Anda di halaman 1dari 10

ORGANIZATI

ONAL BUYER
JND
BEHAVIOR
Kasus Manipulasi Alat &
Prosedur Kesehatan oleh
Oknum Kimia Farma di
Bandara Kualanamu
Group 3 Dinda Dwicahyarini | 19/452668/PEK/25620 Dini Wulandari | 19/452669/PEK/25621
Felicia Stefanie | 19/452684/PEK/25636 Windhi Pranata | 19/452835/PEK/25787
CASE SUMMARY

Peraturan
XXX Terkait Pencegahan Covid - 19
Adanya peraturan dan
kebijakan dari
pemerintah Indonesia
dan pemerintah daerah
yang ketat untuk
mencegah penyebaran
virus Covid - 19.

Beberapa persyaratan dokumen


penerbangan salah satunya adalah
surat keterangan negatif Covid - 19
yang didapatkan dari pengambilan
sampel baik RT-PCR, Rapid Antigen
ataupun GeNose C19 pada waktu
sebelum keberangkatan.

Sumber:
https://www.garuda-indonesia.com/id/id/news-and-
events/kebijakan-operasional-terkait-covid19
CASE SUMMARY

Kerjasama
XXX Angkasa Pura II dengan PT Kimia Farma
Dalam memenuhi peraturan dan kebijakan pemerintah, pihak Angkasa Ditemukan manipulasi dan pelanggaran yang dilakukan
Pura II Kualanamu bekerjasama dengan sistem bagi hasil berdasarkan oleh Kimia Farma (KF) sebagai pemasok dan eksekutor
kontrak dengan PT Kimia Farma Solusi di Medan (sebagai pemasok dalam proses pelaksanaan tes Covid-19.
dan eksekutor).
Kronologi terbongkarnya kasus manipulasi dan
pelanggaran :
1. Adanya laporan keluhan dari konsumen yang
mendapatkan hasil tes positif.
2. Polisi menanggapi dan melakukan penyamaran
sebagai konsumen.
3. Polisi melakukan penggerebekan pada KF di
Kualanamu.

Penggunaan alat tes sudah diatur dalam KMK No. 3602 tahun 2021
sebagai pengganti KMK 446 tahun 2021, bahwa yang boleh dilakukan
desinfeksi dan daur ulang adalah gaun atau hazmat dan botol kaca
untuk reagensia, sedangkan stik swab tidak boleh didaur ulang.
Sumber:
https://regional.kompas.com/read/2021/04/30/082501278/modus-pegawai-kimia-farma-bandara-kualanamu-stik-ant
igen-bekas-dicuci?page=all
.
https://www.republika.co.id/berita/qs9qi5328/kasus-antigen-bekas-kualanamu-jadi-pelajaran-bersama
https://www.tagar.id/kasus-alat-swab-test-bekas-dan-mafia-karantina-covid19
CASE SUMMARY

Bentuk Manipulasi KF di Bandara Kualanamu


Manipulasi dan pelanggaran terjadi dalam 2 bentuk, yaitu:
● Daur ulang dan penggunaan alat tes bekas.
● Proses tes swab yang tidak dijalankan sepenuhnya pada saat ramai.

Detail proses pelanggaran alat tes bekas di bandara Kualanamu:


1. Stik bekas pakai dibawa oleh pelaku eksekutor Kimia Farma (KF) Kualanamu
ke kantor KF di Jl. RA Kartini, Medan.
2. Stik bekas pakai rapid tes antigen (swab) dicuci dan dilap pada bagian brush
menggunakan alkohol 75% lalu dimasukkan kembali ke kemasan yang diberi
double tape.
3. Pelaku eksekutor di KF bandara Kualanamu menerima alat tes (bekas dan
baru) yang dikirimkan dari kantor KF.
4. Konsumen atau masyarakat yang akan melaksanakan perjalanan udara
mendaftarkan diri untuk melakukan tes.
5. Pemeriksaan dilakukan kepada konsumen.
Sumber:
https://kualanamu-airport.co.id/jelajahi_map/1?keyword=&terminal_id=0&subCat 6. Pelaku membuatkan surat keterangan reaktif atau non reaktif maupun positif
egoryId=20#quick-view2-1 atau negatif.
https://news.detik.com/berita/d-5551716/terungkap-alat-tes-antigen-bekas-didaur-
ulang-menggunakan-alkohol
Formulasi Masalah

“Apakah pihak Angkasa Pura II sebagai buyer telah


melakukan evaluasi menyeluruh dalam menentukan
pemasok dan eksekutor untuk tes swab
di Bandara Kualanamu?”
Organizational Purchase Process

Straight Rebuy
Purchase Situation Pembelian alat swab KF dilakukan
secara teratur selama jangka waktu
kerjasama disepakati.

Langkah-langkah dalam proses keputusan organisasi


APII sebagai buyer dalam melakukan pembelian melalui lima tahap proses keputusan yaitu:
● Pengenalan masalah: adanya kewajiban tes swab bagi penumpang yang akan bepergian dengan pesawat.
● Pencarian Informasi: evaluasi pemasok dan eksekutor potensial dengan informasi formal/ informal
- Formal : proses pitching pemasok melalui: uji lab kualitas alat swab, investigasi spesifikasi alat antigen yang dimiliki KF
sebagai salah satu rekanan, data pengguna swab KF selama Covid
- Informal: diskusi sales representative
● Evaluasi dan seleksi: membuat daftar rekanan, mengevaluasi (kualitas, ketersediaan, kualitas pelayanan, harga, waktu kirim, dan
lain-lain).
● Pembelian dan implementasi keputusan: pemilihan kesepakatan pembayaran (pembayaran, jaminan, tanggal pengiriman, dan lain-
lain)
● Penggunaan dan evaluasi pasca pembelian: meninjau kembali kualitas produk dan servis (kasus alat tes swab palsu dapat menjadi
salah satu poin evaluasi pasca pembelian).
External Factors Influencing Organizational Culture
Angkasa Pura memilih KF sebagai pemasok dan eksekutor Budaya / Pemerintah
untuk tes kesehatan di Bandara Kualanamu karena KF
merupakan perusahaan BUMN terbesar yang bergerak di Variasi dalam nilai dan perilaku lintas budaya mempengaruhi
bidang farmasi. Berikut firmographics KF: organisasi serta individu.
● Ukuran: KF merupakan organisasi yang besar, memiliki ● AP II dan KF merupakan BUMN, kerjasama keduanya dapat
jumlah karyawan 11.891 orang per 31 Desember 2020 dianggap sebagai sinergi antar BUMN.
dengan laba periode berjalan (setelah pajak) tahun 2020 ● Budaya perusahaan yang cenderung top down (sangat
terealisasi sebesar Rp20,4 miliar (annual report 2020). mengikuti perintah atasan).
● Kegiatan dan tujuan: Menyediakan barang dan/atau jasa ● Adanya kecenderungan nepotisme dimana sebagian besar
yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat khususnya eksekutor masih memiliki hubungan keluarga atau dibawa
bidang industri farmasi, healthcare, kimia, biologi, alat masuk ke perusahaan oleh BM KF.
kesehatan, makanan dan minuman, serta optimalisasi ● Rasa tidak puas individu mengakibatkan kurang integritas
pemanfaatan sumber daya yang dimiliki untuk mengejar dan kurangnya loyalitas terhadap perusahaan. Selain itu
keuntungan guna meningkatkan nilai dengan menerapkan adanya penyelewengan tanggung jawab jabatan (pemaksaan
prinsip-prinsip Perseroan Terbatas (annual report 2020). dari PLT Manajer Bisnis KF di Medan terhadap
● Lokasi: kota-kota besar di seluruh Indonesia. bawahannya).
● Kategori industri: industri farmasi.
● Komposisi organisasi: kepemilikan oleh Negara Kesatuan
Republik Indonesia 90,025%, Publik 9,975% , 76,48%
usia millenial dan 23,52 % 31 sd >50 tahun (annual
report 2020).
● Segmentasi makro: target pasar perusahaan ukuran besar,
menengah hingga kecil.
Angkasa Pura II :

Solution ● Melakukan evaluasi terhadap kerja sama dengan Kimia Farma sebagai pemasok dan eksekutor
untuk layanan tes swab.
● Menutup sementara pelayanan yang disediakan Kimia Farma di bandara Kualanamu.
● Mengganti (sementara atau seterusnya) untuk penyedia layanan tes swab di bandara Kualanamu
dengan pihak lain.
● Melakukan klarifikasi dan permintaan maaf kepada konsumen akan kasus yang terjadi.

Kimia Farma :
● Memberikan dukungan terhadap proses penyelidikan kasus.
● Memberikan sanksi terhadap oknum yang terlibat sesuai dengan peraturan perusahaan.
● Melakukan klarifikasi dan permintaan maaf kepada pihak Angkasa Pura II dan konsumen terkait
kasus yang terjadi.

Pemerintah :
● Melakukan investigasi dan kajian yang komprehensif terhadap kasus.
● Melakukan peninjauan terhadap kimia farma dan melakukan pemecatan terhadap oknum - oknum
yang terlibat dalam kasus tersebut.
● Pemecatan seluruh Direksi Kimia Farma diagnostika oleh kementerian BUMN.

Sumber : Kompas TV ( https://www.youtube.com/watch?v=6zdIi43VS9s)


● Sebelum memilih pemasok, dibentuk terlebih

Recommendatio dahulu Decision Making Unit yang terdiri


dari beberapa orang yang telah melakukan
Rekomendasi untuk Kimia Farma
● Menurunkan tim pengawas di lapangan untuk
riset, benchmarking, dan evaluasi atas
n kandidat pemasok yang ada sebelum ●
menghindari penyalahgunaan alat tes.
Dilakukan seleksi ketat di internal KF untuk
memutuskan pemasok mana yang akan personil yang akan ditugaskan di bandara.
dipilih untuk bekerja sama. ● Konsisten untuk mengikuti SOP yang ada.
● Setelah memutuskan pemasok yang akan ● Menetapkan sanksi tegas apabila ada yang
diajak bekerja sama, produk yang akan melanggar.
● Menerapkan laporan harian jumlah alat yang
digunakan di lapangan harus melalui quality
diturunkan ke lokasi dan di akhir hari jumlah
control terlebih dahulu oleh tim AP II. alat yang terpakai yang telah dicocokkan
● AP II membuat SOP di lapangan yang wajib dengan jumlah copy tiket penumpang di hari
diikuti oleh AP II dan pemasok untuk tersebut.
menghindari penyalahgunaan alat tes. ● Untuk kedepannya, tim pemasar KF perlu kerja
● AP II menugaskan tim khusus di lapangan keras untuk memperbaiki nama baik KF karena
untuk mengawasi proses kerja pemasok di tindakan oknum, dapat dengan cara
lapangan. memperbaiki situs KF dengan menambah
● Tim lapangan AP II memonitor, informasi dan pencapaian-pencapaian
mengevaluasi dan melaporkan temuan terkait terdahulu, bekerja sama dengan KOL untuk
proses di lapangan sebagai bentuk evaluasi memberikan informasi kredibel.
Rekomendasi untuk Konsumen
kerja sama. ● Lebih teliti pada saat melakukan layanan tes
● AP II melakukan survei untuk mengetahui swab (mempelajari ciri-ciri alat tes baru dan
kepuasan konsumen, hal ini sebagai salah bekas).
satu bentuk evaluasi perusahaan terhadap ● Memastikan mendapatkan hasil yang
pemasok. transparan dari hasil tes yang telah dilakukan.
● Bekerja sama dengan pemerintah pusat, ● Kritis dan tidak segan untuk melaporkan
pemerintah daerah dan instansi terkait dalam kecurigaan terhadap pihak berwajib.
melakukan pengawasan terhadap ● Diharapkan dapat memberikan evaluasi atas
pelayanan yang telah dilakukan.
Thank You & Let’s Discuss

Anda mungkin juga menyukai