Anda di halaman 1dari 38

ASSALAMUALAIKUM

TEHNIK LABORATORIUM DENGAN


TEHNIK KULTUR JARINGAN
NUR RIZKIYAH
SEJARAH KULTUR JARINGAN
• Orang yang melakukan kultur jaringana tumbuhan adalah :
• Tahun 1904 Hannig melakukan kultur embrio pada tanaman
cruciferae.
• Tahun 1922 Knudson berhasil mengecambahkan anggrek secara
in vitro.
• Tahun 1922 Robbins mengkulturkan ujung akar secara in vitro.
• Tahun 1939 Skoog dkk telah menemukan sitokinin dan orang
pertama yang sukses dalam melakukan kultur jaringan.
• Tahun 1940 Gautheret melakukan ku.ltur jaringan kambim secara
in vitro pada tanaman Ulmus untuk study pembentukan tunas
adventif.
• Tahun 1941 Van Overbeek menggunakan air kelapa untuk
campuran media dalam kultur Datura.
• Tahun 1944 Skoog membentuk tunas adventif pertama pada
kultur tembakau secara in vitro.
• Tahun 1946 Ball melakukan proses penanaman lengkap
pertama dapat dihasilkan dari eksplan kultur tunas ujung pada
Lupinus dan Tropaeolum.
• Tahun 1954 Muir berhasil menumbuhkan tanaman lengkap
dari kultur sel tunggal.
• Tahun 1955 Miller dkk menemukan kinetin yang dapat
memacu pembelahan sel.
• Tahun 1964 Guha dapat memproduksi tanaman haploid
pertama.
• Tahun 1971 Takebe melakukan penanaman lengkap
dihasilkan dari eksplan protoplas.
Pengertian Kultur Jaringan
• Adalah Teknik untuk memperoleh bibit
tanaman dengan cara menumbuhkan sebagian
jaringan tumbuhan dalam media khusus dengan
kondisi yang steril sehinggga menjadi tanaman
yang lengkap.
• Tujuan untuk menghasilkan tanaman yang
sangat berkualitas dan berkuantitas.
• Teori yang melandasi teknik ini adalah teori
totipotensial.
• Landasan kultur jaringan didasarkan atas tiga kemampuan dasar dari
tanaman, yaitu:
• 1. Totipotensi adalah potensi atau kemampuan dari sebuah sel untuk tumbuh dan
berkembang menjadi tanaman secara utuh jika distimulasi dengar benar dan
sesuai. Implikasi dari totipotensi adalah bahwa semua informasi tentang
pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme terdapat di dalam sel.
Walaupun secara teoritis seluruh sel bersifat totipotensi, tetapi yang
mengekspresikan keberhasilan terbaik adalah sel yang meristematik.
• 2. Rediferensiasi adalah kemampuan sel-sel masak (mature) kembali menjadi ke
kondisi meristematik dan dan berkembang dari satu titik pertumbuhan baru yang
diikuti oleh rediferensiasi yang mampu melakukan reorganisasi manjadi organ
baru.
• 3. Kompetensi menggambarkan potensi endogen dari sel atau jaringan untuk
tumbuh dan berkembang dalam satu jalur tertentu. Contohnya embrioagenikali
kompeten sel adalah kemampuan untuk berkembang menjadi embrio funsional
penuh. Sebaliknya adalah non-kompeten atau morfogenetikali tidak mempunyai
kemampuan.
• Tujuan Kultur Jaringan
• Saat ini teknik kultur jaringan tumbuhan bukan hanya sebagai sarana untuk
mempelajari aspek-aspek fisiologi dan biokimia tanaman saja, tetapi sudah
berkembang menjadi metode untuk berbagai tujuan yakni
• a. Mikropropagasi (perbanyakan tanaman secara mikro)
• Teknik kultur jaringan telah digunakan dalam membantu produksi tanaman
dalam skala besar melalui mikropropagasi atau perbanyakan klonal dari
berbagai jenis tanaman. Jaringan tanaman dalam jumlah yang sedikit dapat
menghasilkan ratusan atau ribuan tanaman secara terus menerus.
• Teknik ini telah digunakan dalam skala industri di berbagai negara untuk
memproduksi secara komersial berbagai jenis tanaman seperti tanaman hias
(anggrek, bunga potong, dll.), tanaman buah-buahan (seperti pisang),
tanaman industri dan kehutanan (kopi, jati, dll). Dengan menggunakan
metoda kultur jaringan, jutaan tanaman dengan sifat genetis yang sama dapat
diperoleh hanya dengan berasal dari satu mata tunas. Oleh karena itu metoda
ini menjadi salah satu alternatif dalam perbanyakan tanaman secara vegetatif .
• b. Pebaikan Tanaman
• Dalam usaha perbaikan tanaman melalui metoda
pemuliaan secara konvensional, untuk mendapatkan
galur murni diperlukan waktu enam sampai tujuh
generasi hasil penyerbukan sendiri maupun
persilangan.
• Melalui teknik kultur jaringan, dapat diperoleh
tanaman homosigot dalam waktu singkat dengan cara
memproduksi tanaman haploid melalui kultur polen,
antera atau ovari yang diikuti dengan penggandaan
kromosom. Tanaman homosigot ini dapat digunakan
sebagai bahan pemuliaan tanaman dalam rangka
perbaikan sifat tanaman.
• c. Produksi Tanaman yang Bebas Penyakit
• Teknologi kultur jaringan telah memberikan kontribusinya
dalam mendapatkan tanaman yang bebas dari virus. Pada
tanaman yang telah terinfeksi virus, sel-sel pada tunas ujung
(meristem) merupakan daerah yang tidak terinfeksi virus.
Dengan cara mengkulturkan bagian meristem akan diperoleh
tanaman yang bebas virus.
• d. Transformasi Genetik
• Teknik kultur jaringan telah menjadi bagian penting dalam
membantu keberhasilan rekayasa genetika tanaman (transfer
gen). Sebagai contoh transfer gen bakteri (seperti gen cry dari
Bacillus thuringiensis) ke dalam sel tanaman akan terekspresi
setelah regenerasi tanaman transgeniknya tercapai.
e.Produksi Senyawa Metabolit Sekunder
• Jadi, Kultur jaringan tumbuhan juga dapat digunakan untuk
memproduksi senyawa biokimia (metabolit sekunder)
seperti alkaloid, terpenoid, phenyl propanoid dll. Teknologi
ini sekarang sudah tersedia dalam skala industri. Sebagai
contoh produksi secara komersial senyawa “shikonin” dari
kultur sel Lithospermum erythrorhizon.
• Kegunaan utama dari kultur jaringan adalah untuk
mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak dalam
waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat fisiologi
dan morfologi sama persis dengan induknya. Dari teknik
kultur jaringan tanaman ini diharapkan juga memperoleh
tanaman baru yang bersifat unggul.
• Secara lebih rinci dan jelas berikut ini akan dibahas
secara khusus manfaat dari kultur jaringan  antara lain:
1.Mendapatkan tanaman baru dalam jumlah banyak
dalam waktu yang relatif singkat, yang mempunyai sifat
fisiologi dan morfologi sama persis dengan induknya.
Dari teknik kultur jaringan tanaman ini diharapkan juga
memperoleh tanaman baru yang bersifat unggul.
2.Dapat diperoleh sifat-sifat tanaman yang dikehendaki
3.Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu
menunggu tanaman  dewasa
4.Produksi tanaman bebas virus dengan teknik kultur
meristem.
5.Pelestarian plasma nutfah tanaman juga dapat
dilakukan dengan teknik kultur jaringan dengan
penyimpanan untuk jangka panjang dengan
penggunaan nitrogen cair pada temperatur –196 oC. Ada
juga penyimpanan sementara, yaitu pada temperatur
antara 0oC sampai –9oC.
6.Untuk dapat menghasilkan tanaman dengan jumlah
banyak dan beragam.
7.Perbanyakan tanaman secara besar-besaran telah
dibuktikan keberhasilannya pada perkebunan kelapa
sawit dan tebu. Dengan cara kultur jaringan dapat klon
suatu komoditas tanaman dalam relatif cepat.
• 8.Usaha yang paling tepat untuk melestarikan
tanaman yang terancam punah. Dengan usaha kultur
jaringan ini, populasi dari tanaman tersebut akan
terselamatkan, bahkan dapat bertambah, sekaligus
sifat-sifat yang dimiliki oleh tanaman tersebut tetap
terjamin.
• 9.Kultur jaringan juga mempunyai manfaat yang
besar dibidang farmasi, karena dari usaha ini dapat
dihasilkan metabolit skunder upaya untuk pembuatan
obat-obatan, yaitu dengan memisahkan unsur-unsur
yang terdapat di dalam kalus ataupun protokormus,
misalnya alkoloid, steroid, dan terponoid.
• 10.Usaha yang paling tepat untuk melestarikan
tanaman yang terancam punah. Dengan usaha kultur
jaringan ini, populasi dari tanaman tersebut akan
terselamatkan, bahkan dapat bertambah, sekaligus
sifat-sifat yang dimiliki oleh tanaman tersebut tetap
terjamin.
• 11.Kultur jaringan juga mempunyai manfaat yang
besar dibidang farmasi, karena dari usaha ini dapat
dihasilkan metabolit skunder upaya untuk pembuatan
obat-obatan, yaitu dengan memisahkan unsur-unsur
yang terdapat di dalam kalus ataupun protokormus,
misalnya alkoloid, steroid, dan terponoid.
• 12.Kultur jaringan juga sangat bermanfaat dibidang
fisiologi tanaman. Pada tanaman anggrek misalnya, telah
berhasil diketahui bahwa jika ujung akarnya diiris
melintang akan memperlihatkan warna tertentu. Warna
tersebut nantinya akan sama dengan warna bunganya. Hal
ini sangat berguna dalam bidang perdangan bunga hias,
sebab walaupun tanamannya belum berbunga orang sudah
dapat mengetahui warna bunga yang akan muncul.
• 13.Melalui perbanyakan vegetatif dengan kultur jaringan
ternyata juga berpengaruh terhadap devisa negara.
Misalnya, dengan terlaksananya ekspor tanaman anggrek
ke negara lain, maka akan menaikkan devisan negara
dibidang pertanian.
• Jenis Kultur Jaringan Tumbuhan
1.Kultur meristem
• Kultur meristem adalah kultur yang
menggunakan eksplan yang berasal dari
jaringan meristem, biasanya di peroleh dari
meristem apikalnatau meristem tunas aksilar.
Pada ujung pucuk, jaringan ini berada dibagian
dalam, oleh karena itu, untuk mengambil
jaringan ini agar dapat digunakan sebagai
eksplan, kita membutuhkan mikroskop.
• 2. Kultur protoplasma
• Protoplas adalah sel dalam keadaan telanjang. Fusi
protoplas (yang terjadi didalam sel tanpa campur
tangan manusia) adalah proses alamiah yang terjadi
pada tumbuhan rendah sampai tingkat tinggi.
• Pada proses pembuahan terjadi penyatuan gamet
jantan (sub protoplas) dengan gamet betina
(protoplas) menjadi zigot (hibrida seksual). Sel-sel
tanaman tingkat tinggi berhubungan satu dengan
lainnya melalui plasmodesmata, hubungan sel
melalui plasmodesmata ini merupakan fusi protoplas
dengan protoplas terapi terjadi secara alamiah.
• 3. Kultur Kalus
• Pada awal kultur kalus bertujuan untuk
mempelajari proses dediferensiasi dan
diferensiasi sel dan jaringan pada kultur in
vitro dan memperoleh kalus dari eksplan
yang dikulturkan.
• Saat ini kultur kalus dan suspensi sel
banyak dilakukan dalam penelitian untuk
menghasilkan metabolit sekunder.
• 4. Kultur Suspensi
• Kultur suspensi sangat berguna dalam penelitian
metabolit primer maupun sekunder, juga untuk
regulasi nitrogen didalam organ dan asimilasi
sulfur, metabolisme karbohidrat dan karbon
fotosintetik. Namun kultur sel kulit dipakai untuk
penelitian-penelitian path-way (biosintesis)
senyawa tertentu.
• Kultur sel dilakukan dengan menggunakan
eksplan adalah kalus. Kalus dipindahkan ke media
cair untuk menginduksi sel-sel independen atau
inisiasi suspensi sel.
• 5. kultur anther/haploid
• Kultur anther (anther culture) sering juga disebut kultur
haploid jika serbuk sari yang digunakan sebagai sumber
eksplan maka disebut kultur serbuk sari (polen culture).
• Kultur serbuk sari ini lebih tepat disebut kultur haploid
dibanding dengan kultur anther. Kultur haploid lain
adalah kultur ovul, dimana sebagai sumber eksplannya
adalaah ovul.
• Kultur haploid adalah kultur yang menghasilkan tanaman
haploid. Tanaman haploid adalah tanaman yang memiliki
jumlah kromosom yang sama dengan jumlah kromosom
gamet (N).jadi tidak harus sama dengan kromosom dasar.
Sifat Totipotensial Tanaman
• Artinya setiap bagian tanaman apabila
dikulturkan secara in vitro akan dapat
membentuk individu baru bila ditempatkan
pada lingkungan yang sesuai.
• Sifat TOTIPOTENSIAL tanaman, dapat
diterapkan untuk kultur jaringan.
Penemu Kultur Jaringan
• Penemu F.C. Steward menggunakan jaringan
floem akar wortel.
Tahapan Pembuatan Kultur Jaringan

1. Pembuatan media
2. Intisiasi
3. Sterilisasi
4. Multiplikasi
5. Pengakaran
6. Aklimatisasi
1.Pembuatan media
• Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan
dengan kultur jaringan.  Komposisi media yang digunakan
tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak.
• Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam
mineral, vitamin, dan hormon.  Selain itu, diperlukan juga
bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. 
• Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga
bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung
dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan.  Media
yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau
botol-botol kaca.  Media yang digunakan juga harus
disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
2)    Inisiasi
• Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian
tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang
sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan
adalah tunas. 
3) Sterilisasi
• Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur
jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di
laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga
steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan,
yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara
merata pada peralatan yang digunakan.  Teknisi yang
melakukan kultur jaringan juga harus steril. 
4)    Multiplikasi
• Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak
calon tanaman dengan menanam eksplan pada
media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow
untuk menghindari adanya kontaminasi yang
menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. 
• Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan
diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di
tempat yang steril dengan suhu kamar
5)    Pengakaran
• Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan
menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang
menandai bahwa proses kultur jaringan yang
dilakukan mulai berjalan dengan baik. 
• Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat
pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk
melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun
jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan
menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau
biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan
bakteri). 
6)    Aklimatisasi
• Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan
keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan
dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu
dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan
untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan
hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan
sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan
udara luar.
• Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan
barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan
dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang
sama dengan pemeliharaan bibit generatif. 
ZAT PENGATUR TUMBUH TANAMAN

• Dua golongan zat pengatur tumbuh yang


sangat penting adalah sitokinin dan auksin.
• Zat pengatur tumbuh mempengaruhi
pertumbuhan dan morfogenesis dalam kultur
sel, jaringan dan organ.
• Penambahan auksin atau sitokinin eksogen,
mengubah level zat pengatur tumbuh
endogen sel.
KEUNGGULAN
1. Mempunyai sifat yang identik dengan induknya 
2. Tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas 
3. Mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu
singkat 
4. Kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin 
5. Kecepatan tumbuh bibit lebih cepat di bandingkan dengan
perbanyakan konvensional 
6. Pengadaan bibit tidak tergantung musim 
7. Hemat tempat dan waktu 
8. Dapat diekspor tanpa melalui proses karantina, karena
tanaman hasil kultur in vitro bebas penyakit
KELEMAHAN
1. Bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap
hama penyakit dan udara luar.
2. Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal
dan sulit.
3. Membutuhkan modal ivestasi awal yang tinggi untuk
bangunan (laboratorium khusus), peralatan dan
perlengkapan.
4. Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk
mengerjakan perbanyakan kultur jaringan agar dapat
memperoleh hasil yg memuaskan
5. Produk kultur jaringan pd akarnya kurang kokoh
Contoh Tanaman Hasil Perbanyakan In
Vitro
Proses Kultur Jaringan
Sterilisasi e ksplan

Inisiasi

Enam kali
sub kultur
Ta na man
sehat

Sterilisasi pla nlet

Siap ta nam Akli matisasi dalam


seedbed

Desi gned by:


Agus Sutanto

KULTUR
KULTURJARINGAN
JARINGAN
EPILOG

WASSALAMU’ALAIKUM

Anda mungkin juga menyukai