Anda di halaman 1dari 46

Keluhan penyakit trimester kedua:

1. Diabetes Mellitus

2. Preeklampsia dan Eklampsia

3. Varizella dan Herpes Zoster


DIABETES MELITUS

Diabetes mellitus is defined as an elevated blood glucose associated with absent or inadequate pancreatic insulin
secretion, with or without concurrent impairment of insulin action
Diabetes Gestasional
 Padamasa kehamilan, plasenta akan memproduksi lebih banyak
hormon, seperti hormon estrogen, HPL (human placental lactogen),
termasuk hormon yang membuat tubuh kebal terhadap insulin, yaitu
hormon yang menurunkan kadar gula darah. Akibatnya, kadar gula
darah meningkat dan menyebabkan diabetes gestasional.
DM Gestasional
 Derajat intoleransi glukosa selama kehamilan, terjadi ketika hormon
kehamilan atau faktor lain mengganggu kemampuan tubuh
menggunakan insulin.
 Bahaya DM Pada ibu hamil: Persalinan prematur, hydramnion,
kelainan bawaan, kelahiran bayi dengan BB > 4.000 g, kematian
janin dalam kandungan dengan kehamilan minggu ke-36
DM Gestasional
 Wanita memiliki diabetes saat sebelum hamil
 Terdapat anggota keluarga yang mengidap diabetes
 Riwayat kehamilan sebelumnya, misalnya melahirkan bayi besar (berat
>4.000 g) atau kondisi air ketuban sangat banyak
 Kesehatan ibu hamil itu sendiri, misalnya hamil dalam kondisi obesitas,
memiliki hipertensi baik sebelum atau saat hamil, dan sebagainya
 Pernah mengalami kematian janin dalam minggu-minggu terakhir
Tanda-tanda
 Sering merasa haus
 Frekuensi buang air kecil meningkat
 Mulut kering
 Tubuh mudah lelah
 Penglihatan buram
Cont’d
 Diganosis DM Gestasional ditegakkan apabila ditemukan hasil
pemeriksaan kadar gula:
 Puasa: >92 mg/DL
 Setelah 1 jam >180 mg/dl
 Setelah 2 jam > 153 mg/dl

 Ditemukan glukosa dalam air seni


Criteria for the Diagnosis of Diabetes

1
Give 75 g of glucose dissolved in 300 mL of water after an overnight fast in persons who have been receiving at
least 150–200 g of carbohydrate daily for 3 days before the test.
2
A fasting plasma glucose ≥126 mg/dL (7.0 mmol) or HbA1c ≥ 6.5% is diagnostic of diabetes if confirmed by repeat
testing.Symptoms and random glucose level >200 mg/dL (11.1 mmol/L) are diagnostic, and there is no need to do
additional testing.
Pengelolaan DM pada kehamilan
 Mempertahankan kadar gula darah:
Sebelum makan: < 95 mg/dl
1-2 Jam setelah makan: < 140mg dan 120 mg/dl

 Dilakukan dengan pemberian insulin dan mengatur pola makan (diet)


Pengaturan Diet pada GDM
 Tentukan berat badan ideal: BB Ideal = (90% x (TB-100)
 Kebutuhan kalori: (BB Ideal x25) +(10-30%) tergantung aktivitas
fisik. Untuk kehamilan ditambah 300 kalori
 Bila kegemukan, kalori dikurangi 20-30% tergantung tingkat
kegemukan
 Bila kurus ditambah sekitar 20-30% sesuai kebutuhan untuk
meningkatkan BB
 Asupan protein yang dianjurkan adalah 1-1,5 g/KgBB
Cont’d
 PengelolaanDM dalam kehamilan bertujuan untuk:
 Mempertahankan kadar glukosa darah puasa <105 mg/dl
 Mempertahankan kadar glukosa darah pp <120mg/dl
 Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb A1c) <6%
 Mencegah episode hipoglikemia
 Mencegah ketouria/ ketoasidosis diabetik
 Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal
TERAPI INSULIN
 Insulin merupakan hormon yang terbentuk secara alami dan
diproduksi oleh pankreas. Insulin dibutuhkan untuk mengangkut gula
dari darah ke dalam sel-sel tubuh yang kemudian digunakan untuk
menghasilkan energi.
 Terapi insulin harus bersifat individual dan diseimbangkan dengan
asupan makanan dan olahraga.
 Saat pasien mulai menggunakan insulin untuk mengatasi diabetes,
dosis awal hanyalah titik awal.
Cont’d
 Seiring waktu, kebutuhan insulin dipengaruhi oleh faktor-faktor
seperti:
 kenaikan atau penurunan berat badan,
 perubahan kebiasaan makan, dan
 penambahan obat obatan lainnya.
 Kebutuhan insulin sering kali meningkat dan dosis harus diatur ulang
untuk dapat memenuhi kebutuhan kadar insulin baru
Jenis Sediaan Insulin
 Tipe dan kebutuhan insulin bervariasi bergantung pada:
 seberapa cepat insulin bekerja,
 waktu kerja maksimal, dan
 durasi kerja insulin dalam tubuh.
 Karena terapi insulin selalu membutuhkan peningkatan dosis dan tidak
nyaman, banyak dokter merekomendasikan penggunaan insulin basal
dengan insulin yang diberikan pada waktu makan saat dibutuhkan.
 insulin basal ditujukan untuk menjaga kadar glukosa darah tetap
terkendali selama periode puasa atau tidur.
Jenis Sediaan Insulin
 Terdapat dua jenis insulin basal, yaitu insulin intermediate-acting
(kerja sedang) dan insulin long-acting (kerja-panjang).
 Untuk menyerupai mekanisme tubuh pasien sehat dalam melepaskan
insulin, insulin bolus (insulin short-acting (kerja singkat) atau rapid-
acting (kerja-cepat)) harus diberikan untuk mencegah peningkatan
kadar glukosa darah setelahmakan.
Insulin kerja cepat atau short-acting :
 Digunakan pada waktu makan
 Mulai bekerja dalam waktu 30 menit
 Bekerja maksimal dalam 2 hingga 3 jam
 Efek bertahan hingga 6 jam
 Insulin Neutral Protamine Hagedorn (NPH) harus di-resuspensi
(mengaduknya perlahan dengan memutar pen) sebelum digunakan
 Contoh : Humulin R; Novolin R; dan, untuk pompa insulin,
Velosulin, hanya Humulin R yang tersedia di Indonesia
Insulin kerja-sedang
 Digunakan sehari sekali
 Bekerja maksimal 4 hingga 8 jam setelah injeksi
 Efeknya bertahan hingga 18 jam
 Jika diinjeksikan sebelum tidur, insulin akan bekerja maksimal pada
dini hari, yaitu saat insulin paling dibutuhkan
 Contoh : NPH (Netral Protamine Hegedorn ), Humulin N
Insulin kerja-panjang
 Menurunkan kadar glukosa secara bertahap
 Efeknya dapat bertahan hingga 24 jam
 Contoh : Protamine Zinc Insuline; detemir (Levemir) dan glargine
(Lantus),tersedia di Indonesia
 Ultralong-acting insulin : Digunakan sehari sekali; Efeknya dapat
bertahan lebih dari 24 jam. Contoh : degludec (Tresiba),belum
tersedia di Indonesia
Terapi Insulin
 Insulin dapat dikombinasi dari jenis yang berbeda
 Premixed insulin memiliki kombinasi insulin kerja-sedang dan kerja-
cepat dalam jumlah yang spesifik dalam 1 botol atau pen insulin. Produk
ini, seperti Humulin 70/30, Novolin 70/30, Novolog 70/30, Humulin
50/50, dan Humalog Mix 75/25, umumnya digunakan 2 atau 3 kali sehari
sebelum waktu makan.
 Obat hipoglikemik oral (Antidiabetik Oral) tidak digunakan dalam DMG
karena efek teratogenitasnya yang tinggi dan dapat diekskresikan
dalam jumlah besar melalui ASI
Indikasi
Insulin merupakan terapi farmakologis untuk:
 Ps DM tipe 1
 Ps DM tipe 2 yang tdk terkontrol dengan adekuat oleh diet dan/atau ADO
 DM gestational
 Ketoasidosis diabetik
 Hiperglikemik hiperosmolar state
 Manajemen perioperatif ps DM tipe 1 dan 2
 DM pd remaja dan anak
 DM pd ps di RS
Cara Pemberian
 Kecuali dinyatakan lain penyuntikan dilakukan subkutan
 Penyerapan paling cepat terjadi di daerah abdomen, diikuti daerah
lengan, paha bagian atas, dan bokong.
 Bila disuntikkan secara intra muskular dalam, maka penyerapan akan
terjadi lebih cepat, dan masa kerjanya menjadi lebih singkat.
Efek Samping Insulin
 Hipoglikemia
 Pingsan
 Iritasikulit
 Kejang
 Pusing
 Alergi
 Muntah
 Denyut jantung tidak stabil, penurunan konsentrasi
MENGENAL ANTIDIABETIKA ORAL (ADO)
 Sulfonilurea;Cth: Tolbutamid, Glibenklamid, Glipizid, Glimepirid
 Meglitinid; Cth: Repaglinid, Nateglinid
 Biguanid; Cth: Metformin
 Tiazolidindion; Cth: Pioglitazon
 Penghambat Enzim Alpha Glukosidase; Cth: Akarbose
 Inkretin Mimetik; Cth: Eksenatid dan Liraglutid
 Penghambat DPP4; Cth: Sitagliptin, Saxagliptin, Linagliptin
Sulfonilurea
• Meknisme kerja: menstimulasi pelepasan insulin dari sel β pankreas (mempengaruhi kanal K)
• Indikasi: Untuk pasien DM tipe 2 yang kadar gula darahnya tidak terkontrol dengan diet
• Sulfonilurea dapat diberikan 30 min a.c (sering kali 1x sehari)
• Sulfonilurea  generasi 1 dan 2
• Sulfonilurea generasi 2  lebih baik dari generasi 1
• Metabolisme di hati dan diekskresi di urin  hati-hati pada pasien ganguan hati dan ginjal
• Kontraindikasi:
– DM tipe 1
– Kehamilan
– Laktasi
– Insufisiensi hati atau ginjal yang signifikan (untuk SU generasi ke-1)
Sulfonilurea
Contoh :
• Gen. 1  Tolbutamid
• Gen. 2  Glibenklamid, Glipizid, Glimepirid

Efek Samping :
Hipoglikemia
Mual dan muntah
cholestatic jaundice
Agranulositosis
Anemia aplastik dan hemolitik
Reaksi hipersensitivitas
Meglitinid
• Meknisme kerja: menstimulasi pelepasan insulin dari sel β pankreas (mempengaruhi kanal K)
• Indikasi: Untuk pasien DM tipe 2 yang kadar gula darahnya tidak terkontrol dengan diet
• Metabolisme di hati dan di ginjal dan diekskresi di urin  hati-hati pada pasien ganguan hati dan
ginjal
• Take 15-30 min before meals.
• Efek samping:
– Hipoglikemia
– Gangguan pencernaan
– Alergi
• Contoh:
- Repaglinid
- Nateglinid
Biguanid
• Meknisme kerja:
 menurunkan kadar glukosa terutama dengan menurunkan produksi glukosa hepatik
 meningkatkan kerja insulin pada otot dan jaringan lemak
• Indikasi: Untuk pasien DM tipe 2 yang kadar gula darahnya tidak terkontrol dengan diet
• Dosis awal  2 x 500 mg; pemeliharaan  3x500 mg; max 2,5 gram. Obat diminum d.c
• Contoh: Metformin
• Kontraindikasi:
– Gangguan fungsi ginjal
– Penyakit hati
– Riwayat asidosis laktat
– Gagal jantung yang memerlukan terapi obat
– Penyakit paru hipoksik kronik
Tiazolidindion

• Meknisme kerja:
 meningkatkan sensitivitas jaringan perifer (terutama jaringan lemak dan otot) terhadap insulin
 menurunkan produksi glukosa hepatik
• Indikasi: Untuk pasien DM tipe 2 yang kadar gula darahnya tidak terkontrol dengan diet
• Tidak berhubungan dengan transpor glukosa ke dalam otot dan jaringan lemak sehingga baik
digunakan pada pasien DM yang hiperlipidemia
• Dosis awal  15 x 30 mg dapat ditingkatkan hingga 45 mg.
• Tablets are taken orally, once daily with or without food.
• Contoh: Pioglitazon
• Kontraindikasi:
– Gagal jantung
Tiazolidindion

Efek Samping :
Peningkatan berat badan
Edema
Retensi cairan
Gagal jantung.
Penghambat Enzim Alpha Glukosidase
• Meknisme kerja:
menghambat kerja α-glucosidase pada intestinal brush border  mencegah peningkatan kadar
glukosa darah
• Indikasi:
 DM tipe 2
 DM tipe 1
Terutama yang mengalami hiperglikemia post prandial
• Dosis awal  25 mg tepat sesaat sebelum makan. Dosis maksimal 75 mg
• Contoh: Akarbose
• Efek samping
 malabsorpsi terkait dosis,
 flatulence,
 diare,
 abdominal bloating.
Inkretin Mimetik

• Inkretin adalah hormon yang diproduksi oleh usus halus sebagai respon peningkatan gula darah
sesudah makan.
• Inkretin dapat meningkatkan produksi hormon insulin.
• Inkretin  GIP dan GLP-1
• DM Tipe 2  defisiensi GLP-1 sehingga respon insulin terhadap peningkatan kadar gula darah
setelah makan rendah
• Inkretin mimetik  Agonis GLP-1 yang tidak dapat didegradasi oleh DPP4
• Contoh obat: Eksenatid dan Liraglutid
• Meknisme kerja:
menyerupai GLP-1 sehingga dapat meningkatkan produksi insulin
• Eksenatid  Dosis 5-10 mcg SC
• Kontraindikasi: DM Tipe 1 dan Ketoasidosis diabetik
Penghambat DPP4

• Meknisme kerja:
Menghambat kerja DPP4 sehingga mencegah degradasi GLP-1
• Indikasi: Untuk pasien DM tipe 2 yang kadar gula darahnya tidak terkontrol dengan diet
• Tidak berhubungan dengan transpor glukosa ke dalam otot dan jaringan lemak sehingga baik
digunakan pada pasien DM yang hiperlipidemia
• Contoh: Sitagliptin, Saxagliptin, Linagliptin
• Sitagliptin  100 mg per hari, May be taken with or without food.
• Kontraindikasi:
– DM Tipe 1
Efek Samping :
– Ketoasidosis
Sitagliptin  mual
– Gangguan ginjal dan hati
Vildagliptin  batuk dan nasofaringitis
Preeklampsia dan Eklampsia

 Preeklampsia adalah kondisi hipertensi yang disertai dengan kadar protein di


dalam urin pada ibu dengan usia kehamilan di atas 20 minggu
 Wanita hamil dengan preeklampsia akan mengalami pembengkakan pada kaki
dan tangan (udema). dengan catatan bahwa tidak semua ibu dengan
preeklampsia memperlihatkan edema.
 Eklampsia merupakan kondisi lanjutan dari pre-eklampsia yang tidak diatasi
dengan baik. Selain mengalami gejala preeklampsia, wanita hamil yang terkena
eklampsia juga sering mengalami kejang-kejang
Preeklampsia
 Tekanan darah > 140/90 mmHg dan ada minimal 1 dari gejala
berikut :
 Protenuria : dipstick > +1 atau > 300 mg/24 jam
 Serum kreatinin > 1,1 mg/dL
 Edema paru
 Peningkatan fungsi hati > 2 kali
 Trombosit > 100.0000
 Nyeri kepala, nyeri epigastrium dan gangguan penglihatan
Preklampsia berat
Jika ada salah satu dari :
 Tekanan darah > 160/110 mmHg
 Proteinuria > +1
 Serum kreatinin > 1,1 mg/dl
 Peningkatan enzim hati > 2 kali
 Trombosit < 100.000
 Edema paru
 Nyeri kepala, gangguan penglihatan dan nyeri epigastrium
Diagnostic Criteria for Pregnancy-Associated Hypertension
ANTI HIPERTENSI
 Indikasi utama pemberian anti hipertensi ada kehamilan adalah
untuk keselamatan ibu dan mencegah penyakit serebrovaskuler
 Obat anti hipertensi diberikan bila tekanan darah > 160/110 mmHg
(II/A)
 Pemberian anti hipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral ,
hydralazine, dan labetalol parenteral (I/A)
 Alternatif anti hipertensi yang lain adalah : nitrogliserin, metildopa,
labetalol (I/B)
Antihipertensi
Nifedipine (CCB)
• MK : vasodilatasi arteriol  berkurangnya resistensi perifer
• ES : takikardi, sakit kepala, flushing, edema tungkai
• Dosis : 10 mg oral diulang tiap 15-30 menit bila perlu. Dosi max
30 mg/hari
Metildopa
• Penggunaan utama untuk hipertensi pada kehamilan
• MK: Mengurangi resistensi perifer
• ES: hipotensi ortostatik
• Dosis :
– Initial: 250 mg PO q8-12hr for 2 days,
– Maintenance: 250-1000 mg/day divided q6-12hr PO, usually no more
than 3 g/day
– IV (methyldopate): 250-1000 mg infusion over 30-60 minutes q6-8hr
PRN; no more than 4 g/day
Varrisela dan Herpes Zoster
 Virus herpes dan virus varisella Penyakit ini termasuk TORCH
(toxoplasmosis, rubella, cytomegalovirus, herpes simpleks) dan
varisella zoster . Kelima penyakit ini dapat mengakibatkan
kerusakaan janin.
Pencegahan infeksi sebelum hamil
 Periksa status imunisasi. Wanita yang sudah pernah terkena cacar air
dan atau herpes zoster atau memperoleh vaksinasi sebelumnya
dianggap sudah terproteksi sehingga tidak perlu divaksin lagi
 Vaksinasi bagi wanita yang belum terproteksi diberikan selambat-
lambatnya 30 hari sebelum merencanakan untuk hamil
 Vaksin (Varilrix) diberikan 2 kali dengan rentang waktu 6-8 minggu,
masing-masing 0,5 ml sub kutan
Pencegahan infeksi pada masa kehamilan
 Menghindari kontak dengan orang yang sedang terkena cacar air atau
herpes zoster
 Memvaksinasi orang-orang yang tinggal disekitar wanita tersebut,
terutama jika ia belum terproteksi
 Ibu dengan infeksi Varicella yang signifikan beri acyclovir 800 mg
oral 5x sehari selama 7 hari
 Pada komplikasi yang lebih berat diberikan acyclovir IV pada dosis
10-15 mg/KgBB setiap 8 jam selama 5-10 hari. Dimulai dari 24-72
jam setelah muncul ruam.
Pencegahan infeksi pasca persalinan
Pada ibu yang belum terproteksi, vaksinasi dosis pertama diberikan
sebelum meninggalkan rumah sakit dan dosis kedua diberikan pada 6-8
minggu pasca persalinan
 Tatalaksana pada wanita hamil yang terinfeksi atau terpapar kontak
(Langsung di dalam ruangan dengan orang yang infeksius selama 1
jam atau lebih)
 Segera rujuk ke dokter spesialis obgyn
 Varicella dapat menular mulai dari 2 hari sebelum muncul ruam kulit
hingga saat krusta mengering (kira-kira 5 hari setelah ruam muncul)
Efek Samping
 Acyclovir aman diberikan pada ibu dengan usia kehamilan di atas 20
minggu.
 Efek samping penggunaan acyclovir antara lain: gatal-gatal, ruam
kulit, gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah, diare dan nyeri
perut, peningkatan sementara enzim yang berhubungan dengan
bilirubin dan hati, peningkatan urea dan kreatinin darah, sakit kepala,
reaksi neurolpgis dan fatigue

Anda mungkin juga menyukai