Ibu Hamil

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 22

ASKEP IBU HAMIL

DENGAN TBC
Oleh
DWITA AYUNDA SYAMA
1610105052
PENGERTIAN TBC

 Tuberkolusis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil Mikrobacterium
tuberkolusis yang merupakan salah satu penyakit saluran pernafasan bagian bawah yang
sebagian besar basil tuberkolusis masuk ke dalam jaringan paru melalui airbone infection
Etiologi

 Penyebab tubercolosis adalah Microbakterium Tubercolosis sejenis kuman berbentuk


batang dengan ukuran panjang 1 -4/ um dan tebal 0,3-0,6/um. Sebagian dinding kuman
terdiri atas asam lemak (lipid), peptidoglikan dan arabinomanan. Lipid inilah yang
membuat kuman lebih tahan terhadap asam (asam alkohol) sehingga disebut bakteri tahan
asam(BTA). Ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman dapat tahan
hidup pada udara kering maupaun dalam keadaan dingin (dapat bertahan tahun tahun
dalam lemari es).
 Tuberkulosis dapat ditularkan baik melalui plasenta di dalam rahim, menghirup atau
menelan cairan yang terinfeksi saat kelahiran, atau menghirup udara yang mengandung
kuman TBC setelah lahir.
Manifestasi Klinis

Pada ibu
 Demam, biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Serangan demam pertama dapat sembuh sebentar, tetapi
kemudian dapat timbul kembali. Begitulah seterusnya, hilang timbulnya demam influenza ini. Sehingga klien merasa
tidak pernah terbebas dari serangan demam influenza. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh klien dan
berat ringannya infeksi kuman tuberculosis yang masuk.
 Batuk/batuk berdarah, batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-
produk radang keluar. Karena terlibatnya bronkus pada setiap penyakit tidak sama, mungkin saja batuk baru ada setelah
penyakit berkembang pada jaringan paru yakni setelah berminggu-minggu atau berbulan-bulan peradangan bermula.
Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non-produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif
(menghasilkan sputum) keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah karena terdapat pembuluh hdarah yang pecah.
Kebanyakan bentuk darah pada tuberculosis terjadi pada kavitas tetapi dapat juga terjadi pada ulkus dinding bronkus.
 Sesak nafas, sesak nafas akan ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah meliputi setengah
bagian paru-paru.
 Nyeri dada : ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila infiltrasi radang sampai ke pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
 Malaise : ditemukan berupa anoreksia, berat badan menurun, sakit kepala, nyeri otot dan keringat di waktu di malam hari
Manifestasi Klinis

Pada bayi
Abortus, terhambatnya pertumbuhan janin, kelahiran prematur dan terjadinya penularan TB
dari ibu ke janin melalui aspirasi cairan amnion (disebut TB congenital). Gejala TB congenital
biasanya sudah bisa diamati pada minggu ke 2-3 kehidupan bayi,seperti prematur, gangguan
napas, demam, berat badan rendah, hati dan limpa membesar. Penularan kongenital sampai
saat ini masih belum jelas,apakah bayi tertular saat masih di perut atau setelah lahir.
Komplikasi

 Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran napas bawah) yang dapat mengakibatkan
kematian karena syok hipovolemik atau karena tersumbatnya jalan napas.
 Atelektasis (parumengembang kurang sempurna) atau kolaps dari lobus akibat retraksi
bronchial.
 Bronkiektasis (pelebaran broncus setempat) dan fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada
proses pemulihan atau reaktif) pada paru.
 Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, dan ginjal.
Efek tuberculosis terhadap kehamilan

Kehamilan dapat berefek terhadap tuberculosis dimana peningkatan diafragma akibat


kehamilan akan menyebabkan kavitas paru bagian bawah mengalami kolaps yang disebut
pneumo-peritoneum. Pada awal abad 20, induksi aborsi direkomondasikan pada wanita hamil
dengan TB. Selain paru-paru, kuman TB juga dapat menyerang organ tubuh lain seperti usus,
selaput otak, tulang, dan sendi, serta kulit. Jika kuman menyebar hingga organ reproduksi,
kemungkinan akan memengaruhi tingkat kesuburan (fertilitas) seseorang. Bahkan, TB pada
samping kiri dan kanan rahim bisa menimbulkan kemandulan. Hal ini tentu menjadi
kekhawatiran pada pengidap TB atau yang pernah mengidap TB, khususnya wanita usia
reproduksi. Jika kuman sudah menyerang organ reproduksi wanita biasanya wanita tersebut
mengalami kesulitan untuk hamil karena uterus tidak siap menerima hasil konsepsi
Efek tuberculosis terhadap janin

 risiko pada janin adalah abortus, terhambatnya pertumbuhan janin, kelahiran prematur dan
terjadinya penularan TB dari ibu ke janin melalui aspirasi cairan amnion (disebut TB
congenital). Gejala TB congenital biasanya sudah bisa diamati pada minggu ke 2-3
kehidupan bayi,seperti prematur, gangguan napas, demam, berat badan rendah, hati dan
limpa membesar. Penularan kongenital sampai saat ini masih belum jelas,apakah bayi
tertular saat masih di perut atau setelah lahir.
Penatalaksanaan

 Dalam perawatan klien hamil dengan TB perawat harus mampu memberikan pendidikan
pada klien dan keluarga tentang penyebaran penyakit dan pencegahannya, tentang
pengobatan yang diberikan dan efek sampingnya, serta hal yang mungkin terjadi jika
penyakit TB tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat. Klien dan keluarga harus tahu
system pelayanan pengobatan TB sehingga klien tidak mengalami drop out selama
pengobatan dimana keluarga berperan sebagai pengawas minum obat bagi klien.
Pemantuan kesehatan ibu dan janin harus selalu dilakukan untuk mencegah terjadinya
komplikasi yang mungkin terjadi akibat TB.Perbaikan status nutrisi ibu dan pencegahan
anemia sangat penting dilakukan untuk mencegah keparahan TB dan meminimalkan efek
yang timbul terhadap janin.Pendidikan tentang sanitasi lingkungan pada keluarga dan klien
penting diberikan untuk menghindari penyebaran penyakit lebih luas.
TINJAUAN KASUS

Identitas pasien
 Nama : Ny. M
 Umur : 38 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Tempat tinggal : Jalan Muaro
 Pekerjaan: Ibu rumah tangga
 Pendidikan : SMA
 BB : 35 Kg
 Tinggi : 140 cm
 LILA : 120 cm
TINJAUAN KASUS

 Riwayat penyakit sekarang


 Klien mengeluh batuk (ada secret )sejak 2 bulan,dan keringat malam, nafsu makan menurun .
 Riwayat penyakit dahulu
 Klien tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan tuberkulosis ini sebelumnya.
 Riwayat penyakit keluarga
 Suami klien menderita (+) TB Paru dan sedang dalam pengobatan.
 Riwayat psikososial
 Status ekonomi klien menengah ke bawah dan sanitasi kesehatan yang kurang ditunjang
dengan padatnya penduduk dan pernah punya riwayat kontak dengan penderita tuberkulosis
paru seperti suaminya.
TINJAUAN KASUS

Pola fungsi kesehatan


 Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
 klien tinggal didaerah yang berdesak-desakan, kurang cahaya matahari, kurang ventilasi udara dan tinggal dirumah
yang sumpek
 Pola nutrisi dan metabolic
 klien mengeluh anoreksia, nafsu makan menurun
 Pola eliminasi
 Klien tidak mengalami perubahan atau kesulitan dalam miksi maupun defekasi
 Pola aktivitas dan latihan
 Dengan adanya batuk, klien ternganggu beraktivitas
 Pola tidur dan istirahat
 Dengan adanya batuk pada klien terganggunya kenyamanan tidur dan istirahatnya
TINJAUAN KASUS

Pemeriksaan Fisik Antenatal


Kunjungan pertama
 Anamnesis
 Pertanyaan kapan haid terakhir,riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas sebelumnya.riwayat penyakit yang pernah diderita,kesehatan
keluarga,kontrasepsi,dll
 Pemeriksaan umum
 Status gizi,tanda vital.
 Pemeriksaan berat badan : pada kasus 35 kg
 Pemeriksaan tinggi badan : pada kasus 120 cm
 Pemeriksaan urin
 Pemeriksaan obstetric
 Pemeriksaan luar
 Pemeriksaan dalam
 Pemeriksaan panggul
 Pemeriksaan laboratorium
TINJAUAN KASUS

Pemeriksaan Fisik Antenatal


Kunjungan selanjutnya
 Pemeriksaan detak jantung
 Pemeriksaan perut
 Pemeriksaan kaki
 Pemeriksaan darah
TINJAUAN KASUS

Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan napas tidak efektif b.d batuk produktif ,batu darah
2. Gangguan pertukaran gas b.d hiperventilasi
3. Pola napas tidak efektif b.d perubahan cairan intrapleura
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d reaksi sistematik tubuh
5. Risiko infeksi b.d factor lingkungan
6. Intoleransi aktivitas b.d reaksi sistemik tubuh
7. Kurangnya pengetahuan
TINJAUAN KASUS

Tindakan keperawatan diagnose 1


 Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau ut;ter thrust bila perlu
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
 Lakukan fisioterapi dada jika perlu
 Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
 Berikan bronkodilator bila perlu
 Monitor respirasi dan position O2
TINJAUAN KASUS

Tindakan keperawatan diagnose 2


 monitor frekuensi, ritme, dan usaha respirasi
 catat pergerakan dada, lihat kesimetrisan, gunakan aksesori otot, dan supraclavicular juga intercostal retraksi
otot
 monitor pola nafas: bradipnea, takipnea, hyperventilation, pernafasan kussmaul, cheyne stokes, apnuestic,
pernafasan biot, dan pola attaxic.
 monitor kebisingan respirasi
 monitor sekresi respirasi pasien
 Auskultasi bunyi paru setelah perawatan dan catat hasilnya
 Monitor dyspnea dan hal-hal yang meingkatkan atau
TINJAUAN KASUS

Tindakan keperawatan diagnose 3


 Monitor jalan napas
 Menajemen pernapasan
 Terapo oksigen
TINJAUAN KASUS

Tindakan keperawatan diagnose 4


 Mengontrol penyerapan makanan/cairan dan menghitung intake kalori harian, jika diperlukan
 Memantau ketepatan urutan makanan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi harian
 Menentukan jimlah kalori dan jenis zat makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, ketika
berkolaborasi dengan ahli makanan, jika diperlukan
 Menetukan kebutuhan makanan saluran nasogastric
TINJAUAN KASUS

Tindakan keperawatan diagnose 5


 Monitor tanda-tanda dan gejala sistemik dan local dari infeksi.
 Monitor jumlah granulosit, WBC, dan perbedaan nilai.
 Pertahankan teknik asepsis untuk pasien yang berisiko.
 Pertahankan teknik isolasi.
 Anjurkan istirahat.
 Monitor perubahan tingkat energi / malaise.
 Beri agen imun.
 Instruksi pasien untuk mendapatkan antibiotik sesuai resep.
 adanya infeksi dalam upaya pengendalian infeksi.
TINJAUAN KASUS

Tindakan keperawatan diagnose 6


 Lakukan penilaian nyeri secara komprehensif dimulai dari lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas dan penyebab.
 Kaji ketidaknyamanan secara nonverbal, terutama untuk pasien yang tidak bisa mengkomunikasikannya
secara efektif
 Pastikan pasien mendapatkan perawatan dengan analgesic
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai