Anda di halaman 1dari 21

Kuliah 5

Obat-Obatan Trimester
I – Part 3
Obat Dispepsia
 Refluks asam terjadi ketika beberapa asam naik ke tenggorokan (esofagus).
Sfingter di bagian bawah esofagus biasanya mencegah refluks asam.
 Diperkirakan gangguan pencernaan saat hamil terjadi:
 Peningkatan kadar hormon tertentu memiliki efek relaksasi pada otot
sfingter.
 Ukuran bayi di perut menyebabkan tekanan yang meningkat pada perut.
 Satu atau keduanya di atas meningkatkan kemungkinan asam akan meresap
ke esofagus. Dispepsia biasanya hilang setelah melahirkan.
Dispepsia
 gejalayang berasal dari masalah di saluran pencernaan bagian atas.
 Pencernaan bagian atas termasuk kerongkongan (esophagus),
lambung dan bagian pertama dari usus kecil (duodenum).
Dispepsia Berdasarkan Gejala
Dominan

Dispepsia type Dispepsia type


Dispepsia type Ulkus Dismoltilitas Nonspesifik
(keluhan dominan (keluhan dominan (terdapat keluhan
nyeri Ulu hati) perut kembung, mual, tidak jelas diantara
dan cepat kenyang) lainnya)
Gejala Dispepsia :
 Gejala dapat bervariasi dari yang ringan (dalam banyak kasus) hingga berat.
Dispepsia dapat menyertakan satu atau lebih gejala berikut:
 Mulas. Ada rasa terbakar yang timbul dari pencernaan bagian atas
 aliran tiba-tiba dari air liur terasa asam.
 Sakit perut bagian atas.
 Nyeri di tengah dan di belakang tulang dada (sternum).
 Merasa sakit (mual) dan sakit (muntah).
 Kembung.
 Merasa cepat kenyang setelah makan.
Terapi Non Farmakologi
 Ubah pola hidup, hindari makanan berlemak, pedas, minuman
beralkohol, rokok
 Berbaring dengan kepala lebih tinggi, gunakan bantal dengan
keringgian 10-15 cm
 Makan sebelum tidur
 Minum rebusan jahe
Contoh obat-obatan yang digunakan dalam
kehamilan:
 Antasida
 Antagonis Reseptor H2
 Proton Pump Inhibitor (PPI)
 Sukralfat
Antasida
 Antasida memiliki indeks keamanan A bagi ibu hamil
 Diberikan sesudah makan dan mnejelang tidur malam 1-2 tablet 3-4 kali sehari
 Efek samping: diare dan sakit kepala
 Terlalu banyak magnesium, sehingga dapat memicu diare. kandungan aluminium
dapat menyebabkan sembelit.
 Dapat menyebabkan lemah otot, kelelahan dan berkurangnya nafsu makan pada ibu
hamil.
 Dapat menyebakan dehidrasi jika ibu hamil tak mengimbangi dengan meminum
banyak cairan.

 Contoh obat:
 Magnesium hidroksida, Alumunium hidroksida
Antagonis Reseptor H-2
 Memiliki indeks keamanan B pada ibu hamil
 Diberikan 30 menit sebelum makan
 Efek samping: sakit kepala, lelah, pusing, diare, dan ruam kulit.
 Contoh obat: Cimetidin dosis: 3x sehari 200-400mg

Ranitidin dosis: 2x sehari 150 mg


Famotidin: 1 kali sehari 40 mg
Proton Pump Inhibitor
 Obat golongan PPI memiliki indeks keamanan B bagi ibu hamil.
 Obat diberikan 30 menit sebelum makan atau sebelum tidur malam
 Efek samping: sakit kepala, diare, mulut kering
 Contoh obat:
 Lansoprazole dosis 1x sehari 30 mg selama 4 minggu
 Pantoprazole dosis 1x sehari 40 mg selama 2-8 minggu
Sukralfat
 Sukralfatmemiliki indeks keamanan B bagi Ibu hamil.
 Diberikan pada saat perut kosong, 1 jam sebelum makan atau 2 jam
setelah makan
 Dosis: 10ml (500mg/5 ml) 4x sehari.
 Efek samping: mual, muntah, konstipasi, diare, ruam kulit dan pusing
Obat Sakit Kepala, Nyeri dan Demam
 Sakit kepala pada kehamilan dapat disebabkan oleh:
 Anemia
 Melebarnya pembuluh darah untuk meningkatkan aliran darah ke
janin
 Tidak cukup makan dan minum sehingga kadar gula dalam darah
rendah (hipoglikemia)
Terapi sakit kepala, nyeri dan demam
 Non Farmakologi
 Istirahat yang cukup, hindari stress dan rileks
 Makan sedikit tapi sering
 Bangun tidur di pagi hari jangan langsung berdiri, duduk perlahan
kemudian berdiri
Terapi farmakologi:
 Parasetamol dosis 0.5-1g 3-4x sehari. Dosis dapat ditingkatkan
sampai dengan 4g/ hari bila diperlukan
 Efek samping: kerusakan fungsi hati, reaksi hematologi, reaksi kulit
dan alergi lainnya.
 Tidak boleh diberikan pada ibu hamil yang mengalami disfungsi hati
dan ginjal.
Batuk dan Pilek
Terapi non farmakologi:
 Minum air putih untuk membantu mengencerkan dahak serta
mengurangi iritasi atau rasa gatal
 Menghindari paparan debu
 Menghindari minuman atau makanan yang merangsang batuk
 Menghindari udara malam yang dingin
 Menghirup uap mentol atau minyak atsiri
Terapi farmakologi
 Acetylsistein
 Diberikansesudah makan 3x sehari 1 kapsul
 Efek samping: bronkospasme dan gangguan gastrointestinal
Pendarahan Per Vagina
 Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak dapat dianggap normal
adalah perdarahan yang merah, berat dan menimbulkan rasa sakit,
karena merupakan pertanda bahwa telah terjadi abortus kehamilan
atau kehamilan ektopik
 Pada usia kehamilan selanjutnya terkadang juga muncul perdarahan
abnormal dengan warna merah, banyak serta timbul rasa nyeri.
Terapi perdarahan per vagina
 Hemostatik
 Contoh: Asam traneksamat
 Dosis: 250-500 mg 3-4x sehari
 Efek Samping: gangguan gastrointestinal
Cont’d
 Penguat kandungan
 Contohnya: Allylestrenol
 Dosis:
 Abortus mengancam: 3x sehari 5 mg selama 5-7 hari. Kurangi dosis secara
bertahap setelah gejala menghilang
 Abortus habitualis: 5-10 mg per hari segera setelah kehamilan terdiagnosa
sampai minimal 1 bulan setelah masa kritis
 Ancaman kelahiran prematur: maksimal 40 mg/hari
 Efek samping: gangguan penglihatan, migrain, gangguan gastrointestinal
Cont’d
 Allylestrenol adalah obat yang dapat digunakan untuk mencegah
terjadinya keguguran. Salah satu penyebab keguguran adalah akibat rendahnya
hormon progesteron. Dalam hal ini, allylestrenol berperan sebagai pengganti
hormon tersebut di dalam tubuh.
 Allylestrenol bekerja seperti hormon progesteron alami, yang membantu
mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi, serta
membantu menekan risiko keguguran.
 Merek dagang: Progeston, Alyrenol, Nobor, Obstanon, Pregtenol, Premaston,
Gravynon, Prestrenol, Preboran, Preabor, Pregnolin, Pregnabion

Anda mungkin juga menyukai