Anda di halaman 1dari 12

Manajemen Penggunaan Obat &

Studi Penggunaan Obat

Disusun Oleh :
Sherlina Puspita(16180100004)
Siti Maulidini (16180100005)
Winda Fitriani (16180100006)
Apa itu Obat ?

 Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk


merawat penyakit, meredakan/menghilangkan gejala,
atau mengubah proses kimia dalam tubuh.
 Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan
diagnosis, mencegah, mengurangi, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau
kelainan fisik dan psikis pada manusia atau hewan.
Sejarah penggunaan obat

Kebanyakan obat yang digunakan dimasa lampau adalah obat yang


berasal dari tanaman. Dengan cara mencoba–coba, secara empiris
orang purba mendapatkan pengalaman dengan berbagai macam daun
atau akar tumbuhan untuk menyembuhkan penyakit. Pengetahuan ini
secara turun temurun disimpan dan dikembangkan, sehingga muncul
ilmu pengobatan rakyat, sebagaimana pengobatan tradisional jamu di
Indonesia.
Hal ini dianggap kurang memuaskan, maka lambat laun ahli-ahli
kimia mulai mencoba mengisolasi zat-zat aktif yang terkandung dalam
tanaman – tanaman sehingga menghasilkan serangkaian zat – zat
kimia sebagai obat
Macam-macam Bentuk Obat dan Tujuan Penggunaannya

1. Pulvis (Serbuk)
Merupakan campuran kering bahan obat atau zat kimia yang dihaluskan, ditujukan untuk pemakaian oral atau untuk
pemakaian luar.

Keuntungan sediaan bentuk pulvis (serbuk), antara lain :


a. Serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang dipadatkan.
b. Anak anak atau orang tua yang sukar menelan kapsul atau tablet lebih mudah menggunakan obat dalam dalam bentuk
serbuk.
c. Masalah stabilitas yang sering dihadapi dalam sediaan cair, tidak ditemukan dalam sediaan serbuk.
d. Obat yang tidak stabil dalam suspensi atau larutan air dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
e. Obat yang terlalu besar volumenya untuk dibuat tablet atau kapsul dapat dibuat dalam bentuk serbuk.
f. Dokter lebih leluasa dalam memilih dosis yang sesuai dengan keadaan penderita
Kerugian bentuk sediaan pulvis (serbuk), antara lain :
g. Tidak tertutupnya rasa dan bau yang tidak enak (pahit, sepet, lengket di lidah, amis, dan lain lain).
h. Pada penyimpanan kadang terjadi lembap atau basah.
2. Emulsi
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase cairan dalam sistem dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan
merata dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.
 
 

Keuntungan sediaan emulsi adalah sebagai berikut :

a. Dapat membentuk sediaan yang saling tidak bercampur menjadi dapat bersatu membentuk sediaan yang homogen dan stabil
b. Bagi oarng yang susah menelan tablet dapat menggunakan sediaan emulsi sebagai alternatif
c. Dapat menutupi rasa tidak enak obat dalam bentuk cair, contohnya minyak ikan
d. Meningkatkan penerimaan oleh pasien

Kerugian emulsi adalah sebagai berikut :

a. Sediaan emulsi kurang praktis daripada sediaan tablet


b. Sediaan emulsi mempunyai stabilitias yang rendah daripada sediaan tablet karena cairan merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan bakteri
c. Takaran dosisnya kurang teliti
3. Kapsulae (Kapsul)
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras atau lunak yang dapat larut.

Keuntungan sediaan kapsul yaitu:


a. Menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. Menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income fisis), dengan pemisahan antara lain
menggunakan kapsul lain yang lebih kecil kemudian dimasukkan bersama serbuk lain ke dalam kapsul yang
lebih besar.
e. Mudah ditelan.

Kekurangan sediaan kapsul yaitu:


f. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang mudah menguap karena pori-pori kapsul tidak dapat menahan
penguapan.
g. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang higroskopis (menyerap lembab).
h. Tidak dapat digunakan untuk zat-zat yang dapat bereaksi dengan cangkang kapsul.
i. Tidak dapat diberikan untuk balita.
j. Tidak bisa dibagi-bagi.
4. Pulveres
Merupakan serbuk yang dibagi dalam bobot yang lebih kurang sama, dibungkus menggunakan bahan pengemas
yang cocok untuk sekali minum.

5. Tablet (Compressi)
Merupakan sediaan padat kompak dibuat secara kempa cetak dalam bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua
permukaan rata atau cembung mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan tambahan.

6. Pilulae (PIL)
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan obat dan dimaksudkan untuk pemakaian
oral. Saat ini sudah jarang ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan pada seduhan
jamu.

7. Solutiones (Larutan)
Merupakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam
air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaannya, tidak dimasukkan dalam golongan produk
lainnya (Ansel). Dapat juga dikatakan sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut,
misalnya terdispersi secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.
Cara penggunaannya yaitu larutan oral (diminum) dan larutan topikal (kulit).
8. Suspensi
Merupakan sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut terdispersi dalam fase cair. Macam suspensi
antara lain: suspensi oral (juga termasuk susu/magma), suspensi topikal (penggunaan pada kulit), suspensi tetes
telinga (telinga bagian luar), suspensi optalmik, suspensi sirup kering.

9. Galenik
Merupakan sediaan yang dibuat dari bahan baku yang berasal dari hewan atau tumbuhan yang disari.

10. Extractum
Merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat dari simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian sehingga memenuhi baku yang ditetapkan.

11. Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 900 C selama 15
menit.

12. Immunosera (Imunoserum)


Merupakan sediaan yang mengandung Imunoglobin khas yang diperoleh dari serum hewan dengan pemurnian.
Berkhasiat menetralkan toksin kuman (bisa ular) dan mengikat kuman/virus/antigen.

 
13. Unguenta (Salep)

Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Dapat juga dikatakan sediaan
setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar
salep yang cocok.

14. Suppositoria
Merupakan sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk, yang diberikan melalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh,
melunak atau melarut pada suhu tubuh.

15. Guttae (Obat Tetes)


Merupakan sediaan cairan berupa larutan, emulsi, atau suspensi, dimaksudkan untuk obat dalam atau obat luar, digunakan dengan cara
meneteskan menggunakan penetes yang menghasilkan tetesan setara dengan tetesan yang dihasilkan penetes beku yang disebutkan
Farmacope Indonesia. Sediaan obat tetes dapat berupa antara lain: Guttae (obat dalam), Guttae Oris (tets mulut), Guttae Auriculares
(tetes telinga), Guttae Nasales (tetes hidung), Guttae Ophtalmicae (tetes mata).

16. Injectiones (Injeksi)


Merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu
sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir. Tujuannya
yaitu kerja obat cepat serta dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menerima pengobatan melalui mulut
PEMBERIAN OBAT:
Dalam pemberian obat ada beberapa hal yang harus di perhatikan demi meminimalisir kesalahan di antaranya :

Prinsip 6 benar pemberian obat:

1.Benar pasien
Sebelum memberikan obat cek kembali identitas pasien.
2. Benar obat
Selum memberikan obat kepada pasien, label pada botol atau kemasan harus di periksa minimal 3 kali.
3. Benar dosis
Sebelum memberikan obat perawat harus memeriksa dosis obat dengan hati-hati dan teliti, jika ragu perawat harus berkonsultasi
dengan dokter atau apoteker sebelum di lanjutkan ke pasien.
4. Benar cara/rute
Ada banyak rute/cara dalam memberikan obat, perawat harus teliti dan berhati-hati agar tidak terjadi kesalahan pemberian obat.
5. Benar waktu
Ketepatan waktu sangat pentingkhususnya bagi obat yang efektivitas tergantung untuk mencapai atau mempertahankan darah
yang memadai, ada beberapa obat yang diminum sesudah atau sebelum makan, juga dalam pemberian antibiotik tidak oleh di
berikan bersamaan dengan susu, karna susu dapat mengikat sebagian besar obat itu,sebelum dapat di serap tubuh.
6. Benar dokumentasi
Setelah obat itu di berikan kita harus mendokumentasikan dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu di berikan, dan jika pasien
menolak pemberian obat maka harus di dokumentasikan juga alasan pasien menolak pemberian obat.
TUJUAN PEMBERIAN OBAT:

Memberikan obat sesuai dengan prosedur agar mendapatkan efek


obat yang di inginkan dan bisa memberikan efek penyembuhan
terhadap suatu penyakit ataupun keluhan yang di rasakan oleh
seseorang.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai