Anda di halaman 1dari 17

“KONSEP DAN ASUHAN

KEPERAWATAN PENYAKIT DIFTERI


PADA ANAK”
KELOMPOK 4
ESTEVANIA DARNA PUTRI NENTO
WINDARTY NIATI
DEFINISI
•Difteri adalah suatu penyakit
infeksi toksik akut yang
menular, disebabkan oleh
corynebacterium diphtheriae
dengan ditandai
pembentukan
pseudomembran pada kulit
dan atau mukosa.
•Difteri adalah suatu infeksi
demam akut, biasanya
ditenggorokan dan paling
sering pada bulan-bulan
dingin pada daerah beriklim
sedang.
ETIOLOGI
Penyebabnya adalah bakteri corynebacterium
diphtheriae. Bakteri ini ditularkan melalui percikan
ludah yang dari batuk penderita atau benda maupun
makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri.
Biasanya bakteri berkembang biak pada atau disekitar
permukaan selaput lendir mulut atau tenggorokan dan
menyebabkan peradangan beberapa jenis bakteri ini
PowerPoint
Presentation
menghasilkan teksik yang sangat kuat, yang dapat
menyebabkan kerusakan pada jantung dan otak. Masa
inkubasi 1-7 hari (rata-rata 3 hari). Hasil difteria akan
mati pada pemanasan suhu 60oc selama 10 menit, tetapi
tahan hidup sampai beberapa minggu dalam es, air,
susu dan lender yang telah mengering.
PATOFISIOLOGI
Corynebacterium diphteriae masuk kehidung atau mulut dimana basil akan menempel di mukosa saluran
nafas bagian atas, kadang-kadang kulit, mata atau mukosa genital. Setelah 2-4 jam hari masa inkubasi
kuman dengan corynephage menghasilkan toksik yang mula-mula diabsorbsi oleh membran sel,
kemudian penetrasi dan interferensi dengan sintesa protein bersama-sama dengan sel kuman
mengeluarkan suatu enzim penghancur terhadap Nicotinamide Adenine Dinucleotide (NAD). Sehingga
sintesa protein terputus karena enzim dibutuhkan untuk memindahkan asam amino dan RNA dengan
memperpanjang rantai polipeptida akibatnya terjadi nekrose sel yang menyatu dengan nekrosis jaringan
dan membentuk eksudat yang mula-mula dapat diangkat, produksi toksin kian meningkat dan daerah
infeksi makin meluas akhirnya terjadi eksudat fibrin, perlengketan dan membentuk membran yang
berwarna dari abu-abu sampai hitam tergantung jumlah darah yang tercampur dari pembentukan
membran tersebut apabila diangkat maka akan terjadi perdarahan dan akhirnya menimbulkan difteri
Content Here
MENIFESTASI KLINIS

Gejala umum yang timbul berupa demam tidak


terlalu tinggi lesu, pucat nyeri kepala dan anoreksia
sehingga tampak penderita sangatlemah sekali.
Gejala ini biasanya disertai dengan gejala khas untuk
setiap bagian yang terkena seperti pilek atau nyeri
menelan atau sesak nafas dengan sesak dan strides,
sedangkan gejala akibat eksotoksin bergantung
kepada jaringan yang terkena seperti iniokorditis
paralysis jaringan saraf atau nefritis.
Klasifikasi
1 Difteria hidung
 Gejalanya paling ringan dan jarang terdapat (hanya 2%). Mula-mula
hanya tampak pilek, tetapi kemudian secret yang keluar tercampur
sedikit yang berasal dari pseudomembren

2 Difteria faring dan tonsil (difteria fausial)


 Paling sering dijumpai (I 75%). Gejala mungkin ringan. Hanya berupa
radang pada selaput pada selaput lendir dan tidak membentuk
pseudomembran, dapat sembuh sendiri dan memberikan imunitas pada
penderita.

3 Diftheria Laring dan trachea


 Lebih sering sebagai penjalaran difteria faring dan tonsil (3 kali lebih banyak dari
pada primer mengenai laring. Gejala gangguan jalan nafas berupa suara serak dan
stridor inspirasi jelas dan bila lebih berat dapat timbul sesak nafas hebat.

4 Diftheria Faeraneus
 Merupakan keadaan yang sangat jarang sekali terdapat. Tan Eng Tie (1965)
mendapatlan 30% infeksi kulit yang diperiksanya megandung kuman diphtheria.
Dapat pula timbul di daerah konjungtiva, vagina dan umbilicus.
Komplikasi
Racun difteri bisa menyebabkan kerusakan pada jantung, sistem saraf, ginjal
ataupun organ lainnya:

Miokarditis bisa menyebabkan gagal jantung


1

Kelumpuhan saraf atau neuritis perifer menyebabkan gerakan menjadi tidak


terkoordinasi dan gejala lainnya (timbul dalam waktu 3-7 minggu.
2

Kerusakan saraf yang berat bisa menyebabkan kelumpuhan


3

Kerusakan ginjal (nefritis).


4
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
1. Anti Diphteria Serum (ADS) diberikan sebanyak 20.000 untuk
hari selama 2 hari berturut-turut dengan sebelumnya dilakukan
uji kulit dan mata bila ternyata penderita peka terhadap serum
tersebut, maka harus dilakukan desentitisasi dengan cara
besderka
2. Antibiotika diberikan penisilan 50.000 untuk kgbb/hari sampai 3
hari bebas panas. Pada penderita yang dilakukan trakeostomi,
ditambahkan kloramfenikol 75 mm/kg bb/hari dibagi 4 dosis.
3. Kortikosteroid obat ini di maksudkan untuk mencegah timbulnya
komplikasi miokarditis yang sangat berbahaya. Dapat diberikan
prednison 2 mg/kkbb/hari selama 3 minggu yang kemudian
dihentikan secara bertahap.
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Biodata
•Umur : Biasanya terjadi pada anak-anak umur 2-10 tahun dan jarang ditemukan pada bayi  berumur dibawah 6 bulan dari pada orang
dewasa diatas 15 tahun
•Suku bangsa : Dapat terjadi diseluruh dunia terutama di negara-negara miskin
•Tempat tinggal :  Biasanya terjadi pada penduduk di tempat-tempat pemukiman yang rapat-rapat, higine dan sanitasi jelek dan fasilitas
kesehatan yang kurang
Keluhan Utama
Klien marasakan demam yang tidak terlalau tinggi, lesu, pucat, sakit kepala, anoreksia, lemah
Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengalami demam yang tidak terlalu tinggi, lesu, pucat, sakit kepala, anoreksia
Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengalami peradangan kronis pada tonsil, sinus, faring, laring, dan saluran nafas atas dan mengalami pilek dengan sekret bercampur
darah
Riwayat Penyakit Keluarga
Adanya keluarga yang mengalami difteri
Pola Fungsi Kesehatan
•Pola nutrisi dan metabolism
Jumlah asupan nutrisi kurang disebabkan oleh anoraksia
•Pola aktivitas
Klien mengalami gangguan aktivitas karena malaise dan demam
•Pola istirahat dan tidur
Klien mengalami sesak nafas sehingga mengganggu istirahat dan tidur
• Pola eliminasi
Klien mengalami penurunan jumlah urin dan feses karena jumlah asupan nutrisi kurang disebabkan oleh anoreksia
PENGKAJIAN
Pemeriksaan fisik
•Pada diphteriae tonsil – faring
oMalaise
oSuhu tubuh < 38,9 º c
oPseudomembran ( putih kelabu ) melekat dan menutup tonsil dan dinding faring
oBulnec
•Diphteriae laring
oStridor
oSuara parau
oBatuk kering
 Pada obstruksi laring yang berat terdpt retraksi suprasternal, sub costal dan supraclavicular
•Diphteriae hidung
oRingan
oSekret hidung serosanguinus à mukopurulen
oLecet pada nares dan bibir atas
oMembran putih pada septum nasi
Pemeriksaan Penunjang
oPemeriksaan laboratorium
oPada pemeriksaan darah
oPemeriksaan bakteriologis
oSchick Tes
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan


hambatan upaya nafas

Defisit nutrisi berhubungan dengan


ketidakmampuan menelan makanan

Ganguan menelan berhubungan dengan Anomali


jalan nafas
INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI
1.Pola Nafas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan 1x24 Intervensi utama
berhubungan dengan hambatan jam Manajemen jalan napas
upaya nafas di tandai dengan Diharapkan pola nafas tidak  
DS: efektif membaik Definisi
- Dispnea Dengan kriteria hasil Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan napas.
Do: -Dispnea membaik (5) Tindakan
- Pola Nafas abnormal - Kapasitas vital membaik (5) Observasi
(mis,takipnea,bradipnea,hipervent -Pernafasan cuping hidung - monitor pola napas (frekuensi,kedalaman,usaha napas)
- monitor bunyi napas
ilasi,kussmaul,cheyne-stokes membaik (5)
tambahan(mis,gurgling,mengi,wheezing,ronkhi kering)
-Pernapasan cuping hidung -Pola nafas abnormal membaik (5)
- monitor sputum (jumlah,warna,aroma)
Kapasitas vital menurun Terapeutik
-Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan
chin-tilt (jaw-thrust jika trauma servikal)
-Posisikan semi Fowler atau Fowler
- Berikan minum hangat
- Lakukan fisioterapi dada,jika perlu
-Lakukan pengisapan lendir kurang 15 detik
-Lakukan hiperoksigenasi sebelum pengisapan endotrakeal
- Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
- Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
bronkodilator,ekspektoran,mukolotik,jika perlu

2.Defisit nutrisi Setelah dilakukan Intervensi utama


berhubungan dengan tindakan 1x24jam Manajemen Nutrisi
ketidakmampuan Diharapkan status Definisi : Mengidentifikasi dan mengelolah asupan nutrisi yang
menelan makanan nutrisi membaik dengan seimbang
Ditandai dengan kriteria hasil Tindakan
DS : -Kekoatan otot  Observasi
- Nafsu makan menurun mengunyah membaik -Identifikasi status nutrisi
DO : (5) -Identifikasi alaergi dan intoleransi makanan
-Otot mengunyah lemah -Kekuatan otot menelan -Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
-Otot menelan lemah membaik (5) -Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric
-Nafsu makan membaik Monitor asupan makanan
(5) Terapeutik
-Lakukan oral hygiene sebelum makan,jika perlu
-Fasilitas menentukan pedoman diet (mis,piramida
makanan)
Sajikan makanan secara menarik menarik dan suhu yang
sesuai
-Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
-Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
-Berikan suplemen makanan,jika perlu
-Hentikan pemberian makanan melalaui selang nasogatrik
jika perlu asupan oral dapat ditoleransi
Edukasi
-Anjurkan posisi duduk, ujika mampu
-Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
-Kolaborasikan pemberian medikasi sebelum makan
(mis,pereda nyeri,antiemetic),jika perlu
-Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient yang di butuhkan ,jika perlu
3. Ganguan menelan Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama
berhubungan dengan keperawatan 1x24jam Dukungan perawatan diri : makan/minum
Anomali jalan nafas di Status Neurologis Definisi
tandai dengan membaik dengan kriteria -Memfasilitasi pemenuhan kebutuhan makan/minum.
DS: hasil Tindakan
Mengeluh sulit menelan -Refleks menelan membaik Observasi
Faring : menolak makanan (5) -Identifikasi diet yang di ajurkan
DO: - usaha menelan membaik -Monitor kemampuan menelan
Sulit mengunyah (5) -Monitor status hidrasi pasien ,jika perlu
Batuk sebelum makan - mempertahankan Terapeutik
Waktu makan lama makanan di mulut -Ciptakan lingkungan yang
mambaik (5) menyenangkan selama selama makan
Atur posisi yang nyaman untuk makan/minum
Lakukan oral hygiene sebelum makan,jika perlu
Letakan makanan di sisi mata sehat
Sediakan sedotan untuk minum,sesuai kebutuhan
Sediakan makan yang di sukai
Berikan bantuan saat makan dan minum/minum sesuai tingkat kemandirian,jika
perlu
Edukasi
Jelaskan posisi makanan pada pasien yang mengalami ganguan penglihatandengan
menggunakan arah jarum (mis,sayur di jam 12,rending di jam 3)
Kolaborasi
-Kolaborasi pemberian obat(mis,analgetik,antimetik),sesuai indikasi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai