Anda di halaman 1dari 15

ASKEP IBU HAMIL DENGAN

HIPERTENSI

Oleh
DWITA AYUNDA SYAMA
1610105052
Pengertian

■ Hipertensi adalah kelainan yang tidak diketahui etiologinya yang terjadi dalam
kehamilan, dimanifestasikan dengan hipertensi, (tekanan sistolik 30 mmHg dan atau
tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai dasar) edema dan proteinura (preeklamasia)
yang dapat berlanjut pada kejang/koma (eklamsia). (Rencana Perawatan Material Bayi,
2001)
Etiologi

■ Hipertensi esensial: penyakit hipertensi yang disebabkan oleh faktor herediter, faktor
emosi (Stress) dan lingkungan (pola hidup).
■ Penyakit Ginjal: Penyakit ginjal dan gejala hipertensi dan dapat dijumpai pada wanita
hamil adalah :
– Glomerulonefritis akut dan kronik
– Plelenofritus akut dan kronik (Sinopsis Obstruksi, 1989)
Klasifikasi Hipertensi Dalam
Kehamilan
■ Hipertensi esensial.
■ Hipertensi esensial disertai superimposed pregnancy-induced hypertension.
■ Hipertensi diinduksi kehamilan (pregnancy-induced hypertension, PIH).
■ Pre-eklamsia.
■ Eklamsia.
Manifestasi Klinis

■ Manifestasi klinis untuk Hipertensi ringan dalam kehamilan antara lain :


■ Tekanan darah diastolik < 100 mmHg
■ Proteinuria samar sampai +1
■ Peningkatan enzim hati minimal
Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis untuk Hipertensi berat dalam kehamilan antara lain:


■ Tekanan darah diastolik 110 mmHg atau lebih
■ Proteinuria + 2 persisten atau lebih
■ Nyeri kepala
■ Gangguan penglihatan
■ Nyeri abdomen atas
■ Oliguria
■ Kejang
■ Kreatinin meningkat
■ Trombositopenia
■ Peningkatan enzim hati
■ Pertumbuhan janin terhambat
■ Edema paru
KOMPLIKASI

■ Perubahan Kardiovaskuler
■ Perubahan ini pada dasarnya berkaitan dengan meningkatnya afterload jantung akibat
hipertensi, preload jantung yang secara nyata dipengaruhi oleh berkurangnya secara
patologis hipervolemia kehamilan.
■ Perubahan hematologis
■ Gangguan fungsi ginjal
■ Edema paru
Penatalaksanaan

■ Deteksi Prenatal Dini: Waktu pemeriksaan pranatal dijadwalkan setiap 4 minggu sampai usia kehamilan 28 minggu, kemudian setiap 2 minggu hingga usia kehamilan
36 minggu, setelah itu setiap minggu.
■ Penatalaksanaan Di Rumah Sakit: Evaluasi sistematik yang dilakukan mencakup :
– Pemeriksaan terinci diikuti oleh pemantauan setiap hari untuk mencari temuan-temuan klinis seperti nyeri kepala, gangguan penglihatan, nyeri epigastrium, dan
pertambahan berat yang pesat
– Berat badan saat masuk
– Analisis untuk proteinuria saat masuk dan kemudian paling tidak setiap 2 hari
– Pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk setiap 4 jam kecuali antara tengah malam dan pagi hari
– Pengukuran kreatinin plasma atau serum, gematokrit, trombosit, dan enzim hati dalam serum, dan frekuensi yang ditentukan oleh keparahan hipertensi
– Evaluasi terhadap ukuran janin dan volume cairan amnion baik secara klinis maupun USG
– Terminasi kehamilan: Pada hipertensi sedang atau berat yang tidak membaik setelah rawat inap biasanya dianjurkan pelahiran janin demi kesejahteraan ibu
dan janin. Persalinan sebaiknya diinduksi dengan oksitosin intravena. Apabila tampaknya induksi persalinan hampir pasti gagal atau upaya induksi gagal,
diindikasikan seksio sesaria untuk kasus-kasus yang lebih parah.
■ Terapi Obat Antihipertens: Pemakaian obat antihipertensi sebagai upaya memperlama kehamilan atau memodifikasi prognosis perinatal pada kehamilan dengan
penyulit hipertensi dalam berbagai tipe dan keparahan telah lama menjadi perhatian.
■ Penundaan Pelahiran Pada Hipertensi Berat: Wanita dengan hiperetensi berat biasanya harus segera menjalani pelahiran. Pada tahun-tahun terakhir, berbagai penelitian
diseluruh dunia menganjurkan pendekatan yang berbeda dalam penatalaksanaan wanita dengan hiperetensi berat yang jauh dari aterm. Pendekatan ini menganjurkan
penatalaksanaan konservatif atau “menunggu” terhadap kelompok tertentu wanita dengan tujuan memperbaiki prognosis janin tanpa mengurangi keselamatan ibu.
PENGKAJIAN

PENGKAJIAN
■ Identitas klien
■ Keluhan Utama
■ Riwayat Penyakit Sekarang
■ Riwayat Penyakit Dahulu
■ Riwayat Penyakit Keluarga
■ Riwayat PsikososialPengkajian Sistem Tubuh
DIAGNOSA

1. Perubahan perfusi jaringan/organ, menurun, b.d perdarahan


2. Risiko tinggi cedera ibu b.d iritabilitas SSP
3. Risiko tinggi cedera pada janin b.d fetal distress
4. Kecemasan berhubungan dengan ancaman cedera pada bayi sebelum lahir
INTERVENSI

Diagnosa 1
■ pantau asupan oral dan ifus IV MGSO4
■ Memantau urin yang kluar
■ Memantau edema yang terlihat
■ Mempertahankan tirah baring total dengan posisi miring
INTERVENSI

Diagnosa 2
■ dapatkan data-data dasar (misal DTRs,klonus)
■ Memantau pemberian IV MgSO4 dan kadar serum MgSO4
■ mengkaji adanya kemungkinan keracunan MgSO4
■ mempertahankan lingkungan yang tenang, gelap dan nyaman
INTERVENSI

Diagnosa 3
■ Monitor DJJ sesuai indikasi
■ Kaji tentang pertumbuhan janin
■ Jelaskan adanya tanda-tanda solutio plasenta ( nyeri perut, perdarahan, rahim tegang,
aktifitas janin turun )
INTERVENSI

Diagnosa 4
■ Kaji tingkat ansietas pasien. Perhatikan tanda depresi dan pengingkaran
■ Dorong dan berikan kesempatan untuk pasien atau orang terdekat mengajukan
pertanyaan dan menyatakan masalah
■ Dorong orang terdekat berpartisipasi dalam asuhan, sesuai indikasi
■ Kaji respon janin pada ibu yang diberi SM
■ Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan USG dan NST
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai