
aktual dari hasil yg diharapkan  resiko
probabilitas dari beberapa outcome yg
berbeda dari yg diharapkan
Manajemen Resiko
Dilaksanakan secara terus menerus dan
dimonitor secara berkala  bukanlah suatu
kegiatan yg dilakukan sesekali
Ditentukan oleh pihak-pihak yg berada di
lingkungan organisasi
Telah disusun sejak dari perumusan strategi
organisasi oleh manajemen puncak organisasi 
strategi yg disiapkan disesuaikan dg resiko yg
dihadapi oleh masing-masing bagian/unit dari
organisasi
Strategi yg telah dipilih berdasarkan manajemen resiko
diaplikasikan dlm kegiatan operasional dan mencakup
seluruh bagian/unit pd organisasi  mengingat resiko
masing-masing bagian berbeda, maka penerapan
manajemen resiko berdasarkan penentuan resiko oleh
masing-masing bagian
Manajemen resiko dirancang utk mengidentifikasi
kejadian atau keadaan yg secara potensial menyebabkan
terganggunya pencapaian tujuan organisasi
resiko yg dikelola dg tepat dan wajar akan menyediakan
jaminan bahwa kegiatan dan pelayanan oleh organisasi
dapat berlangsung secara optimal
Manajemen resiko diharapkan dapat menjadi pedoman
bagi organisasi dlm mencapai tujuan yg telah ditentukan
8 Komponen Proses Manajemen resiko
1. Lingkungan internal
2. Penentuan tujuan
3. Identifikasi resiko
4. Penilaian resiko
5. Respon atas resiko
6. Aktivitas-aktivitas pengendalian
7. Informasi dan komunikasi
8. Monitoring
1. Lingkungan Internal
Berkaitan dg lingkungan di mana organisasi /
perusahaan itu berada dan beroperasi
Cakupannya : filosofi manajemen tentang resiko,
integritas, perspektif terhadap resiko, selera atau
penerimaan terhadap resiko, nilai moral, struktur
organisasi, pendelegasian wewenang
2. Penentuan Tujuan
Manajemen harus menetapkan tujuan-tujuan dari
organisasi agar dapat mengidentifikasi,
mengakses dan mengelola resiko
SDM yg dimiliki organisasi yg ada pd seluruh
divisi dan bagian haruslah dilibatkan dan
mengerti resiko yg dihadapi  pelibatan tsb
terkait dg pandangan bahwa setiap karyawan /
pegawai adalah pemilik dari resiko
3. Identifikasi resiko
Mengidentifikasi kejadian-kejadian potensial yg
terjadi di lingkungan (internal / eksternal) organisasi
yg mempengaruhi strategi atau pencapaian tujuan
dari organisasi
Kejadian tsb bisa berdampak positif (peluang),
namun dapat pula sebaliknya atau negatif (resiko)
4. Penilaian resiko
Menilai sejauhmana dampak dari kejadian atau
keadaan yg dapat mengganggu pencapaian dari
tujuan
Besarnya dampak dapat diketahui dari resiko yg
melekat dan yg menyertainya  dianalisis dlm dua
perspektif, yaitu: kecenderungan atau peluang dan
besaran dari terealisirnya resiko
Dg demikian, besarnya resiko atas setiap kegiatan
organisasi merupakan perkalian antara
“kecenderungan atau peluang dg besaran dari
terealisirnya resiko”
5. Respon Atas Resiko
Organisasi harus menentukan sikap atas hasil penilaian
resiko
Respon / sikap atas resiko dari organisasi dapat berupa :
1. avoidance, yaitu dihentikannya aktivitas atau
pelayanan yg menyebabkan resiko
2. reduction, yaitu mengambil langkah-langkah
mengurangi kecenderungan atau peluang dan
besaran dari terealisirnya resiko
3. sharing, yaitu mengalihkan atau menanggung
bersama resiko atau sebagian dari resiko dg pihak lain
4. acceptance, yaitu menerima resiko yg terjadi (biasanya
resiko yg kecil), dan tdk ada upaya khusus yg
dilakukan
6. Aktivitas-Aktivitas Pengendalian
Komponen ini berperanan dlm penyusunan
kebijakan-kebijakan dan prosedur-prosedur utk
menjamin respon atas resiko terlaksana dg efektif
Aktifitas pengendalian memerlukan lingkungan
pengendalian yg meliputi :
1. integritas dan nilai etika
2. kompetensi
3. kebijakan dan praktik-praktik SDM
4. budaya organisasi
5. filosofi dan gaya kepemimpinan manajemen
6. struktur organisasi
7. wewenang dan tanggung jawab
Dari pemahaman atas lingkungan pengendalian,
dapat ditentukan jenis dan aktifitas pengendalian
Jenis pengendalian  preventive, detective,
corrective dan directive
Aktifitas pengendalian berupa :
1. pembuatan kebijakan dan prosedur
2. pengamanan kekayaan organisasi
3. delegasi wewenang dan pemisahan fungsi
4. supervisi atasan
 aktifitas pengendalian hendaknya terintegrasi
dg manajemen resiko sehingga pengalokasian
sumber daya yg dimiliki organisasi dapat
menjadi optimal
7. Informasi dan Komunikasi
Fokus dari komponen ini  menyampaikan
informasi yg relevan kpd pihak terkait melalui media
komunikasi yang sesuai
Faktor-faktor yg perlu diperhatikan dlm penyampaian
informasi dan komunikasi adalah kualitas informasi,
arah komunikasi, dan alat komunikasi
8. Monitoring
Monitoring dapat dilaksanakan secara terus menerus
maupun terpisah
Aktifitas monitoring terus menerus tercermin pd aktivitas
supervisi, rekonsiliasi dan aktivitas rutin lainnya
Monitoring terpisah biasanya dilakukan utk penugasan
tertentu (kasuistis)
Pd monitoring ini ditentukan scope tugas, frekuensi,
proses evaluasi metodologi, dokumentasi dan action plan
Pada proses monitoring, perlu dicermati adanya kendala
seperti pelaporan yg tdk lengkap atau bahkan berlebihan
(tidak relevan)  kendala ini timbul dari berbagai faktor
seperti sumber informasi, materi pelaporan, pihak yg
disampaikan laporan, dan arahan bagi pelaporan

Anda mungkin juga menyukai