Anda di halaman 1dari 13

Kedudukan dan Fungsi

Kementerian Negara Republik


Indonesia
Pembentukan kementerian

Kementerian adalah lembaga Pemerintah Indonesia yang membidangi


urusan tertentu dalam pemerintahan.
Kementerian berkedudukan di ibukota negara yaitu Jakarta dan berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada presiden.
Pembentukan kementerian dilakukan paling lama 14 hari kerja sejak
presiden mengucapkan sumpah/janji.
Urusan pemerintahan yang nomenklatur kementeriannya secara tegas
disebutkan dalam UUD 1945 harus dibentuk dalam satu kementerian
tersendiri.
Pemisahan, penggabungan, dan pembubaran kementerian tersebut
dilakukan dengan pertimbangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), kecuali
untuk pembubaran kementerian yang menangani urusan agama, hukum,
keamanan, dan keuangan harus dengan persetujuan DPR
Kedudukan Lembaga
Kementerian
Menurut UU No.39 tahun 2008 mengenai
Kementerian Negara pada Bab II Kedudukan dan Urusan
Pemerintahan
Kementerian berkedudukan di Ibu Kota Negara Republik
Indonesi.
Kementerian berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Presiden.
Kedudukannya juga tidak tergantung pada dewan akan
tetapi tergantung pada Presiden.
Untuk menetapkan politik Pemerintah dan koordinasi
dalam pemerintahan Negara para Menteri bekerja
bersama, satu sama lain seerat-eratnya di bawah
pimpinan Presiden.
Setiap Menteri membidangi urusan tertentu
dalam pemerintahan, yang terdiri atas:

1. Urusan pemerintahan yang nomenklatur


Kementeriannya secara tegas disebutkan dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, meliputi urusan luar
negeri, dalam negeri, dan pertahanan.
2. Urusan pemerintahan yang ruang lingkupnya
disebutkan dalam UUD 1945, meliputi urusan
agama, hukum, keuangan, keamanan, hak asasi
manusia, pendidikan, kebudayaan, kesehatan,
sosial, ketenagakerjaan, industri, perdagangan,
pertambangan, energi, pekerjaan umum,
transmigrasi, transportasi, informasi,
komunikasi, pertanian, perkebunan, kehutanan,
peternakan, kelautan, dan perikanan.
Setiap Menteri membidangi urusan tertentu dalam
pemerintahan, yang terdiri atas:

3. Urusan pemerintahan dalam rangka penajaman,


koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah, meliputi
urusan perencanaan pembangunan nasional, aparatur
negara, kesekretariatan negara, badan usaha milik negara,
pertanahan, kependudukan, lingkungan hidup, ilmu
pengetahuan, teknologi, investasi, koperasi, usaha kecil
dan menengah, pariwisata, pemberdayaan perempuan,
pemuda, olahraga, perumahan, dan pembangunan
kawasan atau daerah tertinggal.
Kedudukan dan Fungsi
Lembaga Pemerintahan non
Kementrian
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian merupakan
lembaga negara yang dibentuk untuk membantu
presiden dalam melaksanakan tugas pemerintahan
tertentu.
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian berada di
bawah presiden dan bertanggung jawab langsung
kepada presiden melalui menteri atau pejabat
setingkat menteri yang terkait.
Lembaga Pemerintah Non-Kementerian
didirikan dengan tujuan untuk melaksanakan
tugas khusus yang didelegasikan kepadanya oleh
presiden.
Pembentukan dan pembubarannya tergantung
pada keinginan presiden; presiden dapat
membentuk yang baru atau membubarkan yang
lain semata-mata tergantung pada keinginannya
saja.
Lembaga Pemerintah Non Kementrian
yang ada di Indonesia
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), Badan Informasi
Geospasial (BIG), Badan Intelijen Negara (BIN), Badan
Kepegawaian Negara (BKN), Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), Badan Koordinasi Penanaman
Modal (BKPM), Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional
(Bakosurtanal), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG), Badan Narkotika Nasional (BNN), Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan Nasional Penempatan
dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Badan Pengawas Tenaga
Nuklir (Bapeten), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP)
Nilai-nilai Pancasila dalam
Penyelenggaraan pemerintahan
Nilai-nilai Pancasila

1. Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya


pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap adanya Tuhan sebagai
pancipta alam semesta.
bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis
adanya pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama,
menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta
tidak berlaku diskriminatif antarumat beragama.
2. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung arti
kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moral
dalam hidup bersama atas dasar tuntutan hati nurani dengan
memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.
3. Nilai persatuan indonesia mengandung makna usaha ke
arah bersatu dalam kebulatan rakyat untuk membina rasa
nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Persatuan Indonesia sekaligus mengakui dan
menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang
dimiliki bangsa indonesia.
4. Nilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat
melalui lembaga-lembaga perwakilan.
5. Nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
mengandung makna sebagai dasar sekaligus tujuan, yaitu
tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur
secara lahiriah ataupun batiniah.
Nilai dan ruh demokrasi yang sesuai dengan visi Pancasila
adalah yang berhakikat:

a. Kebebasan,terbagikan/terdesentralisasikan,
kesederajatan, keterbukaan, menjunjung etika dan
norma kehidupan.
b. Kebijakan politik atas dasar nilai-nilai dan prinsip-
prinsip demokrasi yang memperjuangkan
kepentingan rakyat , kontrol publik.
c. Pemilihan umum yang lebih berkualitas dengan
partisipasi rakyat yang seluas-luasnya.
d. Supremasi hukum.

Anda mungkin juga menyukai