Anda di halaman 1dari 15

PENGONTROLAN PERTUMBUHAN

MIKROORGANISME & MENURUNKAN JUMLAH


MIKROORGANISME KONTRAMINAN DAN
MENCEGAH TRANSMISI VIRUS, BAKTERI, JAMUR,
PARASIT

ILMU DASAR KEPERAWATAN


1.Chotutimatul kamia (2011411012)
2.Ferdino cahya adiputra (2011411026)
3.Firanda Dwi (2011411028)
NAMA KELOMPOK :
4.Fransiska Dewi Yuliani (2011411090)
5.Halimatut Tobiyah (2011411098)
1.CARA MENGONTROLINFEKSI
Infeksi merupakan suatu proses invasi oleh mikroba atau parasit ke dalam jaringan sehingga mengakibatkan perubahan-
perubahan setempat dan sistematik dalam tubuh inang. Karena mikroba dan parasit tersebut merupakan konfigurasi asing
bagi tuuh (inang), maka infeksi dapat membangkitkan respons imun yang pada dasarnya tidak jauh berbeda apabila tubuh
menghadapi konfigurasi asing lainnya.Imunologi sendiri dilahirkan dan dikembangkan melalui pengkajian bagamana tubuh
menjadi kebal terhadap infeksi mikroba dan toksin. Pengendalian infeksi dapat melalui berbagai upaya yang dilakukan
untuk mengurangi kejadian infeksi yang diakibatkan oleh mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi.
Bila pengendalian infeksi tidak terlaksana dengan baik kemungkinan makin besar kejadian infeksi dan risiko penyebaran
melalui fasilitas kesehatan juga meningkat. Maka semua alat yang terkontaminasi seperti jarum, alat suntik dan
perlengkapan lain dari pasien harus senantiasa ditangani sebagai benda terinfeksi. Pengendalian infeksi dapat
mengandalkan daerah barier antara penjamu dan mikroorganisme yang tujuannya memutus rantai penyebaran pada
beberapa tempat, misalnya melalui proses fisik, mekanik atau kimia dalam mencegah penyebaran infeksi dari penderita satu
ke penderita yang lain.
a). Disipline : Perilaku petugas kesehatan harus didasari disiplin yang tinggi untuk mematuhi prosedur aseptic, teknik
Upayapengendailnnifekbsiersfaim
t uditlsipnial,dabeberapahaylangpeurldpierhakitandaalmpengendailnifek:si
invansif, upaya profilaksi, dan sebagainya.
b). Defence mechanism : Melindungi pasien dengan mekanisme pertahanan diri supaya tidak terpapar oleh sumber
infeksi.
c). Drug : Pemakaian obat-obatan antiseptic, antibiotic dan lain-lain yang dapat mempengaruhi kejadian infeksi.
d). Design : Rancang bangun ruang perawatan akan berpengaruh terhadap risiko penularan infeksi, khususnya melalui
udara (airbone), atau kontak fisik yang dimungkinkan bila luas ruangan tidak cukup memadai.
e). Device : peralatan protektif diperlukan sebagai penghalang penularan, misalnya pakaian pelindung, masker, kaca
mata pelindung, sarung tangan dan sebagainya.
 Pemberian obat yang aman dan akurat merupakan salah satu tugas
perawat. Perawat harus memahami masalah kesehatan klien saat
ini dan sebelumnya untuk menentukan apakah obat tertentu aman
dikonsumsi klien. Obat adalah alat utama terapi yang digunakan
2. Menurunkan
mikroorganisme oleh dokter untuk mengubati klien yang memiliki maslah
kesehatan. Walaupun obat dapat menguntungkan klien dalam
masalah kesehatannya, namun obat memiliki efek samping yang
harus diketahui perawat.
1. Kemurnian. Pabrik harus memenuhi standar kemurnian untuk tipe dan konsentrasi zat lain
tuk:ireb iagabes airet irk iki lm
eisurah takaraym
sam
airetidgnay radnatS .fi tkefenadm
naagnaysisodm
aladm
ailagnay tabom
airem
nenei lknaki tm
seakutnunakanugid ini radnatS

yang diperbolehkan dalam produksi obat.


2. Potensi. Konsentrasi obat aktif dalam preparat obat memengaruhi kekuatan atau potensi obat.
3. Bioavailability. Kemampuan obat untuk lepas dari bentuk dosisnya dan melarut, diabsorpsi,
dan diangkut tubuh ketempat kerjanya disebut bioavailability.
4. Kemanjuran. Pemeriksaan laboratorium yang terinci dapat membantu menentukan efektivitas
obat.
5. Keamanan. Semua obat harus terus dievaluasi untuk menentukan efek samping obat tersebut.
Tiga cara penyebaran penyakit menular secara langsung adalah:

• Jenis Penyebaran Penyakit Infeksi


A. Individu yaitu, ketika seseorang yang terinfeksi menyentuh, mencium,
yang Patut Diwaspadai bersin, atau batuk di sekitar orang yang tidak terinfeksi. Berbagai jenis
mikroorganisme ini juga bisa berpindah melalui darah, seperti lewat transfusi
TBC adalah contoh penyakit menular
yang disebabkan oleh bakteri, flu darah atau jarum suntik yang dipakai bersama. Penularan antar individu yang
merupakan infeksi virus, athlete’s foot terjadi lewat cairan tubuh, seperti misalnya ketika penderita melakukan
merupakan infeksi yang disebabkan
oleh jamur, sementara malaria hubungan seksual, dan menyebabkan penyakit menular seksual.
disebabkan oleh parasit melalui gigitan
nyamuk. Berbagai penyakit infeksi B. Ibu kepada janin yang dikandungnya, yaitu melalui plasenta atau
menular ini bisa menyebar secara didapatkan dari vagina ibu ketika bayi dilahirkan.
langsung maupun tidak langsung.
C. Binatang kepada manusia, yaitu melalui cakaran atau gigitan hewan yang
ditemui atau hewan peliharaan yang telah terinfeksi. Anda juga bisa terinfeksi
toksoplasmosis ketika membersihkan kotoran kucing peliharaan.
Infeksi nosokomial bisa menyebabkan pasien terkena bermacam-macam
penyakit dengan gejala yang berbeda-beda. Beberapa penyakit yang
Infeksi nosokomial adalah Infeksi paling sering terjadi akibat infeksi nosokomial adalah:
nosokomial terjadi di seluruh dunia dan
berpengaruh buruk pada kondisi a.Infeksi aliran darah primer (IADP).
kesehatan di negara-negara miskin dan
berkembang. Selain itu, infeksi
nosokomial termasuk salah satu b.Pneumonia.
penyebab terbesar kematian pada pasien
yang menjalani perawatan di rumah sakit. c.Infeksi saluran kemih (ISK).
d.Infeksi luka operasi (ILO).
• Penyebab infeksi nosokomial
Infeksi nosokomial paling sering disebabkan oleh bakteri. Infeksi bakteri ini lebih
berbahaya karena umumnya disebabkan oleh bakteri yang sudah kebal (resisten) terhadap
antibiotik. Infeksi nosokomial akibat bakteri ini bisa terjadi pada pasien yang sedang
mendapatkan perawatan di rumah sakit atau pasien dengan sistem imun atau daya tahan
tubuh yang lemah.
Selain bakteri, infeksi nosokomial juga dapat disebabkan oleh virus, jamur, dan parasit.
Penularan infeksi nosokomial dapat terjadi lewat udara, air, atau kontak langsung dengan
pasien yang ada di rumah sakit.
Faktor risiko infeksi nosokomial
Ada sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang yang berada di lingkungan rumah sakit untuk terkena infeksi nosokomial,
antara lain:

1. Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya akibat HIV/AIDS atau menggunakan obat imunosupresan

Menderita koma, cedera berat, luka bakar, atau syok

2. Memiliki akses atau sering kontak dengan pasien yang sedang menderita penyakit menular, tanpa menggunakan alat pelindung diri yang
sesuai standar operasional (SOP)

3. Berusia di atas 70 tahun atau masih bayi

4. Memiliki riwayat mengonsumsi antibiotik dalam jangka panjang

5. Menggunakan alat bantu pernapasan, seperti ventilator

6. Menjalani operasi, seperti operasi jantung, operasi tulang, operasi penanaman peralatan medis (misalnya alat pacu jantung atau implan),
atau operasi transplantasi organ
• Komplikasi yang dapat terjadi dari infekso insokomial adalah :
1. Endokarditis. adalah infeksi pada endokardium, yaitu lapisan bagian dalam jantung. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh masuknya
bakteri ke aliran darah, yang kemudian menginfeksi bagian jantung yang rusak. Bila kondisi ini tidak segera ditangani, endokarditis
dapat merusak katup jantung, dan memicu komplikasi yang berbahaya.
2. Osteomielitis adalah infeksi tulang yang umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus. Osteomielitis tergolong penyakit yang
jarang terjadi, tetapi butuh segera ditangani karena dapat menimbulkan sejumlah komplikasi serius. Osteomielitis bisa dialami oleh
semua orang dari segala usia.
3. Sepsis adalah komplikasi berbahaya akibat infeksi. Komplikasi infeksi tersebut dapat menimbulkan tekanan darah turun drastis serta
kerusakan pada banyak organ. Kedua hal ini dapat menimbulkan kematian.
4. Peritonitis adalah peradangan pada peritoneum, yaitu selaput tipis yang membatasi dinding perut bagian dalam dan organ-organ perut.
Peradangan ini umumnya disebabkan oleh infeksi bakteri atau jamur. Jika tidak ditangani, infeksi pada peritonitis dapat menyebar ke
seluruh tubuh. Normalnya, peritoneum bersih dari mikroorganisme.
5. Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang.
Meningitis terkadang sulit dikenali, karena penyakit ini memiliki gejala awal yang serupa dengan flu, seperti demam dan sakit kepala.
6. Abses paru adalah infeksi bakteri pada paru-paru yang menyebabkan munculnya nanah. Gejala utama abses paru adalah batuk
berdahak. Dahak yang dikeluarkan sering kali mengandung darah atau nanah, serta berbau.
• Kontaminasi
Pada umumnya kata kontaminasi selalu dihubungkan dengan sesuatu yang bermakna buruk/ negatif. Penggunaan kata
“kontaminasi” sering digunakan untuk banyak hal, termasuk diantaranya:
a) Kontaminasi Makanan Pengertian kontaminasi makanan adalah terjadinya percampuran antara bahan makanan dengan zat,
senyawa, atau mahluk hidup lainnya yang bersifat merusak makanan tersebut. Makanan yang sudah terkontaminasi zat yang
merusak akan berbahaya bila masuk ke dalam tubuh manusia.
b) Kontaminasi Lingkungan Pengertian kontaminasi lingkungan adalah masuknya komponen lain (zat, mahluk hidup) ke dalam
lingkungan yang mengakibatkan kualitas lingkungan tersebut menjadi rusak. Kontaminasi dapat terjadi karena ulah manusia
dan juga karena aktivitas alam.
c) Kontaminasi Silang Pengertian kontaminasi silang adalah terjadinya perpindahan bakteri dari bahan pangan mentah ke
produk pangan yang sudah jadi, baik secara langsung maupun tidak langsung. Kontaminasi silang umumnya terjadi karena
proses penyimpanan bahan makanan dan proses pembuatan makanan yang tidak bersih.
• Penyebab Kontaminasi
Secara umum ada tiga penyebab kontaminasi, yaitu kontaminasi biologis, kontaminasi kimia, dan kontaminasi fisik.
1. Kontaminasi Biologi; beberapa penyebab kontaminasi biologi atau mikrobiologis adalah parasit (protozoa dan cacing), virus,
bakteri patogen, yang dapat menyebabkan keracunan dan infeksi pada manusia.
2. Kontaminasi Kimia; bahan kimia yang dapat menimbulkan intoksikasi pada manusia. Beberapa bahan kimia penyebab
keracunan diantaranya antibiotika, residu pestisida, cemaran kimia industri.
3. Kontaminasi Fisik; pencemaran yang sifatnya fisik, misalnya batu, debu, rambut, logam, potongan kayu, kuku, atau bahkan
peralatan memasak yang digunakan. Kontaminasi fisik tidak selalu mengakibatkan penyakit, namun tetap berbahaya dan
menganggu kesehatan manusia.
 Beberapa sumber penyebab terjadinya infeksi nasokomial adalah:
a. Pasien
Pasien merupakan unsur pertama ynag dapat menyebarkan infeksi kepada pasien
• Infeksi nasokomial lainnya, petugas kesehatan, pengunjung, atau benda dan alat kesehatan lainnya.

Infeksi nasokomial adalah b. Petugas kesehatan


infeksi yang terjadi dirumah Petugas kesehatan dapat menyebarkan infeksi melalui kontak langsung yang
sakit atau dalam system dapat menularkan berbagai kuman ketemppat lain.
pelayanan kesehatan yang
berasal dari proses penyebaran c. Pengunjung
di sumber pelayanan kesehatan, Pengunjung dapat menyebarkan infeksi yang didapat dari luar ke dalam
baik melalui pasien, petugas lingkungan rumah sakit atau sebaliknya yang dapat dari dalam rumah sakit keluar
kesehatan, pengunjung, rumah sakit.
maupun sumber lain.
d. Sumber lain
Sumber lain yang dimaksud disini adalah lingkungan rumah sakit yang meliputi
lingkungan umum atau kondisi kebersihan rumah sakit atau alat yang ada di
rumah sakit yang dibawa oleh pengunjung atau petugas kesehatan kepadanpasien
dan sebaliknya.
• Pencegahan penularan infeksi
Prinsip-prinsip pencegahan infeksi yang efektif berdasarkan:
a)Setiap orang harus dianggap dapat menularkan penyakit karena infeksi yang terjadi bersifat asimptomatik
(tanpa gejala)
b)Setiap orang harus dianggap berisiko terkena infeksi
c)Permukaan tempat pemeriksaan, peralatan dan benda-benda lainyang akan dan telah bersentuhan dengan
kulit, selaput mukosa, atau darh harus dianggap terkontaminasi sehingga etelah selesai digunakan harus
dilakukan proses pencegahn infeksi secara benar.
d)Jika tidak diketahui apakah permukaan, peralatn atau bneda lainnya telah diproses dengan benar, harus
dianggap telah terkontaminasi.
e)Risiko infeksi tidak bisa dihilangkan secara total tetapi dapat dikurangi hingga sekecil mungkin dengan
menerapkan tindakan-tindakan pencegahan infeksi yang benar dan konsisten.
TERIMA KASIH
ILMU DASAR KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai