Anda di halaman 1dari 14

TERAPI KOGNITIF

DAN PERILAKU
OLEH KELOMPOK 7
LATAR BELAKANG

Terapi kognitif adalah terapi yang mempergunakan pendekatan terstruktur, aktif, derektif dan berjangka waktu
singkat, untuk menghadapi berbagai hambatan dalam kepribadian, misalnya ansietas atau depresi. Terapi ini
didasarkan pada teori bahwa afek (keadaan emosi, perasaan) dan tindakan seseorang sebagaian besar ditentukan
oleh bagaimana seseorang tersebut membentu dunianya. Pikiran manusia memberi gambaran tentang rangkaian
kejadian di dalam kesadarannya. Gejala perilaku yang berkelainan atau menyimpang, berhubungan erat dengan isi
pikiran, misalnya, seorang menderita ansietas karena mengantisipasi akan mengalami hal-hal yang tidak enak pada
dirinya.
Dalam hal seperti ini, terapi kognitif dipergunakan untuk mengidentifikasi, memperbaiki gejala prilaku dan fungsi
kognisi yang terhambat, yang mendasari aspek kongnitifnya yang ada. Terapi dengan pendekatan kognitif mengajar
pasien atau klien agar berpikir lebih realistis dan sesuai sehingga dengan demikian akan menghilangkan atau
mengurangi gejala yang berlebihan.
PENGERTIAN TERAPI KOGNITIF

• Kognitif adalah Kemampuan berpikir dan memberikan rasional, termasuk proses


mengingat, menilai, orientasi, persepsi dan memperhatika
• Terapi kognitif adalah terapi jangka pendek yang teratur, yang memberikan dasar berpikir
pada klien untuk mengekspresikan perasaan negatifnya, memahami masalahnya, serta
mampu mengatasi perasaan negatifnya dan mampu memecahkan masalah tersebut.
PROSES PRAKTIK TEORI

• Sheldon (1998) mengidentifikasi beberapa hal penting dalam terapi perilaku:


• Responden atau pengkondisian secara klasik / respondent or classical conditioning
• Operant Conditioning adalah praktek perilaku, yang menitikberatkan pada perubahan
perilaku yang bisa dipengaruhi, dan menimbulkan konsekwensi.
• Learned helplessness adalah menggali kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
• Pembelajaran sosial dan modeling membantu banya orang untuk menghargai
bahwa model tersebut tidak menimbulkan akibat yang merugikan
FAKTOR-FAKTOR KOGNITIF

• Ketrampilan mengkopi (coping skills). Ketrampilan ini mempunyai dua element yaitu bahasa
verbal dengan dia sendiri (self-verbalization).
• Memecahkan masalah (Problem solving). Yang mempunyai fokus melihat kehidupan manusia
sebagai sebuah proses memecahkan isu-isu kehidupan.
• Cognitive restructuring atau membangun kembali pola-pola kognisi. Kategori ini bisa dikatakan
sebagai pengetahuan yang harus dikuasai termasuk terapi kognisi Beck (CT) dan terapi perilaku
rasional emosi (REBT/RET).
• Structural cognitive therapy atau terapi kognisif structural. Tiga struktur kepercayaan yang ada
dalam pikiran klien.
PANDANGAN PARA AHLI TENTANG KOGNISI

• Scheerer (1954) mengatakan, bahwa kognisi adalah proses sentral yang menghubungkan peristiwa-
peristiwa di luar (eksternal) dan di dalam (internal) diri sendiri.
• Festinger (1957) mengatakan, bahwa kognisi adalah elemen-elemen kognitif, yaitu hal-hal yang diketahui
oleh seseorang tentang dirinya sendiri, tentang tingkah lakunya, dan tentang daerah sekitarnya sendiri.
• Neisser (1967) mengatakan bahwa, kognisi adalah proses yang mengubah, mereduksi, memperinci,
menyimpan dan mengungkapkan,
• dan memaki setiap masukan (input) yang datang dari alat indra.
• Piaget (1959) menjelaskan perkembangan kognisi sebagai inti dari kepribadian manusia. Menurutnya,
bagaimana seseorang berprilaku terhadap orang lain, tergantung pada sikapnya tentang orang itu dan
TUJUAN TERAPI KOGNITIF

• Membantu klien dalam mengidentifikasi, menganalisis, dan menentang keakuratan kognisi negative klien.
Selain itu, juga untuk memperkuat persepsi yang lebih akurat dan mendorong perilaku yang dirancang untuk
mengatasi gejala depresi. Dalam beberapa penelitian, terapi ini sama efektifnya dengan terapi depresan.
• Menjadikan atau melibatkan klien subjek terhadap uji realitas.
• Memodifikasi proses pemikiran yang salah dengan membantu klien mengubah cara berpikir atau
mengembangkan pola piker yang rasional.
• Membentuk kembali pikiran individu dengan menyangkal asumsi yang maladaptive, pikiran yang
mengannggu secara otomatis, serta proses pikir tidak logis yang dibesar-besarkan. Berfokus pada pikiran
individu yang menentukan sifat fungsionalnya.
TUJUAN TERAPI KOGNITIF

• Menghilangkan sindrom depresi dan mencegah kekambuhan. Tanda dan gejala depresi dihilangkan melalui usaha yang sistematis yaitu
mengubah cara berpikir maladaptive dan otomatis. Dasar pendekatannya adalah suatu asumsi bahwa kepercayaan-kepercayaan yang
mengalami distorsi tentang diri sendiri, dunia, dan masa depan yang dapat menyebabkan depresi. Klien menyadari kesalahan cara
berpikirnya. Kemudian klien harus belajar cara merespon kesalahan tersebut dengan cara yang lebih adaptif. Dengan perspektif
kognitif, klien dilatih untuk mengenal dan menghilangkan pikiran- pikiran dan harapan-harapan negative. Cara lain adalah dengan
membantun klien mengidentifikasi kondisi negative, mencari alternative, membuat skema yang sudah ada menjadi lebih fleksibel, dan
mencari kognisi perilaku baru yang lebih adaptif.
• Membantu menargetkan proses berpikir serta perilaku yang menyebabkan dan mempertahankan panik atau kecemasan. Dilakukan
dengan cara penyuluhan klien, restrukrisasi jognitif, pernapasan rileksasi terkendali, umpan balik biologis, mempertanyakan bukti,
memeriksa alternative, dan reframing.
• Menempatkan individu pada situasi yang biasanya memicu perilaku gangguan obsesif kompulsif dan selanjutnya mencegah
responsnya. Misalnya dengan cara pelimpahan atau pencegahan respons, mengidentifikasi, dan merestrukturisasi distorsi kognitif
melalui psikoedukasi.
TUJUAN TERAPI KOGNITIF

• Membantu individu mempelajari respons rileksasi, membentuk hirarki situasi fobia, dan kemudian secara
bertahap dihadapkan pada situasinya sambil tetap mempertahankan respons rileksasi misalnya dengan cara
desensitisasi sistematis. Restrukturisasi kognitif bertujuan untuk mengubah persepsi klien terhadap situasi yang
ditakutinya.
• Membantu individu memandang dirinya sebagai orang yang berhasil bertahan hidup dan bukan sebagai korban,
misalnya dengan cara restrukturisasi kognitif.
• Membantu mengurangi gejala klien dengan restrukturisasi system keyakinan yang salah.
• Membantu mengubah pemikiran individu dan menggunakan latihan praktik untuk meningkatkan aktivitas
sosialnnya.
• Membentuk kembali perilaku dengan mengubah pesan-pesan internal.
INDIKASI TERAPI KOGNITIF

• Depresi (ringan sampai sedang).


• Gangguan panic dan gangguan cemas menyeluruh atau kecemasan.
• Indiividu yang mengalami stress emosional.
• Gangguan obsesif kompulsif (obsesessive compulsive disorder) yang sering terjadi pada orang dewasa dan memiliki respon
terhadap terapi perilaku dan antidepresan – jarang terjadi pada awal masa anak-anak,meskipun kompulsi terisolasi sering terjadi.
• Gangguan fobia (misalnya agoraphobia, fobia social, fobia spesifik).
• Gangguan stress pascatrauma (post traumatic stress disorder).
• Gangguan makan (anoreksia nervosa).
• Gangguan mood.
• Gangguan psikoseksual
• Mengurangi kemungkinan kekambuhan berikutnya
TEKNIK TERAPI KOGNITIF

Menurut Yosep (2009) ada beberapa teknik kognitif terapi yang harus diketahui oleh perawat jiwa
• Teknik Restrukturisasi Kongnisi (Restructuring Cognitive)
• Teknik Penemuan Fakta-Fakta (Questioning the evidence)
• Teknik penemuan alternatif ( examing alternatives)
• Dekatastropik (decatastrophizing)
• Reframing
• Thought Stopping
TEKNIK TERAPI KOGNITIF

Menurut Yosep (2009) ada beberapa teknik kognitif terapi yang harus diketahui oleh perawat jiwa
• Learning New Behavior With Modeling
• Membentuk Pola ( shaping )
• Token Economy
• Role Play
• Social skill Training.
• Anversion Theraphy
• Contingency Contracting
LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN TERAPI
KOGNITIF
• Fase awal (sesi 1-4)
• Membentuk hubungan terapeutik dengan klien.
• Mengajarkan klien tentang bentuk kognitif yang salah serta pengaruhnyan terhadap emosi dan fisik.
• Menentukan tujuan terapi.
• Mengajarkan klien untuk mengevaluasi pikiran-pikirn yang otomatis.

• Fase pertegahan (sesi 5-12)


• Mengubah secara berangsur-angsur kepercayaan yang salah.
• Membantu klien mengenal akar kepercayaan diri. Klien diminta mempraktikan keterampilann berespons terhadap hal-hal yang
menimbulkan depresi dan memodifikasinya.

• Fase akhir (13-16)


• Menyiapkan klien untuk terminasi dan memprediksi situasi beresiko tinggi yang relevan untuk terjadinya kekambuhan.
• Mengonsolidasikan pembelajaran melalui tugas-tugas terapi sendiri.
STRATEGI PENDEKATAN

Menurut Setyoadi, dkk (2011) strategi pendekatan terapi kognitif antara lain:
• Menghilangkan pikiran otomatis.
• Menguji pikiran otomatis.
• Mengidentifikasi asumsi maladaptive.
• Menguji validitas asumsi maladaptive

Anda mungkin juga menyukai