BLEFARITIS (4A)

Definisi
Blepharitis is a chronic ocular inflammation that
involves the eyelid margin primarily and is a
common cause of chronic ocular irritation
(American Academy of Ophtalmology, 2018).
 Epidemiologi
• One of the most common ocular disorders
• Ophthalmologists and optometrists  prevalensi
37-47%
• Usually occurs in middle-aged adults, it can begin in
childhood
• US usia muda > usia tua.
Studi lain rata2 usia 50 tahun
• S. aureus  >> female (30-50 thn)
• MGD  male (>65 thn), female (45-65 thn)
 Klasifikasi
1. Primary or secodary
2. Acute or chronic
3. Lokasi anatomi
a. Blefaritis anterior
- Mempengaruhi kulit kelopak mata, pangkal bulu mata
dan folikel bulu mata

b. Blefaritis posterior
- Mempengaruhi kelenjar meibomian.
 Blefaritis Anterior
Staphylococcal and seborrheic blepharitis
Staphylococcal Seborrheic
• Ketidaknyamanan • Inflamasi dan talengiektasia
superfisial, fotofobia ringan, lebih sedikit dari
debris bulu mata, hiperemia staphylococcal blepharitis
tepi kelopak mata, ulserasi • Sisik berminyak pada
kelopak mata, madarosis, kelopak mata anterior, dan
dan trichiasis. sering memiliki dermatitis
• Memburuk pada pagi hari seboroik pada alis dan kulit
• Described as a series of kepala.
remissions and
exacerbations
 Blefaritis Posterior
Meibomian Gland Dysfunction (MGD)
• Inflammation of the posterior lid margin
• MGD  Kronik, kelainan difus pada kelenjar
meibom, biasanya ditandai dengan obstruksi duktus
terminal dan / atau perubahan kualitatif / kuantitatif
pada sekresi kelenjar.
• Cenderung mengalami gangguan air mata evaporatif,
yang menyebabkan ketidaknyamanan permukaan
kornea
 Faktor predisposisi
a. Dermatologic conditions
- Berhubungan dengan blefaritis seboroik dan
MGD
- Blefaritis seboroik  95% memiliki dermatitis
seboroik
- MGD  75% dermatitis seboroik dan 51%
rosacea (acne rosacea)
b. Demodicosis
- Demodex folliculorum ditemukan pd 30% blefaritis
kronik
- Infestasi demodex Eyelashes with cylindrical
dandruff

c. Rosacea
- Kulit  erythema, telangiectasia, papules,
pustules, and rhinophyma
d. Isotretionin
- Pengobatan oral untuk severe cystic acne
Meningkatkan kolonisasi S. aureus di konjungtiva,
blepharitis, dan gangguan fungsi air mata.

e. Giant papillary conjungtivitis

- Contact-lens-associated giant papillary
conjunctivitis (GPC)  meningkatkan frekuensi
MGD
Diagnosis

ANAMNESIS
PEMERIKSAAN
FISIK
 PEMERIKSAAN
PENUNJANG

• Tidak ada tes diagnostik klinis khusus untuk

blepharitis
- Cultures of the eyelid margins blefaritis
anterior rekuren dengan inflamasi berat dan
tidak respon terhadap terapi
- Evaluasi mikroskopis dari bulu mata  tungau
Demodex
 Treatment : NonFarmakologi
• Pembersihan kelopak mata (Lid Hygiene),
termasuk massage kelopak mata untuk kasus
MGD

• Kompres hangat (wet warm compresses) 

2x/hari
 Treatment : Farmakologi
• Antibiotik (topikal dan/atau sistemik)
• Agen anti-inflamasi topikal (co: kortikosteroid)
- Antibiotik Topikal
• Staphylococcal and seborrhoeic blepharitis may benefit from topical
antibiotics if not controlled by first line management
• Antibiotic ointment (chloramphenicol) twice daily; place in eyes or rub
into lid margin with fingertip or topical azithromycin (NB off-label use)

- Antibiotik Oral
• MGD not adequately controlled by eyelid cleansing
• Tetrasiklin : oxytetracycline, doksisiklin atau minosiklin
(dikontraindikasikan pada kehamilan, menyusui dan pada anak di
bawah 12 tahun
• Alternatively, oral erythromycin or azithromycin
Komplikasi
 Referensi
• Putnam Christopher, 2016. Diagnosis and management of
blepharitis: an optometrist’s perspective. Clinical Opometry
• Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum edisi 17
• American Academy of Ophtalmology, 2018. Blepharitis
Preferred Practice Pattern
• Jackson B, 2008. Blepharitis: Current strategies for
diagnosis and management. Canadian Journal of
Ophthalmology
• The Collage of Opometrist. Blepharitis (Lid Margin Disease),
2018. https://www.college-optometrists.org/guidance/clinical-
management-guidelines/blepharitis-lid-margin-disease.html