Anda di halaman 1dari 24

SENIOR APPERCEPTION

TECHNIQUE
(S.A.T)
KLINIS DEWASA – 2020
The S.A.T
S.A.T merupakan lanjutan dari T.A.T yang mana dirancang untuk menjelaskan masalah-masalah
yang dialami oleh individu yang sudah tua.

S.A.T dikonstruksikan dengan harapan dapat mengetahui lalu mengeleminasi masalah-masalah yang
dihadapi para lansia, terlepas dari masalah ekonominya.
A. The Nature and Purpose
of the Technique
Fokus permasalahan yang sering terjadi di masa tua adalah kesepian, merasa
tidak berguna, memiliki penyakit, ketidakberdayaan, dan memilki kepercayaan
diri rendah.

Tema yang disediakan dalam stimulus tersebut adalah tema mengenai


kesepian, penyakit, dan perubahan-perubahan lainnya.

Tujuan dari S.A.T adalah menambah informasi yang lebih spesifik dari
penyebab-penyebab umum mengenai apa yang menyebabkan atau menjadi
penyebab masalah mereka.
B. Construction of Senior
Apperception Technique
• Pembuatan SAT didasarkan dengan tema-tema yang ingin diamati terhadap lansia.

 44 buah gambar yang dianggap dapat memunculkun tema-tema yang signifikan pada lansia
dari 44 gambar, dilakukan modifikasi hingg tersisa hanya 16 gambar karena tidak memberikan hasil
yang dharapkan.

Contoh :
Gambar yang digambar ulang namun memberikan hasil yang tidak diharapkan.

1. Gambar seorang lansia yang menjatuhkan salah satu tongkatnya. Dari gambar tersebut diharapkan
lansia memunculkan tema mengenai kontrol motorik atau tanggapan mengenai kehilangan kendali.
2. Gambar yang menunjukkan seorang lansia berdiri dipinggir jalan dan di sebrang jalan terdapat anak
laki-laki yang lari menyebrangi jalan. Gambar tersebut diharapkan lansia memunculkan refleksi yang
bertema mengenai hilangnya kelincahan pada lansia dan memunculkan kemarahan maupun rasa iri
pada anak muda.

Gambar-gambar yang dibuat dirancang untuk memunculkan kemungkinan masalah psikologis pada lansia.
C. Description of and Typical
Responses to Pictures
Gambar 1
Tiga orang tua. Orang tua yang ditengah sering
sekali dilihat sebagai seorang pria. Gambar ini
dipilih sebagai yang pertama kali diperlihatkan
karena gambar ini tidak merugikan dan
beberapa jenis hubungan sosial dapat dengan
mudah dikaitkan dengan gambar ini.
Gambar 2
Pasangan berumur melihat dari jendela toko
yang memperlihatkan makanan, disertai
dengan harganya masing-masing” Gambar ini
biasanya memunculkan kekhawatiran akan
finansial. Serta tema oral, sekaligus refleksi
dari hubungan antara dua figur.
Gambar 3
“Seorang wanita tua di kanan dan seorang pria tua di kiri,
keduanya dengan kepala mereka mengarah ke figur seorang
anak yang berada di tengah.”
Gambar ini biasanya selain menggambarkan kakek dan
nenek, biasanya juga dapat menggambarkan kompetisi
untuk mendapatkan perhatian si anak. Dapat juga terlihat
permusuhan antara kedua orang tua tersebut, dan
permusuhan tersembunyi terhadap cucu dan orang tua dari
anak tersebut. Selain itu, respon tentang dikunjungi atau
mengunjungi, juga dapat muncul.
Gambar 4
Tema yang muncul adalah tema yang berkaitan
dengan keluarga, ke kompetitifan terhadap
cucu, sikap terhadap remaja dan seks, tempat
tinggal dan, atau mengunjungi rumah keluarga.
Gambar 5
“Delapan figur, berkelompok dan individu, di dalam
setting rumah yang nyaman untuk orang tua atau
suatu rumah pribadi. Sebuah jendela yang besar;
wanita tua yang melihat keluar jendela tersebut
dengan posisi membelakangi ruangan; empat orang
yang bermain kartu di latar depan: dua wanita di
kanan yang sedang bergosip: seorang pria di kiri
sedang membaca koran.
Gambar 6
“Seorang wanita tua melihat ke arah
sebuah telepon”

Reaksi terhadap gambar ini biasanya


berkaitan dengan perasaan kesepian,
terbuang, distress. Hal tersebut juga dapat
berkaitan dengan anxiety.
E. Data Concerning the SAT

Gambar harus memperoleh cerita Panjang cerita yang

01 yang mengungkapkan kepribadian


dan masalah pada lansia 02 berhubungan dengan
gambar

03 04
Tema dan studi tentang frekuensi Gambaran umum mengenai
tema; face validity berdasarkan tema ‘populer’
konsisten dan internal consistency
Validitas dan reliabilitas dibuat berdasarkan Dari 100 data, panjang cerita rata-rata
pada kenyataan bahwa gambar mewakii memiliki 112 jumlah kata dan waktu
situasi yang sering ditemui dalam kehidupan administrasi 20-30 menit
sehari-hari

Mars
Cerita lebih konkret, mengasumsikan
bahwa adanya penyempitan bidang minat
pada lansia
F. Empat Contoh Penelitian
berdasarkan S.A.T
Penelitian dari Nancy Altobello (1975) yang menunjukkan tentang harapan dan rasa putus asa dengan
memanfaatkan S.A.T dan menghasilkan hasil menarik yang bertentangan dengan hipothesis Neugatren
(1972) yaitu bahwa perceraian lansia jika diberikan dukungan sosial oleh lingkungan maka relatif akan
memiliki keterlibatan pribadi. Teori perceraian, awalnya dinyatakan oleh Cumming dan Henry (1961)
yang diteliti dan kemudian dikemukakan oleh Nurgaten. Dia benar-benar mengusulkan agar lansia yang
mengalami penurunan keterlibatan emosional selama proses penuaan dan menarik diri dari aktivitas;
orang-orang yang bercerai agar mempertahankan rasa kesejahteraan dan juga kepuasan diri. Pada studi
terdahulu, Neugarten (1972) menemukan bahwa orang-orang usia lanjut yang banyak terlihat aktif
secara sosial lebih mempertahankan tingkat kepuasan hidup mereka yang tinggi dibandingkan dengan
mereka yang tidak terlibat aktif.

Altobello tidak hanya menguji hipotesa bahwa lansia lebih banyak menyampaikan pengalaman tentang
keputusasaan, kematian, dan perasaan berjuang dari kelompok kontrol siswa, tetapi juga mengeksplorasi
apakah teori perceraian tersebut terjadi. Dia berusaha memperkirakan keterlibatan dengan jumlah kata
dan membuat perkiraan tingkat keterlibatan dibandingkan orang muda. Dalam prosesnya, dia juga
membandingkan S. A. T dengan T. A. T pada subjek orang muda dia menggunakan tiga kartu T.A.T dan
dua puluh kartu S.A.T beberapa dari itu telah diubah bahkan ada yang dikeluarkan dari seri ini. Subjek
yang lebih muda akan diberikan set S. A. T secara bersamaan tapi karena waktu yang terbatas mereka
tidak memberikan kartu T. A. T.
Istilah dari lima subkategori pada aktivitas (melamun, kebiasaan sehari-hari, ketidakpedulian,
konflik dan afiliasi) tidak ada perbedaan jenis kelamin pada subjek yang lebih tua ataupun pada
pelajar. Didalam Istilah dari lima subkategori pada harapan untuk kartu S.A.T (kebahagian,
optimis, usaha dalam menjaga diri, kekerabatan yang berarti dan orang-orang yang menarik) tidak
ada perbedaan antara kelompok usia. Tingkatan keterlibatan sosial juga menunjukkan tidak
adanya perbedaan antara siswa dengan orang yang lebih tua. Laki-laki di dalam kedua grup ini
terlihat memiliki lebih banyak keterlibatan dibandingkan dengan perempuan. Prola (1972)
menemukan kategori pada perhitungan kata dan keterlibatan yang saling berhubungan. Subjek
dengan perhitungan kata yang tinggi cenderung memiliki skor yang tinggi pada keterlibatannya.

Berkaitan dengan tiga kartu T.A.T. Administrator melihat adanya kemungkinan yang muncul dari
orang yang lebih muda dengan skor aktivitas pada hasil S.A.Tnya konsisten. Hal ini menunjukkan
kesamaan peringkat pada afiliasi, kebiasaan sehari-hari dan ketidakperdulian. Meskipun skor TAT
yang digunakan sangat rendah tapi dapat digunakan untuk menggambarkan alasan, hal ini sangat
signifikan ketika rangsangan yang cukup berbeda menghasilkan konten tematik yang serupa.
Hipotesa dari kartu TAT akan memperoleh lebih banyak respon dari harapan dan lebih sedikit dari
keputusasaan dalam perbandingan dengan kartu SAT yang tidak didukung dalam penelitian ini.
Terlepas dari ketakutan akan kelemahan dan kematian, stimulus ini menimbulkan aspek dari
harapan yang menunjukkan bahwa penuaan tidak perlu dipandang sebagai hal menyedihkan, tidak
punya harapan dan terisolasi. Didalam penelitiannya pada lansia yang memperhatikan tentang
psikoseksual dan juga efek penuaan yang mungkin terjadi pada hasrat/keinginan seksual. Lynett
Ackerly menggunakan SAT daripada TAT ataupun Rosarch (Ackerly, 1973). Ackerly menduga
bahwa lansia akan mengungkapkan keinginan seksual mereka melalui cerita yang mereka
ceritakan dengan menggunakan beragam gambar sebagai stimulinya. TAT dapat menimbulkan
lebih banyak tingkat imajinasi seksual daripada SAT karena adanya stereotipe tentang rasa seksual
pada lansia bahwa persentasenya akan lebih tinggi dari gambaran seksual sebagai kompensasi dari
kerinduan seksual yang tidak terpenuhi dan adanya perbedaan individual lebih dari perbedaan usia
yang harus tercermin dalam tingkat responsiveness seksual terhadap diri.

Lima belas subyeknya berusia antara 65 hingga 86 tahun dengan rata-rata 73,6 tahun. Diantara
tujuh pria, dua single, tiga duda dan dua orang menikah sedangkan diantara delapan wanita, satu
single, empat janda dan tiga menikah. Dia meneliti frekuensi dari tujuh tema yaitu depresi dan
kesepian; kompetisi, antagonis dan agresi; keputusasaan dan kekecewaan; masalah keamanan dan
kesehatan; kebutuhan untuk pemeliharaan; afiliasi dan belas kasihan; dan seksualitas.
Subjek diberikan 21 kartu S. A. T, 4 kartu T. A. T dan 10 kartu Rorschach. Tujuh dari subjek
diberikan kartu SAT pertama, sedangkan sisanya diberikan kartu TAT dan Rorschach pertama.
Temuan yang paling mencolok adalah ketika seksualitas tidak putus seiring bertambahnya usia;
diantara tujuh tema ada lima prevalensi di SAT tapi dua tertingginya ada pada TAT. Umumnya,
setengah dari subjek yang lebih tua menunjukkan lebih banyak ketertarikan dalam seksual seperti
setengah yang lebih muda. Tidak ada perbedaan yang signifikan ditemukan diantara level
keinginan seksual pada pria dan wanita.

Deanna Toone menyelidiki apakah usia tua disertai dengan pandangan dunia yang rumit. Dia
mempertimbangkan tingkatan dan luasnya respon pada gambar SAT sebagai indikasi respon dari
perjanjian dunia luar dan hipotesa bahwa subjek yang sudah tua memiliki skor rendah pada semua
pengukuran daripada kelompok muda. Dalam ulasan literaturnya, dia menarik perhatian pada
karakteristik kepribadian individu yang penting dan konsep perkembangan tahapan selama masa
dewasa sebagai faktor yang mempengaruhi keterlibatan seperti yang dicatat dalam studi yang
cenderung mendukung teori pelepasan selama usia tua. Toone mengadministrasikan pertanyaan
dan sepuluh gambar pada SAT dalam kelompok 15 wanita berkulit hitam yang sehat yang berusia
antar 60 sampai 81. Respon dari skor pengaturan fisik, menceritakan seseorang, menceritakan
interaksi antar karakter, dan mengenalkan konten yang tidak secara khusus hadir pada gambar
tersebut. Hitungan kata digunakan sebagai tambahan ukuran dari keterlibatan dan cerita yang juga
memiliki hasil positif, negatif atau netral.
Teori perceraian tidak terjadi pada sample Toone. Faktanya, skor lansia lebih tinggi pada
pengukuran dari keterlibatan dan pengenalan ide-ide baru, meskipun tidak ada skor yang
signifikan. Arti angka pada kata-kata sangat dekat dengan dua kelompok, pengukuran dari wanita
muda sedikit lebih tinggi. Akhirnya, responden paling tua mengutarakan lebih banyak cerita
dengan hasil positive atau netral, sementara hasil dari cerita kelompok yang lebih muda lebih
sering netral dan negatif daripada positif. Toone menyarankan bahwa relevansi rangsangan mereka
dan juga contohnya sebagai seorang warga senior cenderung berinteraksi. Akhirnya, perhatian
Toone terbatas pada wanita dalam literatur tentang penuaan dan specialnya tidak adanya studi
tentang wanita kulit hitam. Dia melihat sebuah kebutuhan untuk mempelajari perbandingan
penyesuaian dari wanita yang bekerja dengan yang menjadi ibu rumah tangga.

Clio Garland menggunakan SAT untuk mempelajari tingkatan dan jenis ketergantungan yang
mungkin mendampingi usia tua. Dia menyimpulkan bahwa akan ada kenaikan signifikan pada
semua ketergantungan di antara orang tua, tapi "itu tetap menjadi pertanyaan terbuka apakah akan
ada berbagai jenis ketergantungan yang dimanifestasikan oleh orang tua dan muda”. Dia percaya
bahwa gangguan menyertai lansia merupakan karakteristik kepribadian seseorang, daripada usia
itu sendiri dan menjadi faktor penting yang mempengaruhi ketergantungan.
Garland mengadministrasikan sebuah pertanyaan dan sepuluh SAT pada dua kelompoh dari 15
wanita kulit putih; kelompok lansia dengan usia dari 65 sampai 81 dengan berbagai kisah; yang
lebih muda kebanyakan mahasiswa yang belum menikah dengan usia 20 sampai 25 tahun. Setiap
subjek di skor untuk jumlah dan kategori tema ketergantungan yang mereka sebutkan sebagai
berikut: orientasi pasive, kebutuhan kedekatan, ketidakmampuan untuk membuat keputusan,
mengandalkan orang lain atau pada institusi, perasaan ditolak, kebutuhan berlebihan pada
kedekatan, penurunan citra dan ketidakmampuan untuk berfungsi/bekerja sendiri.

Tidak ada perbedaan signifikan diantara dua kelompok usia sejauh jenis tema ketergantungan
yang disebutkan. Sesuai dengan pandangan bahwa regresi adalah tipikal usia tua, responden yang
lebih tua memiliki tiga tanggapan regresif dan wanita yang lebih muda, tidak ada. Mengejutkan,
subjek yang lebih muda menyebutkan lebih banyak tema dari penolakan dan bentuk dari
penolakan mereka disampaikan lebih umum dibanding kasus lansia wanita. Level edukasi dan
kesehatan tidak berhubungan pada ketergantungan. Garland juga membagi subjek lansianya
kedalam dua kelompok: mereka yang lebih dari 70 tahun dan mereka yang lebih muda. Mereka
yang lebih tua rata-rata memiliki tema ketergantungan lebih sedikit dibanding yang muda.
G. Saran untuk Penelitian
Selanjutnya
- Peneliti selanjutnya mungkin tertarik pada analisa komperatif “
perhitungan ide” antara orang muda dengan orang yang tua. Itu tampak
menarik.

Contohnya: untuk menghitung angka pada kata yang berhubungan dengan


“berharap, putus asa, kecendrungan affiliasi, dan seks.”

- Peneliti selanjutnya mungkin memasukkan variasi dari studi konten


analitik dari perhitungan kata. Studi konten analitik (dengan menghitung
kata) pada cinta dan kematian didalam cerita pendek oleh Somerset
Maugham dari Judson (1963) menyebabkan hasil yang sangat mirip yang
diperoleh Bellak (1963). Ini mungkin sangat menarik untuk melihat jika
pendekatan yang berbeda pada cerita SAT di masa depan yang mungkin
membawa konvergensi yang mirip pada data. Komparasi pada jenis antara
kelompok diatas umur 65 dan orang dewasa awal yang seharusnya sangat
berminat.

Anda mungkin juga menyukai