Anda di halaman 1dari 8

Semantik

Penamaan dan Pendifinisian

Nama Anggota Kelompok 7 :


1. Nur Khasanah 2101417072
2. Agdya Mayang Savitri 2101417075
3. Siti Nurfaizah 2101417088
1. Penamaan (Naming)
a. Pendapat Para Ahli
 Plato (324-348)
Ada hubungan hayati antara nama dan benda (kata-kata merupakan nama-
nama, sebagai label dari benda-benda, atau peristiwa.
 Aristoteles (384-322 SM)
Pemberian nama adalah soal perjanjian (bukan berarti dahulu ada siding nama
untuk sesuatu yang diberi nama). Nama biasanya dari seseorang (ahli, penulis,
pengarang, pemimpin negara atau masyarakat baik melalui media elektronik
maupun melalui media masa)
Socrate (469-399)

Nama harus sesuai dengan sifat acuan yang diberi nama.


b. Fungsi Nama
Nama dapat berfungsi sebagai istilah; istilah-istilah akan menjadi penjelas bila dibberi
definisi, demikian pula dengan nama. Istilah sama halnya dengan definisi. Keduanya berisi
pembatas tentang suatu fakta, peristiwa atau kejadian dan proses.

c. Peristiwa yang melatari pemberian nama


Peniruan Bunyi
Pembentukan kata berdasarkan bunyi, contoh cicak “cak-cak-cak”, tokek “tokek-tokek”,
“klik” suara orang membuka pintu, dll
 Penyebutan bagian
 Past photo, gaya Bahasa yang menyebutkan bagian dari suatu benda atau hal, padahal
yang dimaksud adalah keseluruhannya. Contoh, penyebutan abri adalah baju hijau karena
ciri warna pakain abri adalah hijau.
 Retorika, gaya Bahasa yang berkebalikan dengan Past Photo. Contoh, Indonesia
memenangkan mendali perak di Olimpiade” yang dimaksud adalah tiga atlit panahan
putri.
Penyebutan sifat khas
Penamaan suaatu benda berdasarakan sifat yang khas yang dimiliki. Conto,
umpamanya orang yang sangat kikir lazim disebut si kikir atau si bakhil.
Penemuan dan pembuatan

Contoh, ikan munjahir yaitu nama sejenis ikan air tawar yang mula-mula
ditemukan dan diternakkan oleh seorang petani yang bernama Mujair di Kediri,
Jawa Timur. (Peristiwa itu disebut Appelativa)
 Tempat asal

Ikan sarden, berasal dari nama sebuah pulau di Sardinia di Italia


 Bahan

Penamaan berasal dari nama bahan pokoknya. Kaca adalah nama bahan,
barang yang dibuat dari kaca juga sisenut sebagai kaca, kaca mata, kaca
jenjela, kaca spio.
 Keserupaan

Menggunakan makna metamorphosis sehingga dibandingkan dengan makna


leksikal dari kata itu. Contoh raja, kata raja pada raja minyak, raja dangdut.
 Pemendekan

Penamaan berasal dari penggabungan unsur-unsur hurufawal atau suku


kata dari berbagai kata yang digabungkan menjadi satu, contoh juklak dari
petunjuk pelaksanaan.
 Penamaan baru

Penamaan berasal daribentuk atau kata yang sudah ada, kata tersebut
digantikan dengan nama baru karena dianggap kurang tepat. Contoh
gelandangan diganti tuna wisma, pelacur menjadi tuna Susila.
2. Pendifinisian
a. Pengertian Pendifisian
Pendefinisian dalah usaha yang dilakukan dengan sengaja untuk mengungkapkan dengan
kata-kata akan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa dan sebagianya.
b. Jenis Defnisi
Definisi sinonim, definisi yang tingkat kejelasannya paling rendah. Contoh, tinta
didefinisikan sebagai air, ayah sebagai bapak
Definisi formal, definisi yang taraf kejelasannya lebih baik dari definisi dinonim.
Definisi akan disebutkan ciri umum dan ciri khususnya. Contoh, bus, definisi umum;
kendaraan umum, definisi khusus; dapat memuat banyak penumpang.
Definisi logis, mengidentifikasi secara tegas objek, ide atau konsep yang didefinisikan itu
sedemikian rupa, sehingga objek tersebut berbeda secara nyata dengan objek-objek
lainnya.
Definisi ensiklopedis, menerangkan secara lengkap dan jelas serta
cermat akan segala sesuatu yang berkenaan dengan kata atau
konsep yang didefinisikan.
Definisi yang sifatnya membatasi, definisi ini dibuat untuk
membatasi konsep-konsep yang akan dikemukakan dalam suatu
tulisan atau pembicaran.
Daftar Pustaka
 Djajasudarma, T. Fatimah. 1999. Semantik 1 Pengantar ke
Arah Ilmu Makna. Bandung: Refika.
 Djajasudarma, T. Fatimah. 2009. Semantik 1 Makna Leksikal
dan Gramatikal. Bandung: Refika.
 Pateda, Mansoer. 2001. Semantik leksikal. Jakarta: Rineka
Cipta.
 Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia.
Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai