Anda di halaman 1dari 37

Pea

rn
Rong
etn
Dad
U
aS
,G
T
oa
rkd
san
CT
Scan
dam
lD
ag
inoG
siag
Jan
lu
tng
Konge
fs
it

Jurnal Reading

EDEMAPARU

As
iyahAnofi
14-066

Preseptor:
dY
r.anueAl zziS
, pR
. ad

FakutlasKedokteranUnviB
. atiurahmah
KepantieraanKnilk
iSeno
irRado io
lgi
RSAMBuktinggi
ABSTRAK

• Edemaparuadaa l hpenumpukancarianestravaskue
l rpadapenn
i gkatantekanansrikua
l sipum
l onalyangdsiebabkangagal
a
j ngtungkongesft.i

• Da
i gnossiedemaparuberdasarakangea
ja
l kn
ilsisertahaslte
i muandaripemerkisaanrado
i grafi

2
Continue…
• PemerkiaanUSGparudte
i mukangambarangarsiByangterbentuk

• PenctriaanCTmerupakanpenctriaanph
ilanpertamauntukkasus-kasustersebut

3
PENGANTAR

• Berbagaipatoo
l gipadaperutsepertigastrsi,karsn
i oma,m
il foma,karsn
i od
i ,metastassi,bezoarataucederakorosfidapat
mempengaruhiperut

• PenctriaanCTmerupakanpenctriaanph
ilanpertamauntukkasus-kasustersebut
Continue…
• Kemau j anteknool giCTdanperangkatu l nakg
tia-dm
i ensi(3D)teal hmengakftk iankemungkn i anbaruyangmenarki
sepertigambarendoskopiberbassi CT[endoskopivritual(VE)]sertamemungkn i kanstagn
i gakuratuntukpenyaktineopa
l sk
ti
dariperutdanmempredkisipenurunanberatbadanpasca-operasu i ntukpasei nyangmena ja
l no
i perasibara
i trki.
• Han il isangatpenntigbagiahiR
l ado
io
l giuntukmemahamiprotokolpenctriaana l mbungyangtepat.
TEKNIK CT
• PenctriaanCTabdomendg i unakanuntukpase i nyangmemkilikecurg i aankn
ilsi patool ga
il mbung→dengangea ja l gangguan
pencernaan,reu flxesofagusyangsutilda
i tasa
i taupenurunanberatbadandanmenoa l kendoskopikonvenso i nalataukijaendoskopi
secarateknsiterbatas.
• CTAbdomenu j gadgi unakanuntukpase i nyangmena ja
l niperencanaanpra-operasiuntukoperasia l mbung,pase i nyang
memkilipatool gipadaendoskopikonvenso i naldanfoo
l w-uppadapase i ndenganrw i ayatgastrektomi.
• PenctriaanCTscanda likukandenganpersa i pan,dm
i anapase i ndm
ini tauntukberpuasasetd i aknya6a
jm
Klasifikasi Berdasarkan Etiologi

Pneumotoraks spontan Pneumotoraks traumatik


1. Pneumotoraks spontan primer. 1. Non iatrogenik
IIIiIdiopatik tanpa adanya penyakit IIIiTerjadi akibat trauma
IIIiparu sebelumnya

2. Iatrogenik
2. Pneumotorks spontan sekunder.
IIIiTerjadi akibat komplikasi
IIIiPenyakit paru yang IIIiitindakan medis
mendasarinya

Winnie GB.. Pneumothorax. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF. Nelson textbook of pediatric. Edisi 18. Philadelphia : Saunders elsevier;2010.p. 1835-37.. 7
Klasifikasi Berdasarkan Fistula

Pneumotoraks Pneumotoraks
Tension
tertutup (simple terbuka (open
pneumotoraks
pneumothorax) pneumothorax)

Winnie GB.. Pneumothorax. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF. Nelson textbook of pediatric. Edisi 18. Philadelphia : Saunders elsevier;2010.p. 1835-37.. 8
Continue..

Klasifikasi Berdasarkan Fistula

Winnie GB.. Pneumothorax. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF. Nelson textbook of pediatric. Edisi 18. Philadelphia : Saunders elsevier;2010.p. 1835-37.. 9
Klasifikasi Berdasarkan Luas Paru Yang Mengalami Kolaps

• < 50% volume


Parsialis paru

• > 50% volume


Totalis paru

Winnie GB.. Pneumothorax. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF. Nelson textbook of pediatric. Edisi 18. Philadelphia : Saunders elsevier;2010.p. 1835-37.. 10
Continue..

Patofisiologi
Tekanan
Inspirasi dada
intraalveolar Udara masuk
mengembang
negatif

Rongga
Paru Kolaps
pleura

(-)Tekanan
intrapleura Hiperekspansi
negatif

Winnie GB.. Pneumothorax. Dalam: Kliegman RM, Behrman RE, Jenson HB, Stanton BF. Nelson textbook of pediatric. Edisi 18. Philadelphia : Saunders elsevier;2010.p. 1835-37.. 11
Diagnosis Pneumotoraks

• Sesak napas mendadak


• Nyeri dada
Anamnesis
• Tanpa atau dengan
penyakit paru sebelumnya

12
Pemeriksaan Fisik

• Hiperekspansi dinding dada


Inspeksi • Gerakannya tertinggal
• Trakea dan jantung terdorong ke sisi yang sehat

• RIC normal atau melebar


Palpasi • Iktus jantung terdorong ke sisi toraks yang sehat
• Fremitus melemah atau menghilang

Perkusi • Hipersonor

13
Pemeriksaan Penunjang

Rontgen thorax CT Scan

14
Terapi

terapi oksigen

observasi
aspirasi sederhana dengan kateter vena

WSD

pemasangan tube

Pleurodesis

torakoskopi

torakotomi

15
Identitas Pasien

Nama : An. Gisel Aira


Umur : 6 tahun 3 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Silungkang
MR : 193933
Tanggal masuk : 12 September 2019

16
Continue..
Keluhan Utama
(Alloanamnesis dengan ibu kandung pasien)

• Sesak nafas meningkat sejak 4 jam sebelum masuk rumah sakit

17
Riwayat Penyakit Sekarang
• Sesak nafas dirasakan selama ± 2 hari ini dan meningkat 4 jam sebelum
masuk Rumah Sakit. Sesak nafas menciut dan dipengaruhi oleh cuaca,
debu dan kelelahan. Pasien pernah terbangun malam hari karena sesak
nafas dan batuk-batuk
• Nyeri dada seperti ditusuk-tusuk yang diperburuk saat bernafas dan
batuk
• Demam naik turun sepanjang hari sejak 3 hari yang lalu, berkeringat
banyak dan menggigil mendadak
• Batuk dan pilek dirasakan sejak 3 hari yang lalu, batuk berdahak dan
sulit dikeluarkan. Batuk sudah dirasakan saat usia 2 tahun, namu hilang
timbul, batuk tidak berdahak.

18
Continue..
Riwayat Penyakit Sekarang
• Nafsu makan menurun sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit,
biasanya anak menghabiskan 1 porsi setiap kali makan, tetapi selama
sakit hanya menghabiskan ½ porsi
• Mual dan muntah tidak ada
• BAB dan BAK normal

19
Continue..
Riwayat Penyakit Dahulu
• Pasien pernah dirawat dengan keluhan sesak napas± 2 tahun yang
lalu
• Pasien dikenal dengan PJB non sianotik (VSD) terkonfirmasi
ekokardiogram
Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat dengan keluhan yang sama (-), TB (-), asma (-)
• Riwayat atopi (+) pada ayah pasien
Riwayat Pengobatan
• Pasien tidak ada mengkonsumsi obat rutin sesak atau jantungnya
• 1 hari SMRS pasien berobat ke RS Sawahlunto dan dirawat selama
1 hari, kemudian dirujuk ke RSUD M. Natsir
20
Riwayat Imunisasi
• Imunisasi ada sesuai usia.

Riwayat Persalinan
• Lama hamil : cukup bulan
• Cara lahir : spontan pervaginam
• Berat badan saat lahir : 3700 gr
• Panjang Badan : 49 cm
ANALISA KASUS
Status Generalis
Keadaan umum : Tampak Sakit Berat
Kesadaran : Gelisah
TD : 90/60 mmHg
Nadi : 130x/menit
Nafas : 59 x/menit
Suhu : 37,8°C
Berat Badan : 15 kg
TB : 115 cm
Status Gizi
Kesan : Gizi kurang perawakan tinggi

22
Status Lokalis

Mata : konjungtiva anemis (-/-),sklera ikterik (-/-), cekung (+)

Hidung : napas cuping hidung (+), sekret (+), perdarahan (-)

Telinga : sekret (-), perdarahan (-)

Mulut : mukosa bibir lembab, sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil T1-
T1 tidak hiperemis, faring tidak hiperemis

Leher : Tidak ada pembesaran KGB dan thyroid


Thoraks :
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis terlihat di II jari medial linea midclavicular sinistra
Palpasi : Ictus cordis teraba 1 jari medial RIC V LMCS tidak kuat angkat
Perkusi : Batas jantung normal
Auskultasi : Irama takikardi reguler, holosistolic murmur minimal, gallop (-)

Paru
Inspeksi : bentuk dada pigeon chest, tidak simetris
Palpasi : taktil fremitus kanan lemah
Perkusi : hipersonor pada lapangan paru kanan
Auskultasi: suara napas melemah pada paru kanan, rhonki (+/+),wheezing (-/-).
Abdomen
Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit
Auskultasi : Bising usus normal
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), nyeri lepas (-).
Hepar dan lien tidak membesar.
Perkusi : Timpani

Ekstremitas atas
Akral hangat, edema (-/-), CRT < 2'', refleks fisiologis (+) normal, refleks
patologis (-)

Ekstremitas bawah
Akral hangat, edema (-/-), CRT < 2'', refleks fisiologis (+) normal, refleks
patologis (-)
Pemeriksaan Anjuran
- Pemeriksaan Darah Rutin
- Pemeriksaan Rontgen Thorax
 Hasil Laboratorium

Darahrutin 12 September 2019

Hemoglobin : 13,8 g/dl


Hematokrit : 40,2 %
Leukosit : 18.700/
Trombosit : 490.000/
Eritrosit : 5.370.000/
● Foto rontgen thorak

Tampak pleural white line, deep sulcus sign, paru menjadi kolaps didaerah 28
hilus dan mendorong mediastinum ke arah kontralateral
Diagnosa Kerja :

- Pneumothorax ec. Pneumonia - - WSD


+PJB non sianotik (VSD) - - Pemberian Antibiotik
- Leukositosis intravena
- Trombositosis - - Ulang cek darah rutin
Penatalaksanaan

• IVFD RL : D5% (1:1) 140 cc/jam


• Inj. Aminophilin 4x40 mg/1/2 jam
• Inj. Cefotaxime 2x700mg
• O2 3L /menit nasal canul
• Nebu combivent 3x1 + NaCl 0,9 % 3cc
ANALISA KASUS

Pada kasus ini, seorang An. G, usia 6 tahun di diagnosis dengan


Pneumothorax ec. Pneumonia + PJB non sianotik (VSD) + Leukositosis +
Trombositosis. Diagnosis Pneumothorax ec. Pneumonia + PJB non
sianotik (VSD) + Leukositosis + Trombositosis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik dan permeriksaan laboratorium

31
ANALISA KASUS

Sesuai literatur, gejala dari


pneumotoraks yaitu sesak nafas yang
Pada anamnesis didapatkan keluhan tidak disebabkan oleh faktor pencetus
berupa: seperti debu, cuaca dan lingkungan.
Sesak nafas, nyeri dada seperti Nyeri dada tajam yang timbul secara
ditusuk-tusuk, batuk berdahak yang tiba-tiba dan memberat saat batuk dan
sulit dikeluarkan, pilek dan demam naik menarik nafas dalam. Dada terasa
turun sepanjang hari sempit, mudah lelah, denyut jantung
cepat, warna kulit menjadi kebiruan
akibat kekurangan oksigen

32
ANALISA KASUS

Pada pemeriksaan fisik didapatkan: Menurut literatur, pemeriksaan fisik


-Suhu 37,8 pneumotoraks didapatkan
-Paru: hiperekspansi dinding dada,
-Inspeksi : bentuk dada pigeon chest, tidak gerakannya tertinggal, trakea dan iktus
simetris jantung terdorong ke sisi toraks yang
-Palpasi : taktil fremitus kanan lemah sehat, fremitus melemah, perkusi
-Perkusi : hipersonor pada lapangan paru kanan hipersonor dan suara nafar melemah
-Auskultasi: suara napas melemah pada paru
kanan, rhonki (+/+)

33
 
ANALISA KASUS
• Padapemeriksaandarahrutindidapatkanleukositosis 18.700/.
Untukmenegakkan diagnosis
pastipenyebabinfeksidiperlukanpemeriksaandahak
• Menurutliteratur,
padapemeriksaandapatditemukanbakteripenyebabinfeksi.
Diagnostikpastipneumotoraks
• Padapemeriksaanfotorontgen thorax
didapatkanluaspneumotoraks>15% darihemitoraks
• Menurutliteratur, padapemeriksaandapatditemukanluaspneumotoraks.
Diagnostikpastipneumotoraksyaituditemukannyapleural white line, deep
sulcus sign,
penekananjaringanparukearahhilusatauparumenjadikolapsdidaerahhilus
danmendorong mediastinum kearahkontralateral
34
TERAPI ANALISA KASUS
Inj. Aminophillin Menurut penulis pemberian bronkodilator sudah tepat
4x40 mg (IV) karena merupakan salah satu pilihan pada kondisi sesak
nafas dan ancaman henti nafas.
Dosis : 6-8 mg/kgBB/hari
BB : 15 kg
Dosis yang diberikan : 8 mg x 15 kg = 120 mg/ hari

Inj. Cefotaxime Menurut penulis pemberian antibiotik ampicillin sudah tepat


2x700 mg (IV) karena merupakan salah satu pilihan antimikroba pada
infeksi saluran nafas.
Dosis : 50 – 100 mg /kgBB/ hari dibagi setiap 6 jam
BB : 15 kg
Dosis yang diberikan : 50 mg x 15 kg = 750 mg/ hari
TERAPI ANALISA KASUS
O2 3L/menit Menurut penulis pemberian O2 3L/menit sudah tepat
karena dapat meningkatkan laju resorbsi apabila fistula
yang menghubungkan alveoli dan rongga pleura telah
menutup. Tindakan ini ditujukan untuk pneumotoraks
tertutup dan terbuka.

Nebu Combivent Menurut penulis pemberian nebu combivent sudah tepat


3x/hari karena terapi inhalasi combivent yang mengandung
fenoterol HBr (obat golongan bronkodilator/agonis seletif β
2 adrenergik) dan ipratropium bromide (obat golongan
antagonis muskarinik menimbulkan efek muskarinik pada
sel otot polos bronkus) biasa digunakan untuk pengobatan
penyakit daluran pernapasan
Terima Kasih

37

Anda mungkin juga menyukai