Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN

KAMAR BEDAH
OLEH : Ns. NIA APRILLA, M.Kep
Asuhan keperawatan Peri-Operatif

Pendahuluan
Kata peri-operatif adalah suatu istilah gabungan yg
mencangkup 3 fase pengalaman pembedahan yaitu :pr-
operatif merpakan tahap pertama dimulai sejak pasien
diterima masuk dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke
meja operasi, intra-operatif dimulai sejak pasien
dipindahkanke meja operasi dan berakhir bila pasien
dipindahkan ke ruang pemulihan, post-operatif dimulai
sejak pasien diterima di ruang pemulihan dan berakhir
sampai evaluasi selanjutnya.
1. Persiapan Peri-operatif
A. Fase pre-operatif
1. persiapan psikologi
Penyuluhan merupakan fungsi penting yang dapat dilakukan
seorang perawat pada fase pra-bedah dan dapat mengurangi
kecemasan pasien.
2. Persiapan fisik
 Persiapan puasa
Pada 8 jam menjelang operasi klien sudah tidak diperbolehkan
makan untuk sementra, dan pada 4jam sebelum operasi pasien
tidak diperbolehkan untuk minum (berpuasa). Hal ini diberlakukan
untuk pasien yang menggunkan anastersi umum. Namun pada
pasien anastesi spinaL makanan rin gan diperbolehkan
 Persiapan pencernaan
Pemberianlavement sebelum operasi bisa dilakukan pada
bedah saluran pencernaan atau pelvis daerah periferal.
Maksud dari pembiriannya yaitu :
Mencegah cidera kolon
Mencegah konstipasi
Mencegah infeksi

 Persiapan kulit
Daerah yang akan dioperasi harus bebas dari rambut, oleh
sebab itu harus dilakukan pencukuran. Luas daerah yang
dicukur sekurang-kurangnya 10-20cm2
 hasil pemeriksaan
Meliputi hasil laboratorium, foto rontgen, ECG,
USG dll

Persetujuan operasi/informed consent


Merupakan izin tertulis dari pasien/keluarga harus
tersedia.persetujuan bisa didapat dari
keluargadekat yaitu suami/istri, anak tertua, orang
tua,dan keluarga dekat
3. Persiapan akhir sebelum masuk kamar operasi
Adalah melalui antisipasi terhadap cedera atau mencegah terjadinya
cederayg bertujuan untuk melindungi pasien dari kesalahan identifikasi
atau cedera.

Hal yg dilakukan sbb :


• Cek daerah kulit
• Cek gelang identitas
• Lepas perhiasan
• Bersihkan cat kuku
• Kontak lensa harus dapat diamankan
• Protesa (gigi palsu,mata palsu)harus dilepas
• Kandung kemih harus kosong
• Status pasien serta hasil pemeriksaan harus dicek meliputi : catatan
tentang persiapan kulit, ttv,pemberian medikasi, pengobatan rutin, data
antropometri (bb, tb), infomed consent dan pemeriksaan laboratorium.
4. Pemberian obat medikasi
Obat-obat pra-anastesidiberikan untuk mengurangi kecemasan,
memperlancar induksi dan untuk pengelolaan anastesi.

5 pengkajian keperawatan pra-bedah


a. Data subjektif
• Pengetahuan dan pengalaman terdahulu
• Jangka waktu
• Pengalaman bedah terdahulu
• Kesiapan psikologis menghadapi tindakan bedah
• Agama dan artinya bagi pasien
• Kepercayaan dan praktek budaya terhadap bedah
• Kelurga dan orang terdekat
• Perubahan pola tidur
• Peningkatan seringnya berkemih
• Status fisiologi
b. data obyektif
• Pola bicara
• Tingkat interaksi dg org lain
• Perilaku
• BB
• TTV
• Pengindraan
• Kulit
• Mulut
• Thorak seperti bunyi nafas, pemekaran dada, kemmpuan bernafas,
bunyimjantung
• Ektremitas yaitu kekuatan otot
• Kemampuan motorik seperti keterbatasan berjalan,duduk atapun
bergerak

6. Masalah keperawatan yg lazim muncul


1) Cemas
2) Resiko infeksi
3) Resiko injurya
B. Fase Intra-operatif
1. Keperawatan intra-operatif
a. Pengkajian
• Idenfikasi pasien
• Validasi data yg dibutuhkan dg pasien
• Periksa catatan pasienterhadap adanya : informed consent,
kelegkapan catatan riwayat kesehatan, hasil pemeriksaan
diagnostik,pengkajian pasien, dan check-list pra-operatif
• Lengkapi pengkajian keperawatan praoperatif segera
misalnya status psiologis,psikososial, dan fisik
b. Perencanaan
• Menginterpretasidata umum ke dlm rencana
asuhanmeliputi : usia, ukuran, jenis kelamin,
ketersediaan peralatan spesifik, dan kebutuhan
medikasi.
• Mengidentifikasi aspek-aspek lingkungan ruang
operasi yg dapat secara negatif mempengaruhi
klien meliputi aspek fisik dan psikososial
c. Intervensi
1) Berikan asuhan keperawatan berdasarkan pada prioritas
kebutuhan pasien
2) Ikuti tahapan sesuai dengan prosedur bedah
3) Ikuti prosedur yg telah ditetapkan
4) Komunikasikan situasi yg merugikan pada ahli bedah, ahli
anastesi,/perawat yg bertanggung jawab / bertindak yg tepat
untuk mengontrol atau menangani situasi
5) Gunakan peralatanb secara bijaksana untuk menghemat biaya
6) Bantu ahli bedah dan anastesi untuk menerapkan rencana
sesuai tindakan
d. Evaluasi
1) Mengevaluasi kondisi pasien dg cepat sebelum dikeluarkan
dari ruang operasi yaitu carabernafas, warna kulit, selang
invasif, drain kateter, dan balutan.
2) Ikut serta dalam mengidentifikasi praktek keperawatan yg
tidak aman dan menanganinya dg baik
3) Ikut serta dlm mengevaluasi kemanan lingkungan
4) Melporkan dan mendokumentasikan
5) Menunjukkan pemahaman tentang prinsip aseptik dan praktek
keperawatan teknis
6) Menegenali tanggung-gugat ilegal dari keperawatan
preoperatif
2.Prinsip Tindakan keperawatan selama pelaksanaan
Operasi
a. Persiapan pasien
b. Pengaturan posisi
• Atyur posisi pasien dalam posisi nyaman
• Jaga privasi pasien
• AmanKan Pasien ditas meja opersi dg lilitan yang baik
• Jaga pernafasan dan sirkulasi tetap dekuat
• Hindaritekanan pada bagian tubuh tertentu
• Jaga agar extermitas pasien tidak mernjuntai diluar meja operasi
c. Selama dilaksanakan operasi
Hal yg dikaji selama dilaksanakan operasi bagi apsien yg diberi anastesi
total adalah yg bersifat fisik saja, sdangkan pada pasien yg diberi anastesi
lokal ditambah dg pengkajian psikososial
3. Masalah keperawatan yg lazim muncul
a) Cemas
b) Resiko injury/perlukaan/resiko
kekurangan volume cairan tubuh
c) Resiko infeksi
d) Kerusakan integritas kulit
C. Fase post operatif
1. Asuhan keperawatn yg dilaksanakan segera setelah periode
pasca anastesi
a.Mempertahankan ventilasi pulmonary
• Berikan posisi miring atau setengah telungkup dg kepala
tengadah kebelakang dan rahang didorong kedepan pada pasien
sampai pulih
• Saluran nafas buatan
• Terapi oksigen(o2)
b. Mempertahankan sirkulasi
c. Mempertahankan keseimbangan dan cairan elektrolit
d.Mempertahanakan keamanan dan kenyamanan
2. Perawatan pasien di ruang pemulihan /recovery room
Room
a. Posiskan kepala pasien lebih rendah dan kepaal dimiringkan
psien dg pembiusan umum, sedang padapembiusan regional
posisi semifowler
b. Pasang epngaman pada tempat tidur
c. Monitor TTV
d. Penghisapan lendir daerah mult dan trakea
e. Beri oksigen o2 2-3 liter sesuai program
f. Observasi adanya muntah
g. Catat intake dan output cairan
Hipotermi
Hipotermia adlah keadaan suhu tubuh dibwah 36,6c.hipotermi yg
tidak diinginkan mungkin saja terjadi pada pasien akibat suhu
rendah dikamar opersai.
Pecegahan yg dapat dilakukan untuk menghindari hipotermi
adalaah mengatur suhu ruangan kamar operasi pada suhu ideal
(25-26,6c), cairan intravena dan irigasi dibuat pada suhu 37c, gaun
operasi pasien dan selimut yg basah harus segera diganti dg gaun
dan selimutyg kering.pengunaan topi juga dapat dilakukan untuk
mecegah terjadinya hipotermi.
Hipetermi maligna
Terjadi akibat gangguan otot yg disebabkan oleh
agen anastetik. Selama anastesi, agen anastesi
inhalasi dan relaksan otot dapat memicu
terjadinya dipetermi maligna.untuk
menghindarinya, lakukan monitoring terhadap
kondisi pasien meliputi TTV, ECG, elektrolit, dan
analisa gas darah.
Pertimbangan anastesi peri-operatif
1. Evaluasi peri-operatif
a. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Evaluasi fungsi berbagai sistem utama tubuh , terutama
sistem kardiovaskuler dan pernapasan, riwayat pengobatan
termasuk penggunaan obat dg resep atau obat bebas serta
adanya alergi harus ditanyakan.
b. Penilaian diagnostik
Prosedur penilaian diagnostik harus dilakukan seiring dg
adanya proses penyakit dan medikasi yg dikosumsi.
2. Pramedikasi walapun pemberian
pramedikasi farmakologis dilakukan oleh
dokter, namun setiap kebutuhan klien
harus dipertimbangkan secara induvidual
3. Teknik anastesi
a. Anastesi umum
Anastesi umum dapat diinduksi dg obat intra vena.
b. Anastesi regional
Tingkat perawatan pada klien yg menjalani anastesi regional sama
dg yg diperoleh klien dg anastesi umum.
c. Anastesi sadar
Agar teknik ini berhsildg baik, diperlukan kombinasi antara
pemberian anastetiklokal secara terampil, pemilihan obat sedatif
yg tepat dg dosis yg sesuai dan kerja Sama klien.teknik sedasi
harus disesuaikan dgjenis dan lama peosedur pembedahan.
THANK YOU FOR
ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai