Anda di halaman 1dari 31

Standar perilaku etika sewaktu melakukan

praktik kedokteran forensik?


• Prinsip-prinsip standar perilakunya adalah:
1. Imparsialitas  prinsip universal yang harus dipahami, dipedomani
dan ditegakkan hakim pengadilan di dalam maupun di luar dinas.
2. Pengabdian khusus untuk penegakkan keadilan
3. Objektifitas medikolegal
4. Profesionalitas/kemampuan dialogis
Teknis tata cara permintaan bantuan
forensik?
Korban melapor ke kepolisian  penyidik membuat surat permintaan
visum  permintaan dilakukan oleh penyidik secara resmi (tertulis)
kepada ahli forensik  pihak yang berwenang membuat keterangan
ahli
Asfiksia traumatik? Apakah AT dapat terjadi
dalam kasus pembunuhan? Contoh dan jelaskan
• Asfiksia traumatik  penekanan dari luar pada dinding dada yang menyebabkan
dada terfiksasi dan menimbulkan gangguan gerak pernapasan sehingga udara
yang masuk ke dalam atau keluar paru terhambat, misalnya tertimbun pasir,
tanah, runtuhan tembok atau tergencet saat berdesakan. AT tidak pernah
terjadi pada kasus bunuh diri, paling sering terjadi pada kecelakaan.
• Asfiksia traumatic dapat terjadi pada pembunuhan, contoh: kasus burking yang
merupakan kombinasi pembekapan dan tekanan dari luar pada dada. Pada
burkin gkorban dibuat tidak berdaya, kemudian dilentangkan, diduduki atau
berlutut di dada korban dengan satu tangan menutup lubnag hidung dan mulut
korban, tangan lain menekan rahang bawah korban ke arah atas. Korban cepat
mati pada kasus ini dan meninggalkan tanda kekerasan yang minimal atau
kadang tidak ada.
Konsep sistem rujukan pada pelayanan kedokteran
forensik dan medicolegal dan tata cara pelaksanaannya?

• Konsep rujukan adalah suatu upaya pelimpahan tanggung jawab dan


wewenang secara timbal balik untuk mencapai suatu pelayanan
forensik dan medikolegal yang bermutu dan tepat sasaran.
• Rujukan dapat bersifat vertical maupun horizontal sesuai dengan
koordinasi dan jenis kemampuan yang dimiliki sehingga bentuk
rujukan dapat dari puskesmas ke puskesmas lain, puskesmas ke RS, RS
ke RS dengan kelas yang lebih tinggi.
Infanticide dan pasal-pasal?
• Infanticide adalah Tindakan pembunuhan bayi yang baru saja dilahirkan
oleh ibu kandungnya sendiri untuk menutupi kehamilan/kelahirannya.
• Berdasarkan UU di Indonesia : pembunuhan yang dilakukan oleh
seorang ibu atas anaknya pada waktu dilahirkan atau tidak berapa lama
setelah dilahirkan, karen atakut ketahuan bahwa ia melahirkan anak.
• Pasal :
1. 341 KUHP (paling lama 7 tahun) tanpa rencana (kinderdoodslag)
2. 342 KUHP (paling lama 9 tahun) dengan rencana (kindermoord)
3. 343 KUHP
Kriteria yang harus dipenuhi untuk
digolongkan sebagai infanticide?
1. Pelaku harus ibu kandung
2. Korban harus bayi anak kandung sendiri
3. Pembunuhan harus dilakukan pada saat dilahirkan atau tidak lama
kemudian
4. Motif pembunuhan karena takut ketahuan telah melahirkan anak
dan tidak ingin menanggung malu.

Pasal 338 dana 340  hukuman jauh leih berat, perampasan nyawa
bersifat umum
Cara membedakan bayi lahir hidup dan
lahir mati?
• Pada bayi lahir hidup mneunjukkan tanda-tanda hidup sesudah seluruh tubuhnya
berpisah dari badan ibunya.
Tanda-tanda bayi hidup dapat dilihat dari:
1. Adanay pernapasan (system pernapasan)
2. Adanya denyut jantung (system sirkulasi)
3. Adanya gastrointestinal
4. Adanya Gerakan otot serat lintang (system neurologi)

• Pada bayi lahir mati pada system pernapasannya sering kali dijumpai adanya cairan
amnion disertai sel-sel skuamosa dan meconeum di dalam alveoli, sedangkan adanya
gambaran deskuamasi epitel bronkus menunjukkankeadaan maserasi dini
Pemerkosaan di Indonesia dan unsur-
unsur terpenting?
• Definisi perkosaan di negara Indonesia adalah persetubuhan yang
dilakukan seorang laki-laki kepada seorang perempuan yang bukan
istrinya dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.
• Unsur-unsur tindak pidana perkosaan di Indonesia:
1. Unsur pelaku, yaitu harus orang laki-laki dan mampu melakukan
persetubuhan
2. Unsur korban, yaitu harus seorang perempuan, bukan istri dari pelaku
3. Unsur perbuatan, terdiri atas persetubuhan dengan paksa (against her
will) dan pemaksaan tersebut harus dilakukan dengan menggunakan
kekerasan fisik atau ancaman kekerasan.
Kenapa pemerkosaan disebut extramarital
crime (kejahatan di luar nikah)?
• Karena perkosaan dilakukan tanpa adanya ikatan perkawinan antara
laki-laki dan perempuan
Cara dokter membuktikan adanya
persetubuhan?
• Tanda langsung :
1. Robeknya selaput darah akibat penetrasi penis
2. Lecet atau memar akibat gesekan-gesekan penis
3. Adanya sperma akibat ejakulasi

• Tanda tidak langsung :


1. Terjadinya kehamilan
2. Terjadinya penularan penyakit kelamin
Cara dokter mengetahui terduga pelaku
perkosaan?
1. Sperma atau bercak sperma  senggama, bisa mengetahui gol. Darah serta DNA
2. Rambut kepala  seringkali korban menjambak rambut pelaku, diketahui suku
bangsa, gol.darah dan DNA
3. Rambut kelamin  sering ditemukan rambut kelamin pelaku pada tubuh korban
4. Darah  korban mencakar pelaku, dibawah kuku ditemukan sel2 darah yang bisa
untuk mengetahul gol.darah serta DNA pelaku
5. Gigi  jika ada perlawanan sengit gigi pelaku tangan. Dari gigi dapat diketahui ras,
gol.darah, serta DNA
6. Jejas gigit (bite mark) dan air liur  mencocokkan dengan pola jejas giigt dari orang
yang diduga sebagi pelaku sedangkan air liur untuk tahu gol.darah atau DNA
Teknik irisan otopsi , keuntungan &
kerugian?
2 macam Teknik pengirisan kulit :
1. Teknik I
Keuntungan : lebih mudah dan dapat melihat bagian-bagian leher lapis
per lapis
Kerugian : saat dilakukan rekonstruksi secara estetika kurang baik

2. Teknik Y
Keuntungan : rekonstruksi secara estetika lebih baik
Kerugian : lebih sulit secara teknik
Teknik otopsi? Keuntungan dan kerugian?
1. Teknik Otopsi Rokitansky  in situ dissection, metodenya dengan mengiris organ
secara insitu dengan diperiksa langsung lalu diangkat untuk pemeriksaan yang
lebih teliti
• Keuntungan : . Digunakan pada keadaan yang membutuhkan waktu yang cepat dan
informasi sekilas, pada kasus penyakit menualr untuk membatasi resiko dan
penyebaran penyakit
• Kerugian : Jarang digunakan

2. Teknik Otopsi Virchow


• Keuntungan: cukup sederhana dan simple dengan cara mengeluarkan organ satu
per satu kemudian langsung diperiksa
• Kerugian : kurang baik bila digunakan pada otopsi forensik, terutama pada kasus-
kasus penembakan dengan senjata api dan penusukan dengan senjata tajam yang
memerlukan penentuan saluran luka, arah serta dalamnya penetrasi yang terjadi
3. Teknik Otopsi Lettule  en masse dissection
Keuntungan : hubungan antar organ-organ tetap dipertahankan setelah
seluruh organ dikeluarkan dari tubuh
Kerugian : sukar dilakukan tanpa pembantu, serta agak sulit dalam penanganan
karena “Panjang” nya kumpulan organ-organ yang dikeluarkan bersama-sama.

4. Teknik Otopsi Ghon  en block dissection, 3 kumpulan organ (dada, perut,


urogenital)
Keuntungan : lebih cepat dan lebih mudah, hubungan antar organ penting
masih dapat dipertahankan sehingga bila ada kegagalan satu organ yang
mempengaruhi organ lain dapat diketahui
Kerugian : pada kasus sirosis hepatis dan hipertensi portal yang mengakibatkan
adanya varies esophagus, karena hubungan antar keadaan tersebut dirusak
oleh pemotongan esophagus di atas diafragma.
Mekanisme mati tenggelam di air tawar
dan di air asin (air laut)?
• Mati tenggelam di air tawar : terjadi absorbsi cairan massif melalui pembuluh darah
kapiler pada alveoli akibat konsentrasi elektrolit pada air tawar yang lebih rendah
dibanding dengan darah sehingga terjadi hemodilusi darah dan mengakibatkan
hemolisis sel darah. Akibat hemodilusi maka kompensasi tubuh berupa pelepasan ion
kalium dari serabut otot jantung yang mengakibatkan peningkatan ion kalium dalam
plasma,akibatnya terjadi ketidakseimbangan ion K+ dan Ca2+ yang memacu
terjadinya fibrilasi ventrikel dan penruunan tekanan darah  anoksia otak yang
menyebabkan kematian dalam waktu 5 menit.
• Mati tenggelam di air laut : konsentrasi elektrolit air asin lebih tinggi dari darah
sehingga air akan ditarik dari sirkulasi pulmonal ke dalam jaringan interstitial paru
yang akan menimbulkan edema pulmonal, hemokosntrasi, hypovolemia dan
kenaikan kadar magnesium dalam dara. Hemokonsentrasi  sirkulasi menjadi lambat
dan gagal jantung, kematian terjadi lebih lama yakni 8-9 menit setelah tenggelam.
Persetujuan inform consent
Keterangan palsu, contoh dan pasal
Trauma dan jenis-jenis
Trauma : kekerasan atas jaringann tubuh yang masih hidup
• Mekanik
- Kekerasan tajam : iris, tusuk, bacok
- Kekerasan tumpul : lecet, memar, robek
• Fisik
- Listrik
- Suhu
- Barotrauma
• Kombinasi mekanik dan fisik : senjata api

• Kimia
- Asam kuat
- Basa kuat
Alat-alat otopsi
1. Apron tahan air, sarung tangan karet, kacamata google, sepatu boot
2. Termometer rektal, semprit dan jarum, swab steril
3. Alat-alat bedah seperti pisau, gunting, pinset, serta gergaji untuk membuka tengkorak
4. Jarum dan benang jahit untuk menutup tubuh
5. Botol steril untuk darah dan cairan tubuh beserta cairan pengawet seperti EDTA untuk darah,
naF untuk urine
6. Botol-botol bermulut lebar yang berisi formalin untuk sampel histologi
7. Botol-botol bermulut lebar berisi alcohol absolut atau bahan pengawet lainnya untuk
pemeriksaan toksikologi
8. Kantong-kantong plastik atau amplop untuk menyimpan sampel kering
9. Kertas, pena dan pensil untuk menulis
10.Lampu penerangan, senter, tape perekam kecil
11.Kamera atau kamera video biasa dapat memperlihatkan ulang kejadian secara instan
Cara membedakan lebam mayat dengan
memar?
Lebam Mayat Memar (Hematom)
1. Post mortem 1. Intravital
2. Intravasa 2. Infiltrasi darah
3. Hanya setelah busuk heme keluar vasa 3. Reaksi jaringan
4. Sayat, siram dengan air : pucat 4. Sayat, siram dengan air : tambah merah tua
Mekanisme rigor mortis (kaku mayat)
Pemecahan ATP menjadi ADP  glikogen habis  penumpukan ADP 
otot menjadi kaku
Mekanisme cadaveric spasm
Habisnya cadangan glikogen dan ATP yang menetap setempat karena
kelelahan atau emosi yang hebat sebelum menjinggal.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penurunan suhu pada mayat?
1. Suhu awal, suhu keliling, kelembaban
2. Tubuh gemuk >< kurus
3. Posisi tubuh terlentang >< meringkuk
4. Pakaian yang dikenakan tebal >< tipis
5. Lokasi mayat
6. Umur
Mekanisme penurunan suhu mayat (algor
mortis)
• Saat mati, proses metabolisme masih berlangsung untuk beberapa
saat, sehingga masih diproduksi kalori yang mempertahankan suhu
tubuh.
• Untuk 30-60 menit pertama, suhu mayat tidak mengalami penurunan,
baru setelah itu suhu turun sampai sama dengan suhu keliling.
• Penghantaran panas secara konduksi (antar lapisan jaringan2 dengan
tubuh yang berbeda koefisien hantarnya) dan radiasi serta evaporasi
(dari permukaan tubuh mayat ke lingkungan).
Cara otopsi pembukaan rongga kepala
1. Membuat irisan pemandu dengan mengatur rambut, dipisahkan bagian depan dan belakang pada
puncak kepala kemudian ke kanan dan kiri
2. Irisan dimulai dari processus mastoid kanan ke vertex kemudian ke processus mastoid kiri
3. Irisan dibuat sampai mencapai periosteum
4. Kulit kemudian dikupas dan dilipat ke depan sampai kurang lebih 1 cm di atas margo supraorbitalis, ke
belakang sampai protuberantia occipitalis externa
5. Keadaan kulit bagian dalam dan tulang-tulang tengkorak diperiksa kelainannya
6. Rongga kepala kemudian dibuka dengan cara digergaji
7. Di daerah frontal pada kurang lebih 2 cm di atas lipatan kulit melingkar kemudian di samping kanan
dan kiri setinggi 2 cm di atas daun telinga setelah memotong muskulus temporalis
8. Penggergajian diteruskan ke belakang dengan membentuk sudut 120 sampai setinggi kurang lebih 2
cm di atas protuberantia occipitalis externa
9. Dengan T chisel dimasukan dibekas penggergajian kemudian diputar atau dicongkel, maka tulang atap
tengkorak dapat dilepas
10. Setelah atap tengkoak (calvaria) dilepas, di cium bau yang keluar dari rongga kepala sebab beberapa
racun dapat tercium baunya
11. Diperiksa dan dicatat keadaan bagian dalam tulang atap tengkorak
Beda luka bunuh diri, pembunuhan,
kecelakaan
Pembunuhan Bunuh diri Kecelakaan
Lokasi luka Sembarang Terpilih Terpapar

Jumlah luka Banyak Banyak Tunggal/ banyak

Pakaian Terkena Tidak terkena Terkena

Luka tangkis Ada Tidak ada Tidak ada

Luka perocbaan Tidak ada Ada Tidak ada

Cedera sekunder Mungkin ada Tidak ada Mungkin ada


Beda luka yang terjadi intravital (sebelum
mati) dan post mortem (setelah mati)
• Intravital :
Tanda2 jika jaringan yg terkena trauma masih dalam keadaan hidup
1. Retraksi jaringan
2. Reaksi vaskuler
3. Reaksi mikroorganisme (infeksi)
4. Reaksi biokimiawi
Tanda2 jika pada saat trauma terjadi organ dalam masih berfungsi
5. Perdarahan hebat
6. Emboli udara
7. Emboli lemak
8. Pneumotoraks
9. Emfisema kulit
Mekanisme keracunan CO (karbon
monoksida)
• Gas CO  hipoksia jaringan  berkompetisi dengan oksigen pada
binding site hemeprotein ( haemoglobin, myoglobin, sitokrom c
oksidase dan sitokrom P-450)
• CO memiliki efek toksik langsung pada tingkat selular  gg respirasi
pada mitokondria
Perbedaan Etika dan Hukum
Konsekuensi jika melanggar etika dan
disiplin
• Pelanggaran etik : dokter yang bersangkutan diberi pembinaan
• Pelanggaran disiplin : pelaku akan diberi sanksi disiplin

Anda mungkin juga menyukai