Anda di halaman 1dari 44

Jenis-jenis Ruma

h Sakit Di Indonesi
a

Kelompo
Amelia S k1
Danindra iti Nurjan
Nanda N ah
ur
Ega adity Azahra
a
Herawati
Nurmala
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara
paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan dan gawat
darurat. Rumah Sakit sebagai salah satu
institusi pelayanan publik harus dapat
memberikan pelayanan yang bermutu
sesuai dengan standar.
Penetapan Klasifik
asi Rumah Sakit
adalah pengelomp
okan Rumah Sakit
berdasarkan fasilita
s dan kemampuan
pelayanan yang pe
netapannya dengan
SK Menkes. Berda
sarkan Permenkes
RI Nomor 1045/M
ENKES/
PER/XI/2006 tenta
ng Pedoman
Organisasi Rumah
Sakit di
Lingkungan Depar
temen Kesehatan.
Pemerintah sudah mengeluarkan beberapa regulasi yang mengatur tentang
pelayanan di rumah sakit sebagaimana yang tercantum dalam dasar hukum
dibawah ini, maka selanjutnya perlu diatur status rumah sakit melalui
penetapan kelas dengan SK Menteri Kesehatan dan registrasi rumah sakit di
Kementerian Kesehatan.
1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
4. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/Menkes/Per/XI/2006 tentang
6. Pedoman Organisasi Rumah Sakit di Lingkungan Kementerian
Kesehatan
7. Kepmenkes 922/Menkes/SK/X/2008 tentang Pedoman Teknis Pembagian
Urusan Pemerintahan Bidang Kesehatan antara Pemerintah, Pemda
Propinsi dan Pemda Kab/Kota
8. Permenkes No. 340/Menkes/Per/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit;
Fungsi Rumah Sakit
 Memberikan pelayanan medis
 Menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan
non medis
 Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan
keperawatan
 Menyelenggarakan pelayanan rujukan
 Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
 Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan
 Menyelenggarakan administrasi umum
Faktor Internal dan Eksternal Rumah Sakit

 Faktor internal  Faktor eksternal rumah sakit :


Ø Lingkungan umum usaha yang
organisasi rumah sakit: dimaksud adalah faktor sosial, budaya,
Ø Fungsi operasional kultur, ekonomi, politik dan demografi.
Ø Lingkungan khusus rumah sakit
dan pemasaran. yakni adanya persaingan dengan rumah
Ø Fungsi organisasi, sakit baru disebabkan antara lain
karena deregulasi perumahsakitan,
manajemen dan sumber perawat, dokter spesialis yang mana
daya manusia. tenaga kerja ini sangat mempengaruhi
keberhasilan rumah sakit. Oleh karena
Ø Fungsi keuangan, melalui jalur pendidikan yang panjang,
maka dapat mengakibatkan tenaga
biaya, anggaran dan tersebut rentan terhadap persaingan.
permodalan.
Klasifikasi Rumah Sakit
Berdasarkan jenis pelayanan rumah sakit dapat digolongkan menjadi :
 Rumah Sakit Umum
Rumah sakit umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan
yang bersifat dasar, spesialistik dan subspesialistik. Rumah sakit umum
memberi pelayanan kepada berbagai penderita dengan berbagai jenis penyakit,
memberi pelayanan diagnosis dan terapi untuk berbagai kondisi medik, seperti
penyakit dalam, bedah, pediatrik, psikiatrik, ibu hamil, dan sebagainya.
 Rumah Sakit Khusus
Rumah sakit khusus adalah rumah sakit yang mempunyai fungsi primer,
memberikan diagnosis dan pengobatan untuk penderita yang mempunyai
kondisi medik khusus, baik bedah atau non bedah, misal : Rumah Sakit Ginjal,
Rumah Sakit Kusta, Rumah Sakit Jantung, Rumah Sakit Bersalin dan Anak,
dan lain-lain.
Berdasarkan Kepemilikan rumah sakit dibagi atas :
 Rumah Sakit Umum Pemerintah
Rumah sakit umum pemerintah adalah rumah sakit umum milik pemerintah, baik pusat
maupun daerah, Departemen Pertahanan dan Keamanan, maupun Badan Usaha Milik
Negara. Rumah sakit umum pemerintah dapat dibedakan berdasarkan unsur pelayanan,
ketenagaan, fisik dan peralatan menjadi empat kelas yaitu rumah sakit umum Kelas A, B, C,
dan D.
• Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Kelas A paling sedikit meliputi:
a. pelayanan medik
• pelayanan gawat darurat, pelayanan Harus di selenggarakan terus menerus selama 24jam
sehari
• pelayanan medik spesialis dasar; meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak,
bedah obstresi dan ginekologi.
• pelayanan medik spesialis penunjang;meliputi pelayanan anestesiologi,radiologi, patologi
klinik, patologi anatomi dan rehabilitasi medik.
• pelayanan medik spesialis lain
• pelayanan medik subspesialis
• pelayanan medik spesialis gigi dan mulut
• b. pelayanan kefarmasian;  
• c. pelayanan keperawatan dan kebidanan;  
• d. pelayanan penunjang klinik;  
• e. pelayanan penunjang nonklinik; penunjang
nonklinik meliputi pelayanan laundry/linen, jasa
boga/dapur, teknik dan   pemeliharaan fasilitas,
pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem
informasi dan komunikasi, pemulasaraan jenazah,
sistem penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas
medik,dan pengelolaan air bersih.
 f. pelayanan rawat inap.  
• (1) Pelayanan medik sebagaimana paling sedikit terdiri dari:

• a. pelayanan gawat darurat;

• Pelayanan Harus di selenggarakan terus menerus selama 24jam sehari

• b. pelayanan medik spesialis dasar; meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan


anak, bedah obstresi dan ginekologi.

• c. pelayanan medik spesialis penunjang;meliputi pelayanan anestesiologi,radiologi,


patologi klinik, patologi anatomi dan rehabilitasi medik.

• d. pelayanan medik spesialis lain;

• e. pelayanan medik subspesialis; dan

• f. pelayanan medik spesialis gigi dan mulut...


• (5) penunjang nonklinik meliputi pelayanan laundry/linen, jasa boga/dapur, teknik
dan

• pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem informasi


dan komunikasi, pemulasaraan jenazah, sistem penanggulangan kebakaran,
pengelolaan gas medik,dan pengelolaan air bersih.
Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas A terdiri atas:

• Tenaga medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a paling


a. 18 (delapan belas) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
b. 4 (empat) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
c. 6 (enam) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
dasar;
d. 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
penunjang;
e. 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis lain;
f. 2 (dua) dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik
subspesialis; dan
g. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis
gigi mulut.
• Tenaga kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit terdiri
atas:
a. 1 (satu) apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;
b. 5 (lima) apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit 10
(sepuluh) tenaga teknis kefarmasian;
c. 5 (lima) apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 10 (sepuluh) tenaga
teknis kefarmasian;
d. 1 (satu) apoteker di instalasi gawat darurat yang dibantu oleh minimal 2 (dua) tenaga
teknis kefarmasian;
e. 1 (satu) apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh paling sedikit 2 (dua) tenaga teknis
kefarmasian;
f. 1 (satu) apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang dapat merangkap
melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh
tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan
kefarmasian Rumah Sakit; dan
g. 1 (satu) apoteker sebagai koordinator produksi yang dapat merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis
kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian
Rumah Sakit.
Rumah Sakit Umum tipe B
• Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum kelas B paling sedikit meliputi:
• a. pelayanan medik;
• b. pelayanan kefarmasian;
• c. pelayanan keperawatan dan kebidanan;
• d. pelayanan penunjang klinik;
• e. pelayanan penunjang nonklinik; dan
• f. pelayanan rawat inap.
• (1) Pelayanan medik paling sedikit terdiri dari:
• a. pelayanan gawat darurat;pelayanan harus di selenggarakan 24jam sehari secara terus menerus
• b. pelayanan medik spesialis dasar;meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah,
obstetri, dan ginekolohi
• c. pelayanan medik spesialis penunjang; meliputi pelayanan anestisiologi, radiologi, patologi
klinik, patologi anatomi, dan rehabilitasi medik
• d. pelayanan medik spesialis lain;paling sedikit berjumlah 8 pelayanan dari 13 pelayanan yang
meliputi mata, telinga, hidung, tenggorokan, syaraf, jantung, dan pembuluh darah, kulit dan
kelamin, kedokteran jiwa, paru, orthopedi, urologi, bedah syaraf, bedah plastik, kedokteran
forensik.
• e. pelayanan medik subspesialis; paling sedikit berjumlah 2 subspesialisasi dari 4 subspesialisasi
dasar yang meliputi pelayanan subspesialis di bidang spesialisasi bedah, penyakit dalam,
kesehatan anak, obstetei dan ginekologi
• f. pelayanan medik spesialis gigi dan mulut.paling sedikit berjumlah 3 (tiga) pelayanan yang
• meliputi pelayanan bedah mulut, konservasi/endodonsi, dan orthodonti.
•  
• b. Pelayanan kefarmasian sebagaimana meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat
kesehatan dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik
•  
• c. Pelayann keperawatan dan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan
• d. Pelayanan penunjang klinik meliputi pelayanan bank darah, perawatan intensif
untuk semua
• golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan rekam medik.
• e. Pelayanan penunjang nonklinik meliputi pelayanan laundry/linen, jasa
boga/dapur, teknik dan
• pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang, ambulans, sistem informasi dan
komunikasi, pemulasaraan jenazah, sistem penanggulangan kebakaran, pengelolaan
gas medik, dan pengelolaan air bersih.
• f. Pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 huruf f harus
dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:
• 1 jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah;
• 2. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta;
• 3. jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh
tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta.
• (2) Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas B terdiri atas:
• a. tenaga medis;
• b. tenaga kefarmasian;
• c. tenaga keperawatan;
• d. tenaga kesehatan lain;
• e. tenaga nonkesehatan. 
• 1. Tenaga medis sedikit terdiri atas:
• a. 12 (dua belas) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
• b. 3 (tiga) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
• c. 3 (tiga) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar;
• d. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang;
• e. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis lain;
• f. 1 (satu) dokter subspesialis untuk setiap jenis pelayanan medik subspesialis; dan
• g. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi
mulut.
• 2. Tenaga kefarmasian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit terdiri atas:
• a. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;
• b. 4 (empat) apoteker yang bertugas di rawat jalan yang dibantu oleh paling sedikit 8 (delapan)
orang tenaga teknis kefarmasian;
• c. 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 8 (delapan) orang tenaga
teknis kefarmasian;
• d. 1 (satu) orang apoteker di instalasi gawat darurat yang dibantu oleh minimal 2 (dua) orang tenaga
teknis kefarmasian;
• e. 1 (satu) orang apoteker di ruang ICU yang dibantu oleh paling sedikit 2 (dua) orang tenaga teknis
kefarmasian;
• f. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan dan distribusi yang dapat merangkap
melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis
kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit;
dan
• g. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator produksi yang dapat merangkap melakukan
pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian
yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.
•  
• 3 Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan sama dengan jumlah tempat tidur pada
instalasi rawat inap.Kualifikasi dan kompetensi tenaga keperawatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit. 
• 4 . Jumlah dan klalifikasi tenaga kesehatan lain dan tenaga nonkesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32 ayat (1) huruf d dan e disesuaikan dengan
kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.
Rumah Sakit Tipe C
• Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum kelas C paling sedikit meliputi:
• a. pelayanan medik;
• b. pelayanan kefarmasian;
• c. pelayanan keperawatan dan kebidanan;
• d. pelayanan penunjang klinik;
• e. pelayanan penunjang nonklinik; dan
• f. pelayanan rawat inap.
• 1. Pelayanan medik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 huruf a,
• paling sedikit terdiri dari:
• a. pelayanan gawat darurat;harus di selenggarakan 24jam sehari secara terus
menerus
• b. pelayanan medik umum;meliputi pelayanan medik dasar, medik gigi dan mulut,
kesehatan ibu dan anak, dan keluarga berencana
• c. pelayanan medik spesialis dasar;layanan penyakit dalam, kesehatan anak,
bedah, serta onstetri dan ginekologi.
• d. pelayanan medik spesialis penunjang; meliputi pelayanan anestesiologi,
radiologi, dan patologi klinik
• e. pelayanan medik spesialis lain;
• f. pelayanan medik subspesialis; dan
• g. pelayanan medik spesialis gigi dan mulut:paling sedikit berjumlah satu
pelayanan
• 2.Pelayanan kefarmasian meliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan
dan bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik
•  
• 3 Pelayanan keperawatan dan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
•  
• 4. Pelayanan penunjang klinik d meliputi pelayanan bank darah, perawatan intensif
untuk semua
• golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan rekam medik.
• 5. Pelayanan penunjang nonklinik meliputi pelayanan laundry/linen, jasa
boga/dapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang,
ambulans, sistem informasi dan komunikasi, pemulasaraan jenazah, sistem
penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air bersih.
• 6. Pelayanan rawat inapharus dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:
• a. jumlah tepat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dari
seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah;
• b. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta;
• c. jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh
tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta.
• 2. Sumber daya manusia Rumah Sakit Umum kelas C terdiri atas:
• a. tenaga medis;
• b. tenaga kefarmasian;
• c. tenaga keperawatan;
• d. tenaga kesehatan lain;
• e. tenaga nonkesehatan.
• 1. Tenaga medis Sedikit terdiri atas:
• a. 9 (sembilan) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
• b. 2 (dua) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
• c. 2 (dua) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar;
• d. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis penunjang; dan
• e. 1 (satu) dokter gigi spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis gigi mulut.
•  
• 2. Tenaga kefarmasian paling sedikit terdiri atas:
• a. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi Rumah Sakit;
• b. 2 (dua) apoteker yang bertugas di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 4 (empat) orang tenaga
teknis kefarmasian;
• c. 4 (empat) orang apoteker di rawat inap yang dibantu oleh paling sedikit 8 (delapan) orang tenaga
teknis kefarmasian;
• d. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan produksi yang dapat
merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau rawat jalan dan dibantu oleh tenaga
teknis kefarmasian yang jumlahnya disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.
•  
• 3. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan dihitung dengan perbandingan 2
• (dua) perawat untuk 3 (tiga) tempat tidur.Kualifikasi dan kompetensi tenaga
keperawatan sebagaimana disesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.
• 4. Jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain dan tenaga
nonkesehatandiesuaikan dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.
Rumah Sakit Umum Tipe D
• Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Kelas D paling sedikit meliputi:
• a. pelayanan medik;
• b. pelayanan kefarmasian;
• c. pelayanan keperawatan dan kebidanan;
• d. pelayanan penunjang klinik;
• e. pelayanan penunjang nonklinik; dan
• f. pelayanan rawat inap.
• 1. Pelayanan Medik sebagaimana paling sedikit terdiri dari:
• a. pelayanan gawat darurat; harus di selenggarakan 24jam sehari secara terus
menerus
• b. pelayanan medik umum; meliputi pelayanan medik dasar, medik gigi dan mulut,
kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana
• c. pelayanan medik spesialis dasar; paling sedikit 2 dari 4 pelayanan medik spesialis
dasar yang meliputi penyakit dalam, kesehatan anak, bedah dan/atau obstetri dan
ginekologi
• d. pelayanan medik spesialis penunjang;meliputi pelayanan radiologi dan
laboratorium
•  
• 2. Pelayanan kefarmasianmeliputi pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
bahan medis habis pakai, dan pelayanan farmasi klinik.
• 3. Pelayanan keperawatan dan kebidanan sebagaimana meliputi asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan.
• 4. Pelayanan penunjangd meliputi pelayanan darah, perawatan high care unit
untuk semua golongan umur dan jenis penyakit, gizi, sterilisasi instrumen dan
rekam medik.
• 5. Pelayanan penunjang nonklinik meliputi pelayanan laundry/linen, jasa
boga/dapur, teknik dan pemeliharaan fasilitas, pengelolaan limbah, gudang,
ambulans, sistem informasi dan komunikasi, pemulasaraan jenazah, sistem
penanggulangan kebakaran, pengelolaan gas medik, dan pengelolaan air bersih.
• 6. Pelayanan rawat inap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 huruf f harus
dilengkapi dengan fasilitas sebagai berikut:
• a. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah;
• b. jumlah tempat tidur perawatan kelas III paling sedikit 20% (dua puluh persen)
dari seluruh tempat tidur untuk Rumah Sakit milik swasta;
• c. jumlah tempat tidur perawatan intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh
tempat tidur untuk Rumah Sakit milik Pemerintah dan Rumah Sakit milik swasta.
• 2. Sumber daya manusia rumah sakit umum kelas D terdiri atas:
• a. tenaga medis;
• b. tenaga kefarmasian;
• c. tenaga keperawatan;
• d. tenaga kesehatan lain;
• e. tenaga nonkesehatan.
• 1. Tenaga medis terdiri
• a. 4 (empat) dokter umum untuk pelayanan medik dasar;
• b. 1 (satu) dokter gigi umum untuk pelayanan medik gigi mulut;
• c. 1 (satu) dokter spesialis untuk setiap jenis pelayanan medik spesialis dasar.
• 2. Tenaga kefarmasianpaling sedikit terdiri atas:
• a. 1 (satu) orang apoteker sebagai kepala instalasi farmasi RumahSakit;
• b. 1 (satu) apoteker yang bertugas di rawat inap dan rawat jalan yang dibantu oleh
paling sedikit 2 (dua) orang tenaga teknis kefarmasian;
• c. 1 (satu) orang apoteker sebagai koordinator penerimaan, distribusi dan produksi
yang dapat merangkap melakukan pelayanan farmasi klinik di rawat inap atau
rawat jalan dan dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian yang jumlahnya
disesuaikan dengan beban kerja pelayanan kefarmasian Rumah Sakit.
• 3. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan dihitung dengan perbandingan 2 (dua)
perawat untuk 3 (tiga) tempat tidur.
• Kualifikasi dan kompetensi tenaga keperawatan sebagaimana disesuaikan dengan
kebutuhan pelayanan rumah sakit.
•  
• 4. Jumlah dan kualifikasi tenaga kesehatan lain dan tenaga nonkesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (1) huruf d dan huruf edisesuaikan
dengan kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.
 Rumah Sakit Umum Swasta, terdiri atas :
a. Rumah Sakit Umum Swasta Pratama, yaitu rumah sakit
umum swasta yang memberikan pelayanan medik
bersifat umum, setara dengan rumah sakit pemerintah
kelas D.
b. Rumah Sakit Umum Swasta Madya, yaitu rumah sakit
umum swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat
umum dan spesialistik dalam 4 cabang, setara dengan
rumah sakit pemerintah kelas C.
c. Rumah Sakit Umum Swasta Utama, yaitu rumah sakit
umum swasta yang memberikan pelayanan medik bersifat
umum, spesialistik dan subspesialistik, setara dengan
rumah sakit pemerintah kelas B. 
Berdasarkan pengelolahan
A. Rumah Sakit Publik
Rumah sakit publik adalah rumah sakit yang dikelola oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah dan badan hukum yang bersifat
nirlaba. Rumah sakit publik yang dikelola Pemerintah dan
Pemerintah Daerah diselenggarakan berdasarkan pengelolaan
Badan Layanan Umum atau Badan Layanan Umum Daerah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
B. Rumah Sakit Privat
Rumah sakit privat adalah rumah sakit yang dikelola oleh
badan hukum dengan tujuan provit yang berbentuk Perseroan
Terbatas atau Persero.
Berdasarkan Fasilitas Pelayanan dan Kapasitas Tempat Tidur
a. Rumah Sakit Kelas A,
yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik dan subspesialistik luas, dengan kapasitas lebih dari 1000 tempat tidur.
b. Rumah Sakit Kelas B, dibagi menjadi :
• Rumah sakit B1 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik minimal 11
(sebelas) spesialistik dan belum memiliki sub spesialistik luas dengan kapasitas 300-
500 tempat tidur.
• Rumah sakit B2 yaitu RS yang melaksanakan pelayanan medik spesialistik dan sub
spesialistik terbatas dengan kapasitas 500-1000 tempat tidur.
c. Rumah Sakit Kelas C,
yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
spesialistik dasar, yaitu penyakit dalam, bedah, kebidanan atau kandungan, dan
kesehatan, dengan kapasitas 100-500 tempat tidur.
d. Rumah Sakit Kelas D
yaitu rumah sakit umum yang mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik
dasar, dengan kapasitas tempat tidur kurang dari 100.
Berdasarkan Afiliasi Dengan Lembaga Pendidikan
a. Rumah Sakit Pendidikan, yaitu rumah sakit yang dipergunakan sebagai
tempat pendidikan tenaga medis.
b. Rumah Sakit non pendidikan, yaitu rumah sakit yang tidak dipergunakan
untuk tempat pendidikan medis.
Berdasarkan Lama Tinggal di Rumah Sakit
a,. Rumah Sakit Untuk Perawatan Jangka Pendek
Rumah sakit perawatan jangka pendek adalah rumah sakit yang merawat
penderita selama rata-rata kurang dari 30 hari. Misalnya penderita dengan
penyakit akut dan kasus darurat. Rumah sakit umum pada umumnya adalah
rumah sakit perawatan jangka pendek.
b. Rumah Sakit Untuk Perawatan Jangka Panjang
Rumah sakit perawatan jangka panjang adalah rumah sakit yang merawat
penderita dalam waktu rata-rata 30 hari atau lebih. Penderita demikian
mempunyai kesakitan jangka panjang, seperti kondisi psikiatri. Contoh rumah
sakit ini adalah Rumah Sakit Rehabilitasi dan Rumah Sakit Jiwa.
Struktur Organisasi Rumah Sakit Kelas A
Struktur Organisasi Rumah Sakit Kelas B
Struktur Organisasi Rumah Sakit Kelas C
Struktur Organisasi Rumah Sakit Kelas D
Struktur Organisasi Rumah Sakit Khusus
Ibu dan Anak
Thank Y
ou

Anda mungkin juga menyukai