Anda di halaman 1dari 23

Proses Pemulihan Lesi

Pada Susunan Syaraf


Kelompok VI

Dosen Pengampu: Dzikra Nurseptiani, S.Ftr.


Nama Anggota Kelompok
Amelia Afifah Hani Nadia Zulfa Salsabila
(202002050045) (202002050049)

Anis Nabil Mairiza Putri Sasi Kirani


(202002050046) (202002050050)

Niswah Zur’ah Salma. S Umu Farda larasati


(202002050047) (202002050051)

Indhah Hajar Larasati Ninit Amalia Permata


(202002050048) (202002050052)
Latar Belakang
Beberapa akibat kecelakaan adalah dislokasi yang disebabkan oleh kekuatan dengan
tiba – tiba dan berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan, penekukan atau
terjatuh dengan posisi miring, pemuntiran, atau penarikan dan terjadi tergantung pada
derajat kekuatannya.

Setiap trauma yang dapat mengakibatkan dislokasi juga dapat sekaligus merusak
jaringan lunak di sekitar dislokasi mulai dari otot, fascia, kulit, tulang, sampai struktur
neuromuscular

Adapun peran fisioterapi dalam penanganan kondisi lesi plexus brachialis adalah
bermacam – macam modalitas fisioterapi yang dapat diberikan pada
permasalahan penurunan kemampuan sensoris, penurunan kekuatan otot,
keterbatasan lingkup gerak sendi dan adanya atrofi.
Pengertian UMN dan LMN

Upper Motor Neuron (UMN) adalah neuron-neuron 04


motorik yang berasal
dari korteks motorik serebri atau batang otak yang seluruhnya (dengan
serat saraf-sarafnya ada di dalam sistem saraf pusat.

Lower motor neuron (LMN) adalah neuron-neuron motorik yang


berasal dari sistem saraf pusat tetapi serat-serat sarafnya keluar dari
sistem saraf pusat dan membentuk sistem saraf tepi dan berakhir di
otot rangka.
Pemulihan Kerusakan Syaraf

Pada kasus yang termasuk salah satu tingkat cedera, ini digunakan secara
awal untuk mengkategorikan step-step regeneratif ini secara anatomik pada
tingkat secara kasar. Rangkaian regenerasi dapat dibagi menjadi zona-zona
anatomik:

• Tubuh sel saraf


• Segmen antara tubuh sel dan tempat cedera
• Tempat cedera sendiri
• Segmen distal antara
Plastisitas Otak

01
Plastisitas otak (neuroplasticity) adalah kemampuan
otak melakukan reorganisasi dalam bentuk adanya
interkoneksi baru pada saraf. Plastisitas merupakan
sifat yang menunjukkan kapasitas otak untuk berubah
dan beradabtasi terhadap kebutuhan fungsional.
Penggolongan Plastisitas Otak
a. Plastisitas dari struktur anatomi: c. Cross modal plasticity, meliputi :
• Regenerasi ( regeneration). • Aktivasi bilateral dari sistem motorik.
• Penyebaran kolateral (collateral sprouting). • Penggunaan jalur ipsilateral.
• Perekrutan area motorik tambahan.

b. Penyesuaian fisiologis

• Diaschisis atau pemulihan spontan.

• Peningkatan sensitifitas hubungan sara

• Pengefektifan sinapsis laten


Perbaikan yang terus berlangsung dalam beberapa bulan
bahkan beberapa tahun (plastisitas otak)
a. Pengefektifan sinapsis laten : c. Peningkatan sensitivitas hubungan saraf :
Pembukaan jalur yang sebelumnya pasca sinapsis menjadi sangat sensitif sehingga
telah ada tetapi secara fungsional impuls saraf minimal mampu diterima, perubahan
terdepresi melalui belajar dapat dalam kondisi dendrit termasuk peningkatan
dipanggil ketika sistem yang biasa pengeluaran transmitter dan disinhibisi terminal
telah gagal. eksitatoris.
b. Axonal regeneration yaitu terjadi
regenerasi pada serabut saraf dimulai
dari proksimal menuju distal.
Faktor yang mempengaruhi penyembuhan

a. Ukuran lesi.
b. Umur.
c. Jenis kelamin.
d. Tipe/perjalanan kerusakan.
e. Kematangan dari area yang rusak.
f. Fungsi dari area tersisa.
g. Pemakaian/latihan (dari therapeutic
intervention)
h. Lingkungan
i. Intervensi obat-obatan (pharmacotherapy)

 
Mekanisme Pemulihan
Penyembuhan fungsional setelah cedera saraf meliputi beberapa
step, tiap step dapat melambat atau mengganggu proses regeneratif.
Rangkaian regenerasi dapat dibagi menjadi zona-zona anatomik:

1) Tubuh sel saraf.

2) Segmen antara tubuh sel dan tempat cedera.

3) Tempat cedera sendiri.

4) Segmen distal antara tempat cedera dan organ akhir.

5) Akhir organ sendiri.


Hubungan Tonus dengan Gerak
Adanya gangguan SSP akan mengakibatkan abnrmal tonus postural,
kemudian berdampak terhadap menurunnya kualitas gerak
mengakibatkan terjadinya abnormalitas pada umpan balik sensoris

Pada tahap ini akan terjadi kompensasi gerak. Adanya abnormalitas


gerak memberikan dampak terhadap komponen-komponen gerak lainnya
yang saling berhubungan satu sama lain.
03
Tonus otot adalah kondisi palpasi otot normal saat istirahat yang bersifat
tidak flaksid dan mempunyai regangan tertentu.

Hal ini juga diperoleh saat otot tersebut digerakkan secara pasif. Resistensi
otot karena digerakkan secara pasif secara prinsip dapat disebabkan oleh
dua faktor: yaitu sifat viskoelastik otot itu sendiri dan tegangan yang
diakibatkan oleh kontraksi.
05
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai