KLINIK
KONSEP FARMASETIK EKIVALEN
BIOEKIVALEN DAN TERAPETIK EKIVALEN
DI SUSUN OLEH :
• Dwi Yanti Norlaila Sari (2043700424)
• Trianita Silvia Ningrum (2043700426)
• Maya Irine Julianti (2043700429)
• Riska Ramadhani (2043700433)
• Yemima Regina Monica W. (2043700437)
• Reny Ayu Lestari Zendrato (2043700439)
• Meria Rezha Yusti (2043700442)
• Glory Fioren Ukus (2043700444)
• Sari Ning Ayu (2043700452)
• Gina Puspita Pertiwi (2043700455)
PENDAHULUAN
Studi bioekivalensi berguna dalam membandingkan bioavaibilitas suatu obat dari berbagai
obat. Apabila produk-produk obat dinyatakan ekuivalensi, maka efek terapetik dari produk-
produk obat ini dianggap sama. Dengan ini efeksifitas pengobatan akan dicapai dengan baik.
Selain itu, ketersediaan hayati juga menekankan tentang pembatasan atau pengaturan dan
pemakaian obat agar keamanan pemakaian obat dapat dijamin dan terhindar dari pengaruh
toksik atau efek yang tidak diinginkan.
Uji bioekivalensi adalah suatu pengujian untuk membandingkan bioavaibilitas obat
copy terhadap produk komparator. Tujuannya adalah untuk memberikan jaminan kepada
masyarakat bahwa produk obat copy yang beredar memenuhi standar efikasi, keamanan, dan
mutu yang dipersyaratkan.
Dalam uji bioekivalensi standar obat pembanding hendaknya dipilih dalam formulasi
yang memberikan kadar paling banyak dalam sistemik serta dengan pemberian rute yang
sama, kecuali diperlukan untuk melihat profil farmakokinetik tertentu (Shargel,2005).
Definisi Bioekivalensi
Bioekivalensi yaitu kesetaraan pola kerja (kadar dan reabsorbsi) dari dua obat yang berisi zat aktif yang
sama. Hal ini sangat penting untuk sediaan obat yang luas terapinya sempit, yang aktivitasnya tergantung dari
kadar plasma yang tetap.
Uji bioekivalensi menitikberatkan pada perbandingan formulasi berdasarkan analisa yang lebih
difokuskan pada pelepasan bahan aktif (atau senyawa aktif) dari produk obat dan penyerapannya ke dalam
peredaran sistemik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam rancangan percobaan
bioavailabilitas/bioekivalensi:
• Sediaan pembanding
• Subjek percobaan dan kriteria
• Jumlah subjek
• Desain percobaan
• Interval waktu pemberian
• Modalitas pengambilan sampel
• Senyawa yang akan dianalisis dan metodenya
• Frekuensi dan waktu pengambilan sampel
• Jenis sampel yang akan dikumpulkan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam uji bioavailabilitas/bioekivalensi:
1. Adanya pemahaman terhadap farmakokinetik obat (adsorbsi, distribusi, metabolisme, dan
eliminasi).
2. Pemilihan metode analisis yang tepat : hal ini diperlukan untuk mengetahui efek samping, efek
toksik, penanganan terhadap efek-efek tersebut.
3. Stabilitas obat dalam sampel.
4. Penyusunan percobaan protocol yang tepat.
Alternatif farmaseutik
Dua produk obat merupakan alternatif farmaseutik jika keduanya mengandung zat aktif
yang sama tetapi berbeda dalam bentuk kimia (garam, ester, dsb.) atau bentuk sediaan
atau kekuatan
Ekivalensi Terapeutik
Dua produk obat mempunyai ekivalensi terapetik jika keduanya mempunyai ekivalensi
farmaseutik atau merupakan alternatif farmaseutik dan pada pemberian dengan dosis
moral yang sama akan menghasilkan efikasi klinik dan keamanan yang sebanding.
Dengan demikian , ekivalensi/inekivalensi terapeutik seharusnya ditunjukkan dengan uji
klinik.
Penerapan Uji Bioekivalensi
Penerapan uji bioekivalensi Untuk obat baru dan produk obat baru, uji BA difokuskan
pada penentuan bagaimana obat dilepas dari sediaan dan bergerak ke tempat kerjanya
(FDA, 2003a). Dokumentasi uji BA dapat digunakan untuk menilai kinerja produk obat
yang digunakan dalam uji klinis untuk mendapatkan bukti keamanan dan efikasinya
Untuk obat baru dan produk obat baru, uji BE digunakan untuk membandingkan
1. formulasi awal dan akhir uji klinis;
2. formulasi yang digunakan dalam uji klinis dan uji stabilitasi, jika ada perbedaan;
3. formulasi uji klinis dan produk obat yang akan dipasarkan, jika ada perbedaan;
4. ekivalensi produk antar-potensi (FDA, 2014a)
Produk obat pembanding
(referensi product)
• Produk obat “ copy” untuk penggunaan intravena sebagai larutan dalam air yang mengandung zat aktif yang sama
dalam kadar molar yang sama dengan produk pembanding.
• Produk obat “copy” untuk penggunaan parenteral yang lain (misal: intramuskular, subkutan) sebagai larutan dalam
air dan mengandung zat aktif yang sama dalam kadar molar yang sama dan eksipien yang sama atau mirip (similar)
dalam kadar yang sebanding seperti dalam produk pembanding. Eksipien tertentu (misal: bufer, pengawet,
antioksidan) boleh berbeda asalkan perubahan eksipien ini diperkirakan tidak mempengaruhi keamanan dan/ atau
efikasi produk obat tersebut.
• Produk obat” copy” berupa larutan untuk penggunaan oral (termasuk sirup), eliksir, tingtur atau bentuk larutan lain
tetapi bukan suspensi),yang mengandung zat aktif dalam kadar molar yang sama dengan produk pembanding, dan
hanya mengandung eksipien yang diketahui tidak mempunyai efek terhadap transit atau permeabilitas dalam saluran
cerna dan dengan demikian terhadap absorpsi atau stabilitas zat aktif dalam saluran cerna
Produk obat “copy” berupa bubuk untuk dilarutkan
dan larutannya memenuhi kriteria
02
03
TERIMAKASIH 04
05
06