Anda di halaman 1dari 24

KESEHATAN

KESEHATAN REPRODUKSI
REPRODUKSI
Pertemuan-Pertemuan
Internasional Terkait Kespro
1. ICPD (International Conference Population Development)
merupakan konferensi internasional tentang kependudukan dan
pembangunan yang diadakan 10 tahun sekali.Pertama kali
diadakan di Roma, th 1954, atas desakan seorang tokoh, Sir Julian
Huxley.
2. Tahun 1974,di Bucharest, dan tahun 1984 di Mexico city.
3. Inter regional meeting on the prevention of maternal mortality.
November 1985,Geneva,WHO,hasil penelitian WHO dan UNFPA
menunjukkan AKI tinggi di beberapa negara berkembang.Dasar
bagi gerakan dunia untuk menyelamatkan ibu dari kesakitan dan
kematian.
4. International Conference on Safe Motherhood.
Oktober 1987,Nairobi, Kenya,World Bank, UNFPA,WHO dan
UNDP.Forum pertama yang khusus membahas kematian ibu
karena kehamilan dan persalinan. Upaya pencanangan upaya
save motherhood secara global untuk menurunkan angka kematian
dan kesakitan pada wanita dan bayi baru lahir, khususnya di
negara berkembang
5. World Summit for Children.
Th 1990. Satu dari tujuh deklerasinya adalah menurunkan
AKI menjadi setengahnya (1990-2000)dibentuk jaringan
global untuk meningkatkan kesadaran,prioritas masalah,
mobilisasi penelitian, bantuan tekhnis dan informasi mslh
kematian ibu.
6. ICPD Kairo tahun1994
Perubahan paradigma(paradigma baru):
KependudukanKespro: meletakkan hak manusia,
pembangunan manusia, dan kesejahteraan individu sebagai
landasan kebijakan program (bukanlah program target)
• Dirumuskan definisi Kespro: suatu keadaan utuh kesejahteraan
fisik mental dan sosial dan tidak semata-mata karena tidak
adanya penyakit atau gangguan dalam semua hal yang
berhubungan dengan sistem reproduksi serta fungsi dan
prosesnya.
• PBB,Funding utama AS.Dihadiri oleh10.757 peserta dari 179
negara. Awal pengakuan global tentang kemitraan pria –
wanita(equality) dan pemberdayaan perempuan sebagai dasar
dalam merencanakan program kesehatan dan kependudukan
yang efektif. Indonesia merupakan salah satu negara yang
meratifikasi isi pertemuan ICPD.
- Bertujuan untuk mendapat konsensus internasional bagi
program aksi tentang populasi dan pembangunan untuk 20
tahun, terutama untuk mengurangi jumlah penduduk.
- Dirumuskan program aksi yang ditolak oleh:Afghanistan, Brunai
Darussalam, El Savador, Honduras,Yordania, Kuwait, Libya,
Nikaragua, Paraguay, Flipina, Syria, Uni Emirat Arab dan
Yaman dan diberi catatan oleh Argentina, Djibouti, Republika
Dominika, Ekuador, Mesir, Guatemala, The Holy see, Iran,
Malta dan Peru.
Catatan:Sebelum ICPD 1994, program-program
kependudukan lebih menekankan pada
target-target demografi, seperti penurunan
tingkat kesuburan wanita untuk mencapai
keseimbangan rasio ketergantungan
(dependency ratio) penduduknya.
Sementara, setelah ICPD 1994 disepakati
bahwa peningkatan kualitas hidup manusia
hanya dicapai melalui partisipasi penuh
kaum wanita di segala bidang.
Cakupan Kespro Menurut ICPD
1. Kesehatan Ibu dan bayi baru lahir.
2. Keluarga berencana
3. Pencegahan dan penanganan PMS/HIV/AIDS
4. Kesehatan Reproduksi Remaja
5. Pencegahan dan penatalaksanaan aborsi
6. Pencegahan dan penatalaksanaan infertilitas
7. Kanker serta problem wanita lansia,seperti
osteoporosis.
Rencana Kerja ICPD
Tujuan:
1. Setiap kegiatan seks harus bebas dari
paksaan dan berdasarkan pilihan yang
dipahami dan bertanggung jawab.
Indikasi tujuan:
Setiap individu harus memegang kendali atas
tubuhnya sendiri melalui pilihan-pilihan
yang dipahami dan bertanggung jawab
dalam hubungan seksual. Ini membawa ke
tingkat seksualitas yang sehat yang
merupakan bagian penting dari kesehatan
reproduksi.
Tujuan untuk mencapai goal:
• Menghapus usaha seks komersial yang
melibatkan anak-anak.(berarti dewasa boleh)
• Menurunkan tingkat mutilasi alat kelamin
perempuan.
• Menurunkan tingkat kekerasan terhadap wanita
dalam rumah tangga.
• Meningkatkan tingkat pendidikan kesehatan
reproduksi sesuai jenjang pendidikan semua
sekolah.
2. Setiap tindakan seks harus bebas dari
infeksi.
Indikasi tujuan:
Semua hubungan seksual harus bebas dari
infeksi yang mempengaruhi kesehatan
reproduksi. Jika tidak dikontrol, infeksi yang
menular secara seksual akan memfasilitasi
epidemi HIV/AIDS.
Tujuan untuk mencapai goal:
• Meningkatkan usia hubungan seks pertama
• Menurunkan perilaku beresiko tinggi diantara mereka yang
aktif secara seksual dengan lebih dari satu pasangan.
• Meningkatkan penggunaan kondom diantara mereka yang
aktif secara seksual dengan lebih dari satu pasangan.
• Meningkatkan pencegahan IMS (Infeksi Menular Seksual),
dan perawatan tepat bagi IMS di pelayanan KB dan ANC
(Antenatal Care).?
• Meningkatkan proporsi klien KB, perinatal dan pasien
pelayanan kesehatan dasar yang dideteksi dan diobati
terhadap infeksi menular seksual dan infeksi saluran
reproduksi
• Meningkatkan proporsi tenaga pelayanan kesehatan
dalam pelayanan ginekologi yang mampu
mendokumentasikan kepatuhan terhadap pedoman
pengontrolan infeksi.
3. Setiap kehamilan dan persalinan harus
diinginkan.
Indikasi tujuan:
Dengan menurunkan jumlah terpaparnya
wanita terhadap resiko kehamilan dan
persalinan, akan menurun pula jumlah
kehamilan yang tidak diinginkan. Hal ini pada
akhirnya akan meningkatkan status
kesehatan reproduksi yang lebih baik.
Tujuan untuk mencapai goal:
• Memastikan bahwa semua pasangan memiliki akses
ke lebih dari satu metoda kontrasepsi yang efektif.
• Informasi yang baik bagi remaja mengenai pilihan
kontrasepsi, aksesnya terhadap suplai, pelayanan dan
informasi tentang efeknya terhadap kesehatan.
• Semua wanita yang aktif secara seksual memiliki
akses ke pelayanan aborsi secara legal sesuai dan
aman dalam trimester pertama.
• Pelayanan dan akses yang terjangkau ke kontrasepsi,
aborsi yang aman dan pelayanan pasca aborsi.
4. Setiap kehamilan dan persalinan harus
aman
Indikasi tujuan:
Untuk memastikan keamanan dari setiap
kehamilan dan persalinan, kesadaran dan
pemahaman terhadap kualitas pelayanan dan
jaminan kualitas harus dipastikan untuk
mengimbangi upaya masyarakat dalam
mendapatkan pelayanan kesehatan.
Tujuan untuk mencapai goal:
• Mencegah kematian ibu melalui peningkatan
proporsi penolong persalinan dan staf medis
yang trampil.
• Mengurangi kematian ibu melalui pengelolaan
kasus secara tepat.
• Mengurangi tingkat fatalitas kasus di klinik dan
rumah sakit terhadap wanita hamil dan bayinya.
• Mengurangi prevalensi anemia pada wanita
berusia 15-49 tahun.
ANALISIS
Rekayasa masalah kependudukan
• Masyarakat barat: kerentaan dan kehancuran (angka
kelahiran rendah, kualitas kesehatan semakin baik,
budaya hedonis merajalela).
• Barat merekayasa masyarakat lain agar bergerak
menuju masyarakat seperti mereka
• Dilakukan pembatasan kelahiran dan perbaikan
kualitas layanan kesehatan.
• Upaya promosi ideologi kebebasan dan hedonisme pd
masyarakat dunia ketiga yang mayoritas muslim.
Konspirasi Dalam Masalah Kependudukan &
Kesehatan Reproduksi: Upaya Liberalisasi
• Sebelum ICPD thn 1994 (ICPD1954,
ICPD1974, ICPD1984) pembahasan tentang
masalah kependudukan tanpa keterkaitan
dengan masalah ‘kespro’.
• Paradigma kespro sblm ICPD 1994: ‘safe
motherhood’ dgn penekanan pd masalah
kesehatan tentang kematian ibu karena
kehamilan dan persalinan.
• Terjadi pengkaitan masalah kependudukan
dengan kespro pada ICPD 1994.
Paradigma kespro setelah ICPD: liberalisasi
• Peletakan hak manusia dan kesejahteraan
individu sebagai pusat kebijakan program
• Pemberdayaan wanita sebagai dasar dalam
merencanakan program kesehatan dan
kependudukan yang efektif
• Penetapan hak-hak reproduksi sebagai
bagian dari HAM dalam berbagai kebijakan
• Pengakuan 4 hak-hak dasar wanita dalam
masalah reproduksi (Konferensi di Beijing,
1995)
• Dimasukkannya ide-ide liberal tsb dalam
setiap tujuan dan rencana kerja ICPD (lihat 4
tujuan Rencana Kerja ICPD).
Dampak buruk Liberalisme:
• Perusakan perempuan: obyek perdagangan,
obyek eksploitasi, korban kekerasan dll.
• Maraknya pergaulan bebas
• Bertambahnya jumlah penderita penyakit
kelamin dan HIV/AIDS.
• Meningkatnya kasus aborsi
• Meningkatnya kasus perceraian dan tingginya
kasus anak-anak yang hidup dalam depresi
karena kehilangan perlindungan keluarga.
• Penghancuran institusi keluarga dan tatanan
masyarakat
Kesehatan Reproduksi
Dalam Pandangan Islam
• Allah menciptakan Gharizah Nau’ dan organ
reproduksi agar manusia dapat melestarikan
jenisnya(Q.S. An-Nisa:1)
• Tujuan kespro menurut Islam: terpenuhinya
kebutuhan fisik dan naluri untuk melanjutkan
keturunan sesuai dengan aturan-aturan Allah
(larangan berzina, keharusan menundukkan
pandangan dan menutup aurat, larangan khalwat,
mendorong dan mempermudah pernikahan,
disertai sanksi-sanksi bagi yang melanggarnya).
• Upaya meningkatkan kesehatan reproduksi wanita
terkait dengan pemenuhan kebutuhan jasmani dan
nalurinya.
• Kebutuhan jasmani: tercukupi kebutuhan gizi ibu
hamil, terjaga dari berbagai penyakit. Perhatikan pula
kesiapan organ reproduksi menjalankan fungsinya
(usia saat menikah, usia saat hamil pertama, jarak
antara dua kelahiran ?, dan akses terhadap layanan
kesehatan).
• Kebutuhan naluri: kesiapan menjadi seorang istri dan
ibu, dukungan suami dan keluarga.
• Hal penting lain yang menunjang: pengetahuan hidup
sehat dan reproduksi sehat, perekonomian yg mantap,
sistem sosial yg kondusif, sistem sanksi yg tegas,
pelayanan kesehatan berkualitas yg mudah diakses.
Kesehatan reproduksi di
Indonesia
Gagasan kespro di Indonesia dijewantahkan
dalam 4 elemen kespro:
1. Kesehatan ibu dan anak
2. Keluarga berencana
3. Penanggulangan infeksi saluran reproduksi
dan HIV/AIDS
4. Kesehatan reproduksi remaja
1. Kesehatan Ibu dan Anak
(Penekanan pada masalah
AKI)
Konspirasi dibalik AKI:
• Efektif untuk menarik perhatian dunia shg terjadi
komitmen politis dari seluruh negara untuk
menurunkan AKI
• Metode Perhitungan AKI: angka kematian ibu
dalam periode satu tahun per 100 000 kelahiran
hidup pada periode yang sama, seringkali salah
kaprah berkaitan dengan penggunaan bayi lahir
hidup sebagai penyebut serta dibutuhkannya
sampel yang besar (mudah direkayasa).
• Variabel yang berkontribusi pada AKI: perdarahan,
eklampsia, aborsi, sepsis dan partus lama yang juga
berkaitan dengan 3T, serta faktor-faktor lain yang
memberikan kontribusi signifikan seperti KEK, anemia,
PMS/IMS, namun aborsi tidak aman senantiasa
diangkat sebagai penyebab utama tingginya AKI di
Indonesia sehingga dituntut untuk dilegalkan.
• Upaya legalisasi aborsi senantiasa dikaitkan dengan
kehamilan yg tidak diinginkan (KTD) semata tanpa
memperhatikan upaya pencegahan dari timbulnya
KTD tersebut seperti perkosaan, seks bebas, masalah
ekonomi, gagal KB dsb.
Perbaikan Kualitas
Kesehatan Ibu dan Anak
1. Penyediaan fasilitas dan layanan kesehatan
berkualitas yang mudah diakses.
2. Perbaikan masalah ekonomi, sosial dan
sistem sanksi yang tegas.
3. Peningkatan mutu pendidikan kesehatan
terutama bagi kaum ibu.
4. Pola pangan yang memenuhi standar gizi
dan perilaku hidup bersih dan sehat.

Anda mungkin juga menyukai