Anda di halaman 1dari 25

REFERAT:

EMBOLI PARU
MUHAMMAD DENI KURNIAWAN/ I4061192054
Pembimbing: dr. Eldi Jimmy Saragih, Sp.JP FIHA

Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kardiologi


Rumah Sakit TK. II Kartika Husada
Tahun 2021
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Emboli paru banyak terjadi akibat lepasnya suatu trombosis yang
berasal dari pembuluh darah. Insiden sebenarnya dari emboli paru tidak
dapat ditentukan, karena sulit membuat diagnosis klinis, tetapi emboli paru
merupakan penyebab penting morbiditas dan mortalitas pasien-pasien di
rumah sakit dan telah dilaporkan sebagai penyebab dari 200.000 kematian
di Amerika Serikat setiap tahunnya.
Emboli paru masif adalah salah satu penyebab kematian mendadak
yang paling sering.

Di Amerika Serikat dapat diperkirakan insiden ini lebih dari 50.000


kasus tiap tahunnya. Seluruh insiden ini diverifikasi oleh autopsy. Bukti
emboli yang baru atau lama ditentukan pada 25% sampai 30% autopsy rutin
dengan teknik khusus dan nilainya melebihi 60%.

Penelitian-penelitian autopsy memperlihatkan bahwa sebenarnya 60%


pasien yang meninggal di rumah sakit disebabkan oleh emboli paru, namun
sebanyak 70% kasus tidak diketahui
Agnelli G, Becattini C. Current concepts acute pulmonary embolism. N Engl J Med . 2010; 363(3):266-74.
Kubak MP, Lauritzan PM, Borthne A, Ruud EA, Ashraf H. Elevated d-dimer cut-off values for computed tomography pulmonary angiography—d-dimer
correlates with location of embolism. Ann TranslMed. 2016:1-6.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI EMBOLI PARU
Emboli paru (EP) merupakan kondisi akibat tersumbatnya
arteri paru, yang dapat menyebabkan kematian pada semua usia.
Penyakit ini sering ditemukan dan sering disebabkan oleh satu atau
lebih bekuan darah dari bagian tubuh lain dan tersangkut di paru-
paru, sering berasal dari vena dalam di ekstremitas bawah, rongga
perut, dan terkadang ekstremitas atas atau jantung kanan

Selain itu, emboli paru (Pulmonary Embolism) dapat


diartikan sebagai penyumbatan arteri pulmonalis (arteri paru-
paru) oleh suatu embolus, yang terjadi secara tiba-tiba. Suatu
emboli bisa merupakan gumpalan darah (trombus), tetapi bisa
juga berupa lemak, cairan ketuban, sumsum tulang, pecahan
tumor atau gelembung udara, yang akan mengikuti aliran darah
sampai akhirnya menyumbat pembuluh darah.
Agnelli G, Becattini C. Current concepts acute pulmonary embolism. N Engl J Med . 2010; 363(3):266-74.
Fedullo PF , Victor F. Tapson VF. The evaluation of suspected pulmonary embolism. N Engl J Med. 2003; 349(13):247-56.
PATOFISIOLOGI EMBOLI PARU

Kostadima E, Zakythinos E. Pulmonary Embolism: Pathophysiology,Diagnosis, Treatment. Hellenic J Cardiol. 2007; 48: 94-107.
FAKTOR PREDISPOSISI EMBOLI PARU
Faktor-faktor predisposisi terjadinya emboli paru
menurut Vichrow 1856 atau sering disebut sebagai
physiological risk factors, meliputi:
1. Adanya aliran darah lambat (statis),
2. Kerusakan dinding pembuluh darah vena,
3. Keadaan darah mudah membeku (hiperkoagulasi).
Aliran darah lambat (statis) dapat ditemukan
dalam beberapa keadaan, misalnya pasien yang
mengalami tirah baring cukup lama, kegemukan,
varises, dan gagal jantung kongestif.

Kostadima E, Zakythinos E. Pulmonary Embolism: Pathophysiology,Diagnosis, Treatment. Hellenic J Cardiol. 2007; 48: 94-107.
FAKTOR PREDISPOSISI EMBOLI PARU
Insidensi dari emboli paru meningkat secara
eksponensial dengan usia. 65% pasien mengalami
emboli paru pada usia 60 tahun ke atas. Terdapat
peningkatan resiko sebesar delapan kali lipat pada
pasien yang berusia 80 tahun dibandingkan dengan
pasien berusia kurang dari 50 tahun.
Hanya 39,5% pasien yang melakukan tindakan
operasi besar memiliki resio terjadinya emboli paru
apabila mendapatkan profilaksis yang cukup.

Kostadima E, Zakythinos E. Pulmonary Embolism: Pathophysiology,Diagnosis, Treatment. Hellenic J Cardiol. 2007; 48: 94-107.
GEJALA DAN TANDA EMBOLI PARU
TRIAS VIRCHOW

Octaviani, Fidelia dan Andree Kurniawan. 2015. Emboli Paru. pISSN:1978-3094.Medicinus;2015;4(8):313-322


Kumar, V. Abbas A. Editors.Haemodynamic disorder, Tromboembolic disease and Shock. In Robbin and Cotrans Phatological Basic of Disease
2015. elsivier
GEJALA DAN TANDA EMBOLI PARU

Octaviani, Fidelia dan Andree Kurniawan. 2015. Emboli Paru. pISSN:1978-3094.Medicinus;2015;4(8):313-322


GEJALA DAN TANDA EMBOLI PARU
Terdapat sistem skoring yang dapat dipakai untuk memperkirakan
probabilitas terjadinya emboli paru yaitu sistem skoring wells :

Octaviani, Fidelia dan Andree Kurniawan. 2015. Emboli Paru. pISSN:1978-3094.Medicinus;2015;4(8):313-322


DIAGNOSIS EMBOLI PARU
Untuk menegakkan diagnosis emboli paru, perlu ditunjang
dengan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
laboratorium, dan imaging. Pemeriksaan laboratorium rutin
tidak dapat menegakkan diagnosis emboli paru, tetapi dapat
dipergunakan untuk menilai kemajuan terapi dan menilai
kemungkinan diagnosis lainnya.
Pemeriksaan Laboratorium
1. leukositosis lebih dari 20.000/mm3, hipoksemia akibat
shunting dan penurunan ventilasi, dan penurunan tekanan
parsial CO2 kurang dari 35 mmHg akibat mekanisme
hiperventilasi.
2. Peningkatan kadar plasma D-dimer akibat proses fibrolisis
endogen yang dilepas di sirkulasi saat ditemukan adanya
bekuan.
Octaviani, Fidelia dan Andree Kurniawan. 2015. Emboli Paru. pISSN:1978-3094.Medicinus;2015;4(8):313-322
DIAGNOSIS EMBOLI PARU
Pemeriksaan EKG

- Gelombang Q yang sempit diikuti dengan inversi gelombang T pada lead III disertai dengan
gelombang S pada lead I yang menandakan perubahan posisi jantung akibat dilatasi atrium
dan ventrikel kanan. Dapat ditemukan juga deviasi axis ke kanan
- P pulmonal
- Right bundle branch block yang baru
- Right ventricular strain dengan inversi gelombang T pada lead V1 hingga V4
- Aritmia Supraventrikular atau sinus takikardi
- Gambaran klasik S1, T3, Q3
Octaviani, Fidelia dan Andree Kurniawan. 2015. Emboli Paru. pISSN:1978-3094.Medicinus;2015;4(8):313-322
DIAGNOSIS EMBOLI PARU
Pemeriksaan Foto Thorax
Efusi pleura atau atelektasis yang sering bersamaan insidensinya dengan
penyakit ini. Pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk menyingkirkan keadaan
lain khususnya pneumothorax. Gambaran lain yang dapat ditemukan yaitu
Hampton Hump and Palla Sign.
Pemeriksaan Foto thorax
menunjukkan:
Gambaran opasitas pada basal paru
kanan (lingkaran merah), dan adanya
pembesaran pada cabang arteri
pulmonalis kanan bagian desenden
(panah biru) yang disebut dengan
Hampton Hump and Palla Sign.

Octaviani, Fidelia dan Andree Kurniawan. 2015. Emboli Paru. pISSN:1978-3094.Medicinus;2015;4(8):313-322


Southwest Journal of Pulmonary and Critical Care.2021.Pulmonary Embolism.
DIAGNOSIS EMBOLI PARU
Pemeriksaan ventilation-perfusion scintigraphy (V/Q scan)
Prinsip dasar pemeriksaan ini adalah dengan menginjeksikan technetium (Tc)-99
m yang diberikan label dengan partikel albumin makroagregasi, sehingga apabila
terdapat oklusipada cabang arteri pulmonal, maka pembuluh darah kapiler tidak akan
mendapatkan partikel albumin tersebut dan terlihat pada scanning.

Pemeriksaan Angiogram Paru


Pemeriksaan angiogram paru merupakan standar baku emas untuk memastikan
emboli paru. Pemeriksaan ini bersifat invasif dan memiliki resiko tinggi, seperti reaksi
alergi terhadap kontras, perforasi arteri pulmonal, artimia, bronkospasme, perforasi
ventrikel kanan, dan gagal jantung kongestif. Sehingga peran pemeriksaan ini sudah
digantikan oleh spiral CT scan yang memiliki akurasi serupa.

Pemeriksaan CT -Scan
Pemeriksaan computed tomography memiliki sensitivitas sebesar 70% dan
spesifitas sebesar 90% dalam mendiagnosis emboli paru. Pemeriksaan ini dilakukan
dengan memberikan injeksi kontras medium melalui vena perifer yang dapat mencapai
arteri pulmonalis yang selanjutnya memberikan visualisasi arteri pulmonal hingga ke
cabang segmentalnya.
Octaviani, Fidelia dan Andree Kurniawan. 2015. Emboli Paru. pISSN:1978-3094.Medicinus;2015;4(8):313-322
DIAGNOSIS EMBOLI PARU
Pemeriksaan ekokardiografi transtorakal
Merupakan suatu alat diagnostik non-invasif yang digunakan untuk
menilai pressure overload dari ventrikel kanan yang diakibatkan oleh emboli
paru masif. Pada emboli paru akut dapat ditemukan tanda McConnell yang
menunjukkan disfungsi ventrikel kanan dengan akinesia pada dinding tengah
tetapi pergerakan normal pada bagian apex.
Beberapa penanda yang dapat digunakan untuk mendiagnosis emboli
paru akut, terdiri dari:

Penanda klinis Ditemukan adanya syok dan hipotensi


 
Penanda disfungsi
ventrikel kanan Dilatasi ventrikel kanan dan hipokinesis pada ekokardiografi

  Dilatasi ventrikel kanan pada spiral computed tomography


Peningkatan kadar brain natriuretic peptide atau N-terminal proBNP
Peningkatan tekanan pada jantung kanan pada kateterisasi
Penanda infark miokard Pemeriksaan troponin T atau I menunjukkan hasil positif

Octaviani, Fidelia dan Andree Kurniawan. 2015. Emboli Paru. pISSN:1978-3094.Medicinus;2015;4(8):313-322


DIAGNOSIS EMBOLI PARU

Anderson, Rhiannon, dkk.2015.Pulmonary Emboli in Echo. https://www.cardioserv.net/pulmonary-embolism-echo/


DIAGNOSIS EMBOLI PARU

Octaviani, Fidelia dan Andree Kurniawan. 2015. Emboli Paru. pISSN:1978-3094.Medicinus;2015;4(8):313-322


DIAGNOSIS BANDING EMBOLI PARU
Beberapa diagnosis banding dari emboli paru adalah:
1. Pneumonia
2. Bronkitis
3. Asma bronkial
4. Penyakit paru obstruksi kronik eksaserbasi akut
5. Infark miokard
6. Edema paru
7. Anxietas
8. Diseksi aorta
9. Tamponade perikardial
10. Kanker paru
11. Hipertensi pulmonal primer
12. Fraktur kosta
13. Pneumothoraks
14. Kostokondritis
15. Nyeri muskuloskeletal.

Octaviani, Fidelia dan Andree Kurniawan. 2015. Emboli Paru. pISSN:1978-3094.Medicinus;2015;4(8):313-322


TATALAKSANA EMBOLI PARU

Octaviani, Fidelia dan Andree Kurniawan. 2015. Emboli Paru. pISSN:1978-3094.Medicinus;2015;4(8):313-322


TATALAKSANA EMBOLI PARU
Tatalaksana emboli paru antara lain:
1. Tirah baring di ruang intensif
2. Pemberian Oksigen 2-4 L/Menit
3. Pemasangan jalur intravena untuk pemberian cairan
4. Pemantauan tekanan darah
5. Terapi trombolitik
6. Tindakan Embolektomi
7. Antikoagulan
Tatalaksana jangka panjang dan profilaksis bagi pasien penderita
emboli paru adalah dengan pemberian vitamin K antagonis selama
setidaknya 3 bulan. Dosis vitamin K antagonis harus disesuaikan untuk
mencapai target INR 2.0 – 3.0. Apabila pasien memiliki kondisi lain seperti
kanker, maka profilaksis LMWH harus diperpanjang hingga setidaknya 3 – 6
bulan.

Octaviani, Fidelia dan Andree Kurniawan. 2015. Emboli Paru. pISSN:1978-3094.Medicinus;2015;4(8):313-322


TATALAKSANA EMBOLI PARU
Beberapa agen trombolisis yang telah diterima sebagai regimen yang cocok
diberikan pada emboli paru adalah:
1. Streptokinase: 250.000 unit dalam 30 menit, diikuti dengan 100.000 unit/jam
selama 12-24 jam.
2. Urokinase: 4.400 unit dalam 10 menit, diikuti dengan 4.400 unit/kg/jam
selama 12-24 jam.
3. Recombinant tissue plasminogen activator (rtPA): 100 mg dalam 2 jam atau
0.6 mg/kg dalam 15 menit. Dosis maksimal pemberian rtPA adalah 50 mg.

Respon seseorang terhadap agen trombolitik dapat dinilai melalui ekokardiografi


dalam 36 jam pertama setelah pemberian agen trombolitik. Seharusnya
ditemukan adanya perbaikan pada gambaran ekokardiografi.

Octaviani, Fidelia dan Andree Kurniawan. 2015. Emboli Paru. pISSN:1978-3094.Medicinus;2015;4(8):313-322


TATALAKSANA EMBOLI PARU
Antikoagulan juga memiliki peran penting dalam manajemen emboli paru.
Beberapa antikoagulan yang memiliki onset cepat adalah unfractioned heparin,
low-molecular-weight heparin (LMWH) heparin, atau fondaparinux
subkutaneus. Vitamin K antagonis via oral biasanya diberikan setelah
pemberian heparin.
Dosis pemberian unfractioned heparin via intravena adalah 80 unit/kg
bolus dilanjutkan dengan dosis maintenance sebanyak 18 unit/kg/jam.
Pemeriksaan aPTT harus dilakukan setiap 4-6 jam setelah injeksi bolus dan
dosis unfractioned heparin harus disesuaikan berdasarkan hasil aPTT. Berikut ini
merupakan dosis penyesuaian unfractioned heparin berdasarkan hasil
pemeriksaan aPTT.

Octaviani, Fidelia dan Andree Kurniawan. 2015. Emboli Paru. pISSN:1978-3094.Medicinus;2015;4(8):313-322


KESIMPULAN
Emboli Paru merupakan penyakit vaskuler akibat tersumbatnya
arteri pulmonalis atau arteri bronkialis karena suatu trombus, bisa
juga karena sel tumor, fragmen tulang, lemak, amnion dan udara.
Manifestasi klinis emboli paru tidak khas, (biasanya dispnea,
nyeri dada, hemoptisis dan kollaps sirkulasi) sehingga sulit untuk
mendiagnosis.
Penatalaksanaan emboli paru dengan pemberian anti koagulan
seperti heparin, trombolitik seperti streptokinase, urokinase dan Rt-
PA atau tindakan bedah seperti embolektomi. Prognosis emboli
paru tergantung pada kecepatan dibuatnya diagnosis, beratnya
penyakit, kecepatan diberikannya terapi dan adanya penyakit lain
yang menyertainya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai