Anda di halaman 1dari 13

PENEMUAN FOSIL MANUSIA

HOMO WAJAKENSIS
Kelas X-IPA 3

 Kelompok 3
 Bagast Devano H
 Syarla Moza
 Sofiah
 Supriadi
 Daffa Muttawali
 Baskoro
Homo Wajakensis
 Homo Wajakensis adalah makhluk purba yang secara fisik dan
kualitatif sudah maju dan sempurna dibandingkan manusia
purba jenis Megahthropus maupun Pithecanthropus yang
ditemukan di suatu daerah yang bernama Wajak, Tulungagung.
 Daerah Wajak sendiri kini merupakan sebuah desa di
Kecamatan Boyolangu. Padahal pada prasasti peninggalan
Belanda di lereng bukit Nglempung, Desa Gamping,
Kecamatan Campurdarat, yang berangka tahun 1850 tertulis
bahwa kawasan tersebut masih disebut Wajak.
Fosil yang ditemukan di Wajak adalah termasuk golongan dari Homo Sapiens,
dekat daerah Campurdarat, Tulungagung. Fosil ini ditemukan oleh Van Rietschoten
pada tahun 1889 dan diselidiki pertama kali oleh Dubois. Dalam buku
Pithecanthropus karya Richard E Leakey dan Jan kkerveer, ditulis, bahwa di sekitar
Desa Wajak ditemukan fosil tengkorak manusia oleh seorang insinyur tambang
batu gamping berkebangsaan Belanda, BD Van Rietschoten, 24 Oktober 1888.
Fosil tengkorak yang dianggap ganjil itu kemudian diserahkan kepada CP Sluiter,
kurator dari Koninklijke Natuurkundige Vereeniging [Perkumpulan Ahli Ilmu
Alam] di Batavia saat itu.
Fosil yang ditemukan terdiri atas tengkorak, rahang bawah, dan
beberapa ruas leher.
Ciri-ciri Homo Wajakensis sebagai berikut :
• Muka datar dan lebar • Berat 30-150 kg • Tubuhnya berdiri tegak,
tinggi sekitar 173 cm (130-
• Pada gigitan, gigi seri atas • Hidung lebar dan bagian mulutnya 210 cm)
tepat mengenai gigi bawah menonjol

• Volume otak 1300 cc  • Rahangnya tergolong massif

• Mukanya lebih Mongoloid • Tenggorokannya sedang, agak • Dahinya agak miring dan di
karena sangat datar dan lonjong, dan agak bersegi di atas mata terdapat busur
pipinya menonjol ke samping. tengah-tengah atap tengkoraknya kening yang nyata
dari muka ke belakang,

• Bagian mulutnya sedikit • Memiliki gigi yang besar-besar


menonjol
 Homo Wajakensis tingkatannya lebih tinggi dari Pithecantropus Erectus. Di
antara fosil-fosil lainnya, Homo Wajakensis merupakan yang termaju.
 Homo Wajakensis adalah fosil manusia purba dari genis homo yang berasal
dari kala Pleistosen di Indonesia, kurang lebih bertempat tinggal pada 40.000
tahun yang lalu.

Lapisan Jenis Manusia Purba

Pleistosin bawah • Pithecantropus Mojokertensis


(Lapisan fauna Jetis) • Meganthropus Palaeojavanicus

Pleistosin tengah
• Pithecantropus Erectus
(Lapisan fauna Trinil)
Pleistosin awal/atas • Pithecantropus Soloensis
(Lapisan fauna Ngandong) • Homo Wajakensis

Holosin • Homo Sapiens


Dari ciri-ciri yang kita lihat sebelumnya, manusia Wajak yang
bertubuh tinggi, isi tengkorak besar, diperkirakan sudah menjadi
golongan dari Homo Sapiens. Walaupun demikian, para ahli sulit
sekali menentukan ke dalam ras mana Homo Sapiens ini
golongkan, karena ia memiliki dua ciri yaitu ras Mongoloid dan
Austromelanesoid.
Penemuan fosil manusia Wajak juga menunjukkan bahwa sekitar
40.000 tahun silam Indonesia sudah didiami oleh Homo Sapiens.
Oleh karena rasnya sulit dicocokkan dengan ras-ras pokok yang
ada sekarang. Maka bisa dikatakan bahwa manusia Wajak
dianggap sebagai ras tersendiri.
• Namun yang pasti, ras Wajak tidak hanya mendiami Indonesia bagian
barat, tetapi juga sebagian Indonesia Timur yang fosil-fosilnya belum
ditemukan. Homo Wajakensis diduga merupakan nenek moyang ras
Australoid yang merupakan nenek moyang orang Australia.
• Homo Wajakensis merupakan jenis manusia purba dari jaman
Mesolitikum. Selain fosil makanan, dan peralatan sehari-hari, juga
ditemukan dua buah goa yang diduga menjadi tempat tinggal
manusia purba di Dusun Mbolu, Desa Ngepo, Kecamatan Tanggung
Gunung, Kabupaten Tulungagung.
Peninggalan Sejarah Manusia Purba Homo
Wajakensis
 Di samping ditemukannya fosil-fosil manusia purba juga ditemukan
peralatan yang terbuat dari bata dan tulang. Alat-alat tersebut
dipergunakan untuk berburu dan keperluan alat rumah tangga. Dari
peralatan yang dijumpai di Wajak dan Ngandong Homo Sapiens dan Homo
Wajakensis bila hendak makan, maka makannya dimasak terlebih dahulu
dengan cara dibakar. Ini berarti manusia tersebut sudah mulai mengenal
kesehatan. Sebelum dimakan makanan itu dibakar.
Para arkeolog berhasil menemukan 157 fosil purba di tempat itu.
Yang terdiri dari:
1. 41 fosil tulang
2. 24 fosil terumbu karang
3. 92 fosil gastropoda.

Fosil terakhir adalah makanan manusia purba yang terdiri atas siput,
cangkang kerang, keong, dan tiram. Lokasi tersebut hanya berjarak lima
kilometer dari jejak Homo Wajakensis di Kecamatan Campurdarat. Benda
prasejarah ini diduga berusia 20.000-40.000 tahun sebelum Masehi dan lebih
tua dari manusia purba pertama Homo Wajakensis yang ditemukan di Dusun
Cerme, Campurdarat, Tulungagung.
Dari penemuan fosil-fosil manusia purba beserta artefak-
artefaknya di berbagai daerah di Indonesia, menunujukkan
bahwa di Indonesia telah hidup berbagai jenis manusia
purba. Ini merupakan suatu keberuntungan bagi bangsa
Indonesia. Karena menjadi tempat penemuan manusia
purba yang jarang dijumpai di dunia.
Foto Dari Homo Wajakensis
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai