Anda di halaman 1dari 18

Investigating the prevalence of febrile convulsion in Kayseri,

Turkey: An assessment of the risk factors for recurrence of


febrile convulsion and for development of epilepsy

OLEH
Andi Wahyuni Ahmad, S. KED
G1A219139

PEMBIMBING: dr. Dian Angraeni, SP.A., M.KES


PENDAHULUAN

• Kejang demam menurut ILAE : kejang yang terjadi selama penyakit demam pada anak-anak berusia >1
bulan tanpa demam sebelumnya kejang, tanpa infeksi yang melibatkan SSP dan tanpa identifikasi
penyebab seperti ketidak seimbangan elektrolit, ggn metabolisme, keracunan atau trauma.

• Kekambuhan dalam kasus dengan onset <1tahun sekitar 50% dan 10% dgn onset >3 tahun

• Perkembangan epilepsi pada kejang demam tunggal dianggap tdk berbeda dgn populasi umum (sekitar
0,5%), meskipun dilaporkan meningkat menjadi 2-10% karena faktor risiko meningkat.

• Faktor risiko epilepsi dalam literatur termasuk riwayat keluarga epilepsi, kelainan perkembangan saraf, FC
kompleks dan interval demam pendek sebelum kejang
TUJUAN

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui


prevalensi dan kekambuhan kejang demam (FC) dan
faktor risiko perkembangan epilepsi pada anak sekolah
di seluruh wilayah provinsi Kayseri.
BAHAN dan METODE

• Penelitian ini menggunakan cross-sectional dan Thestratified metodecluster sampling digunakan

• Populasi penelitian terdiri dari 259.428 siswa yang bersekolah di total 725 SD dan SMA. 184.281 (71,03%)
menerima pendidikan dasar dan 75.147 (28,96%) pendidikan menengah

• Tujuh sekolah (gugus) dari 145 sekolah dengan tingkat sosial ekonomi rendah, 21 dari 435 sekolah dengan tingkat
sosial ekonomi sedang dan 7 dari 145 sekolah dengan tingkat sosial ekonomi tinggi ditentukan dengan
menggunakan sampel random sampling
BAHAN dan METODE

Kriteria Inklusi :

• Anak yang telah mengalami FC, usia, jenis kelamin, jaminan sosial, perkawinan saudara, tempat tinggal, tingkat
pendidikan orang tua, riwayat FC dalam keluarga dan riwayat keluarga epilepsi

• Siswa yang direncanakan sebagai tahap kedua dari jurnal ini yang menilai prevalensi epilepsi pada anak sekolah
usia 7-17 tahun

• Siswa yang dideskripsikan telah menjalani FC menurut hasil angket tahap 2 dinilai kembali berdasarkan catatan
layanan konseling sekolah atau wawancara telepon dengan keluarga → kasus tersebut telah didiagnosis dengan
FC oleh lembaga kesehatan.
TELAAH JURNAL

PICOVIA
TELAAH KRITIS JURNAL

◼ PATIENT/PROBLEM

◼ INTERVENTION
◼ COMPARISON
◼ OUTCOME
PATIENT OR PROBLEM

◼ Pasien : Penelitian ini melibatkan sepuluh ribu orang yang dipilih dengan menggunakan “stratified
cluster sampling” dari populasi siswa 259.428 di Kayseri

◼ Problem : progresivitas kejang demam menjadi epilepsy masih kontroversi namun resiko
progresivitas dari epilespsi dalam kejang demam tunggal tidak berbeda terhadap populasi umum
meskipun dilaporkan meningkat sampai 2-10% peningkatan faktor resiko
INTERVENTION

Penelitian ini tidak dilakukan intervensi apapun. Penelitian ini hanya melakukan analisis multipel
variabel pada kejang demam yang akan terjadi resiko epilepsi melalui data kuisioner .

COMPARISON

Pada penelitian ini membandingkan multipe variabel : resiko terjadinya epilepsi pada kejadian kejang
demam dan melihat perbandingan : faktor resiko kekambuhan kejang demam-2, faktor resiko
pengembangan epilepsi pada kejang demam-2
OUTCOME

Faktor risiko kekambuhan


kejang demam-2
OUTCOME

Faktor risiko kekambuhan


kejang demam-2
OUTCOME

Faktor risiko yang mempengaruhi


perkembangan epilepsi pada
Kejang demam-2
OUTCOME

Faktor risiko yang mempengaruhi


perkembangan epilepsi pada
Kejang demam-2
Validity

a. Metode Penelitian
⮚ menggunakan metode potong lintang (cross-sectional) dengan jenis pengambilan sampel Thestratified
metodecluster sampling
b. Subyek
⮚ populasi siswa 259.428 dalam Perkotaan Kayseri diwakili sampel penelitian. Lima belas ribu kuesioner
dibagikan, 10.742 (71,6%) di antaranya dikembalikan.
⮚ Siswa yang direncanakan sebagai tahap kedua dari jurnal ini yang menilai prevalensi epilepsi pada
anak sekolah usia 7-17 tahun
⮚ Siswa yang dideskripsikan telah menjalani FC menurut hasil angket tahap 2 dinilai kembali
berdasarkan catatan layanan konseling sekolah atau wawancara telepon dengan keluarga “Setelah
mengalami FC” mewakili variabel dependen penelitian. Usia, jenis kelamin, jaminan sosial, perkawinan
saudara, tempat tinggal, tingkat pendidikan orang tua, riwayat FC dalam keluarga dan riwayat keluarga
epilepsi
Validity

d. Penelitian
⮚ Lama penelitian pdaa studi ini direncanakan sebagai tahap kedua dari jurnal ini yang
menilai prevalensi epilepsi pada anak sekolah usia 7-17 tahun di pusat provinsi Kayseri
sesuai kriteria inklusi
e. Tujuan Penelitian
⮚ Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi dan kekambuhan kejang
demam (FC) dan faktor risiko perkembangan epilepsi pada anak sekolah di seluruh wilayah
provinsi Kayseri.
f. Analisis Data
⮚ Pada penelitian ini di lakukan analisis statik menggunakan program paket IBM SPSS
Statistics 22.0 (IBM Corp., Armonk, New York, USA).
Important

⮚ Penelitian ini sangat penting karena hasil dari penelitian ini kita dapat mengurangi resiko terjadinya epilepsi pada
pasien yang sebelumnya mempunyai riwayat kejang demam

⮚ Menurut Pavlidou dkk melaporkan bahwa epilepsi berkembang pada 5,4% dari 501 kasus FC, dan bahwa 4 atau
lebih rekurensi FC dan kejang fokal ketika durasi demam singkat menunjukkan risiko tinggi berkembang menjadi
epilepsi (p= 0,124)
Applicable

Ya, Hasil penelitian ini dapat di terapkan sebagai satu dasar referensi untuk
mengetahui prognosis tingkat kekambuhan kejang demam yang memiliki risiko
tinggi terhadap epilepsi pada populasi umum yang terjadi di indonesia.
Tentunya hasil ini diterapkan bagi para klinis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai