“EVALUASI GAMBARAN KLINIS INFEKSI VIRUS CAMPAK UNTUK DIAGNOSIS PADA ANAK DI
TEMPAT DENGAN FASILITAS TERBATAS”
Dominicus Husada*, Kusdwijono, Dwiyanti Puspitasari, dkk
Department of Child Health, Faculty of Medicine, Universitas Airlangga / Dr.
Soetomo General Academic Hospital
Dibacakan Oleh :
Penguji
dr. Renny H. Bagus, Sp.A
Latar Belakang :
Campak merupakan masalah kesehatan yang berulang baik di
negara maju maupun berkembang.
WHO merekomendasikan imunoglobulin M anti-campak (Ig M)
sebagai metode standar untuk melakukan tes serologi.
Gambaran klinis yang khas diperlukan untuk menegakkan
diganosis campak.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi ruam
hiperpigmentasi dan gambaran klinis lainnya sebagai alat
diagnostik.
ABSTRAK
Metode :
Dalam studi pengamatan diagnostik kriteria inklusi : usia antara 6
dan 144 bulan, demam, ruam makulopapular selama 3 hari atau
lebih, disertai batuk, atau coryza, atau konjungtivitis.
Kecuali, pasien yang memiliki riwayat vaksinasi campak (1-
6minggu), kortikosteroid selama 2 minggu atau lebih dan kondisi
sistem imun yang terganggu.
Ruam hiperpigmentasi divalidasi menggunakan tes Kappa dan Mc
Nemar. Ig M anti-campak dianggap sebagai gold standar.
ABSTRAK
Hasil :
Dari 82 peserta
Manifestasi klinis dari semua subjek termasuk demam, batuk,
coryza, konjungtivitis, bintik Koplik, dan ruam makulopapular (yang
berubah menjadi ruam hiperpigmentasi sepanjang perjalanan
penyakit).
Tes Mc Nemmar dan Kappa menunjukkan nilai p masing-masing
0,774 dan 0,119.
ABSTRAK
Kesipulan :
Kombinasi demam, ruam makulopapular, dan ruam hiperpigmentasi
dapat digunakan sebagai alat skrining mengenai infeksi campak
dalam keadaan wabah anti-campak Ig M.
Kombinasi batuk, coryza, dan bintik Koplik dapat ditambahkan,
meskipun dengan penurunan nilai sensitivitas.
LATAR BELAKANG
Campak merupakan penyakit yang sangat menular dan infeksius
Kemampuan virus ini menyebabkan infeksi sistemik
Menular melalui aerosol atau droplet menekan respons imun
sampai jangka waktu yang lama setelah infeksi membuat campak
menjadi masalah yang memerlukan perhatian serius.
Tahun 2012-2014 : WHO sekitar 115.000 orang sebagian
besar anak berusia 5 tahun, meninggal atau mengalami sekuele
akibat campak setiap tahunnya.
Hampir semua infeksi campak mengalami manifestasi klinis dan
dapat menyebabkan komplikasi berat hingga mematikan, terutama
pada anak-anak dengan status nutrisi buruk di negara-negara
berkembang di seluruh dunia.
LATAR BELAKANG
Campak berhubungan dengan demam dan ruam
Masa inkubasi pada campak adalah sekitar 7-21 hari.
Ruam eritema diskret muncul pada wajah dan leher pasien satu hari
setelah hilangnya bintik Koplik (Koplik’s spot) ruam menyebar ke
seluruh tubuh.
Ruam makulopapular tersebut setelah beberapa hari akan menjadi
hiperpigmentasi khas infeksi campak
Warna kulit tertentu, lebih rentan terhadap gangguan
hiperpigmentasi : di Asia dan India
LATAR BELAKANG
Diperlukan pemeriksaan Polymerase chain reaction (PCR) untuk
mendukung penilaian klinis.
WHO merekomendasikan Imunoglobulin M (Ig M) anti campak
sebagai metode standar untuk mendeteksi infeksi campak.
Diperlukan metode diagnosis lain gambaran klinis campak
Pada tahun 2013 dan 2014, sebanyak 11.521 dan 12.943 kasus
campak dilaporkan di seluruh Indonesia o.k cakupan vaksinasi pada
tahun 2013 <70%.
Pada tahun 2017 kampanye program vaksin campak rubela (MR)
(hanya di Pulau Jawa) dan tahun 2018 (di seluruh Indonesia).
Tujuan :menentukan apakah ruam hiperpigmentasi dan tanda dan
gejala klinis lainnya dapat digunakan sebagai penanda klinis yang
sensitif dan spesifik.
LATAR BELAKANG
Gambaran klinis Sn (%) (95% CI) Sp (%) (95% CI) LLR (%)