Anda di halaman 1dari 10

HASIL HASIL PENELITIAN PADA KASUS

KASUS KEGAWATDARURATAN YANG


MENGALAMI KESEIMBAGAN ASAM BASA
DI SUSUN OLEH :
NAMA : NIKE NOFFALIA
NIM : 1410105010
Pengertian

 Asam
Asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion H + ke zat lain (disebut
sebagai donor proton), sedangkan basa adalah zat yang dapat menerima ion H +
dari zat lain (disebut sebagai akseptor proton). Suatu asam baru dapat
melepaskan proton bila ada basa yang dapat menerima proton yang dilepaskan.
Satu contoh asam adalah asam hidroklorida (HCL), yang berionasi dalam air
membentuk ion- ion hidrogen (H+) dan ion klorida (CL-) demikian juga, asam
karbonat (H2CO3) berionisasi dalam air membentuk ion H+ dan ion bikarbonat
(HCO3-).
Pengertian

 Basa
Basa adalah ion atau molekul yang menerima ion hidrogen. Sebagai contoh, ion
bikarbonat (HCO3-), adalah suatu basa karena dia dapat bergabung dengan satu
ion hidrogen untuk membentuk asam karbonat (H2CO3). Demikian juga (HPO4)
adalah suatu basa karena dia dapat menerima satu ion hidrogen untuk
membentuk (H2PO4)
Pengertian

Keseimbangan asam basa adalah suat keadaan dimana konsentrasi ion hydrogen
yang diproduksi setara dengan konsentrasi ion hydrogen yang dikeluarkan oleh
sel. Pada proses kehidupan keseimbangan asam pada tingkat molecular umumnya
berhubungan dengan asam lemah dan basa lemah, begitu pula pada tingkat
konsentrasi ion H+ atau ion OH- yang sangat rendah.Keseimbangan asam basa
adalah keseimbangan ion hydrogen. Walaupun produksi akan terus menghasilkan
ion hydrogen dalam jumlah sangat banyak, ternyata konsentrasi ion hydrogen
dipertahankan pada kadar rendah pH 7,4
ISTILAH ISTILAH DALAM KESEIMBANGAN
ASAM BASA
 Asidosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen asam atau
berkurangnya jumlah komponen basa.
 Alkalosis berarti terjadi peningkatan jumlah komponen basa atau
berkurangnya jumlah komponen asam.
Hasil penelitian Pengaruh Keseimbangan Asam Basa Pada diabetes mellitus pada penelitian
“ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DENGAN
INTERVENSI INOVASI TERAPI TENS (TRANSCUTANEUS ELECTRIC NERVE STIMULATION)
SELAMA 15 MENIT TERHADAP PENURUNAN NYERI NEUROPATI PERIFER DI INSTALASI
GAWAT DARURAT (IGD) RSUD A. WAHAB SJAHRANIE TAHUN 2016”

Ketidakmampuan penderita diabetes mellitus tidak mampu menyimpan glukosa menyebabkan Kadar glukosa yang
berlebihan di ekskresikan ke dalam urin, ekskresi ini akan disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan.
Keadaan ini dinamakan diuresis osmotik . Sebagai akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien akan mengalami
peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia). Defisiensi insulin juga akan menggangu metabolisme
protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat mengalami peningkatan selera makan
(polifagia), akibat menurunnya simpanan kalori. Gejala lainnya mencakup kelelahan dan kelemahan (Smeltzer, 2002).
Rasa lelah dan kelemahan otot akibat katabolisme protein di otot dan ketidakmampuan sebagian besar sel untuk
menggunakan glukosa sebagai energi. Aliran darah yang buruk pada pasien diabetes kronis juga berperan menyebabkan
kelelahan (Corwin, 2009). Dalam keadaan normal insulin mengendalikan glikogenolisis (pemecahan glukosa yang
disimpan) dan glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru dari dari asam-asam amino dan substansi lain), namun pada
penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan dan lebih lanjut akan turut menimbulkan
hiperglikemia.
Disamping itu akan terjadi pemecahan lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang merupakan
produk samping pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam yang menggangu keseimbangan asam basa tubuh
apabila jumlahnya berlebihan. Ketoasidosis yang diakibatkannya dapat menyebabkan tanda-tanda dan gejala seperti
nyeri abdomen, mual, muntah, hiperventilasi, nafas berbau aseton dan bila tidak ditangani akan menimbulkan
perubahan kesadaran, koma bahkan kematian. Pemberian insulin bersama cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan akan
memperbaiki dengan cepat kelainan metabolic tersebut dan mengatasi gejala hiperglikemi serta ketoasidosis. Diet dan
latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang sering merupakan komponen terapi yang penting
Hubungan keseimbangan asam basa pada pasiem asthma pada penelitian
ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN PADA PASIEN ASMA DENGAN TERAPI
TEKNIK PERNAPASAN BUTEYKODI RUANG INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD ABDUL
WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA TAHUN 2015

 kesulitan bernapas seperti yang dialami oleh penderita asma merupakan salah
satu tanda over-breathing dan faktanya respon alami tubuh terhadap hal ini
adalah mengurangi intake udara ke dalam paru-paru (Pegasus Neuro Linguistic
Programming, 2009). Over-breathing dapat menyebabkan ketidakseimbangan
kadar CO2 didalam tubuh (terutama paru-paru dan sirkulasi) sehingga hal ini
akan mengubah kadar O2 darah dan menurunkan jumlah O2
seluler.Keseimbangan asam-basa tubuh juga dipengaruhi oleh pola nafas dan
konsentrasi O2/ CO2. Pada waktu serangan, over-breathing
dapatmenyebabkan stres pada tubuh
Pengaruh ketidakseimbangan asam basa pada pasien Chrnic kidney diseas(CKD)
pada penelitian ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN PADA PASIEN CHRONIC
KIDNEY DISEASE (CKD) YANG MENGALAMI KELETIHAN (FATIGUE) DI INSTALASI
GAWAT DARURAT RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA TAHUN 2015

 Jika penanganan CKD tidak adekuat, proses gagal ginjal akan berlanjut hingga
pasien berada pada tahap ESRD. Pasien CKD pada tahap ESRD(end stage renal
disease), sekitar 90% nefronnya hancur, dan GFR hanya 10% yang normal
sehingga fungsi ginjal normal tidak dapat dipertahankan.Ginjal tidak dapat
mempertahankan homeostatis sehingga terjadi peningkatan kadar ureum dan
kreatinin berlebih dalam darah, terjadi penimbunan cairan tubuh, dan
ketidakseimbangan elektrolit serta asam basa yang berat Akibatnya timbul
berbagai manifestasi klinik dan komplikasi pada seluruh system tubuh.
Pengaruh ketidakseimbangan asam basa pada pasien Chrnic kidney diseas(CKD)
pada penelitian ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN PADA PASIEN CHRONIC
KIDNEY DISEASE (CKD) YANG MENGALAMI KELETIHAN (FATIGUE) DI INSTALASI
GAWAT DARURAT RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA TAHUN 2015
 Manifestasi klinis yang dapat terjadi di antaranya :
 Manifestasi kardiovaskuler : hipertensi, pitting edema, edemaperiorbital, friction rub pericardial, pembesaran vena leher,gagal jantung
kongestif, perikarditis, disritmia, kardiomiopati,efusi pericardial, temponade pericardial.
 Gejala dermatologis/system integumen : gatal-gatal hebat(pruritus), warna kulit abu-abu, mengkilat dan hiperpigmentasi,serangan
uremik tidak umum karena pengobatan dini danagresif, kulit kering, bersisik, ecimosis, kuku tipis dan rapuh,rambut tipis dan kasar,
memar (purpura).
 Manifestasi pada pulmoner yaitu krekels, edemapulmoner,sputum kental dan liat,nafas dangkal, pernapasankusmaul, pneumonitis.
Gejala gastrointestinal : nafas berbau ammonia, ulserasi dan perdarahan pada mulut, anoreksia,mual, muntah dan cegukan, penurunan
aliran saliva, haus,rasa kecap logam dalam mulut, kehilangan kemampuan penghidu dan pengecap, parotitis dan stomatitis,
peritonitis,konstipasi dan diare, perdarahan dari saluran gastrointestinal.Perubahan musculoskeletal : kram otot, kekuatan otot hilang,
fraktur tulang, kulai kaki (foot drop)
 Manifestasi pada neurologi yaitu kelemahan dan keletihan, konfusi, disorientasi, kejang, kelemahan pada tungkai, rasa panas pada
tungkai kaki, perubahan tingkah laku, kedutan otot,tidak mampu berkonsentrasi, perubahan tingkat kesadaran,neuropati perifer.
 Manifestasi pada system repoduktif : amenore, atropitestikuler, impotensi, penurunan libido, kemandulan.
 Manifestasi pada hematologic yaitu anemia, penurunan kualitas trombosit, masa pembekuan memanjang, peningkatan kecenderungan
perdarahan.
 Manifestasi pada system imun yaitu penurunan jumlah leukosit, peningkatan resiko infeksi.
 Manifestasi pada system urinaria yaitu perubahan frekuensi berkemih, hematuria, proteinuria, nocturia, aliguria.
 Manifestasi pada sisitem endokrin yaitun hiperparatiroid dan intoleran glukosa.
 Manifestasi pada proses metabolic yaitu peningkatan urea dan serum kreatinin (azotemia), kehilangan sodium sehingga terjadi :
dehidrasi, asidosis, hiperkalemia, hipermagnesemiadan hipokalsemia.
 Fungsi psikologis yaitu perubahan kepribadian dan perilaku serta gangguan proses kognitif.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai