Kegawatdaruratan Psikiatri
Kegawatdaruratan Psikiatri
n Psikiatri
dr. Bintang Arroyantri P., Sp.KJ
DEFINISI
Psikiatri kegawatdaruratan (psychiatric emergency):
Alat fiksasi kaki dan Straight jacket: untuk Alat injeksi : spuit 3 cc
tangan: pasien dgn hiperaktifitas
• Kain yg kuat & halus motorik
• 40 cm x 20 cm x 0,5 cm
Selimut
• 2 tali pengikat: utk
manset & ke tempat
tidur
• 4 buah: utk lengan &
tungkai
SEDIAAN OBAT-OBATAN
● ORAL INJEKSI
• Haloperidol tablet 1,5 mg, dan 5 mg • Haloperidol injeksi 5 mg/ml (kerja singkat).
• kegawatdaruratan.
Diazepam tablet 5 mg
• Diazepam injeksi 10 mg
• Lorazepam 1 mg, 2 mg
• Klorpromazine injeksi 25 mg
• Propanolol 10 mg, 40 mg
• Difenhidramin injeksi 25 mg/ml
• Triheksifenidil 2 mg
• Sulfas atropin injeksi 0,25 mg/ml
PRINSIP WAWANCARA
HAL YANG PERLU DILAKUKAN
• Lakukan pengkajian pada area yang tertutup (privasi)
• Ciptakan hubungan terapeutik
• Yakinkan bahwa pasien berada di tempat yang aman
• Lakukan komunikasi terapeutik :
o Bicara dengan tenang, ajak pasien untuk tenang
o Vokal jelas dan nada suara tegas
o Intonasi rendah
o Gerakan tidak tergesa-gesa
o Pertahankan posisi tubuh
o Hargai dan bicara dengan sopan kepada pasien
PRINSIP WAWANCARA
HAL YANG HARUS DIHINDARI
• Mengancam dan merasa terancam
• Menertawakan pasien saat melakukan wawancara
• Merasa tidak adekuat ataupun sangat tidak pasti
• Menghakimi
• Marah terhadap keluarga yang membawa
Kegawatdaruratan
Psikiatri
Algoritma Utama
Kegawatdaruratan
Psikiatri
SNPPDI 2019
3B (Kegawatdaruratan)
• Gangguan stres pasca trauma
• Percobaan bunuh diri
• Sindrom Neuroleptik Maligna (SNM)
• Gaduh gelisah organik (delirium, demensia, penggunaan zat psikoaktif)
• Delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya
01
GANGGUAN
STRESS PASCA
TRAUMA
DEFINISI
• Kata bunuh diri berasal dari bahasa Latin “suicidium” yang berarti
“membunuh diri sendiri”.
• Bunuh diri adalah tindakan melukai diri sendiri disertai dengan beberapa
bukti untuk mengakhiri hidup
• 4 Kelompok bunuh diri
1.Orang yang berhasil melakukan bunuh diri
2.Orang yang mengancam melakukan bunuh diri
3.Orang yang telah menjalankan tingkah laku bunuh diri
4.Mereka yang menghancurkan diri (self destruction)
ALASAN SESEORANG PADA PERILAKU BUNUH
MEMILIH BUNUH DIRI: DIRI DAPAT DIJUMPAI:
5. Waham bersalah
Tanda Perilaku • Perubahan perilaku drastic
Tanda Fisik • Menarik diri • Impulsif
• Tidak memedulikan penampilan diri • Tidak tertarik dengan hal-
• Kehilangan hasrat seksual hal yang dulu disukai • Melukai diri
• Penyalahgunaan alkohol • Mengembalikan semua
• Gangguan tidur
atau zat barang-barang, mengubah
• Kehilangan nafsu makan, BB menurun • Perilaku yang tidak surat wasiat, menitipkan
• Keluhan kesehatan fisik menentu hal-hal yang dicintai
Tanda Pikiran
Tanda Perasaan
• “Saya tidak membutuhkan apa-apa lagi” • Putus asa
• “Saya tidak bisa berbuat apa pun yang baik” • Marah
• “Saya tidak bisa berpikir benar” • Rasa bersalah
• • Kesepian
“Saya berharap saya mati”
• Tidak berarti
• “Segalanya akan lebih baik tanpa saya”
• Sedih
• “Semua masalah saya akan berakhir secepatnya” • Tidak ada harapan
• “Tidak ada yang dapat menolong saya” • Tidak Tertolong
PENILAIAN GAWAT DARURAT UNTUK RESIKO BUNUH DIRI
1. Wawancara untuk mengkaji penyebab
2. Wawancara untuk mengkaji faktor resiko dan faktor protektif
3. Lakukan pemeriksaan fisik untuk mencari tanda-tanda
Hal yang harus dilakukan
dan dihindari
MANAJEMEN PENCEGAHAN BUNUH DIRI
1. Awasi, jangan biarkan pasien sendirian.
4. Buat kontrak dengan pasien bahwa ia tidak akan melakukan tindakan bunuh diri dalam
• Gejala yang dapat muncul berupa demam, perubahan status mental, rigiditas otot, disfungsi
otonom, diaforesis yang profuse, tekanan darah abnormal (hipertensi, hipotensi, atau naik
turun drastis)
Obat-obatan yang dapat
menyebabkan NMS
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING
TATALAKSANA
• Syok: tatalaksana syok, dan berikan suntikan nor-adrenalin (Jangan berikan suntikan
adrenalin!)
• Psikoedukasi pasien dan keluarga: informasikan gejala efek samping obat pada anggota
keluarga
• Difenhidramin: 12,5-25 mg, IM. Diulang setiap 30 menit sampai dosis maksimal 100 mg/hari.
ETIOLOGI
1.Psikosis Organik
2.Psikosis Fungsional
3.Kecemasan atau Reaksi stress akut
TANDA DAN GEJALA
• Aktivitas motorik yang berlebihan, tidak sesuai dan
tidak bertujuan
• Menyerang
• Kontrol impuls yang buruk
• Postur tegang dan condong ke depan
• Ketakutan dan/atau anxietas yang berat
• Iritabilitas yang dapat meningkat intensitasnya
menjadi perilaku yang mengancam
• Ketidakmampuan untuk menilai situasi dengan baik
• Isi pembicaraan berlebihan dan bersifat menghina
• Tekanan suara keras dan menuntut
• Marah-marah, merasa tidak aman
TATALAKSANA
Oral
Haloperidol
• 2 x 2,5 mg (untuk pasien yang baru pertama kali minum obat antipsikotik)
• 2x 5 mg (untuk pasien yang pernah mendapatkan antipsikotik
Injeksi
• Haloperidol 2,5 - 10 mg (I.M.) diulang setiap 30 menit hingga mencapai dosis maksimal 30
mg
• Diazepam 10 mg (I.V. lebih baik, dapat diberikan I.M. bila I.V sulit dilakukan,kontraindikasi
pada penurunan kesadaran) yang dapat diulang setiap 30 menit hingga mencapai dosis
maksimal 20 mg.
05
DEMENSIA
DEFINISI
• Demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit/gangguan otak yang biasanya bersifat
kronik – progresif
• Terdapat gangguan fungsi luhur kortikal yang multipel (multiple higher cortical function),
termasuk di dalamnya : daya ingat, daya pikir, orientasi, daya tangkap (comprehension),
berhitung, kemampuan belajar, berbahasa, dan daya nilai (judgement).
• Umumnya disertai dan ada kalanya diawali dengan kemrosotan (deterioration) dalam
pengendalian emosi, perilaku sosial, atau motivasi hidup.
PEDOMAN DIAGNOSTIK DEMENSIA MENURUT PPDGJ III
1. Adanya penurunan kemampuan daya ingat dan daya pikir, yang sampai mengganggu kegiatan
harian seseorang (personal activities of daily living) seperti : mandi, berpakaian, makan,
kebersihan diri, buang air besar dan kecil
2. Tidak ada gangguan kesadaran (clear consiousness).
3. Gejala dan disabilitas sudah nyata untuk paling sedikit 6 bulan.
PENILAIAN
1. Tanyakan pada keluarga/pelaku rawat apakah pernah berobat untuk demensia atau adakah
tanda dan gejala demensia yang mengganggu fungsi sehari-hari.
2. Perhatikan perilaku pasien selama pemeriksaan, adakah tanda-tanda berikut:
a. Tampak bingung/disorientasi
b. Banyak menjawab “tidak ingat/tidak tahu”
c. Meminta keluarga untuk menjawab pertanyaan yang diajukan kepadanya
d. Kesulitan menemukan kata, menggunakan kata yang tidak tepat atau tidak dapat
dipahami
e. Kesulitan mengikuti pembicaraan
PENILAIAN
3. Lakukan pemeriksaan status mental & kognitif serta status fungsional (ADL)
4. Lakukan anamnesis singkat dengan fokus pada kemungkinan penyebab agitasi pada demensia
(delirium, nyeri, penggunaan zat/obat, masalah psikososial, sindrom neuropsikiatrik, atau
akibat langsung demensia).
5. Lakukan pemeriksaan fisik, status mental serta pemeriksaan penunjang sesuai indikasi untuk
memastikan penyebab agitasi.
ALGORITMA DEMENSIA
ALGORITMA PEMILIHAN TERAPI AGITASI PADA DEMENSIA
Pemilihan obat untuk
subtype agitasi
INTERVENSI NON FARMAKOLOGIS
Untuk Semua Agitasi
1. Edukasi keluarga tentang demensia dan agitasi
2. Berikan aktivitas terstruktur & rutin
3. Hindari stimulant kurang/berlebihan
4. Gunakan pengaman, batasi akses ke pintu
5. Kurangi isolasi, sering ajak bicara.
• Merupakan suatu kondisi dimana kesadaran pasien nampak berkabut (clouded state of
conciousness), penurunan kejernihan kesadaran akan lingkungan
• Gangguan siklus tidur bangun, dengan insomnia malam hari atau mengantuk pada siang hari
• Pada pasien yang mengalami perubahan mendadak dalam fungsi fisik (penurunan mobilitas,
perubahan nafsu makan, sulit tidur, gelisah), kognitif (bingung, sulit konsentrasi, respons
lambat), persepsi (halusinasi visual atau auditorik), dan perilaku sosial (tidak kooperatif), cek
apakah ada faktor risiko predisposisi delirium.
• Lakukan pemeriksaan fisik (status generalis, status neurologis) yang cermat serta lakukan
pemeriksaan darah lengkap, analisis gas darah dan elektrolit, kimia darah (glukosa sewaktu,
tes fungsi hati, fungsi ginjal), urinalisis, EKG, dan foto toraks untuk menyingkirkan faktor
presipitasi delirium.
PENILAIAN
• NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat yang jika masuk
ke dalam tubuh menyebabkan gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi sosialnya yang
disebabkan intoksikasi dan putus penggunaan NAPZA.
• Intoksikasi adalah kumpulan gejala yang disebabkan oleh penggunaan Napza dalam dosis
cukup tinggi
• Gejala Putus Zat (Withdrawal) adalah kumpulan gejala yang terjadi setelah menghentikan atau
mengurangi penggunaan Napza.
• Etiologi:
1. Faktor Individu
2. Faktor Lingkungan
3. Faktor NAPZA
NARKOTIKA PSIKOTROPIKA
1. Narkotika Golongan I: Narkotika yang 1. Psikotropika Golongan I Contoh:
hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu ekstasi, shabu, LSD
pengetahuan (Contoh : heroin/putauw, 2. Psikotropika Golongan II Contoh:
kokain, ganja). amfetamin, metilfenidat atau ritalin
2. Narkotika Golongan II: Narkotika yang 3. Psikotropika Golongan III Contoh:
berkhasiat pengobatan digunakan sebagai pentobarbital, Flunitrazepam.
pilihan terakhir (Contoh : morfin, petidin)
4. Psikotropika Golongan IV Contoh:
3. Narkotika Golongan III: Narkotika yang diazepam, bromazepam, Fenobarbital,
berkhasiat pengobatan dan banyak klonazepam, klordiazepoxide, nitrazepam,
digunakan dalam terapi (Contoh : kodein) seperti pil BK, pil Koplo, Rohip, Dum,
MG.
ZAT ADIKTIF LAIN Tingkat Pemakaian Napza
1. Minuman berakohol
1. Pemakaian coba-coba (experimental use)
Ada 3 golongan minuman berakohol,
yaitu : 2. Pemakaian sosial/rekreasi
(social/recreational use)
• Golongan A : kadar etanol 1-5%,
(Bir) 3. Pemakaian Situasional (situasional use).
• Golongan B : kadar etanol 5-20%,
(Berbagai jenis minuman anggur) 4. Penyalahgunaan (abuse)
• Golongan C : kadar etanol 20-45%,
(Whiskey, Vodka, TKW, Manson 5. Ketergantungan (dependence use)
House, Johny Walker, Kamput
2. Inhalasia (contoh: Lem, thinner,
penghapus cat kuku, bensin)
3. Tembakau
Perubahan Fisik Perubahan Sikap dan Perilaku
• Pada saat menggunakan NAPZA: jalan sempoyongan, • Prestasi sekolah menurun
bicara pelo, apatis, mengantuk, agresif,curiga • Pola tidur berubah
• Bila kelebihan dosis (overdosis) : nafas sesak,denyut • Sering berpegian sampai larut malam
jantung dan nadi lambat, meninggal. • Sering mengurung diri
• Bila sedang ketagihan (putus zat/sakau) : mata dan • Sering berbohong dan minta banyak uang dengan
hidung berair,menguap terus menerus, rasa sakit berbagai alasan tapi tak jelas penggunaannya
diseluruh tubuh,kejang, kesadaran menurun. • Sering bersikap emosional
• Pengaruh jangka panjang: penampilan tidak sehat, tidak
peduli terhadap kesehatan dan kebersihan, gigi tidak Perubahan terhadap Lingkungan Sosial
terawat dan kropos. • Gangguan mental, anti-sosial dan dikucilkan oleh
lingkungan
• Merepotkan keluarga
• Pendidikan menjadi terganggu, masa depan suram
TATALAKSANA Terapi Intoksikasi Kokain dan Amfetamin:
Tatalaksana Umum
• Bila suhu naik: kompres dengan air hangat
• Pemantauan tanda-tanda vital
• Untuk mencegah kejang berikan diazepam 10-30
• Evaluasi tingkat kesadaran, serta jalan nafas pasien mg per oral/parenteral diulang 15-20 menit
• Observasi tanda vital setiap 15 menit selama 4 jam • Bila ada gejala psikotik berikan haloperidol 3 x 2.5-
• Evaluasi pemberian oksigen 5 mg
• Pasien dipuasakan untuk menghindari aspirasi • Bila terjadi takikardi berikan propanolol 10-20 mg