Preskasablasioretinarev 190417041919 Dikonversi
Preskasablasioretinarev 190417041919 Dikonversi
ABLASI
O
RETINA
PEMBIMBING
Niken Larasati
(110.2014.193)
KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA
RUMAH SAKIT ANGKATAN DARAT GATOT
SOEBROTO FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
YARSI PERIODE 28 JANUARI 2019 – 1 MARET 2019
STATUS
PASIEN
1. IDENTITAS
Nama : Tn. LF
Umur : 19 Agustus 1983 (35 tahun)
A. Umum :
KETERANGAN OD OS
3) Super Silia
KETERANGAN OD OS
Warna Hitam Hitam
Letak Simetris Simetris
4) Palpebra Superior dan Inferior
KETERANGAN OD OS
Edema Tidak ada Tidak Ada
Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada
Ektropion Tidak ada Tidak ada
Entropion Tidak ada Tidak ada
Blefarospasme Tidak ada Tidak ada
Trikiasis Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Fissura Palpebra Vertikal : 9 mm
Fissura palpebra Fissura Palpebra Horizontal : 30 mm
Fissura Palpebra Margin Reflex Distance : 4 mm
Ptosis Tidak ada Tidak ada
Hordeolum Tidak ada Tidak ada
Kalazion Tidak ada Tidak ada
5) Konjungtiva Tarsalis Superior dan Inferior
KETERANGAN OD OS
Hiperemis Tidak ada Tidak Ada
Folikel Tidak ada Tidak Ada
Papil Tidak ada Tidak ada
Sikatriks Tidak ada Tidak ada
Anemia Tidak ada Tidak ada
Kemosis Tidak ada Tidak ada
6) Konjungtiva bulbi
KETERANGAN OD OS
Injeksi konjungtiva Tidak ada Tidak ada
Injeksi Siliar Tidak ada Tidak ada
Perdarahan
Tidak ada Tidak ada
subkonjungtiva
Pterigium Tidak ada Ada (Grade II)
Pinguekula Tidak ada Tidak ada
Nevus Pigmentosus Ada Tidak ada
Kista dermoid Tidak ada Tidak ada
Kemosis Tidak ada Tidak ada
Okular Sinistra Okular
Dextra
7) Sistem Lakrimalis
KETERANGAN OD OS
Punctum Lacrimal Terbuka Terbuka
8) Sklera
KETERANGAN OD OS
Dendrit
Ulkus Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Arkus senilis Tidak ada Tidak ada
Edema Tidak ada Tidak ada
Tes Placido Reguler Reguler
10) Bilik Mata Depan
KETERANGAN OD OS
Kedalaman Normal Normal
Kejernihan Jernih Jernih
Hifema Tidak ada Tidak ada
Hipopion Tidak ada Tidak ada
Efek Tyndall Tidak dilakukan Tidak dilakukan
11) Iris
KETERANGAN OD OS
Warna Coklat Coklat
Kriptae Jelas Jelas
Bentuk Bulat Bulat
Sinekia anterior dan Tidak ada Tidak ada
posterior
12) Pupil
KETERANGAN OD OS
Letak Di tengah Di tengah
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran ± 3 mm ± 3 mm
Refleks
cahaya Positif Positif
langsung
Refleks
cahaya Positif Positif
tidak langsung
13) Lensa
KETERANGAN OD OS
Kejernihan Jernih Jernih
Letak Di tengah Di tengah
Shadow Test Negatif Negatif
KETERANGAN OD OS
OKULAR SINISTRA
OKULAR DEXTRA
16) Palpasi
KETERANGAN OD OS
Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
Massa Tumor Tidak ada Tidak ada
Tensi Okuli Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Tonometri 16,0 mmHg 14,0 mmHg
Dalam pemeriksaan fisik ditemukan VOD 1,0 VOS 1/60 PH (-), pterigium
OS Grade II, Nevus Pigmentosus OS, dengan kedua Tekanan Intraokuler
OD 16,0 mmHg OS 14,0 mmHg dalam batas normal. Dalam pemeriksaan
lapang pandang pasien sulit menilai menyebut hitung jari dan gerakan
jari terbut pada bagian temporal dan inferior atau dapat dilaporkan
lapang pandang bagian inferior dan temporal menyempit. Dalam
pemeriksaan funduskopi dapat dilihat bentuk bulat, dengan warna
merah jingga berbatas tegas. Pada mata kanan pemeriksaan ini dalam
batas normal. Pada mata kiri didapatkan terlihat adanya pelepasan
pigmen retina dari tempatnya,
DIAGNOSIS
5. Diagnosis kerja
• OS Ablasio Retina Non Regmatogen
6. Diagnosis banding
• OS Ablasio Retina Regmatogen
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Anjuran pemeriksaan :
Funduskopi Indirek
8. PENATALAKSANAAN
NON – MEDIKAMENTOSA
PEMBEDAHAN
Scleral Buckle
Vitrektomi
Dapat disertai tindakan khusus
Penggunaan laser dan krioterapi, serta endotamponade gas atau silicone oil
9. PROGNOSIS
Ablasio Retina OD OS
1. Ad vitam Bonam Bonam
2. Ad fungsionam Bonam Dubia Ad Malam
• Retina
• Terletak paling dalam, merupakan lapisan neurosensoris,
fungsinya mengubah sinar menjadi rangsangan pada saraf
optic dan diteruskan ke otak.
• Terdapat rongga yang potensial antara retina & koroid
sehingga retina dapat terlepas dari koroid Ablasio
retina
ANATOMI RETINA
• retina selembar tipis jaringan saraf semitransparan
• Melapisi 2/3 posterior bagian dalam bola mata
• Membentang kedepan hampir sama jauhnya dengan korpus siliar &
berakhir di tepi oraserata
• Permukaan luar retina sensorik bertumpuk dengan lapisan epitel
pigmen retina dan juga dengan membrane Bruch’s, koroid dan
sklera
• Disebagian besar tempat, retina dan epitelium pigmen retina
mudah terlepas hingga membentuk ruangan subretina (ablasio
retina)
• Pada diskus optikus dan oraserata, retina dan epitelium pigmen
retina saling melekat kuat. Bila terjadi ablasio akan membatasi
perluasan cairan subretina
Lapisan Keterangan
lapisan paling dalam, retina
Membran limitan
interna memisahkan dengan vitreous
Mengandung akson – akson sel ganglion yng
Lapisan serabut
berjalan menuju nervus optikus
saraf
Lapisan sel Mengandung badan sel
ganglion ganglion
Lapisa pleksiformi Mengandung sel ganglion
n s sambungan”
dengan sel amakrin dan sel
dalam bipolar
(nukleus
Lapisa badan sel)bipolar,
dalam
Sel bipolar, Sel amakrin, Sel
n
amakrin dan
horizontal
horizonta sel
linti Mengandung sambungan – sambungan sel
Pleksiformis bipolar dan sel horizontal dengan foto
luar reseptor
Lapisan nucleus luar Susunan lapisan sel batang dan
kerucut
Membran
Membran
limitan eksterna
maya
Terdiri atas sel batang dan kerucut, fungsinya
mengubah rangsang cahaya menjadi impuls
Lapisan foto
saraf yg dihantarakan oleh jaras pengelihatan
reseptor
ke korteks pengelihatan ( oksipital)
Mengandung pigmen, terdiri dari sel
• Tebal retina 0,1 mm dari oraserata dan 0,23
mm pada kutub posterior
• Ditengah dari retina posterior terdapat:
• Makula daerah pigmentasi kekuningan
yang disebabkan oleh pigmen luteal
(xantofil) yang berdiameter 1,5 mm
• Fovea zona avaskuler terletak ditengah –
tengah dari macula sekitar 3,5 mm
disebelah lateral diskus optikus (memberi
pantulan khusu bila dilihat dengan
oftalmoskop
VASKULARISASI RETINA
ABLASIO RETINA
Ablasio retina (retinal detachment)
adalah suatu keadaan terpisahnya sel
kerucut dan sel batang retina dari sel
epitel pigmen retina, pada keadaan ini
sel epitel pigmen masih melekat erat
dengan membrana Bruch.
Ablasio jenis ini merupakan kondisi sekunder yang umumnya terjadi akibat proses inflamasi
di jaringan uvea posterior.
Proses inflamasi akan menyebabkan permeabilitas dinding vascular dikedua laoisan
tersebut meningkat dan menyebabkan eksudasi cairan ekstravaskular.
Eksudasi cairan tersebut akan berkumulasi di ruang subretina dan menyebabkan pemisahan
lapisan retina dari epitel pigmen sehingga terjadi ablasio retina.
Uveitis posterior yang dapat menyebabkan ablasio retina retina eksudatif adalah penyakit Harada,
Khoroiditis, tuberculosis ocular, vasculitis retina.
PATOGENESIS & KLASIFIKASI
• Jika terjadi robekan pada retina, sehingga
vitreus yang mengalami likuifikasi dapat
memasuki ruangan subretina dan
menyebabkan ablasio progresif (ablasio
regmatogenosa)
k o n t r a kt il p da p e rm u ka
se p e r t i p a da re t in op a t i
an r e t i n a ( m sia l n y
pr o l i f e ra t if p a d a diabetes mellitus
(ablasio retina traksional)
PENATALAKSANAAN
Penanganan inisial yang bisa dilakukan dokter umum dalam proses merujuk
menganjurkan agar
adalah pasien mengurangi mobilisasi atau (bedrest), dan apabila
memungkinkan sebaiknya berbarng kesisi “tirai” yang
dikeluhkan.
PENATALAKSANAAN
Terdapat 2 pilihan tindakan scleral buckle vitrektomi, atau kombinasi keduanya.
Scleral buckle Vitrektomi
Tatalaksana pada jenis ablasio eksudatif adalah dengan medika mentosa sesuai degan etiologi
ablasio. Pasien harus menjalani pemeriksaan lengkap seperti, laboratorium darah, foto toraks,
tes imunologi, dan fundus fluorescent angiography dan lain – lain sesuai indikasi.
KOMPLIKASI