Anda di halaman 1dari 5

z

8 Peranan pertanian dalam perekonomian indonesia


Sektor pertanian sebagai penggerak perekonomian memiliki beberapa  peranan, yang juga tertuang
dalam Repelita VI sebagai berikut:  

1. Mensejahterakan petani     
Pertanian merupakan sumber utama kehidupan dan pendapatan masyarakat petani. Mensejahterakan
di sini mengandung arti luas sehingga menumbuhkembangkan partisipasi petani dan mampu
meningkatkan keadaan sosial ekonomi petani melalui peningkatan akses terhadap teknologi, modal,
dan pasar.

2. Menyediakan pangan
Peranan klasik dari sektor pertanian dalam perekonomian nasional adalah penyediaan bahan pangan
bagi penduduk Indonesia yang saat ini sudah berjumlah 220 juta jiwa. Dengan peranan pertanian
sebagai penyedia bahan pangan yang relatf murah, telah memungkinkan biaya hdup di Indonesia
tergolong rendah di dunia. Dan rendahnya biaya hidup di Indonesia menjadi salah satu daya saing
nasional. Keberhasilan dalam penyediaan bahan pangan yang cukup dan stabil meimilki peran yang
besar dalam penciptaaan ketahanan pangan nasional (food security) yang erta kaitannya dengan
stabilitas sosial, ekonomi, dan politik. 
z

3. Sebagai wahana pemerataan pembangunan untuk mengatasi kesenjangan pendapatan antar


masyarakat maupun kesenjangan antar wilayah 
merupakan sumber sektor pertanian. Maka pembangunan pertanian harusdidukung oleh pembangunan
wilayah baik pembangunan infrastruktur maupun pembangunan sosial ekonomi kemasyarakatan

4. Merupakan pasar input bagi pengembangan agroindustri 


Indonesia mempunyai sumber daya pertanian yang sangat besar, namun produk pertanian umumnya
mudah busuk, banyak makan tempat, dan musiman. Sehingga dalam era globalisasi dimana konsumen
umumnya cenderung mengkonsumsi nabati alami setiap saat, dengan kualitas tinggi, tidak busuk, dan
makan tempat, maka peranan agroindustri akan dominan.Dan jika sektor pertanian terus ditingkatkan
maka diharapkan sektor ini mampu menghasilkan pangan dan bahan mentah yang cukup bagi
pemenuhan kebutuhan rakyat, meningkatkan daya beli rakyat, dan mampu melanjutkan proses
industrialisasi.
z

 5. Menghasilkan devisa

Sektor pertanian merupakan penghasil devisa yang penting bagi Indonesia. Salah satu subsektor andalannya
adalah subsektor perkebunan, seperti ekspor komoditas karet, kopi, teh, kakao, dan minyak sawit. Lebih dari
50% total produksi komoditas-komoditas tersebut adalah untuk diekspor.Pada lima tahun terakhir, subsektor
perkebunan secara konsisten menyumbang devisa dengan rata-rata nilai ekspor produk primernya (belum
termasuk nilai ekspor produk olahan perkebunan) mencapai US$ 4 milyar per tahun. Sumbangan sector
pertanian terhadap pembangunan dan devisa negara ditentukan oleh produktivitas dari sector ini. Karena sektor
ini memilik sumbangan besar terhadap perekonomian nasional, maka rendahnya produktivitas pertanian akan
berpengaruh terhadap produktivitas perekonomian secara keseluruhan.Sumbangan terbesar sektor pertanian
selama PJP I (Pembangunan Jangka Panjang) adalah tercapainya swasembada pangan, khususnya beras dalam
tahun. Pada masa tersebut Indonesia mampu mengekspor beras ke beberapa negara miskin sehingga dapat
menambah devisa. Dampak swasembada tersebut adalah meningkatnya pendapatan masyarakat, kualitas gizi,
serta penghematan devisa. Selain itu, swasembada pangan juga telah meningkatkan kestabilan ekonomi nasional 
z

6. Menyediakan lapangan pekerjaan


 Sebagaimana diterangkan di muka, sektor pertanian memiliki peran penting dalam menyerap
tenaga kerja. Di tahun 1994 saja (BPS, 1996) 46% dari 82 juta jiwa angkatan kerja pada tahun itu
diserap oleh subsector pertanian primer.Lagi, subsektor perkebunan memberikan kontribusinya
dalam pembangunan nasional. Sampai tahun 2003, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh
subsektor ini diperkirakan mencapai 17 juta jiwa. Kontribusi dalam penyediaan lapangan
pekerjaannya pun mempunyai nilai tambah tersendiri, karena subsektor perkebunan menyediakan
lapangan kerja di pedesaan dan daerah terpencil. Dengan demikian, selain menyediakan lapangan
kerja subsektor perkebuna ikut mengurangi arus urbanisasi. 
z
 7. Pembentukan produk domestik bruto/peningkatan pendapatan nasional   
Berdasarkan data yang kami peroleh, subsektor perkebunan merupakan salah satu subsektor yang
mempunyai kontribusi penting dalam hal penciptaan nilai tambah yang tercermin dari kontribusinya
terhadap produk domestik bruto (PDB). Dari segi nilai absolut berdasarkan harga yang berlaku PDB
perkebunan terus meningkat dari sekitar Rp 33,7 triliun pada tahun 2000 menjadi sekitar Rp 47,0
triliun pada tahun 2003, atau meningkat dengan laju sekitar 11,7% per tahun. Dengan peningkatan
tersebut, kontribusi PDB subsector perkebunan terhadap PDB sector pertanian adalah sekitar 16%.
Terhadap PDB secara nasional tanpa migas, kontribusi subsector perkebunan adalah sekitar 2,9% atau
sekitar 2,6% PDB total. Jika menggunakan PDB dengan harga konstan tahun 1993, pangsa subsektor
perkebunan terhadap PDB sektor pertanian adalah 17,6%, sedangkan terhadap PDB non migas dan
PDB nasional masing-masing adalah 3,0% dan 2,8%.

8. Tetap mempertahankan kelestarian sumber daya (peranan dalam pelestarian lingkungan


hidup)   
Tidak ada satu pun negara di dunia seperti Indonesia yang kaya akan beraneka ragam sumber daya
pertanian secara alami (endowment factor). Maka dari itu, diharapkan dalam penggunaannya sumber
daya ini digunakan secara optimal dan tetap memperhatikan aspek kelestarian sumber daya pertanian. 

Anda mungkin juga menyukai