Anda di halaman 1dari 27

TUGAS PRAKTIKUM FITOKIMIA

REKRISTALISASI
Dosen Pengampu : Ahmad Sopian, M.Farm.,Apt

Disusun Oleh :
Kelompok V

• Amini Sulistyowati 181040400288


• Fera Indah Yanti 181040400285
• Nilam Pavinda 181040400295
• Teddi Fahmiadi 181040400314
Rekristalisasi
Adalah pemurnian suatu zat padat dari Kristalisasi dari zat akan menghasilkan
campuran atau pengotornya dengan Kristal yang identik dan teratur bentuknya
cara  mengkristalkan kembali zat tersebut sesuai dengan sifat Kristal senyawanya. Dan
setelah dilarutkan dalam pelarut yang pembentukan Kristal ini akan mencapai
cocok. optimum bila berada dalam kesetimbangan.
Prinsip rekristalisasi adalah perbedaan Untuk merekristalisasi suatu senyawa
kelarutan antara zat yang akan dimurnikan kita harus memilih pelarut yang cocok dengan
dengan kelarutan zat pencampur atau senyawa tersebut. Setelah senyawa tersebut
pencemarnya. Larutan yang terjadi dilarutkan kedalam pelarut yang sesuai
dipisahkan satu sama lain, kemudian larutan kemudian dipanaskan sampai
zat yang diinginkan dikristalkan dengan semua senyawanya larut sempurna. 
cara menjenuhkannya. Pemanasan hanya dilakukan apabila
Proses kristalisasi adalah kebalikan senyawa tersebut belum atau tidak larut
dari proses pelarutan. Mula-mula molekul sempurna pada keadaan suhu kamar. Salah
zat terlarut membentuk agrerat dengan satu faktor penentu keberhasilan proses
molekul pelarut, lalu terjadi kisi-kisi kristalisasi dan rekristalisasi adalah pemilihan
diantara molekul zat terlarut yang terus zat pelarut.
tumbuh membentuk Kristal yang lebih besar
diantara molekul pelarutnya, sambil
melepaskan sejumlah energy.
Adapun beberapa jenis pengotor yang sebelumnya
becampur dengan padatan sebelum rekristalisasi adalah
sebagai berikut :
Pengotor yang tidak larut dalam panas yang digunakan pada

01 rekristalisasi, dapat dihilangkan dengan cara melakukan


penyaringan larutan dalam keadaan panas tersebut.

Pengotor yang larut dalam pelarut panas dan tetap tinggal


sebagian dalam pelarut yang sudah dingin, dapat di hilangkan

02 dengan penyaringan akhir saat kristal telah terbentuk karena


sebagaian besar dari pengotor jenis ini akan tetap terlarut
dalam pelarut saat proses pembentukaan kristal sehingga akan
terikut dalam filtrat saat penyaringan.

Pengotor yang sangat larut dalam pelarut panas dan sedikit

03 larut dalam pelarut dingin. Jenis ini akan menyebabkan


proses rekristalisasi tidak efektife oleh karena itu kristal yang
terbentuk juga tidak murni benar.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih
pelarut yang sesuai adalah sebagai berikut :

Pelarut tidak
hanya bereaksi
dengan zat yang
akan dilarutkan.

 Pelarut hanya dapat


melarutkan zat yang Titik didh pelarut
akan dimurnikan harus rendah, hal ini
akan mempermudah
dan tidak
pengeringan Kristal
melarutkan zat yang terbentuk.
pencemarnya.

 Titik didih harus lebih


rendah dari titik leleh
zat Vestibulum
yang congue
akan
dimurnikan agar zat
tersebut tidak terurai.

4
Pelarut Untuk Rekristalisasi
Nama Pelarut Titik Didih (°C) Sifat 2-Propanol 83 Mudah terbakar
Air 100 Sedikit mudah Aseton 56 Mudah terbakar
terbakar
Asam asetat 118 Mudah terbakar Etil asetat 77 Mudah terbakar

Metanol 65 Mudah terbakar Diklorometana 40 Mudah terbakar


Etanol 78 Mudah terbakar
Kloroform 61 Mudah terbakar

Benzena 80 Sangat mudah terbakar

Toluena 111 Mudah terbakar

Sikloheksana 81 Mudah terbakar

Petroleum eter 35-60 Sangat mudah terbakar

n-heksana 68 Mudah terbakar

Pasangan pelarut yang sering dipakai dalam rekistralisasi adalah:Metanol-air, Etanol-air, Asam asetat-air, Aseton-air, Etanol-aseton, Etil
asetat-sikolheksana, Benzena-proteleum eter, pelarut yang mengandung klor-proteleum eter.
Rekristalisasi Beberapa Golongan Senyawa
Rekristalisasi Kapsantin Rekristalisasi Hesperidin
Padatan merah yang diperoleh kemudian
Rekristalisasi dilakukan menggunakan asam asetat encer
direkristalisasi menggunakan CS2 hingga diperoleh
dan diperoleh kristal jarum putih dengan titik leleh 252-
kapsantin yang berbentuk bulatan dengan warna
254. Rekristalisasi dengan cara lain dapat dilakukan
merah karmin, titik leleh 176 . Jika digunakan
dengan menggunakan formamida berair.
petroleum eter sebagai pelarut, maka kristal yang
diperoleh berbentuk jarum sedangkan jika digunakan
metanol, kristal akan berbentuk prisma.

Rekristalisasi Kafein
Rekristalisasi Stigmasterol
Padatan yang diperoleh direkristalisasi menggunakan
Ekstrak pekat yang diperoleh dilarutkan dalam 100 ml aseton atau air kristal kafein berbentuk jarum kecil
petroleum eter kemudian campuran diuapkan sampai dengan titik leleh 235
sampai dicapai titik jenuhnya dan dibiarkan semalam
hingga terbentuk kristal tak bewarna yang mengendap
dengan titik leleh 138-144.
Penggunaan eter sebagai pekarut untuk
rekristalisasi sebaiknya dihindari, karena mudah perbandingan antara zat terlarut dan pelarutnya,
terbakar sedangkan benzena lebih baik dihindari maka zat padat tersebut ditempatkan pada labu
karena toksistasnya tinggi dan bersifat alas bulat yang dilengkapi dilengkapi dengan
karsinoganik. pendingin refluks dan ditambahkan pelarut dan
Bila suatu kristal sangat larut dalam satu sedikit porselin untuk menghindari bumping.
pelarut dan sangat tak larut dalam pelarut lain, Campuran dipanaskan hingga mendidih pada
maka akan memberikan rekristalisasi yang penangas air (bila pelarut mrndidih di bawah
memuaskan. Campuran pelarut atau pasangan 80°C) atau dengan mantel pemanas listrik, dan
pelarut bisa digunakan dengan hasil yang bagus. pelarut ditambahkan hingga larutan jernih. Setelah
Tentu saja dua pelarut tersebut harus bercampur penyaringan panas, kristal akan diperoleh setelah
dengan sempurna. Rekristalisasi dengan pelarut filtrat didinginkan. Bila pelarut tidak mudah
campuran dapat terjadi dekat titik didih terbakar, tidak beracun dan murah maka
campuran. Senyawa dilarutkan dalam pelarut rekristalisasi dilakukan pada gelas piala.
yang sangat melarutkan dalam keadaan panas, Kualitas kristal yang di peroleh sangat
dimana zat hanya larut sedikit, ditambahkan bergantung pada kecepatan proses pendinginan
terus-menerus hingga kejenuhan terjadi. larutan. Jika pendingin terlalu cepat,kristal akan
Kejenuhan dihilangkan dengan penambahan terbentuk kecil-kecil dan tidak murni. Sebaliknya
sedikit pelarut pertama dan campuran dibiarkan jika pendinginan terlalu lambat, kristal yang
dingin pada temperatur kamar, kemudian kristal terbentuk besar-besar dan dapat menjebak
akan terpisah. pengotor serta pelarut pada kisi-kisi dalam kristal.
Bila pelarut campuran telah ditemukan
Hasil suatu reaksi organik dapat mengandung
pengotor berwarna. Pada rekristalisasi, pengotor ini
bisa larut dalam pelarut mendidih dan sebagian
diserap oleh kristal dan sebagian yang lain memisah
pada pendinginan. Akibatnya dihasilkan produk
berwarna yang tidak dapat dipisahkan dengan
penyaringan sederhana. Pengotor ini, dapat
dipisahkan dengan mendidihkan zat dalam larutan
dengan sedikit arang aktif selama 5-10 menit dan
kemudian larutan disaring dalam keadaan panas.
Arang aktif atau karbon aktif untuk mengadsorpsi
pengotor berwarna tersebut, akan membuat
terjadinya kristal murni karena arang aktif akan
menyerap pengotor berwarna dan filtrat biasanya
bebas dari zat warna tersebut. Penghilangan warna
terjadi cepat dalam larutan berair dan dapat juga
dilakukan dalam hampir semua pelarut organik.
Kondisi pengeringan bahan yang direkristalisasi
tergantung pada jumlah produk, sifat pelarut yang
dipindah dan sensitivitas produk terhadap panas dan
atmosfer. Dengan preparasi skala besar untuk
senyawa stabil, dengan pelarut non-teknik yang
volatil pada temperatur kamar (misal: air, etanol, etil
asetat, aseton)
Thank You
Latihan Soal
1. Yang mempengaruhi terbentuknya kristal adalah adanya perbedaan …
A. kepolaran
B. sifat fisika kimia
C. suhu
D. lingkungan
E. teknik ekstraksi
2. Kriteria yang harus dipenuhi untuk jadi pelarut rekristalisasi adalah…
A. Pelarut tidak hanya bereaksi dengan zat yang akan dilarutkan
B. Titik didih pelarut harus rendah, hal ini akan mempermudah pengeringan Kristal
yang terbentuk.
C. Titik didih harus lebih rendah dari titik leleh zat yang akan dimurnikan agar zat
tersebut tidak terurai
D. Titik didih pelarut harus tinggi, hal ini akan mempermudah pengeringan Kristal
yang terbentuk.
E. Pelarut hanya dapat melarutkan zat yang akan dimurnikan dan tidak melarutkan zat
pencemarnya
3. Eter tidak dianjurkan untuk dipakai sebagai pelarut rekristalisasi karena…
A. Bersifat polar
B. Tidak larut air
C. Larut minyak
D. Mudah terbakar
E. Karsinogenik
Latihan Soal
4. Benzena tidak dianjurkan untuk dipakai sebagai pelarut rekristalisasi karena…
A. Bersifat polar
B. Tidak larut air
C. Larut minyak
D. Mudah terbakar
E. Karsinogenik
5. Pasangan pelarut yang sering dipakai dalam rekristalisasi adalah…
A. Metanol-air
B. Etanol- asam asetat
C. Asam asetat-metanol
D. Etanol-asam asetat
E. Etil asetat-eter
6. Untuk mendapatkan kristal kapsantin padatan merah harus direkristalisasi dengan…
A. CS2
B. eter
C. aseton
D. metanol
E. etil asetat
7. Rekristalisasi stigmasterol membutuhkan pelarut…
A. CS2
B. eter
C. aseton
D. metanol
E. etil asetat
Latihan Soal
8. Fungsi formamida dalam rekristalisasi hesperidin adalah…
A. menambah keasaman
B. menambah sifat basa
C. memberikan sifat netral
D. memberi sifat polar
E. memberi sifat nonpolar
9. Kristal kafein mempunyai sifat…
A. Mempunyai bentuk jarum berwarna merah
B. Mempunyai bentuk hablur serbuk
C. Titik lebur 235°C
D. Titik didih 100 °C
E. Mempunyai kelarutan dalam air 1:2
10. Penghilangan pigmen gelap pada rekristalisasi rein membutuhkan pelaru…
A. CS2
B. eter
C. aseton
D. metanol
E. etil asetat
IDENTIFIKASI SENYAWA
Pada identifikasi suatu kandungan tumbuhan, setelah kandungan itu diisolasi dan
dimurnikan, pertama-tama harus kita tentukan dahulu golongannya, kemudian barulah ditentukan
jenis senyawa dalam golongan tersebut. Sebelum itu, keserbasamaan senyawa tersebut harus
diperiksa dengan cermat, artinya senyawa harus membentuk bercak tunggal dalam beberapa sistem
KLT dan atau KKt. Golongan senyawa biasanya dapat ditentukan dengan uji warna, penentuan
kelarutan, bilangan RF, dan ciri spektrum UV. Uji biokimia dapat bermanfaat juga : adanya
glukosida dapat dipastikan dengan hidrolisis yang menggunakan β–glukosidase; adanya glukosida
minyak amandel dengan hidrolisis yang menggunakan mirosinase, dan sebagainya. Untuk senyawa
pengatur tumbuh, uji biologi merupakan bagian identifikasi yang penting.
Pada identifikasi suatu kandungan tumbuhan, setelah kandungan itu diisolasi dan
dimurnikan, pertama-tama harus kita tentukan dahulu golongannya, kemudian barulah ditentukan
jenis senyawa dalam golongan tersebut. Sebelum itu, keserbasamaan senyawa tersebut harus
diperiksa dengan cermat, artinya senyawa harus membentuk bercak tunggal dalam beberapa sistem
KLT dan atau KKt. Golongan senyawa biasanya dapat ditentukan dengan uji warna, penentuan
kelarutan, bilangan RF, dan ciri spektrum UV. Uji biokimia dapat bermanfaat juga : adanya
glukosida dapat dipastikan dengan hidrolisis yang menggunakan β–glukosidase; adanya glukosida
minyak amandel dengan hidrolisis yang menggunakan mirosinase, dan sebagainya. Untuk senyawa
pengatur tumbuh, uji biologi merupakan bagian identifikasi yang penting
Identifikasi senyawa tumbuhan baru dengan kristalografi sinar-X sekarang sudah menjadi
rutin dan dapat dilakukan bila senyawa itu cukup jumlahnya dan berbentuk kristal. Cara ini
terutama sangat bermanfaat pada kasus terpenoid rumit karena dengan cara ini dalam sekali kerja
saja kita dapat menentukan sekaligus struktur kimia dan stereokimia.
Cara Spektrofotometri dan Perbandingan Peranan Masing-Masing
Pada Identifikasi Fitokimia

Spektroskopi UV dan spektrum tampak Spektroskopi Massa (SM)


Spektrum serapan kandungan tumbuhan dapat diukur dengan larutan yang Pada dasarnya SM adalah penguraian sesepora senyawa organik dan
sangat encer dengan pembanding blanko pelarut serta menggunakan perekaman pola fragentasi menurut massanya. Uap cuplikan berdifusi ke dalam
spektrofotometer yang merekam otomatis. Senyawa berwarna diukur pada sistem sprektrometer massa yang bertekanan rendah, lalu diionkan dengan energi
jangka 200 sampai 700 nm. yang cukup untuk memutus ikatan kimia.
Pelarut yang banyak digunakan untuk spektroskopi UV ialah etanol 95% Spektrometri massa berhasil baik hampir untuk semua jenis kandungan
karena kebanyakan golongan senyawa larut dalam pelarut tersebut. Alkohol tumbuhan yang berbobot molekul rendah, bahkan alat tersebut telah digunakan
mutlak niaga harus dihindari karena mengandung benzena yang menyerap di untuk menganalisis peptide.
daerah UV pendek. Pelarut lain yang sering digunakan ialah
air, metanol, heksana, eter minyak bumi dan eter.

Spektroskopi inframerah (IM) Spektroskopi resonansi magnet inti (RMI)


Spektrum inframerah senyawa tumbuhan dapat diukur dengan Spektroskopi RMI proton pada hakikatnya merupakan sarana untuk
spektrofotometri inframerah yang merekam secara otomatis dalam bentuk menentukan struktur senyawa otrganik dengan mengukur momen magnet
larutan (dalam kloroform, karbontetraklorida, 1-5 %), bentuk ge rusan dalam atom hidrogennya. Pada kebanyakan senyawa, atom hidrogen terikat pada
minyak nuyol, atau bentuk padat yang dicampur dengan kalium bromida. gugus yang berlainan (seperti –CH2-, -CH3, CHO, -NH2, -CHOH-, dan
Kenyataan yang menunjukkan bahwa banyak gugus fungsi dapat sebagainya) dan spektrum RMI proton merupakan rekaman sejumlah atom
diidentifikasi dengan menggunakan frekuensi getaran khasnya mengakibatkan hidrogen yang berada dalam keadaan lingkungan yang berlainan tersebut.
spektrofotometri inframerah merupakan cara paling sederhana dan sering paling
terandalkan dalam menentukan golongan senyawa.
Seperti telah disebutkan diatas, suatu senyawa yang telah dikenal dan
diketemukan lagi di dalam tumbuhan baru, dapat diindentifikasi berdasarkan
perbandingan kromatografi dan spektrum dengan senyawa asli. Cuplikan asli
dpaat diperoleh dari perusahaan niaga kimia, dengan cara isolasi ulang dari
sumber yang telah diketahui, atau, sebagai usaha terakhir, dengan meminta
kepada peneliti yang pertama kali mengisolasi dan memaparkannya. Sampai
seberapa jauh kita harus melakukan pembandingan bergantung pada golongan
senyawa yang ditelaah. Tetapi, sebagai pedoman umum, dapat dikatakan kita
harus menggunakan sebanyak mungkin kriteria untuk meyakinkan kebenaran
identifikasi.
Kriteria Untuk Pembanding kromatografi harus didasarkan kepada ko-kromatografi
senyawa dengan senyawa asli, tanpa pemisahan, paling sedikit dalam empat
Identifikasi Fitokimia sistem. Bila KLT merupakan dasar utama pembandingan, jelas ada
keuntungannya bila digunakan penjerap yang berlainan (misalnya selulosa dan
silika gel disamping pengembangan yang berlainan pada satu jenis penjerap. bila
mungkin, kita harus membandingkan senyawa tak dikenal itu dengan senyawa
pembanding dengan menggunakan tiga kriteria kromatografi yang jelas. Kriteria
itu misalnya waktu retensi pada KGC, KCKT dan RF pada KLT; atau RF pada
KKt, KLT dan pergerakan nisbipada elektroforesis, demikian juga untuk
pembanding spektrum harus digunakan dua cara atau lebih. Idealnya, semua
spektrum UV, IM, dan RMI1H harus dibandingkan.
Pada senyawa tumbuhan baru biasanya kita dapat saja menentukan
strukturnya berdasarkan pengukuran spektrum dan kromatografi, terutama yang
bertalian dengan spektrum dan kromatografi senyawa yang sudah dikenal dalam
deret yang sama. Penetapan struktur dapat dilakukan dengan pengubahan kimia
dan menjadikannya senyawa yang sudah dikenal.
Contoh Identifikasi Senyawa Pada Metabolit
Sekunder
ANALISIS HASIL

Analisis Kualitatif
Banyak analisis tumbuhan yang dicurahkan pada isolasi dan identifikasi
kandungan sekunder dalam jenis tumbuhan khusus atau jenis kelompok
tumbuhan, dengan harapan dengan ditemukannya berapa kandungan dan
strukturnya baru atau tidak biasa. Tetapi perlu kita ketahui bahwa banyak dari
komponen yang mudah diisolasi itu merupakan senyawa yang biasa dijumpai
atau terdapat umum dalam tumbuhan. Sukrosa mungkin mengkristal dari
pekatan ekstrak air tumbuhan dan sitosterol dari fraksi fitosterol.
Komponen yang lebih menarik sering kali berupa komponen yang
kadarnya lebih rendah. Bila diperoleh senyawa yang strukturnya jelas-jelas
baru, haruslah diperiksa dengan teliti apakah senyawa tersebut memang belum
pernah dilaporkan. Harus pula diteliti dalam berbagai pustaka yang ada, tetapi
disamping itu, diperlukan juga penelurusan Chemical abstract secara tuntas.
Alasan lain melakukan analisis fitokimia ialah untuk menentukan ciri senyawa
aktif penyebab efek racun atau efek yang bermanfaat, yang ditunjukkan oleh
ekstrak tumbuhan kasar bila diuji dengan sistem biologi. Dalam hal ini kita
harus memantau caraekstraksi dan pemisahan pada setiap tahap, yaitu untuk
melacak senyawa aktif tersebut sewaktu dimurnikan.
Contoh Identifikasi Senyawa Pada Metabolit
Sekunder
ANALISIS HASIL

Analisis Kuantitatif
Penentuan kuantitas komponen yang ada dalam ekstrak tumbuhan sama
pentingnya dengan penentuan kualitatif ekstrak tumbuhan tersebut. Pada
pendekatan yang paling sederhana data kuantitatif dapat diperoleh dengan
menimbang banyaknya bahan tumbuhan yang digunakan semula (seandainya
jaringan kering) dan banyaknya hasil yang diperoleh. Hasil demikian, yang
berupa persentase dari keseluruhan, merupakan angka minimum karena adanya
bahan yang hilang selama pemurnian tidak terelakkan. Besarnya kehilangan
dapat diperkirakan dengan menambahkan senyawa murni yang diketahui
bobotnya ke dalam ektrak kasar, lalu pemurnian diulangi dan banyaknya
senyawa yang diperoleh kembali ditentukan. Bila kita mengekstraksi senyawa
segar, diperlukan faktor konversi (kebanyakan daun tumbuhan mengandung air
90%) untuk menyatakan hasil sebagai persentase bobot kering. Pengukuran
kuantitatif dapat juga dilakukan pada serbuk kering bahan tumbuhan untuk
menentukan kadar total gula, nitrogen, protein, fenol, tannin dan sebagainya.
GOLONGAN TERPENOID
Spektroskopi UV-VIS
Senyawa golongan terpenoid jarang yang dianalisis menggunakan spektrofotometer
1 UV-VIS disebabkan karena strukturnya yang tidak menyerap sinar UV-VISVV tetapi
spektrum karotenoid sangat khas.

Spektroskopi IR

2 Identifikasi menggunakan IR hanya dapat memberikan sedikit informasi tentang


gugus fungsi yang terdapat dalam struktur terpenoid karena senyawa golongan
terpenoid juga dikenal tidak terlalu banyak mengandung gugus fungsi, bahkan
banyak yang hanya merupakan senyawa hidrokarbon.

4
Spektroskopi Massa

3 • Spektroskopi Massa kapsantin


• Spektroskopi Massa tarakseron

1
Spektroskopi NMR
4  Spektroskopi NMR kapsantin
 Spektroskopi NMR tarakseron

4
flavonoid
﹡ Senyawa flavonoid adalah suatu kelompok fenol yang terbesar yang ditemukan di alam.
Senyawa-senyawa ini merupakan zat warna merah, ungu dan biru dan sebagai zat warna
kuning yang ditemukan dalam tumbuh-tumbuhan..
﹡ Senyawa flavonoid untuk obat mula-mula diperkenalkan oleh seorang Amerika bernama
Gyorgy (1936). Secara tidak sengaja Gyorgy memberikan ekstrak vitamin C (asam askorbat)
kepada seorang dokter untuk mengobati penderita pendarahan kapiler subkutaneus dan
ternyata dapat disembuhkan. Mc.Clure (1986) menemukan pula oleh bahwa senyawa
flavonoid yang diekstrak dari Capsicum anunuum serta Citrus limon juga dapat
menyembuhkan pendarahan kapiler subkutan
﹡   Flavonoid adalah sekelompok besar senyawa polifenol tanaman yang tersebar luas dalam
berbagai bahan makanan dan dalam berbagai konsentrasi. Komponen tersebut pada
umumnya terdapat dalam keadaan terikat atau  terkonjugasi dengan senyawa gula. Lebih dari
4000 jenis flavonoid telah diidentifikasi dan beberapa di antaranya berperan dalam
pewarnaan bunga, buah,dan daun (de Groot & Rauen, 1998)
 Struktur Flavonoid
﹡  Flavonoid adalah senyawa yang tersusun dari 15 atom karbon dan terdiri dari 2 cincin
benzen yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat membentuk cincin ketiga.
Flavonoid dibagi menjadi 3 macam, yaitu:
﹡ Flavonoid yang memiliki cincin ketiga berupa gugus piran. Flavonoid ini disebut flavan atau
fenilbenzopiran. Turunan flavan banyak digunakan sebagai astringen (turunan tanin).
﹡ Flavonoid yang memiiliki cincin ketiga berupa gugus piron. Flavonoid ini disebut flavon
atau fenilbenzopiron. Turunan flavon adalah jenis flavonoid yang paling banyak memiliki
aktivitas farmakologi.
﹡  Flavonoid yang memiiliki cincin ketiga berupa gugus pirilium. Flavonoid ini disebut
flavilium atau antosian.
﹡ Istilah flavonoida diberikan untuk senyawa-senyawa fenol yang berasal dari kata flavon,
yaitu nama dari salah satu flavonoid yang terbesar jumlahnya dalam tumbuhan. Senyawa-
senyawa flavon ini mempunyai kerangka 2-fenilkroman, dimana posisi orto dari cincin A
dan atom karbon yang terikat pada cincin B dari 1.3-diarilpropana dihubungkan oleh
jembatan oksigen sehingga membentuk cincin heterosiklik yang baru (cincin C).

21
Beberapa informasi tambahan untuk penentuan struktur flavonoid dapat diperoleh dengan menambahkan
pereaksi geser. Beberapa pereaksi geser yang biasa dipakai adalah :

1) Larutan NaOH 2M
2) AlCl3. Kira-kira 5 gram AlCl3 kering ditambahkan dengan hati-hati ke dalam 100 ml metanol.
3) HCl. Sejumlah 50 ml HCl pekat ditambahkan ke dalam 100 ml aquadest.
4) NaOAc. Biasanya digunakan serbuk NaOAc anhidrat.
5) H3BO3. Digunakan serbuk asam borat anhidrat.
6) Mekanisme reaksi yang terjadi antara flavonoid + AlCl3 dan flavonoid + AlCl3 + HC
Latihan soal
﹡ 1) Karotenoid tepat dianalisis dengan …
○ A. Spektrofotometer UV-Vis 
○ B. Spektroskopi Infra Merah
○ C. Spektroskopi massa
○ D. HPLC
○ E. GC
﹡ 2) Langkah dalam menentukan jenis flavonoid dengan spektroskopi UV-Vis adalah …
○ A. Bentuk umum spektrum metanol
○ B. Menentukan nilai lamda max
○ C. Menentukan titik lebur
○ D. Menentukan titik leleh
○ E. Menentukan pelarut yang digunakan
﹡ 3) Pereaksi geser yang digunakan untuk penentuan struktur flavonoid adalah…
○ A. NaOH
○ B. HBr
○ C. HF
○ D. Asam asetat
○ E. Asam Nitrat

24
Latihan soal
﹡ 4) Untuk struktur terpenoid sukar diidentifikasi dengan IR karena…
○ A. Mudah menguap.
○ B. Banyak yang tidak mengandung gugus fungsi
○ C. Memiliki gugus terkonjugasi
○ D. Mempunyai pendar warna
○ E. Bersifat optis aktif
﹡ 5) Spektrum khas flavonoid adalah…
○ A. dua panjang gelombang maksimum yang berada pada rentang antara 190 nm (pita
II) dan 600 nm (pita I)
○ B. dua panjang gelombang maksimum yang berada pada rentang antara 250 nm (pita
II) dan 400 nm (pita I)
○ C. dua panjang gelombang maksimum yang berada pada rentang antara 150 nm (pita
II) dan 700nm (pita I)
○ D. dua panjang gelombang maksimum yang berada pada rentang antara 150 nm (pita
II) dan 700nm (pita I)
○ E. dua panjang gelombang maksimum yang berada pada rentang antara 100 nm (pita
II) dan 700nm (pita I)

25
Latihan soal
﹡ 6. Bila senyawa uji merupakan positif flavonoid, maka ditunjukkan dengan adanya….
○ A. Endapan warna kuning
○ B. Cincin berwarna merah
○ C. Endapan putih
○ D. Endapan berwarna hitam
○ E. Adanya buih
﹡ 7.Pada identifikasi suatu senyawa tanaman apabila senyawa tersebut adalah positif alkaloid
akan ditunjukkan dengan adanya….
○ A. Endapan kuning dan endapan putih
○ B. Endapan jingga dan cincin merah
○ C. Cincin merah dan ada buih
○ D. Ada buih dan endapan kuning
○ E. Endapan jingga dan endapan putih
﹡ 8.Tahap penting dalam identifikasi struktur suatu senyawa tanaman adalah menentukan
○ a. rumus molekul
○ b. suhu
○ c. asal tanaman tumbuh
○ d. bentuk kristal amorf
○ e. bentuk ekstraksinya

26
Latihan soal
﹡ 9. Gugus fungsi pada spektroskopi infra merah didapatkan dari *
○ a. Panjang gelombang maksimal
○ b. Frekuensi getaran yang khas
○ c. Spektrum massa
○ d. Nilai Rf
○ e. Panjang gelombang maksimal
﹡ Luaran yang dihasilkan dari spektroskopi massa adalah
○ a. Frekuensi getaran yang khas
○ b. Spektrum massa
○ c. Absorbansi
○ d. Nilai Rf
○ e. Panjang gelombang maksimal

27

Anda mungkin juga menyukai