Anda di halaman 1dari 27

KOMUNIKASI TEURAPETIK DALAM

PELAYANAN DAN ASUHAN


KEPERAWATAN PROFESIONAL

PEMBICARA
Ceri Andriana, Amd.Kep
Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian
pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang
lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain
tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh
penyampai pikirian-pikiran atau informasi.

Proses komunikasi efektif adalah pesan diterima


dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh pengirim
pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan
oleh penerimaan pesan dan tidak ada hambatan untuk
hal itu.
Komponen komunikasi
 Pengirim (komunikator) = (dokter, bidan,
perawat, petugas admission, dan lainnya)
 Penerima (komunikan) = (pasien,
keluarga pasien, bidan, perawat, dokter,
petugas admission, dan lainnya)
 Media
 Berita (lisan, tertulis atau keduanya)
 Pesan
 Feed back (umpan balik)
 Cara berbicara (talking)
 Mendengar (listening)
 Cara mengamati (observation)
 Menjaga sikap selama berkomunikasi
dengan komunikan (bahasa tubuh)
 Komunikasi efektif adalah tepat waktu, akurat, jelas dan
mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat
mengurangi tingkat kesalahan (kesalah pahaman).

 Komunikasi efektif via telepon adalah komunikasi


melalui telepon yang dilakukan tepat waktu, secara
akurat, lengkap,jelas, dimengerti,tidak duplikasidan tepat
kepada penerima informasi untuk mengurangi kesalahan
dan untuk meningkatkan keselamatan pasien.

 Pelaporan nilai kritis hasil laboratorium adalah cara


melaporkan hasil laboratorium yang nilainya memiliki
resiko besar akan menimbulkan masalah dan harus
segera dilaporkan.
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM
PELAYANAN KESEHATAN
1. Komunikasi Efektif dengan Masyarakat
2. Komunikasi efektif PPA dengan management
rumah sakit
3. Komunikasi Efektif Dokter-Pasien
4. Komunikasi Efektif Perawat-Pasien
5. Komunikasi antar pemberi layanan (dokter,
tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan
lainnya) yang dilakukan pada saat pertukaran
shift jaga antar petugas dengan metode SBAR
dan pada saat melaporkan kondisi/keluhan
pasien via telepon kepada DPJP
6. Komunikasi Asuhan dan Edukasi
Menurut Konsil Kedokteran Indonesia (2006),
komunikasi efektif dokter pasien adalah
pengembangan hubungan dokter pasien secara
efektif yang berlangsung secara efisien, dengan
tujuan utama penyampaian informasi atau
pemberian penjelasan yang diperlukan dalam
rangka membangun kerjasama antara dokter
dengan pasien. Komunikasi yang dilakukan
secara verbal dan non verbal akan menghasilkan
pemahaman pasien terhadap keadaan
kesehatannya, peluang dan kendalanya, sehingga
dapat bersama-sama dokter mencari alternative
untuk mengatasi permasalahnnya (KKI, 2006).
Komunikasi yang bersifat informasi asuhan di dalam
rumah sakit
1. Jam pelayanan, berupa informasi tertulis di tempat-
tempat tertentu, public area, leaflet, lisan oleh frontliner.
2. Pelayanan yang tersedia.
3. Cara mendapatkan pelayanan, berupa komunikasi lisan
oleh petugas bagian pendaftaran, UGD, semua titik-titik
unit frontliner.
4. Sumber alternatif mengenai asuhan dan pelayanan
yang diberikan ketika kebutuhan asuhan pasien
melebihi kemampuan rumah sakit.
5. Akses informasi ini dapat diperoleh melalui custumer
service, admission, website.
Komunikasi yang bersifat edukasi
(pelayanan promosi) di dalam rumah
sakit
1. Edukasi tentang obat.
2. Edukasi tentang penyakit.
3. Edukasi pasien tentang apa yang harus dihindari.
4. Edukasi tentang apa yang harus dilakukan
pasien untuk meningkatkan kualitas hidupnya
pasca dari rumah sakit.
5. Edukasi tentang gizi
Menurut Konsil Kedokteran Indonesia (2006), keterampilan
berkomunikasi berlandaskan empat unsur yang merupakan inti
komunikasi
1. Sumber (yang menyampaikan informasi). Siapa dia?
Seberapa luas/dalam pengetahuannya tentang informasi
yang disampaikannya?
2. Isi pesan (apa yang disampaikan). Panjang pendeknya,
kelengkapannya perlu disesuaikan dengan tujuan
komunikasi, media penyampaian dan penerimanya.
3. Media yang digunakan. Apakah hanya berbicara? Apakah
percakapan dilakukan secara tatap muka atau melalui
telepon, menggunakan lembar lipat, buklet, vcd dan alat
peraga.
4. Penerima (yang diberi informasi). Bagaimana
karakternya? Apa kepentingannya? (langsung atau tidak
langsung).
PELAKSANAAN KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Komunikasi Efektif dengan Masyarakat
a. Populasi masyarakat
b. Strategi
c. Isi informasi

2. Komunikasi Efektif PPA dengan


Management rumah sakit
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) antara
lain dokter, perawat, bidan, ahli gizi,
radiografer maupun laobrat serta pegawai
lain yang termasuk kedalam karyawan RS
•Komunikasi Efektif Perawat-Pasien

3. Komunikasi Efektif Dokter – Pasien


Dalam hubungan tenaga medis dan pasien, baik dokter
maupu pasien dapat berperan sebagai sumber atau
pengirim pesan dan penerima pesan secara bergantian.
Pasien sebagai pengirim pesan dan penerima pesan
secara bergantian.
4. Komunikasi Efektif Perawat – Pasien
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, komunikasi
merupakan salah satu faktor penting dimana terjadi
proses pertukaran informasi secara verbal dalam
pertemuan tatap muka antara perawat dengan pasien.
Kemampuan dalam melakukan komunikasi interpersonal
yang efektif akan menentukan kualitas asuhan yang
diberikan
Dalam berkomunikasi di rumah sakit
petugas dan tenaga medis harus
melakukan proses verifikasi terhadap
akurasi dari komunikasi lisan dengan
Tulis, Bacakan kembali dan Konfirmasi
ulang (TULBAKON) yaitu:
1. Pemberi pesan memberikan pesan
secara lisan
2. Penerima pesan menulis isi pesan
(TULIS)
3. Isi pesan dibacakan kembali secara
lengkap oleh petugas penerima pesan
(BACA)
4. Penerima pesan mengkonfirmasikan
kembali isi pesan kepada pemberi pesan
(KONFIRMASI)
5. Komunikasi antar pemberi layanan (dokter,
tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan
lainnya)
Dalam memberikan pelayanan kesehatan di RS
antar pemberi layanan komunikasi yang terjadi
menggunakan teknik SBAR yang terdiri dari
unsur Situation, Background, Assessment,
Recommendation.
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi
pasien yang memerlukan perhatian dan tindakan segera.
Pada prinsipnya SBAR merupakan komunikasi standar yang
ingin menjawab pertanyaan, yaitu apa yang terjadi, apa yang
diharapkan oleh perawat dari dokter yang dihubungi dan
kapan dokter harus mengambil tindakan.

Penjabaran Empat (4) Unsur SBAR


1. Situation (Menjelaskan kondisi terkini yang terjadi pada
pasien)
2. Background (Berisi informasi penting apa yang
berhubungan dengan kondisi pasien saat ini)
3. Assessment (Hasil pengkajian kondisi pasien terkini)
4. Recommendation (Apa yang perlu dilakukan untuk
mengatasi masalah pasien saat ini)
Contoh laporan perawat ke dokter dengan menggunakan SBAR
(Haig, K.M, dkk, 2006)
Situation (S) •Sebutkan nama anda dan unit
•Sebutkan identitas pasien dan nomor kamar pasien
•Sebutkan masalah pasien tersebut
(misalnya sesak nafas, nyeri dada, dll)

Background (B) •Sebutkan diagnosis dan data klinis pasien sesuai


kebutuhan
•Status kardiovaskuler (Nyeri dada, tekanan
darah,EKG, dsb)
•Status respirasi (Frekuensi pernafasan, SpO2,
analisa gas darah, dsb)
•Status gastrointestinal (Nyeri perut,
perdarahan,dsb)
•Neurologis (GCS, Pupil)
•Hasil laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya
Assessment (A) •Sebutkan problem pasien tersebut
•Problem kardiologi
•Problem gastro-intestinal

Recommendation •Rekomendasi (pilih sesuai kebutuhan)


(R) Saya meminta dokter untuk :
Memindahkan pasien ke ICU
Segera datang melihat pasien
Mewakilkan dokter lain untuk datang
Konsultasi ke dokter lain
Pemeriksaan atau terapi apa yang diperlukan :
Foto rontgen
Pemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan EKG
Pemberian oksigenasi
Beta 2 agonis nebulizer
6. Komunikasi Asuhan dan Edukasi
Komunikasi yang bertujuan untuk memberikan
informasi asuhan ini biasanya dilakukan oleh
petugas customer service, registrasi dan
admission yang meliputi:
1. Jam pelayanan
2. Pelayanan yang tersedia
3. Cara mendapatkan pelayanan
4. Sumber alternatif mengenai asuhan pelayanan
yang diberikan ketika kebutuhan pasien melebihi
kemampuan rumah sakit
Terdapat 3 tahap dalam pemberian edukasi
1. Tahap penilaian pasien
2. Tahap penyampaian informasi
3. Tahap Verifikasi
PELAKSANAAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi Efektif di Ruang Pendaftaran
1. Melalui telepon
2. Datang langsung

Komunikasi Efektif Rawat Jalan


4S (senyum, sambut, sapa, salam)

Komunikasi Efektif Rawat Inap

Anda mungkin juga menyukai