Anda di halaman 1dari 47

SURVEILANS PD3I &

PENANGGULANGAN KLB
SKDR - KLB
PUSTU
DINKES DINKES SUBDIT
SURVEILANS
POSKESDES KABUPATEN / PROVINSI
KEMENKES RI
KOTA
POLINDES

MEDIA SMS SMS E-mail E-mail


WAKTU SABTU SELASA PAGI SELASA SIANG SELASA SORE
ALUR DATA DALAM EWARS
WAKTU UNIT & TINGKAT YANG BERTANGGUNGJAWAB
Sabtu Sore Pustu, Bidan Desa kirim via SMS, format surveilans mingguan
ke puskesmas

Senin Pagi Data agregat puskesmas dan kirim data ke tingkat


kabupaten/kota
Selasa Pagi Petugas surveilans kabupaten melakukan entry data dan
mengirim file export ke propinsi

Petugas surveilans kabupaten melakukan analisis data dan


menghasilkan laporan mingguan

Selasa Siang Petugas surveilans propinsi melakukan analisis data dan


menghasilkan laporan mingguan

Petugas surveilans propinsi mengirimkan file export ke subdit


surveilans Kemenkes RI
23 PENYAKIT YANG DIAMATI EWARS
Diare Akut Tersangka DBD Tersangka Antrax
Malaria Terkonfirmasi Tersangka Flu Burung Demam yang tidak
pada manusia diketahui sebabnya
Tersangka Demam Tersangka Campak Tersangka Kolera
Dengue
Pneumonia Tersangka Difteri Kluster yang tidak
diketahui
Diare Berdarah Tersangka Pertusis Tersangka
meningitis/enchepalitis
Tersangka Demam Tifoid AFP (lumpuh layu Tersangka Tetanus
mendadak) neonatorum
Jaundice Akut Kasus gigitan hewan Tersangka tetanus
penular rabies
KODE PENYAKIT DEFINISI OPERASIONAL
SMS

A Diare Akut  Pada dewasa: BAB (defekasi) dengan tinja lembek ATAU setengah
cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali sehari ATAU dapat
berbentuk cair saja.
 Pada anak: BAB yang frekuensinya lebih sering dari biasanya (pada
umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair DAN
berlangsung kurang dari 7 hari).
 Pada neonatus yang mendapat ASI: diare akut adalah buang air
besar dengan frekuensi lebih sering (biasanya 5-6 kali per hari)
dengan konsistensi cair.

B Malaria Penderita yang di dalam tubuhnya ada plasmodium atau parasit


Konfirmasi malaria DAN dibuktikan dengan RDT (Rapid Diagnostic Test) positif
DAN/ATAU pemeriksaan Mikroskopis positif.

C Tersangka Demam mendadak tanpa sebab yang jelas 2-7 hari, mual, muntah,
Demam Dengue sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata (nyeri retro orbital), nyeri
sendi, dan adanya manifestasi perdarahan sekurang-kurangnya uji
torniquet positif.
D Pneumonia Pada usia <5 thn ditandai dengan batuk DAN/ATAU tanda kesulitan
bernapas (adanya nafas cepat, kadang disertai tarikan dinding dada
bagian bawah kedalam (TDDK) atau gambaran radiologi foto torak
menunjukan infiltrat paru akut), frekuensi nafas berdasarkan usia
penderita:
• <2 bulan: 60/menit
• 2-12 bulan: 50/menit
• 1-5 tahun: 40/menit
Pada usia >5thn ditandai dengan demam ≥ 38°C, batuk DAN/ATAU
kesulitan bernafas, dan nyeri dada saat menarik nafas

E Diare Berdarah Diare dengan darah disertai ATAU tidak disertai dengan lendir dalam
ATAU Disentri tinja, dapat juga disertai dengan adanya tenesmus.

F Tersangka Dengan anamnesis pemeriksaan fisik didapatkan gejala demam,


Demam Tifoid gangguan saluran cerna dan tanda gangguan kesadaran.
G Sindrom Jaundice Gejala penyakit yang timbul secara mendadak (< 14 hari) ditandai dengan
Akut kulit dan sklera berwarna ikterik/kuning dan urine berwarna gelap

H Tersangka Demam mendadak diatas 38,5 derajat celcius dan nyeri sendi yang hebat dapat
Chikungunya disertai adanya ruam.

J Tersangka Flu ILI dengan kontak unggas sakit atau mati mendadak, produk unggas ATAU
Burung pada leukopenia ATAU pneumonia.
Manusia

K Tersangka Campak Demam >38°C selama 3 hari atau lebih disertai bercak kemerahan berbentuk
makulopapular, batuk, pilek atau mata merah (konjungivitis)

L Tersangka Difteri Panas >38°C, sakit menelan, sesak napas disertai bunyi (stridor) dan ada tanda
selaput putih keabu-abuan (pseudomembran) di tenggorokan dan pembesaran
kelenjar leher.

M Tersangka Batuk lebih dari 2 minggu disertai dengan batuk yang khas (terus-menerus/
Pertussis paroxysmal), napas dengan bunyi “whoop” dan kadang muntah setelah batuk.

N AFP (Lumpuh Kasus lumpuh layuh mendadak, BUKAN disebabkan oleh ruda paksa/ trauma
Layuh Mendadak) pada anak < 15 tahun.
P Kasus Gigitan Kasus gigitan hewan (Anjing, Kucing, Tupai, Monyet, Kelelawar) yang dapat
Hewan Penular menularkan rabies pada manusia .
Rabies ATAU
Kasus dengan gejala Stadium Prodromal (demam, mual, malaise/lemas),
atau kasus dengan gejala Stadium Sensoris (rasa nyeri, rasa panas disertai
kesemutan pada tempat bekas luka, cemas dan reaksi berlebihan terhadap
ransangan sensorik).

Q Tersangka Antraks (1). Antraks Kulit (Cutaneus Anthrax); Papel pada inokulasi, rasa gatal tanpa
disertai rasa sakit, 2-3 hari vesikel berisi cairan kemerahan, haemoragik menjadi
jaringan nekrotik, ulsera ditutupi kerak hitam, kering, Eschar (patognomonik),
demam, sakit kepala dan pembengkakan kelenjar limfe regional
(2). Antraks Saluran Pencernaan (Gastrointestinal Anthrax); Rasa sakit perut
hebat, mual, muntah, tidak nafsu makan, demam, konstipasi, gastroenteritis
akut kadang disertai darah, hematemesis, pembesaran kelenjar limfe daerah
inguinal, perut membesar dan keras, asites dan oedem scrotum, melena.
(3). Antraks Paru-paru (Pulmonary Anthrax); Gejala klinis antraks paru-paru
sesuai dengan tanda-tanda bronchitis. Dalam waktu 2-4 hari gejala semakin
berkembang dengan gangguan respirasi berat, demam, sianosis, dispnue,
stridor, keringat berlebihan, detak jantung meningkat, nadi lemah dan cepat.
Kematian biasanya terjadi 2-3 hari setelah gejala klinis timbul.
R Tersangka Pasien dengan gejala demam < 9 hari dengan suhu > 38 derajat Celcius
Leptospirosis disertai gejala khas conjunctival suffusion (radang pada konjungtiva), nyeri
betis, jaundis/ikterik/kuning.
S Tersangka Kolera Penderita menjadi dehidrasi berat karena diare akut cair secara tiba-tiba
(biasanya disertai muntah dan mual), tinjanya cair seperti air cucian.

T Klaster Penyakit Didapatkan tiga atau lebih kasus/kematian dengan gejala sama di dalam satu
yang tidak lazim kelompok masyarakat/ desa dalam satu periode waktu yang sama (lebih kurang
7 hari), yang tidak dapat dimasukan ke dalam definisi kasus penyakit yang lain.

U Tersangka Panas > 38°C mendadak, sakit kepala, kaku kuduk, kadang disertai penurunan
Meningitis/Ensefali kesadaran dan muntah. Pada anak < 1 tahun ubun-ubun besar cembung.
tis
V Tersangka Tetanus Setiap bayi lahir hidup umur 3-28 hari sulit menyusu/menetek, dan mulut
Neonatorum mencucu dan disertai dengan kejang rangsang.

W Tersangka Tetanus Ditandai dengan kontraksi dan kekejangan otot mendadak, dan sebelumnya ada
riwayat luka.
Y ILI (Influenza Like Penderita dengan gejala Demam ≥ 38°C disertai batuk ATAU sakit tenggorokan
Illness) tanpa didiagnosa penyakit lain
Z Tersangka HFMD Demam 38 - 39°C dalam 3-7 hari, nyeri telan, nafsu makan turun, muncul vesikel
(Hand, Foot, Mouth di rongga mulut dan atau ruam di telapak tangan, kaki dan bokong. Biasanya
Disease) terjadi pada anak dibawah 10 tahun.

X Total Kunjungan Jumlah kunjungan pasien yang datang berobat dan terdaftar di fasilitas
kesehatan (puskesmas atau pustu)
KASUS SUSPEK CAMPAK & HASIL PEMERIKSAAN LAB Th 2018
Jumlah Kasus Pertahun Pergol Umur
Campak Rubella
NO Puskesmas Jumlah Sample Pending
< 1 Th 1 - 4 Th 5 - 9 Th 10 - 14 Th 15 Th > (+) (+)

1 SUI AMBAWANG 3 11 7 3 7 31 7 3    
2 PARIT TIMUR 2 3   1 1 7        
3 KUALA MANDOR 2 3 3     8        
4 SUI RAYA DALAM 1 4 1 2 9 17 10   6 2
5 SUI DURIAN 1 9 2 1 1 14 1      
6 SUI ASAM           0        
7 SUI KAKAP     1 1   2 2 1   1
8 PUNGGUR                    
9 SUI RENGAS                    
10 TLK PAKEDAI                    
11 RASAU JAYA   1 2     3 3      
12 KUBU                    
13 TERENTANG                    
14 SUI RADAK                    
15 PADANG TIKAR                    
16 BATU AMPAR   1 1     2        
17 SUI KERAWANG                    
18 LINGGA   1     3 4 3 2 1  
19 KORPRI     1   2 3 2   1  
20 AIR PUTIH                    
KABUPATEN 9 22 11 8 23 91 28 6 8 3
HASIL PEMERIKSAAN LAB & JML KASUS SUSPEK CAMPAK
KAB. KUBU RAYA TAHUN 2016 - 2018
Rubella
NO TAHUN Puskesmas Jumlah Kasus Campak Positif
Positif
1 2016 SUI DURIAN 16 2 1
2 2016 SUI KAKAP 19    
3 2016 RASAU JAYA 12 4 1
4 2017 SUI AMBAWANG 1    
5 2017 PARIT TIMUR 1    
6 2017 KUALA MANDOR 7    
7 2017 SUI RAYA DALAM 1    
8 2017 SUI DURIAN 3    
9 2017 SUI ASAM 7   3
10 2017 SUI KAKAP 10 3 1
11 2017 SUI RENGAS 2 1  
12 2017 RASAU JAYA 17   2
13 2017 LINGGA 3 1 1
14 2018 SUI AMBAWANG 23 1  
15 2018 SUI RAYA DALAM 6   1
16 2018 SUI KAKAP 2 1  
17 2018 LINGGA 4 2 1
18 2018 KUALA MANDOR 7    
19 2018 PARIT TIMUR 6    
20 2018 KORPRI 1   1
TOTAL KUBU RAYA 148 15 12
KASUS TN TH 2018
N L/ UM TANGGAL TANGGAL TANGGAL
NAMA ORANG TUA PUSK UNIT PERAWATAN KET
O P UR LAHIR SAKIT DIRAWAT

Herman
By.Raisatul 12 Sungai 3 Maret 14 Maret 14 Maret Rumah Sakit
1 P  
jannah hri Asam 2018 2018 2018 dr.Sudarso
Habibah

Iswandi
By.Khairul 8 Sungai 27 Agustus Rumah Sakit Sultan
2 L 2 Sept 2018 2 Sept 2018 Meninggal
Zaman hari Kakap 2018 Syarif M Alqadrie
Lilis Suryani
KASUS DIFTERI 2018
NO NAMA UMUR ALAMAT DESA TANGGAL SAKIT STATUS IMUNISASI Ket

1 Maulida 10 th Sungai Kakap Rt.04 / Rw.08 Sungai Kakap 30-Jan-18 Tidak Imunisasi Positif(+)
2 Stefanus Angga Wijaya 13 th Jl.karya gg.karya usaha No.24 Pal 9 parit Tokaya 6-Feb-18 Lengkap Positif(+)
Kom.Bhayangkara Asri 2 No.B.20
3 Raffi Putra Ristianto 9 th 4 bl Kapur 12-Feb-18 Lengkap Negatif
Jl. Raya Kapur,Dusun Paret Bugis

Paret Tengkora
4 Timatius 39 th Teluk Kapuas 18 Februari 2018 Lengkap Negatif
 

5 Samuel Braxton 6 th Jl..Arteri Supadio,Perum 288 Blok J.6   16 Februari 2018 Lengkap Negatif

6 Risky Fadhil Prasetyo 7 th 2 bln Desa Teluk Nangka Teluk Nangka 6 Maret 2018 Lengkap Negatif

7 Wahyu 10 th 4 bl Jl.Ampera laut Rt.10 / Rw.04 Ds.melati sungai itik 1 April 2018 Lengkap Negatif

8 Zhavier 4 th Perumahan Talita,kuala dua supadio Kuala Dua 16-Apr-18 Lengkap Negatif
9 M.Zaid Syikri Mubarok 6 th Kom.BTN Kiwi Blok.G No.5 Kuala Dua 11 Juli 2018 Tidak Imunisasi Negatif
10 Rainsy 9 th Sungai Raya Dalam Sungai Raya 12-Sep-18   Negatif

jl.Raya Kapur gg.Prona no.64 Rt.001/004


11 Anawati 31 th Kapaur 5 Oktober 2018 Tidak Tahu Negatif
dusun Parit Bugis Desa Kapur

Fikih Bintang Jl.Rasau Jaya 1


12 7 th Rasau Jaya 26 Nopember 2018 Lengkap Negatif
Ramadani
Dusun Binaa Karya Rt.005 / Rw.002
KASUS SUSPEK PERTUSIS 2018
UMUR
TGL MULAI STATUS
NO NAMA ALAMAT DESA KECAMATAN KET
LK PR SAKIT IMUNISASI

1 M.Abizard 40 hr   Sungai Nenas Punggur Kecil Sungai Kakap 6 Nop 2018 Tdk Imunisasi Negatip
2 Iksan Maaulana 5 bln   Rasau Jaya Umum Rasau Jaya Rasau Jaya 10 Nop 2018 Tdk Imunisasi Negatip
DATA KLB TH 2018
STATUS
NO PUSKESMAS NAMA UMUR TGL KEJADIAN JENIS KLB KET
IMUNISASI

1 Sungai Kakap Maulida 10 th 2 Feb 2018 Difteri Tidak Lengkap Positip (+)

2 Sungai Kakap Stefanus Angga Wijaya 13 th 7 Feb 2018 Difteri IDL Lengkap Positip (+)

3 Sungai Raya Dalam Raffi Putra Ristanto 9,4 th 17 Feb 2018 Difteri IDL Lengkap Negatip

4 Sungai Durian Timatius 39 th 18 Feb 2018 Difteri Tidak tahu Negatip

5 Sungai Raya Dalam Samuel Braxto Lim 6 th 21 Feb 2018 Difteri IDL Lengkap Negatip

6 Kubu Risky Fadhil Prasetyo   9 Maret 2018 Difteri IDL Lengkap Negatip

7 Sungai Asam By.Raisatul Jannah 12 hari 16 Maret 2018 TN TT tidak lengkap  

8 Sungai Rengas Ranan Aransyah   1,2 th  21 Maret 2018 DBD   Meninggal

9 Sungai Kakap Wahyu 10 th 2-Apr-18 Difteri IDL Lengkap Negatip

10 Sui Ambawang Melani 16 th 23 mei 2018 Kermak   Negatip

11 Sui Kakap Agus Firmansyah 11 th 3 Juni 2018 DBD Meninggal


 
12 Sui Ambawang Deputra 12 th 4 Juli 2018 DBD   Meninggal
13 Sungai Durian M Zaid Syukri Mubarok 6 th 11 Juli 2018 Difteri   Negatip

14 KORPRI Maulya Syantriny 17 th 28 Agust 2018 DBD   Meninggal

TT tidak
15 Sui Kakap 4-Sep-18 TN Meninggal
khairul Azam 6 hri lengkap

16 KORPRI Rainsy 12 Sept 2018 Difteri Negatip


 

17 Sui Raya Dalam Ade M Rardsha 11 Th 26 Sept 2018 Campak Tidak tahu
 

18 Sui Raya Dalam Anawati 31 th 9 Okt 2018 Difteri Tidak tahu


 
Umar Faruq / M Ulil
19 KORPRI 9 th 11 Okt 2018 Kermak  
Absor  

20 Punggur M.Abizard 48 hari 14 Nop 2018 Pertusis tidak Imunisasi


 

21 Sungai Ambawang Niswatul Aulia  10 th  22 Nov 2018  DBD   Meninggal

22 Sungai Durian Sulaiman Syahputra 9 th 19 Nop 2018 DBD   Meninggal

23 Rasau Jaya Fikih Bintang Ramadani 7 tn 26 Nop 2018 Difteri IDL Lengkap  

24 Rasau Jaya Iksan Maulan 5 bln 3 Des 2018 Pertusis tidak Imunisasi  
CDC Creative Services 103162
M
M EE A
A SS LL EE SS 4
6
M E A S L E S 5
6
SURVEILANS CAMPAK
(TUJUAN)
 MENGETAHUI PERUBAHAN
EPIDEMIOLOGI CAMPAK
 MENGIDENTIFIKASI POPULASI RESIKO
TINGGI
 MEMPREDIKSI & MENCEGAH TERJADINYA
KLB CAMPAK
 PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI SETIAP
KLB CAMPAK
ETIOLOGI
 Campak adalah virus RNA dari Famili
Paramixoviridae, genus Morbillivirus.
 Hanya satu tipe antigen yang diketahui.
 Selama masa prodromal dan selama waktu
singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan
dalam sekresi nasofaring, darah dan urin.
 Virus dapat tetap aktif selama sekurang-
kurangnya 34 jam dalam suhu kamar.
Virus campak dapat diisolasi dalam biakan
embrio manusia atau jaringan kera rhesus.
 Antibodi dalam sirkulasi dapat dideteksi bila
ruam muncul.
Karakteristik Campak

 Sangat menular,
disebabkan oleh virus
 Penularan melalui percikan ludah
saat penderita batuk atau bersin
 Gejala: Demam, bercak merah
(maculopapular rash), batuk, mata merah
(conjunctivitis), dan beringus (coryza)
 Komplikasi seperti pneumonia atau diare dapat
mempercepat kematian
 Pemberian Vitamin A menurunkan kematian
30–40%
M E A S L E S 6
3
DEFINISI OPERASIONAL

Kasus klinis:
Demam, bercak merah berbentuk
mokulopapular dan satu atau lebih
gejala berikut : Batuk, pilek atau
mata merah (conjunctivitis) atau
didiagnosa oleh dokter sebagai kasus
campak
SETIAP ORANG YANG
DEMAM DAN BINTIK-2
MERAH

M E A S L E S 1
Tatalaksana Kasus
 Memberikan vitamin A
 Turunkan demam dengan antipiretik
 Sampaikan kepada orang tua untuk
pengobatan selanjutnya jika kondisi
penderita secara umum memburuk
 Pengobatan malnutrisi dan diare dengan
cairan cukup dan makanan yang bergizi
 Pengobatab pneumonia dan otitis dengan
antibiotik
 “Isolasi kasus” untuk kasus yang dirawat.

M E A S L E S 10
Vitamin A untuk Tatalaksana Kasus
Campak

Umur Pada saat di Hari berikutnya*


diagnosis
6 – 11 Bln 100 000 IU 100 000 IU

12 Bln 200 000 IU 200 000 IU

* Jika penderita mempunyai penyakit mata, berikan dosis ketiga 2 – 4


minggu setelah dosis kedua

M E A S L E S 11
Komplikasi Campak

pneumoni dan
diare
M E A S L E S 12
Komplikasi Campak

Kerusakan kornea, menyebabkan


kebutaan

M E A S L E S 13
Komplikasi Campak

encephalitis

M E A S L E S 14
Disebut KLB
Jika menemukan tersangka Campak
minimal 5 kasus
di 1 wilayah puskesmas
dalam waktu 28 hari

M E A S L E S 1
 Tatalaksana kasus
 Catat dalam format MR-01
 Cek adanya kasus tambahan di lapangan
 Terjadi KLB bila minimal 5 kasus kluster dalam 3
minggu berturut-turut (fase reduksi)
 Untuk Fase Low Inciden KLB= min 5 kasus dalam 1 wil
puskesmas selama 28 hari Laporkan KLB ke kabupaten
dengan format W1

M
M EE AA SS LL EE SS 30
1
 Ambil spesimen darah dari 5 kasus (saja) dengan
rash > 3hr – 28hr
 Setiap kasus diinvestigasi dengan format
investigasi (MR-01)
 Kompilasi kasus dalam format laporan MR-01
 Laporkan hasil investigasi KLB dg laporan W1,
MR-01, C-2
 Laporan kronologis kejadian KLB
M E A S L E S 1
 Mengapa?—Untuk konfirm laboratorium
Setelahkampanye MR (kelompok umur akan
melebar, incidence rendah), 80–95% kasus
campak yang dilaporkan bukan karena campak
 Kapan?—Waktu pengambilan spesimen darah
Paling sensitive 3–28 hr setelah mulai timbul
Rash
Pada 0-2 hr setelah Rash, IgM+ hanya 70–80%
Tetapi— Kumpulkan spesimen darah saat
pertama kali bertemu kasus, tanpa
memperhatikan berapa hari setelah Rash

M
M EE AA SS LL EE SS 33
1
4 Strategi untuk mereduksi
Campak dan kematiannya
1. Meningkatkan cakupan imunisasi campak
dosis pertama melalui imunisasi rutin
2. Memberikan imunisasi campak dosis kedua
melalui imunisasi rutin dan kampanye
3. Meningkatkan surveillance campak (case-
based) dan monitoring cakupan imunisasi
campak (management data dan analysis
epidemiologi)
4. Meningkatkan management kasus,
termasuk pemberian vit A dan antibiotik
untuk kasus dengan komplikasi
M E A S L E S 15
1. PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGY :
 Waktu, Tempat, Orang

2. PEMERIKSAAN LABORATORIUM :
 Darah (IgM : Untuk penetapan diagnosa)
 Urine ( Identifikasi Jenis Virus Campak)

3. CASE MANAGEMENT
 Pemberian vit A utk mencegah komplikasi
 Pengobatan komplikasi

M E A S L E S 1
 Mengetahui gambaran epidemiologi campak

 Data yang dikumpulkan :


 Kasus (Umur, status imunisasi, status gizi, alamat,
gejala, tgl sakit, dll sesuai form C1-KLB)
 Populasi teresiko (sesuai umur kasus)
 Cakupan imunisasi minimal 5 th di desa KLB
 Asesibilitas ke pelayanan kesehatan (rural/urban)
 Kondisi Chold chain puskesmas

 Mengetahui penyebab terjadi KLB campak


M E A S L E S 1
LANGKAH PENANGGULANGAN :
 TATA LAKSANA KASUS
 IMUNISASI (ORI)
 PENYULUHAN

M E A S L E S 1
KASUS DIFTERI

DIFTERI KULIT

Difteri kulit dan mukosa


KLB DIFTERI
PATOGENESIS
Karakteristik difteri…
Toksoid difteri merupakan imunogen yang relatif
lemah, sehingga pada daerah yang cakupan
imunisasinya rendah kasus akan muncul lagi.

Adanya kasus disuatu daerah menunjukkan


1. adanya kegagalan cakupan
2. Adanya kegagalan vaksinasi
3. Adanya kelemahan program kesehatan
4. Merupakan indikator daerah yang
bermasalah
JANGAN ADA KONTAK ERAT
YANG LOLOS DARI PEMBERIAN
PROPHILAKSIS

KARENA KARIER (+) BISA


BERTAHAN SELAMA 6 BULAN
Penanggulangan KLB Difteri

Untuk wilayah KLB dengan ORI (outbreak respons


immunization) :
 Meningkatkan kualitas pelayanan imunisasi
 Meningkatkan imunisasi rutin untuk anak usia 1 - <5 th
dgn vaksinasi DPT/HB/Hib
 Untuk anak usia 5 - < 7 th dengan vaksinasi DT
 Untuk anak usia 7- < 19 th dengan vaksinasi Td
 Penyelidikan karier/kontak dg kasus Difteri diberikan
profilaksis Eritromisin sbg pencegahan dosis 30-50
mg/kgBB/hr selama 7 - 10 hari
Tujuan Sertifikasi Polio 2010
• Indonesia bebas polio !!
• Caranya:
– Laporkan sebanyak-banyaknya kasus lumpuh
layuh (AFP)
– Berdasarkan hasil lab virus polio (-)

07/16/21 45
Kasus Polio

KASUS
LUMPUH
POLIO

CACAT
MENETAP

Rojudin, Campang
Cacad
Way Handak, lumpuh
tgl 28-05-05
Menetap
Foto 03-07-’05
Definisi AFP
• Semua anak usia < 15 tahun
• Kelumpuhan yang sifatnya lemas (flaccid)
• Terjadi mendadak dalam 1 – 14 hari
• Bukan disebabkan rudapaksa / trauma
– Bila ada keraguan laporkan sebagai kasus
AFP

07/16/21 47
Masalah Lumpuh layuh akut (LLA)
Cakupan - Surveilans AFP rendah
• Kurang pengertian tentang LLA
– Hanya kasus lumpuh berat yang di cari
– Keterbatasan penyakit yang diketahui: polio, Guillain
Bare
– Sebab lain tidak dilaporkan: Hipokalemi, mielitis,
leukemia dll
• Penyakit LLA dapat sembuh sempurna
– GB, Mielitis, Hipokalemi- dapat sembuh sempurna
tanpa pengobatan
• Kasus tidak ada, (????)
• Takut melaporkan kasus LLA  di nilai buruk

07/16/21 48
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai